Mei 17, 2011

MUDIK LEBARANKU TAHUN 2010

Sunday, May 15, 2011

Sebenarnya ini kejadian tahun lalu, tapi buatku ini merupakan hal seru yang kualami tahun kemarin dan kurasa wajib kuabadikan lewat tulisanku supaya di masa tua nanti aku bisa tertawa saat membacanya.

Flash back ke bulan September tahun 2010.

Aku sebelumnya memutuskan tidak akan mudik saat Lebaran, selain berhemat juga untuk menemani etil yang terpaksa merayakan Lebaran di kost karena tidak libur. Di saat2 terakhir waktu tahu ternyata liburku diperpanjang 1 hari, membuatku berubah pikiran. ‘Harus pulang.’
Hari Selasa tgl 7 September, 1 hari sebelum kepulanganku aku sibuk telepon sana-sini mencari tiket Bandung-Yogya. Tiket Yogya-Bandung aku tidak terlalu khawatir. Temanku yang kerja di PJKA bisa mengusahakannya. Hehe terimakasih.
Menelepon ke stasiun dan agen kereta, semua menyatakan semua tiket jurusan Yogya dan Surabaya sudah habis. Hohoho... really not like this!!!
Menelepon ke agen pesawat. Tiket pesawat dijual hampir satu juta. Hohoho... pemborosan.
Akhirnya aku beralih ke bus. Tiket Kramat Jati sudah habis, tinggal yang kelas ekonomi. Kelas ekonomi di saat Lebaran? Mending tidak usah. Dan beruntunglah aku akhirnya bisa mendapatkan tiket Pahala Kencana berangkat pk.15.00 dari Bandung. Aku minta tolong ke temanku yang menuju kantor pusat dan kebetulan melewatinya untuk membelikan tiket lebih dahulu. Kami berbeda bus coz dia naik Jackal Holiday yang aku sudah tidak kebagian tiket lagi.

Dengan minta izin pulang 1 jam lebih awal, pk.14.00 aku meninggalkan kantor menuju pool Pahala Kencana. Seperti biasa jelang Lebaran, di mana2 pasti macet. Apalagi pool-nya berada di Jl. Riau Junction yang memang pusatnya FO. Mencari taxi tidak ada. Becak yang tadinya da di gerbang luar kantorku pun tidak ada. Akhirnya dalam kondisi gerimis kuputuskan naik angkot. Asal naik angkot yang ke arah timur nti nyambung angkot nanya2. Pas nunggu angkot di pinggir jalan, di seberang jalan kulihat ada taxi yang berhenti coz lampu merah. Kuhampiri taxi itu dan untunglah bapak itu mau mengantarku. Legaaaa....
Memilih lewat Jalan Aceh supaya tidak terkena macet, akhirnya pk.14.45 aku sudah sampai di pool. Benar2 crowded dengan calon penumpang. Tak ada tempat duduk, akhirnya terpaksa menunggu sambil berdiri. Di sebelahku ada seorang bule cewek, tinggi, berambut pirang keriting. Dia sendirian. Salut aku.
Kasihan, siapa tahu dia perlu teman bicara akhirnya kuajak ngobrol.
Dia benar2 tidak tahu bus-nya yang mana? Sebelumnya dia mau naik kereta tapi ternyata kehabisan tiket. Tujuannya mau ke Yogya sama denganku. Waktu kutanya dia bilang bus-nya berbeda denganku. Dia menunjukkan tiketnya. Ketika kutanyakan ke petugas, petugas bilang bus-nya sama denganku. Kujelaskan ke dia klo busnya sama denganku. Untung kutanyakan ke petugas, klo tidak dia bisa naik bus yang salah.

Salut dengannya. Namanya Corina. Dia berasal dari Inggris. Mahasiswi yang bikin janji dengan teman2nya melakukan tour ke berbagai negara selepas kuliah. Berangkat sendiri2 sebagai backpaker dengan bekal buku saku yang di situ tertulis nama2 hotel, tempat wisata, stasiun dan rumah sakit. Waktu aku tanya tujuannya di Yogya dia menunjukkan nama sebuah hotel di dekat2 Jl. Malioboro.
Keterbatasan vocabulary sungguh membatasi percakapanku dengannya coz dia sama sekali tidak bisa berbahasa Indonesia. Tapi sedkit2 meskipun dengan bahasaku yang kacau balau, kami terlibat percakapan.

Dia dan teman2nya merencanakan 7 bulan tour keliling Asia. Dia sendiri sudah berkunjung ke Cina selama 3 bulan, ke India selama 1 bulan, ke Malaysia, Thailand, Vietnam dan Singapura. Tujuan terakhirnya ke Indonesia. Dia sudah mengunjungi Jakarta dan Medan lanjut ke Bandung. Dari Bandung dia akan ke Yogya kemudian lanjut ke Bali. Dia saling sharing pengalaman dengan teman2nya yang sudah lebih dulu berkunjung ke negara2 tujuan via e-mail. Ya, dia sama sekali tidak memegang handpone. Memanfaatkan internet yang disediakan hotel. Hebat ya. Berani amat. Cewek, sendirian di negeri orang.

Diantara sekian negara yang dikunjunginya, dia paling mengalami kendala bahasa di Cina coz di sana jarang yang bisa berbahasa Inggris. Makanan yang dia merasa tidak cocok, di India coz sangat berempah. ‘So spicy....’, katanya.
Ketika kutanya antara Thailand dan Vietnam lebih bagus mana, dia bilang lebih bagus Vietnam coz ada lebih banyak bangunan bersejarah. Dan wisata di Vietnam jauh lebih murah daripada di Thailand coz di sana apa2 masih murah. Tapi wisata laut lebih bagus di Thailand. Soal bahasa meskipun di sana jarang penduduk lokal yang bisa berbahasa Inggris, tapi dia tidak mengalami kendala yang berarti coz banyak turis yang bisa berbahasa Inggris di sana.

Soal masakan Indonesia, dia merasa lidahnya cocok dengan masakan Indonesia. Dia suka masakan Padang. Hehehehe.....

Akhirnya pk.15.30 bus kami datang. Aku duduk sejalur dengan Corina tapi berbeda kursi. Perjalanan diwarnai dengan hujan gerimis. Dari arah Bandung tidak terlalu macet, mungkin karena hujan jadi intensitas kendaraan rada berkurang. Sampai di Nagreg, Garut. Olalala.... macet 1 jam lebih. Aku yang mulai merasa bosan akhirnya update status,’Berdiri, melihat ke depan mobil, ke kanan dan ke kiri juga mobil. Semuanya diam, lagi di-pause. Ayo donk buruan di-play. Pengin cepat the end neee.....’

Sebelahku seorang cewek berkerudung, anak SMA yang mudik ke Purworejo. Dia bersama ayah dan ibunya yang duduk di belakangnya. Untuk mengurangi bosan kami banyak menngobrol ngalor-ngidul sampai akhirnya kami merasa mengantuk dan tertidur.

Dan aku baru tahu, ternyata tiket bisa digunakan sekaligus sebagai voucher makan di sebuah rumah makan di Tasik. Hohoho... free makan malam. Makan tengah malam tepatnya coz kami kemalaman mpe sana. Pk.23.30 kami baru makan. Corina yang ga tahu klo tiketnya yang digunakan untuk membayar, akhirnya naik ke bus dulu mengambil tiketnya yang tidak dibawa serta. Di kasir tiket makan yang sudah digunakan akan disobek. Dihitung jika makanan yang kita ambil melebihi budget akan diminta biaya tambahan. Dan untunglah harga makanan prasmanan yang kuambil masih sesuai budget, so aku tidak perlu membayar ekstra.

Aku memilih semeja dengan Corina. Dia duduk semeja dengan teman sebelahnya di bus, seorang cowok. Untunglah cowok itu bisa berbahasa Inggris. Bahasa Inggrisnya tidak begitu lancar tapi kurasa jauh lebih baik dariku. Hehehehe... Aku baru berani mengajak ngobrol Corina setelah cowok itu pamit mau ke wc. Malu dengan bahasa Inggrisku yang berlepotan.
Kulihat Corina cuma mengambil lauk sedikit sekali. Nasi, cap cay dan 1 bh perkedel. Itu pun tidak habis dimakannya.
Ketika kutanya soal makanannya, dia bilang masih kenyang dan tidak mau masakan yang pedas. Lho katanya suka masakan padang. Hehehe... mungkin sudah kelewat malam, nafsu makan sudah hilang.
Aku biarpun sudah terlalu malam, waktu itu cukup menikmati makananku. Kuhabiskan semuanya. Lapeeer.

Ketika kutanya, perihal dia menghabiskan begitu banyak uang dengan tour Asia-nya ini, dia bilang gapapa. Setelah ini dia akan bekerja untuk mengganti uang yang telah dihabiskannya. Habis banyak gapapa ya, tapi begitu banyak pengalaman berharga yang kamu dapatkan. Great Corina!!! Kamu hebat....

Ternyata macet yang amat sangat harus kurasakan. Mana handpone-ku sudah mulai lowbat. Kuiri-irit untuk menghubungi rumah minta dijemput adikku. Ya, aku memang tidak bilang ke orangtuaku kalau mau pulang coz memang sejak awal memang berniat tidak pulang. Mau kasih surprise. So cuma dedeku yang di Papua dan Nick yang bertugas menjemputku yang tahu.

Karena bosan, akhirnya aku buka fb. Ketika banyak yang nanyain sudah sampe mana, kujawab masih ada di Kebumen. Emang Kebumen tu seluas apa sih. Lihat jam pk.07.00 masih di kebumen. Lihat jam lagi pk.09.00 masih di Kebumen juga. Hohoho....

Saking lamanya di bus, aku mpe apal ma penumpang2nya. Kita saling ngobrol. Ada dua bayi di bus, dan untungnya sama sekali tidak rewel. Ya, AC-nya lumayan dingin sehingga tidak berasa gerah sama sekali.
Teteh yang disampingku dia bersama dua anaknya. Yang satu masih bayi. Anak yang lebih gedhe duduk bersama suaminya. Dia bercerita klo terpaksa harus merelakan 4 tiket Kramat jati 1 hari sebelumnya coz ternyata tidak bisa dikembalikan. Suaminya di hari keberangkatan ternyata ada tugas dadakan jadi terpaksa tiket diundur sehari. Rp.800.000,- melayang begitu saja. Teteh ini tujuannya ke Malang, memang aku naik bus jurusan Malang. Hohoho... ke Malang bakal nyampe jam berapa.

Akhirnya pk.10.30 sampailah aku di Yogya. Legaaa.... 18 jam bo. Kapoook..... Ga akan mudik Lebaran naik bus lagi.
Pamitan ma penumpang2 yang lain, berterimaksih dengan sopir dan kenek yang semuanya ramah dan baik hati, akhirnya aku turun. Menunggu dijemput Nick di perempatan. Aku tidak keburu berpamitan dengan Corina coz dia masih tidur, tidak enak mau membangunkan.

Ayah dan ibu, terutama ibu sangat surprise dengan kepulanganku. Nick menemui ibu yang lagi memasak di dapur dan bilang klo ada tamu penting. Aku segera menyusul ke dapur, berdiri membelakangi ibu. Ketika melihatku, ibu shock, ga bisa berkata apa2, terbengong-bengong. ‘Lho, katanya tidak pulang?’
Hehehehe... surprise!!!!

Ketika aku bercerita ke Nick tentang pertemuanku dengan Corina, Nick menyayangkan kenapa Corina tidak diajak serta ke rumah. Kasihan. Nick mau mengantar jalan2 sekalian untuk memperlancar bahasa Inggrisnya.
Mendengar niatnya, akhirnya kukirimkan email ke Corina, bahwa aku dan adikku bersedia mengantar jalan2 di Yogya. Corina membalas dengan mengundang kita minum kopi di sebuah cafe, tapi kemudian sorenya dia batalkan coz ada perubahan rencana, bersama teman2nya dia berangkat ke Malang, climb the mountain. Heheehe... ke Bromo rupanya. Dia lebih tertarik naik gunung. Mungkin sehari sebelumnya ketika dia mendaki Merapi, kemudian diceritain tentang Bromo, dia menjadi tertarik dan antusias banget pengin ke Bromo.
Have fun Corina.....

Dan yang lebih membuatku tertawa. Temanku yang naik Jackal Holiday, baru mpe Yogya pk.16.00. Hohoho... 22 jam di bus. Untung aku ga kebagian tiket bus yang sama dengannya.
Hehehehe.... pengalaman mudik yang tak kan terlupakan.

Mei 15, 2011

SIMPATI MOVIE MANIA 2

Sunday, May 15, 2011

Hari Kamis siang, 12 Mei 2011, Dewot mengirimikan sms kepadaku dan arek2 L52 yang lain. ‘Mulai 13 Mei, setiap jumat ada Simpati movie mania’
Hohoho.... asyiiik. Berarti tiap jumat bisa nonton di XXI gratis coz poinku n anak2 masih cukup banyak.
‘Asyiiik...... So kita besok merayakan ultah etil di Chiwalk ya,’ sms replyku ke Dewot.

Dan akhirnya pk.15.00 kita semua sudah siap menukar 200 poin kita dengan tiket nonton. Pukul 15.00 teng, ku sent ‘simpatizone’ ke 777. Dan berhasil. Aku mendapatkan 4 tiket dari dua nomor yang poinnya kutukarkan.

Dasar Suretil. Tidak tahu kenapa di hari ultahnya malah terjadi human error. Dia salah ketik, mpe dua kali malah. Dia menukarkan poinnya dengan 2 tiket nonton di XXI Botani Bogor. Padahal 1 nomor maximal 2x penukaran. Ya sudah, nanti biar bisa 2x nonton, Suretil menukar poin manual saja di sana.

Pk.18.00 aku, Dewot n Konjet berangkat menuju Ciwalk. Etil langsung berangkat dari kantor. Segera ke area XXI untuk menukar tiket kita. Dan beruntunglah menukar poin secara manual bisa kita lakukan tanpa perlu membeli perdana. Hehehe.... jadinya masing2 bisa 2x nonton dengan masing2 2 tiket di tangan kita. Hehehhe...

Dan sekarang, selalu saja bingung tiap kali di depan loket. Mau nonton apa ya? Sekarang film-nya jarang yang bagus2. Sama sekali tidak ada rekomen mau nonton film apa. Tapi aku dan etil tau, ‘Source Code’ itu recommended banget, so menjadi pilihan pertama kita.
Rada bingung memilih film kedua. Aku sebenarnya pengin nonton ‘?’ film Indonesia hasil karya Hanung Bramantyo. Tapi Suretil tampak kurang antusias dengan film2 Indo. Akhirnya bermodal gambling, diputuskan nonton ‘Public Enemy No. 1 part 2’. Semoga bagus.

‘Source Code’ memang benar2 bagus. Keren abis. Film yang dilatarbelakangi teori quantum Fisika tentang kemungkinan2. Recommended banget pokoknya. Yang belum nonton, menontonlah. Like this!!!!!

Film kedua, cukup recommended buat yang pengin numpang tidur di bioskop. Aku yang benar2 merasa bosan, akhirnya merelakan melewatkan cukup banyak cerita. Tidurku lumayan nyenyak. Bangun2 film sudah mau usai. Kulihat Dewot n Konjet, mata mereka terpaku ke layar, tapi sama sekali tidak tampak antusias. Ya, mereka juga merasa bosan. Film yang aneh. Tahu gitu tadi nonton ‘?’ saja. Hohoho.... semua keluar dengan tertawa.

Pulangnya, kita mau kasih B’day surprise ke Etil. Dewot kuminta jalan duluan dengan Etil. Mereka berfoto-foto narsis di area luar Ciwalk sementara aku dan Konjet menyiapkan kue kecil dengan lilin2 kecil putih-ijo di atasnya.
‘Happy Birthday Etiiiil!!!!!’
Etil menyukai surprise kecil ini. Tiup lilinnya.........Hehehehe
Dan seperti biasa, kita lanjutkan dengan bernarsis ria.

Pk.00.30 kita sudah sampai di kost. Lanjut dengan makan tengah malam coz aku merasa benar2 lapar. Hehehe...
Kita makan sambil ngobrol2 keketawaan, menertawakan film ke-2 yang kita tonton.
‘Public enemy No.2 buat next Friday ya.....’, seruku ke anak2.
‘Hayuuu..... hayuuuu!!!!,’ semua tertawa......

MEMBAHAGIAKAN ORANG LAIN = MEMBAHAGIAKAN DIRI SENDIRI

Friday, May 13, 2011

Memang benar, melakukan sesuatu yang membahagiakan orang lain akan menularkan kebahagiaan kepada kita.

Aku tidak tahu apa yang terjadi denganku. 5 hari merasa sungguh tidak nyaman. Kondisiku benar2 sedang drop. Berbagai usaha kulakukan tidak juga membuahkan hasil. Stress dah.
Sejak dulu aku selalu takut mimpi menikah. Sehabis mimpi menikah selalu saja terjadi hal2 yang kurang menyenangkan. Tiap kali mimpi menikah, antara sadar dan tidak aku selalu berontak. Jangan... jangan... aku tidak mau melanjutkan mimpi ini.
Beberapa kali mimpi menikah, aku dan calon suamiku yang kebanyakan aku tidak ingat siapa dia, sudah berpakaian pengantin lengkap. Sebelum mulai mengucap janji pernikahan selalu saja ada gangguan hingga tidak sampai mengucapkan janji pernikahan. Setiap kali mimpi seperti ini, selang sehari dua hari kemudian, selalu saja aku jatuh dari motor. Firasat kali ya. Bahkan waktu kuliah, aku mimpi batal menikah karena lupa belum memakai selopku, aku masih memakai sandal jepitku warna pelangi. Dulu mpe beberapa hari aku ga mau memakai sandal pelangiku, takut yang kukhawatirkan terjadi. Sampai pada suatu sore, karena terburu-buru mau ikut misa Kamis Putih, aku kelupaan memakai sandal pelangiku, dan terjadilah. Kecelakaan beruntun, aku terjepit di antara dua mobil. Sungguh ajaib. Aku dan motorku tidak apa2. Aku sempat loncat. Motorku cuma peok2 di persneling. Ya, Tuhan melindungiku.
Saking shock-nya, di rumah aku menangis terisak-isak mpe nafas sesak, teringat korban2 berlumuran darah di depanku, termasuk seorang anak kecil yang menangis menjerit-jerit.

Dan pernah juga mimpi, tidak ada proses pengucapan janji, kudapati aku sudah menikah. Masih berpakaian pengantin dan aku bersanding dengan suamiku. Setelah mimpi seperti ini aku mengalami sakit lumayan lama yang cukup menyiksaku meskipun aku tidak sampai opname. Dan benar saja, beberapa hari kemarin aku mimpi seperti ini lagi. Firasatku mengatakan aku bakal sakit. Dan memang benar. 5 hari tanpa daya meskipun tidak membuatku mpe harus benar2 bed rest.

Bermula dari tulang jambal asin oleh2 etil dari Pangandaran. Baru sempat kumasak beberapa minggu kemudian. Waktu itu kumasak bumbu cabe ijo dengan sebelumnya digoreng dulu oleh etil. Coz etil menggorengnya kurang matang, jadi we tidak bisa langsung disiram dengan saos cabe ijo, harus dimasak ditambah air. Bau amis ikannya memang terasa banget. Dan asinnya. Heeuuuuh ga kuat. Padahal sebelumnya jambal sudah kucuci dulu. Aku yang memang alergi ikan ditambah kondisiku sedang tidak fit, membuatku tidak kuat dengan makanan ini. Akibatnya aku harus merelakan diri diare parah sejak pk. 04.00 pagi mpe malam ga brenti2. Membuatku terpaksa bolos kerja dan seharian tergolek di tempat tidur coz saking lemesnya. Akibatnya sungguh fantastis. Berat badanku turun 2kg dalam sehari dan tensiku drop menjadi 60/90. Diareku baru mampet setelah sorenya kuputuskan mengunjumgi dokter yang sudah 3 tahun tidak kukunjungi. Efek dari terkuras seharian membuat badanku lemas mpe berhari-hari. Tensiku yang drop membuatku berjalan melayang-layang, serasa ada gempa. Melihat ke layar monitor semakin membuat kepalaku pusing. Kepala terasa berputar-putar kaya ada makhluk yang bergerak-gerak seenaknya ga beraturan di kepala dan perutku. Benar2 tidak nyaman. Rasanya pengin tidur dan tidur saja.
Bersyukur tidak terjadi apa2 ketika aku mengendarai motor. Aku memang merasa gamang tapi masih bisa kutahan. Aku harus berkonsentrasi saat mengendarai motor dan ga berani ngebut. Makan juga kujaga banget. Sementara menghindari makan pedas dan aku banyak mengkonsumsi hati, daging kambing dan sapi. Ga lupa minum multivitamin dan kapsul penambah darah. Benar2 pemborosan.

Meskipun sudah mengkonsumsi daging kambing dan minum kapsul penambah darah, tidak juga membuat kondisiku lebih baik. Sakit kepala yang sangat, benar2 tidak bisa kutelorir. Akhirnya hari rabu sore, kuputuskan untuk pijat refleksi ke tempat yang direkomendasikan temanku. Aku memang merasa lebih relax tapi ternyata keesokan hari sakit kepala dan badan lemas masih kurasakan. Aku sungguh tidak bisa berkonsentrasi kerja. Layar monitor benar2 kuhindari. Aku memilih jadi operator telepon dan membereskan arsip tahun kemarin. Akhirnya sorenya kuputuskan untuk kembali melakukan pijat refleksi ke tempat aku dulu pernah melakukan tes iridologi, ke Doni Refleksi. Aku membuat appointment pk.17.30. Hehe... ga bisa tidak aku harus nonton Cruel Temptation yang tayang pk.15.45 s.d. pk.17.00. Korean series favoritku yang lagi tayang di Indosiar.
Pk.17.30 aku melakukan pijat refleksi. Dipijat refleksi kaki oleh mas Anwar yg telaten dan kemudian relaksasi tangan, kepala dan punggung oleh Dewi yang juga telaten. Aku benar2 merasa puas. Aku merasa keadaanku jauh lebih baik. Secangkir wedang jahe yang disuguhkan free membuatku merasa semakin relax.

Tadinya kuputuskan untuk tidak akan memberikan tips mengingat aku harus berhemat coz pengeluaranku selama sakit sudah cukup besar. Sebelumnya kutanyakan ke temanku yang dulu pernah rutin pijat refleksi ke sana, dia tidak pernah memberikan tips. Tapi mengingat dari cerita2 mereka yang memijitku mereka juga mempunyai kesulitan2 hidup meskipun tidak mengeluh. Hidup dijalani dengan tetap enjoy. Senang melihat mereka yang tetap bersemangat. Dan sore itu cuma aku seorang yang melakukan pijat refleksi, sepertinya hari itu memang sepi pasien. Tidak ada salahnya memberikan tips kepada mereka jika itu bisa membahagiakan mereka. Aku sudah banyak dibantu sehingga aku merasa lebih baik. Aku benar2 bersyukur jika dengan perantaraan mereka aku bisa kembali sehat.

Akhirnya kurogoh selembar uang dan kukasihkan ke mbak2 yang sudah selesai membasuh kakiku dengan air hangat dan mengeringkannya dengan handuk. ‘Makasih ya, ini buat mbak sama mas2 yang tadi ya.’
Mbak itu menerimanya dengan ekspresi senang yang terlihat nyata. Sambil tersenyum dia mengucapkan terimakasih.
Melihatnya yang terlihat senang menerimanya membuatku bersyukur aku akhirnya memberikan tips. Semoga biarpun sedikit membuatnya lebih semangat bekerja.

Ya, seperti yang pernah kubaca sebelumnya, ‘Hal2 yang bisa membuat hidupmu lebih bahagia’, salah satu point-nya, memberikan tips lebih. Hehehe..... memang benar, aku pulang melenggang, melangkahkan kaki dengan ringan dan merasa lebih bahagia. Semoga dengan ini aku bisa sembuh.

Keesokan hari, aku yang belakangan tidak bisa bangun pagi, dan tiap bangun selalu merasa enggan coz sakit kepala yang menggangguku. Hari ini bisa bangun pagi2 dan merasa lebih sehat, lebih fresh. Badan tidak lagi terasa cape dan lesu, kepala tidak lagi pusing. Yeaaaah...... serasa hari baru buatku.
Diiyain ma temanku,’Sekarang terlihat banget bedanya’.
Hehehe.... terimakasih. Aku sudah kembali banyak tertawa dan tersenyum lagi. Aku sudah kembali sehat.

Besok2 lagi klo kecapean atau stress dengan pekerjaan, mau refleksi ke sana lagi ah. Mereka tahu benar titik2 mana yang harus direfleksi untuk mengatasi keluhan2 kita. Dan ga terlalu sakit kok. Buatku sakit sedikit tidak apa2 coz sengatan2 sakit itu yang dibutuhkan syaraf2 dan titik refleksi kita supaya bisa bekerja lebih optimal dan aliran darah bisa lebih lancar.
Hehehe...... Semangaaaaaat!!!!!!!!!!!!!!!

BOUQUET BUNGA UNTUKKU

Thursday, May 5, 2011

Di hari pernikahan adikku, usai pemberkatan pernikahannya, aku sibuk ber-haha-hihi dengan teman2ku SMA yang secara khusus memenuhi undanganku. Aku merasa sungguh berterimakasih mereka berkenan jauh2 hadir. Sesudah berpamitan dan meminta teman2ku untuk datang ke rumah menghadiri resepsi pernikahan, aku segera kembali ke keluargaku, takut ditinggal.

Ibuku yang melihatku segera menghampiri,’Kamu ke mana saja, dari tadi dicari adikmu?’
‘Mencariku.... Kenapa? Mungkin ada hal penting yang mau disampaikannya’, pikirku.
Aku segera berjalan memutar dan mencari adikku. Ternyata adikku melihatku duluan, dia berlari-lari ke arahku. Hoiii... pakai kain jangan lari2 gitu, ntar jatuh kesrimpet.
Kupikir dia bakal menyampaikan apa, ternyata, diserahkannya bouquet bunganya kepadaku sambil cipika-cipiki.
Hohoho... ternyata dia sibuk mencariku hanya untuk menyerahkan bouquet bunga padaku. Ya, dia tidak ingin bouquet bunga itu jatuh ke tangan orang lain. Dia ingin aku yang mendapatkannya. Dia sangat berharap aku segera mendapatkan pendamping hidup dan segera menyusulnya.
Benar2 membuatku terharu dan ingin menangis.
Begitu banyak yang berharap aku segera menemukan pendamping hidupku. Ya, begitupun aku.
Tapi aku perlu waktu untuk menata hatiku dulu. Begitu banyak hal yang mengecewakanku belakangan ini, membuatku susah untuk mempercayai seseorang ataupun percaya pada diri sendiri apa aku bisa.
Ya, aku akan berusaha membuka hatiku. Aku tahu jika aku tidak memberi kesempatan untuk lebih mengenal seseorang, bagaimana aku bisa tahu seseorang itu benar2 tulus dan bisa kupercaya atau tidak.

Dan akibat cipika cipiki dengan dedeku, keningku berbekas hitam2 terkena riasan wajahnya. Ya, begitulah riasan adat Jawa. Banyak yang menertawakanku. ‘Ya gapapa biar cepat ketularan.’
Ibuku yang akhirnya membersihkannya dengan tissue yang dibasahi keringat di wajahku.
Hehehehehe......
Terimakasih Week atas bouquet bunga dan doa2mu.
Aku percaya di saat yang tepat aku pasti akan menyusulmu.
Doakan terus ya........ ^_^

SIMPATI ZONE MOVIE MANIA

Wednesday, May 4, 2011

Sebuah event yang aku dan temen2ku sesama anak kost sangat apreciated. Sangat ditunggu-tunggu oleh kami yang hobi banget nonton film2 box office tapi tetap mau irit. Lumayan kan tiket XXI gratis di hari Jumat yang harga tiketnya lumayan mahal untuk ukuran kantong kami.

Pertama kali Simpatizone movie mania diadakan, aku ga ikutan nonton coz belum mengerti benar. Etil yang waktu itu nonton dan untuk next event mengajakku serta.
Jumat, Januari 2011. Pukul 4 sore, aku dan etil bersiap-siap menukar 100 poin kami dengan mengirim sms ke 777. Karena di Bandung acara ini hanya berlangsung di Ciwalk, akhirnya kita bela2in berangkat ke sana, menembus macet jam pulang kerja. Pk.18.00 kita baru mpe. Dan olala..... antrenya ga nguatin. Di ruangan yang ga terlalu luas, antrenya sudah amat sangat panjang sekali. Ternyata segala sesuatu yang gratis memang benar2 menarik antusias banyak orang ya.
Etil yang baik hati dan tidak sombong....:p, rela antree mpe hampir 2 jam. Antee diantara ratusan orang. Etil merelakanku untuk menunggu di lobi XXI yang adem ditemani Intisari-ku. Terimakasih Etil, aku bangga padamu.

Dan akhirnya dua buah tiket ‘Salt’ yang dibintangi Angelina Jolie dan ditonton oleh para simpati zone mania full mpe kursi paling depan yang semuanya menenteng 1 kaleng coca cola gratis dari Telkomsel. Hehehe mayan.
Ga nyesel si Etil antree mpe kaki peugeul2. Film-nya keren kok. Seperti biasa selalu terpukau oleh totalitas akting Angelina Jolie biarpun di sini action-nya ga terlalu gila2an. Aku suka dengan penampilannya di film ini yang tampak anggun, elegant dan cantik. Hehehehe....
Dan memang tidak ada sesuatu yang benar2 gratis. Selain berkorban antree mpe hampir 2 jam, aku n etil harus rela bayar karcis parkir Rp.16.000 gara2 karcis parkir kuhilangkan. Hohohoho...... semoga tidak terulang lagi.

Event yang ke-3 di bulan Februari, kali ini Dewot mau bergabung dengan kami. Seperti biasa pk.4 sore kami sms menukar poin dan setelah mendapat otorisasi penukaran poin dengan tiket, berangkatlah kami ke Ciwalk. Aku dan Dewot nyampe duluan, si Etil langsung dari kantor. Antree tidak sebanyak bulan sebelumnya. Ternyata sistem kali ini berbeda dengan event sebelumnya yang film-nya sudah ditentukan. Kali ini kita dapat voucher bisa ditukar dengan tiket film apa saja yang kita pengin, dan tiket 1 cup pop corn dan coca cola atau fanta. Lumayan kan. 100 poin bisa dapat 2 tiket. Terpikir kenapa kita ga sekalian masing2 nonton 2 film toh masing2 pegang dua tiket. Tapi ternyata si Etil sudah janji ngasih tiketnya ke 2 temannya. Iseng2 berhadiah, aku ma dewot coba ke petugas nukar poin dr hp secara langsung dengan alasan sudah sms tapi ga dapat sms otorisasi. Kulihat masih ada setumpuk tiket yang ga ditukar. Dan.... Yeaaaah..... berhasil. Akhirnya 6 tiket di tangan kita. Tapi kali ini kita harus mengeluarkan budget ekstra Rp.5.000 untuk beli perdana tiap2 penukaran voucher.
Pilihan kita jatuh pada ‘Green Hornet’ yang biarpun kita harus rela telat nonton 15 menit n duduk di bangku VVIP nomor 2 dari depan ujung kiri layar yang membuat kepala lumayan tengeng demi bisa mengejar Shaolin yang tayang sesudahnya.
Hohoho.... senangnya. 2 film yang kita tonton keren2 semua. Green Hornet yang super duper lucu dan Shaolin yang dibintangi banyak bintang tenar Hongkong yang semuanya bermain total. Keren dah. Dan aku yang ga sempat makan malam, akhirnya kenyang oleh 2 cup pop corn dan 1 ½ cup coca cola. Film kelar jam sudah menunjukkan pk.00.30. Hohoho.... harus berjuang ekstra besok menahan kantuk di kantor. Gapapa demi sebuah gratisan. Hehehe.... Iri dengan Etil n dewot yang off di keesokan hari.

Bulan Maret, kita menunggu-nunggu event ini lagi tapi ternyata mpe bulan sudah berakhir tidak juga ada notice. Kirain event ini sudah berakhir. Ternyata di bulan April, tepatnya Jumat, 29 April 2011, event ini kembali ada. Sistem kali ini berbeda dengan sistem sebelumnya. 100 poin cuma bisa ditukar dengan 1 tiket. Dan 1 nomor cuma bisa menukar maximal 2 tiket. Akhirnya supaya masing2 bisa nonton 2x masing2 harus sms 2x mulai pk.15.00.
Aku yang kemut2 ngurus PPh dan hp nge-drop sementara aku posisi di luar kantor jadi ga bisa nge-charge, baru bisa kirim sms pk.15.45. Harap2 cemas takut kuota sudah habis, bersyukur banget akhirnya pk.16.15 aku dapat sms konfirmasi, no 671 dan 672. Yeaaah.... bisa nuker 2 tiket.
Pk.17.00 dengan kondisi tambah kemut2 coz berkasku ditolak oleh KPP dan harus kembali keesokan hari, akhirnya kuputuskan segera pulang ke kost untuk bersiap-siap ke Ciwalk. Bersyukur banget belum ketinggalan ‘Royal Wedding – William & Kate’. Semua mata terpaku di layar kaca, penasaran gaun apa yang dikenakan Kate. Dan akhirnya coz terhipnotis oleh siaran live tv, kita semua baru beranjak siap2 pk.18.00, dengan sesekali mendengar teriakan dewot. ‘Etil telepon lagi!!!!.’
Maaf etil, kita semua lagi kondangan. Sabar yaaa....
Si Etil langsung berangkat dari kantor. Setelah beres pemberkatan, dan pasangan beriringan keluar untuk menyapa rakyat, terpaksa kita harus melewatkan tayangan ini. Takut etil keburu ngambek.

Kali ini kita nonton rame2. Ber-11. Hehhehe.
Kali ini penukaran tiket ada 2 versi. Yang sudah dapat sms konfirmasi langsung nukar voucher, yang tidak dapat sms harus beli perdana dulu Rp.5.000,-. Untung kita masih kebagian.
Coz kita datang sudah kemaleman, akhirnya kita nonton ‘The last exorcism’ pk. 20.05. Film yang di awal terasa memboringkan coz terlalu banyak percakapan tapi kemudian menegangkan di akhir. Lumayan seru.
Film ke-2, cuma tinggal aku, dewot n etil, juga dita n anggi serta 2 orang teman etil, kita menonton ‘Straight to the string’ demi dewot yang takut kemaleman tapi tetap saja ga bisa kut nonton coz belakangan ga dapat restu ikut nonton bersama kami. Hehehe. Jadilah istri yang berbakti wot.
Jadilah kita menukar pop corn dan coca cola voucher kedua kita. Terpaksa coca cola semua coz Fanta sudah habis.
Rada nyesel kenapa tadi ga nonton ‘The Company Man’ yang sepertinya lebih seru. Ni film yang kataku harusnya ada banyak sensor, sebenarnya aku kurang suka film model begini. Aku sempat terlelap sejenak n jadi terbangun gara2 dibangunin etil. Hehehe... habisnya rada boring.
Pukul 00.30 beranjak meninggalkan XXI siap2 tidur besok harus kembali kerja. Kembali iri dengan Etil yang besok off lagi.
Yeeeah..... moga2 simpatizone movie mania next month lebih seru yak.....

JOGJA – SOLO >>>>> EXPRESS

Wednesday, May 4, 2011

Liburan Paskah kali ini, yang rencananya Kamis pagi mau jalan2 ke Solo terpaksa batal coz Dhex yang tadinya hari Kamis dinas ke Solo ternyata batal. Dan aku yang sudah berjanji ke atasanku membawakan oleh2 abon sapi pedas Varia ke atasanku, akhirnya hari Sabtu membujuk dedekku supaya mau menemaniku ke Solo naik Pramexs. Hohoho... akhirnya dia mau menemaniku. Tidak tanggung2, sekalian ditemani ma 3 orang famili Dhex. Jadilah kita ber-5 nguprex-uprex Solo.

Sabtu pagi, 23 April, kita janjian naik KA Pramexs pukul 08.35 dari Stasiun Tugu. Aku n Week yang terburu-buru dari rumah coz motor Dhex pake acara macet segala. Terpaksa menyandera motor Nick. Baru mpe stasiun 5 menit sebelum KA berangkat. Dewi, Intan n Ana, belum nongol2 juga mpe KA berangkat. Pramexs tujuan Solo berikutnya pk.09.30. Alamak lamanya. Dan untunglah ada KA Madiun Jaya jurusan Madiun yang menyelamatkan kita. Berangkat pk.08.45. Dewi, Intan, n Ana yang baru kukenal hari itu lari2 ke arah kita yang harap2 cemas di depan loket 5 menit sebelum KA berangkat. Hayuuuu buruan......

Pertama kalinya naik KA Madiun Jaya. Kereta api listrik yang masih baru. Tampak bersh dan menyenangkan. Untunglah hari itu kereta tidak terlalu rame jadi kita bisa bebas memilih tempat duduk. Kereta tidak ber-AC, jadi di dalam kereta lumayan terasa gerah. Pk.09.30 sampailah kita di stasiun Purwosari n then mulailah perjalanan kita di Solo.

Sejak awal kita memang berniat naik Trans Solo. So tak kita hiraukan becak2 yang menawarkan tumpangan. Becak2 cantik yang di-cat serba biru by XL dan serba merah by kartu As. Cantik juga.
Akhirnya kita duduk manis di dalam bus Trans Batik Solo. Adem. Betah di dalam bus. Dengan membayar Rp.15.000,- untuk 5 orang, kita turun ke tempat tujuan kita sejak awal, Pasar Gedhe. Di sini aku cuma pengin hunting babi pikul (*maaf, tidak halal*). Makanan yang sudah sejak lama aku penasaran banget coz teman2ku yang asal Solo selalu membuatku pengin merasakan kenikmatannya. Berkat pertolongan bapak tukang parkir, akhirnya kutemukan babi pikul ini. Lumayan antree. Dimakan digado tanpa nasi. Hmmmm..... enak.
Aku yang sejak awal sudah diwanti-wanti temanku untuk menanyakan resepnya, akhirnya bisa juga mendapatkan gambaran resepnya dari yang membuatnya langsung. Daging dibacem terus ditiriskan. Kuahnya ternyata dari air baceman. Sedang sambalnya merupakan sambel bawang yang dikukus. Hehehehe... ntar nyoba bikin sendiri ah.
Harganya pun murah banget. Rp.5.000,- per porsi. Akhirnya aku n Nana ngebungkus juga buat dibawa pulang.
Tak lupa mengajak si Bapak berfoto bersama. Hehehehe......

Belum cukup kenyang, kita beralih berjalan menuju Timlo Sastro yang masih di area Pasar Gedhe. Berada di pojokan sebelah timur klo aku ga salah arah. Hehe. Di sini baru makan pake nasi. Coz ga mau terlalu kenyang akhirnya pesan 2 porsi Timlo Komplit dengan minum masing2 1 gelas. Aku yang dapat recommen es beras kencur, akhirnya pesan minum es beras kencur. Segarnya....

Panas yang amat sangat. Aku sudah pasrah mau gosong juga biarin. Ga mau bersusah payah pake jaket atau topi. Yang tadinya memutuskan mau langsung ke kraton jalan kaki, akhirnya men-stop taxi yang lewat dengan bantuan mas2 tukang parkir. Umpek2an berlima dalam 1 taxi. Nego dengan Bapak sopir, mau mengantar kita sekalian ke Orion untuk belanja oleh2 dan kebetulan di sana juga ada abon Varia, akhirnya dengan membayar Rp.20.000,- diantarlah kita ke Orion dan kraton.

Di kraton daripada kaya orang ilang ga tahu apa2 akhirnya kita menggunakan jasa guide yang ga mau memasang tarif. Katanya terserah kita saja. Mas2 yang lumayan cerewet dan baik hati plus mau dimintain tolong motoin kita. Hehehe makasih.
Memasuki area dalam kraton ternyata tidak boleh memakai sandal. Selamatlah Week yang hari itu memakai sepatu. Dan aku yang pake sendal jepit terpaksa harus nyeker, meninggalkan sendal jepit unguku di rak sepatu. Dan belanjaan kita yang lumayan banyak dari Orion, untung bapak2 abdi dalem di depan pintu mau dititipin. Baik banget. Terimakasih.

Dari kraton kita ga tergoda oleh rayuan bapak2 tukang becak yang mau mengantar kita ke pasar Klewer dan melihat kebo bule yang biasa buat upacara2 kraton. Kita putuskan jalan kaki menantang matahari yang tengah terik. Dan seperti sebelum2nya. Rasa dehidrasi. Tergoda melihat orang jualan dawet Bagus. Akhirnya kita mampir jajan dawet dan lotis. Hehehe....
Ternyata tak perlu berjalan kaki jauh, kita sudah sampai di Pasar Klewer. Tapi olala... terlambat. Tengkleng gapura Klewer yang kita datangi secara khusus sudah habis. Penjualnya baru berkemas-kemas mau pulang. Ya, tengkleng ini laris manis. Pk.13.00 dia baru menggelar jualannya, waktu itu kita sampe pk.14.30 ternyata sudah habis. Ya sudah deh. Dan kita dikasih tunjuk tengkleng di Jokteng yang katanya juga ga kalah enak.

Kita putuskan untuk melanjutkan perjalanan ke PGS (Pasar Grosir Solo) yang pk.17.00 di area depannya digunakan untuk Galabo (Galadak Langen Bogan). Di situ bisa kita jumpai 70 macem kuliner terkenal di Solo. Aku pernah merasakannya Lebaran 2 tahun yang lalu.
Di PGS coz kecapean n gerah yang amat sangat, akhirnya kita ga betah berlama-lama di sana. Melanjutkan perjalanan menuju tengkleng Jokteng coz pengin nyoba tengkleng Solo tu kayak apa. Sebelumnya aku pernah nyoba tengkleng ala Pak Gino di Bandung.
Tengkleng dijual per porsi Rp.15.000,- belum sama nasi. Buatku tidak terlalu istimewa coz aku tidak suka tulang-belulang, sedang tengkleng didominasi oleh tulang-belulang. Rasanya hampir kaya gulai.
Selesai sudah jalan2 kita akhirnya men-stop taxi menuju Stasiun Purwosari, back to Jogja.

Dan malangnya kita kembali ketinggalan KA Pramexs tujuan Jogja. Pas kita turun dari taxi, terdengar bunyi peluit pertanda keberangkatan kereta. Terlambat dah. Pukul. 16.22 teng, kereta melaju menuju Yogya.
Akhirnya merelakan membeli tiket Pramexs berikutnya, menunggu lama, baru berangkat pk.18.15.
Duduk di tepian rel ditemani angin yang berhembus semilir, kita menunggu KA kita. Week yang ga sabaran memutuskan naik bus ke Yogya. Barangnya yang lumayan berat dititipkan ke aku. Dan kita yang ga sabaran menunggu KA Pramexs, akhirnya memutuskan jadi penumpang gelap di KA ekonomi jurusan Jakarta.
Ow ow ow.... KA penuh sesak. Dewi sudah ga kuat. Bajunya mpe basah kuyup oleh keringat. Kondisi seperti ini membuatku sedih. Ternyata Indonesia masih seperti ini. Kesenjangan sosial yang begitu tinggi. Rela pana berdesak-desakkan demi sebuah tiket murah. Ada beberapa bayi yang kulihat tetap bisa tidur nyenyak meskipun dalam kondisi seperti itu. Mungkin si bayi sudah terbiasa prihatin sejak lahir. Tapi kasihan juga.
Sempat terbakar emosi tapi aku masih bisa menahan diri. Pedagang2 yang tak juga mau mengerti. Bolak-balik menjajakan dagangannya. Dalam kondisi saling berhimpitan tetap memaksa masuk. Ow ow klo mpe nasi ayamnya tumpah gimana. ‘Lanting-lanting!!!!. Bakpia-bakpia!!!!. Nasi ayam... Nasi ayam!!! Tak henti2nya teriakan yang membuat suasana makin panas. Mana ada bapak2 yang dengan tega lewat membawa dos besar yang sudut dosnya mengenai jidatku. Duuuh sakitnyaaaaaa...... Minta ampun dah.

Dan yang benar2 membuatku ketawa isi sms Week. Dia bilang akhirnya bersama Week kembali ke Stasiun Purwosari, naik KA Prameks pk.18.15. Coz menunggu bus di tempat yang salah akhirnya tidak dapat bus. Dan akhirnya mpe di Jogja duluan kita. Hohohoho....

Akhirnya pukul 19.30 sampai juga di stasiun Lempuyangan. Terpaksa rame2 naik taxi membayar Rp.20.000,- ke Stasiun Tugu coz motor kita titipkan di sana. Aku yang sedianya mau pulang naik taxi, akhirnya berkat kebaikan hati saudara2 baruku yang mereka tidak mengijinkanku naik taxi, mereka rela berhujan-hujan mengantarkanku ke rumah. Thanks so much Dewi, Intan Ana. You’re really my sister. Ana mpe merelakan helm-nya untukku. Dia make topi pet-nya.

Coz pada kelelahan yang amat sangat, akhirnya semua batal ikut misa Paskah malam itu. Untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, akhirnya ikut misa Paskah Pagi.

Pokoknya liburan Paskah yang tidak akan terlupakan.
Sauna di kereta..... hahahaha.....

OLEH – OLEH DARI THAI

Wednesday, May 4, 2011

Belakangan ini aku sering mendapat oleh2 dari Thailand. Kaos, permen, buah sirsak kering, gantungan kunci, oleh2 dari teman2ku yang berkunjung ke sana. Hohoho.... jadi semakin pengin ke sana.
Thailand merupakan tempat yang belakangan ini sangat ingin kukunjungi.
Kapan ya kesampaian ke sana.
Moga2 next year ya. Tahun ini aku ga berharap banyak bisa ke sana coz ada plan yang harus jadi prioritas.
Yaya may be next year. Sukur2 bisa sekalian mampir ke Vietnam pengin melihat pagoda emasnya. I hope so....

BERKAT LUCKY DRAW

Saturday, April 30, 2011

Terulang lagi harus kemut2 menghadapi tanggal 30 April, deadline pelaporan PPh badan.
Meskipun sudah menjadi agenda rutin tahunan tetap saja dibuat puyeng karenanya. Harus rela bolak-balik sana-sini, telepon sana-sini demi mengejar batas akhir pelaporan dan menghindari denda keterlambatan seratus ribu rupiah.
Yang terjadi selalu saja di luar rencana. Aku yang tadinya sudah seneng coz sepertinya semuanya sudah bisa kubereskan tanggal 29 April, ternyata tetap tidak bisa. Aku harus bolak-balik ke dua KPP karena berkas yang kulaporkan belum bisa diterima, masih ada persyaratan yang harus kulengkapi. Yeaah.... mau ga mau tanggal 30 pagi sudah harus kupenuhi semua. Akhirnya harus rela bolak-balik mengukur Bandung, hunting berkas dan tanda tangan.
Terimakasih, ada begitu banyak yang membantuku. Akhirnya pk.15.00 beres sudah kerjaanku.
Legaaaaa................
Dan aku tahu, aku butuh sesuatu untuk membuatku lebih fresh. Menilik sepatu sandalku yang hari itu urung kupakai coz kulitnya sudah ada beberapa bagian yang mengelupas dan terlihat sangat kentara, akhirnya kuhampiri counter extravaganza bag and shoes di lantai 1 Riau Junction.

Bolak-balik mencoba sepatu sandal yang lg obral 50%, akhirnya kutemukan sepatu sandal semi formal dengan alas flat yang bisa kugunakan dengan leluasa saat mengendarai motor. Dan syukurlah size-ku ada. Hohoho... emang aku berjodoh dengan sepatu ini.
Akhirnya kubayar ke kasir. Saat membayar, petugas kasir memintaku mengambil lucky draw dan aku mendapatkan voucher Rp.25.000,- untuk pembelian berikutnya di extravaganza area only. Hohoho.... jadi bingung. Beli apa lagi ya.
Sebenarnya ada tas yang sudah sejak lama aku pengin. Setelah kuhitung-hitung, harga tas masih cukup mahal untuk ukuran kantongku dan mengingat aku harus super hemat, akhirnya urung beli tas dan beralih ke sandal warna ungu yang 1 hari sebelumnya di-suggest ama temen. Akhirnya kuambil juga sandal itu. Sandal pelepas stress. Ungu.... hehehe...
Dan waktu membayar ke kasir terulang lagi, kembali voucher Rp.25.000,- di tanganku.
Jadi ingat kejadian beberapa tahun yang lalu. Aku n Week berbelanja di Galeria mall. Berkali-kali dapat kupon potongan, dan ini membuat kami benar2 konsumtif.
Kutelepon Week dan ia menyarankanku untuk berhenti. ‘Sudah relain aja tuh voucher. Kasih ke orang yang mau beli tas ato sepatu. Pasti bingung tu orang.’
Aku coba hunting produk2 senilai mendekati nilai voucher-ku. Klo aku cuma nambah beberapa ribu rupiah saja, buatku ga akan terlalu konsumtif.
Akhirnya ada dua pilihan, sandal pink buat anak kecil atau camera case seharga Rp.35.000,-.
Camera case aku memang sedang membutuhkannya. Kuambil warna biru tua. Diskon 20%. Harga setelah diskon menjadi Rp.28.000,-. Tinggal menambah 3 ribu saja.
Waktu membayar ke Kasir, ama petugas aku diminta ambil lucky draw lagi.
Ow mai gat. Moga2 habis ini finish. Ga akan belanja lagi.
Dan waktu kuambil, aku mendapat diskon tambahan 10%. Jadilah aku cuma membayar camera case 800 perak.
Hohoho... really like this.
Pulang2 stress-ku ilang sudah.
Terimakasih atas hari ini......... ^_^

WABAH ULAT BULU

Wednesday, April 13, 2011

Hiiiiiii......
Lihat berita tv, ulat bulu mewabah di Probolinggo Jawa Timur membuatku dan teman2ku merinding. Ulat bulu di mana2. Ga bisa membayangkan klo pas tidur ternyata di tempat tidur juga ada ulat bulunya. Pas mandi, di kamar mandi banyak ulat bulunya. Duh, bakal gatal2 semua badan.
Moga2 ga sampe Yogya dan Bandung. Moga2 segera bisa diberantas.
Tetapi ternyata kemudian tahu dari berita tv juga, ulat bulu ini sudah sampai di Bekasi, Sumedang, Buleleng-Bali, Lombok, dan terakhir Garut. Hohoho... semakin dekat ke Bandung.
Dan olala.... kemarin Nur dkk pulang ke kost dengan hebohnya. Ternyata ulat bulu sudah menguasai salah satu pohon di depan kampusnya. Ow ow ow... sudah sampai Bandung. Dekat sekali dengan kostku.
Duh, semoga bisa segera diatasi. Semoga tidak sampe ke kostku.
Tidaaak.... tidaaak....

Tidak tahu kenapa bisa mpe kejadian ada wabah ulat bulu.
Ya, keseimbangan ekosistem memang benar2 sudah terganggu. Bahkan pergantian musim pun membingungkan. Di bulan April malah intensitas hujan cukup tinggi, banjir di mana2. Benar2 perubahan cuaca yang ekstrem.
Melihat ini semua kita memang harus introspeksi diri. Semua ini salah siapa?
Ya, akibat keserakahan manusia juga yang dengan seenaknya merampas habitat burung2 pemakan ulat. Penggunaan pestisida yang berlebihan yang berakibat ulat bulu malah semakin kebal dengan pestisida.
Semoga ini semua tidak berlangsung lama.
Aku yang suka dengan kupu2, sekarang malah berharap tidak melihat banyak kupu2 di lingkungan tempat tinggalku. Takut akan semakin banyak telur kupu2 yang menetas menjadi ulat bulu. Hiiiii....

SABAR... SABAR....

Tuesday, April 12, 2011

Aku tidak tahu kenapa setiap kali ada telepon yang tidak menyenangkan selalu saja aku yang kebagian menerimanya. Seperti halnya hari ini. Tapi telepon hari ini tidak terlalu lama dan aku tidak mendengar kata2 yang tidak ingin kudengar, aku masih bisa bersabar. Tidak seperti kejadian tahun2 kemarin yang rasanya telepon mpe berjam-jam kok ga juga berhenti. Sampe telinga rasa pedih dan panas dan hati pun ikut panas.
Temanku yang mendengar pada ketawa. ‘Kok bisa yang terima pas kamu terus ya?’
Dan komentar salah satu temanku,’Semua sudah ada yang mengatur. Memang harus kamu yang terima. Yang sabar ya. Didengarkan saja. Berusahalah meredam emosinya. Jangan mpe terpancing hingga emosi yang sudah naik semakin naik.’
Hehehe.... Sepertinya memang ujian buatku untuk melatih kesabaranku.
Dengan kejadian seperti ini membuatku jadi bersyukur. Untung aku tidak jadi call center. Aku memang tidak cocok jadi call center. Bisa stress aku klo saban hari harus dengar keluhan dan omelan customer. Hehehehe....
Sabar... sabar....

DEMAM NORMAN

Wednesday, April 13, 2011

Seminggu belakangan ini ada sosok idola baru yang menjadi perbincangan hangat dan sangat menarik perhatian banyak pihak baik tua-muda, besar-kecil, termasuk aku dan teman2 kostku juga teman2 kantorku. Bahkan VCD bajakannya pun laris manis di pasaran, mpe banyak pedagang yang kehabisan stock. Hweleh... hweleh....
Tiap nyetel tv pasti akan langsung berhenti ke stasiun tv yang menayangkan ‘Norman’. Hehehe...
Dan tiap mengirim atau dapat sms cuma pendek2.
‘Silet. Norman. Hehehe.’ Kalau ga, ‘Bukan empat mata. Norman.’
Norman oh Norman.
Aku boleh dibilang selalu mengikuti perkembangan tentang Norman. Tidak seperti upload2 fenomenal sebelumnya yang tidak terlalu kuikuti.
Tak pernah bosan melihat tayangan video lipsync Norman yang diputar di banyak stasiun tv. Beginilah nasib klo lagi puasa i-net. Meskipun sangat ingin, terpaksa harus menahan diri untuk tidak melongok youtube dulu. Cukup memuaskan diri dengan menonton siaran tv saja. Hikz.....

Melihat Norman dengan senyumnya yang tulus, tidak tampak dibuat-buat. Polos dan apa adanya. Sama sekali tidak lantas menjadi sombong dengan ketenarannya sekarang.
Suaranya pun enak didengar. Aku suka waktu dia menyanyikan lagu dangdut ‘Bergadang jangan Bergadang.’ Juga gayanya waktu menyanyikan lagu2 India.
Kadang2 tampak bingung, tidak tahu harus bicara apa, harus melakukan gerakan apa waktu menyanyi. Jujur bilang cape dan kalau boleh memilih akan lebih memilih menjadi polisi ketimbang menjadi artis. ‘Cape. Mengantuk. Kurang istirahat. Kangen ama teman2 di barak.’
Yah, semoga Norman tetap menjadi sosok yang bisa menghibur dan apa adanya.
Semoga tetap setia dengan komitmennya untuk tetap membaktikan diri menjadi polisi.
Aku suka melihatnya memakai seragam brimop. Tampak lebih gagah. Hehehe...
Hidup Norman.
Tetaplah menjadi Norman yang rendah hati. Berubah untuk kebaikan boleh. Apa salahnya menjadi lebih smart dengan beasiswa pendidikan yang diperolehnya. Apa salahnya semakin terasah talenta menyanyinya dengan banyak berlatih. Dan semoga semakin bisa mendekatkan polisi dengan masyarakat dan mengembalikan citra polisi di mata masyarakat.
Untuk Norman. Semangat!!!!
Sering2 menyanyi ya..... hehehehe....

BELAJAR MANDIRI SEJAK KECIL

Tuesday, April 5, 2011

Mandiri. Dulu aku tidak terlalu mempersoalkan dan membanding-bandingkan mengenai ‘mandiri’ ketika masih tinggal di Yogya karena hal2 yang sekarang2 ini kuanggap sebagai ‘mandiri’ ini sudah begitu lazim di Yogya. Tetapi semenjak aku tinggal di Bandung dan mengalami sendiri, membuatku mau ga mau akhirnya membuat perbandingan.
Aku suka gemes sendiri jika melihat seorang anak yang sudah SMA atau bahkan sudah kuliah, ke mana2 masih diantar jemput entah itu oleh sopir, kakak atau orangtua. Sudah gedhe, emang ga bisa pergi sendiri????
Hehehe.

Tinggal di Yogya, terutama di lingkungan tempat tinggalku, sudah biasa melihat anak kecil, berpakaian seragam putih-merah berangkat ke sekolah sendiri, pulang sekolah sendiri. Mungkin karena keadaan dan keterbatasan ekonomi jugalah yang memaksa orangtua melatih anaknya bisa mandiri sejak kecil. Orangtua tidak punya cukup banyak waktu untuk selalu mendampingi anak2nya. Anak2 dilatih untuk mandiri dan melakukan apa2 sendiri sejak kecil. Ya, keadaan rumah yang tanpa pembantu memaksa orangtua melatih anak2nya untuk bisa melalukan apa2 sendiri, kalau tidak semuanya bakal terbengkalai.

Sejak kecil aku sudah terbiasa ke mana2 sendiri. Dari TK sampai SD kelas IV aku memang masih diantar jemput ke sekolah, tidak seperti teman2 mainku di dekat rumah yang terbiasa berangkat ke sekolah sendiri dengan jalan kaki. Aku harus diantar karena jarak rumahku dengan sekolahku cukup jauh, sekitar 5km. Setelah duduk di kelas IV aku memutuskan untuk berangkat ke sekolah sendiri dengan naik sepeda coz temanku yang rumahnya lebih jauh dari rumahku yang juga cewek juga bisa dan berani melakukannya. Aku yakin aku juga bisa. Sempat kesel ketika ayahku tidak mempercayaiku kalau aku bisa. Hari pertama berangkat ke sekolah dengan bersepeda, ayah membuntutiku sampai dekat sekolah. Ya, mungkin ayahku merasa khawatir bakal terjadi sesuatu dengan gadis kecilnya.

Yang kadang membuatku sekarang2 ini seakan ga percaya dengan diriku sendiri, kadang2 dulu aku ikut misa pagi di gereja deket sekolah. Misa pk.05.30. Jika berangkat dengan naik sepeda otomatis pk.05.00 aku sudah harus berangkat dari rumah. Kadang2 aku memang kebagian tugas misdinar di misa pagi coz aku sendiri yang memintanya waktu itu. Hehehe.... hebat juga ya aku. Kok bisa bangun pagi ya.
Misa selesai pk.06.00 sedangkan sekolah baru dimulai pk.07.00. So aku jadi rajin bersih2 kelas waktu itu, kadang2 juga membantu pak bon menyapu halaman. Yeah.... daripada bengong ga da kerjaan.

Mendaftar ke SMP waktu itu aku kolektif dengan teman2ku sesama SD yang kebanyakan waktu itu mendaftar ke SMP yang sama yang masih satu Yayasan. Ayah-ibu sama sekali tidak ikut campur tangan dalam pendaftaranku. Yeah... mereka menyiapkan dana yang harus kubayarkan dan aku membayar sendiri ke sekolah. Aku berangkat ke sekolah juga dengan naik sepeda. Jarak SMP-ku dengan rumahku lebih dekat jika dibandingkan jarak SD ke rumahku. Bersepeda itu sehat so pantas saja klo waktu itu aku jarang sakit. Yang pasti kulitku waktu itu amat sangat hitam. Ya maklum di Yogya terik matahari begitu menyengat.

Masuk SMA, aku mendaftar diantar oleh ayahku coz jarak sekolah pilihanku dengan rumah sangat jauh dan aku sama sekali belum tahu rute ke sana. Waktu itu tak ada seorang pun teman2 dari SMP-ku yang mendaftar ke SMA yang sama denganku. Jadi waktu itu sama sekali tidak ada yang kukenal di kelasku. Teman baru semuanya. Hehehe....
Selama beberapa minggu di kelas 1 SMA aku masih diantar jemput oleh ayahku. Berakhir ketika ada salah satu temanku yang meledekku ‘anak papa’. Berkat ledekan itu aku ga mau lagi diantar jemput oleh ayah. Aku memilih pulang dan pergi naik kendaraan umum. Berangkat ikut ayah sampai perempatan Wirobrajan kemudian lanjut dengan naik bus ke sekolahku. Turun di pertigaan Jati Kencana dan lanjut dengan jalan kaki sekitar 15 menit sampailah di sekolahku. Gimana tidak sehat, banyak jalan kakinya. Hehehehe......

Naik kendaraan umum alias bus itu sama artinya dengan membuang banyak waktu. Banyak bus2 yang ga mau mengangkut pelajar coz bakal membayar murah, Rp.150,- waktu itu. So dengan terpaksa kadang aku harus menunggu bus yang bisa kutumpangi 30 menit sampai 1 jam. Belum perjalanan sampai rumah bisa menghabiskan waktu sampai 40 menit. Hohoho... perjuangan zaman SMA. Naik bus, berdesak-desakkan, sabar menunggu giliran keangkut, sumpek, panas, bau yang campur-aduk. Ternyata aku bisa juga melakukannya.

Setelah kelas II SMA aku baru boleh naik motor ke sekolah. Ini jauh lebih memudahkanku. Bisa berangkat seenaknya ga takut ga kebagian bus. Hal ini berakibat aku jadi sering memanfaatkan toleransi keterlambatan 15 menit. Bayangin, jarak rumahku ke sekolah sekitar 20-25 km dengan waktu tempuh naik sepeda motor sekitar 30 menit dengan situasi lalulintas pagi yang lumayan crowded, sekolah masuk pk.07.15, seringkali aku baru berangkat dari rumah pk.06.55. Hehehe. Akibatnya terpaksa ngebut dan sering menggunakan jalur mobil di Ring Road dengan kecepatan 100km/jam. Sekarang klo ingat suka ketawa sendiri. Kok berani ya. Sekarang aku sudah tidak berani lagi melakukannya, bakal bener2 ketilang dah. Bersyukur banget dulu sekali pun aku belum pernah ketilang. Hehehe bandel.....

Lulus SMA, aku melanjutkan kuliah juga dengan usaha sendiri. Memilih kampus sendiri, mendaftar, tes masuk dan menyelesaikan administrasi sendiri. Orangtuaku tinggal menunggu pemberitahuan kapankah aku harus melunasi bea masuk dan mengusahakannya untukku.

Ketika akhirnya aku memutuskan kerja di Bandung, aku berangkat ke Bandung juga sendiri. 3 bulan pertama kerja aku berangkat dan pulang ke kantor dengan naik angkot. Berangkat naik angkot dua kali dan pulangnya naik angkot sekali. Naik angkot berarti banyak waktu yang harus kuhabiskan dengan jalan kaki tiap pagi dan sore. Sangat sehat. Hehehe...
Naik angkot pula membuatku seringkali punya pengalaman mendapatkan sopir angkot yang ugal2an di jalan atau diturunkan di tengah jalan yang sepi sekitar pk.9 malam gara2 tidak ada penumpang yang lain, diminta ganti angkot yang lain. Benar2 keterlaluan. Untung tidak pernah terjadi hal2 yang tidak diinginkan.
Mengingat pengalaman2 di waktu yang telah lalu cukup menyenangkan juga ternyata.

Ya, sejak SD aku dan adik2ku sudah dibiasakan mengurus apa2 sendiri. Membayar uang sekolah sendiri, mencari tempat les sendiri, berangkat les sendiri. Orangtuaku sudah memberikan kepercayaan kepada anak2nya sejak masih kecil. Terkecuali menginap di rumaht teman, pulang larut malam dan pergi ke luar kota ma teman itu larangan keras buatku. Dulu kadang2 larangan ini membuatku marah dan seringkali menangis. Kenapa teman2ku boleh sedangkan aku tidak boleh. Kadang2 kan pengin juga bisa sesekali merasakan kebersamaan dengan teman2ku. Huehuehue....

Sekarang2 ini kalau melihat orangtua ataupun sopir yang membayarkan uang sekolah, kadang membuatku geleng2 kepala. Anak SMA, SPP-nya masih dibayarkan? Kenapa tidak membayar sendiri? Anak temanku yang tidak boleh pergi ke mana2 sendiri, naik angkot tidak boleh. Ke mana2 harus diantar jemput. Ketakutan orangtua yang kadang2 menurutku terlalu berlebihan. Mungkin karena di kota besar tingkat kriminalitas begitu tinggi itu yang membuat orangtua begitu khawatir anaknya pergi sendiri tanpa pengawasan. Takut ada apa2 di jalan.

Melihat tetanga2ku di bandung dengan keadaan ekonomi yang pas2an, mereka terbiasa membiasakan anak2nya berangkat ke sekolah sendiri. Mereka bisa juga kok. Dan aman2 saja. Ya, memang butuh keberanian yang besar bagi orangtua untuk melepas dan memberi kepercayaan kepada anaknya.

Aku janji, jika suatu saat nanti menjadi orangtua, aku akan melatih anakku mandiri sejak kecil. Anakku harus berani sesekali naik angkot sendiri, pergi ke mana2 sendiri, SMA dan kuliah berangkat dengan naik motor sendiri, harus mau pergi ke pasar tradisional dan harus terbiasa melakukan apa2 sendiri sejak kecil. Mudah2an bapaknya anak2 nanti juga mendukungku. Kekhawatiran yang berlebihan hanya akan menghambat proses seseorang menjadi dewasa dan mandiri.
Yeaaah..... lihat saja nanti....... ^_^

I WISH I COULD...............

Monday, April 4, 2011

Setelah beberapa bulan yang lalu membaca buku The Secret, beberapa minggu yang lalu nonton Kisah Sukses seorang pengusaha di Kick Andy yang juga terinspirasi oleh The Secret dan baru kemarin setelah berbulan-bulan pinjam DVD The Secret akhirnya baru kutonton kemarin, mendorongku untuk membuat list2 tentang rasa syukurku atas apa yang sudah kumiliki dan list impian2ku yang sampai sekarang belum terwujud.

Aku sungguh bersyukur memiliki :
1. Keluarga yang penuh kehangatan dan selalu mendukungku
2. Teman2 dan sahabat2 yang begitu baik dan selalu ada buatku
3. Tempat kost yang sudah 8 tahun ini kutempati dan membuatku merasa seperti tinggal di rumah sendiri
4. Tempat kerja yang menyenangkan dan belakangan ini tidak terlalu menyita banyak waktuku
5. Liburan2 dan kebersamaan bersama teman2ku yang kemarin sudah kami lewati bersama
6. Kelompok koor yang begitu menyenangkan
7. Tinggal dan kerja di Bandung seperti impianku selama ini
8-14 Maaf tidak bisa ku-publish.
15. TV Sharp-ku yang sudah menemaniku dan memberiku begitu banyak hiburan dan informasi. TV yang dulu kubeli dari jatah uang kostku dan memaksaku harus bayar uang kost sendiri selama 1/2 tahun yang sebenarnya sudah disubsidi oleh ortuku. Ya apa boleh buat, dp aku kesepian sendirian di kost. Hehehe
16. Baju2ku yang lucu2 dan enak dipakai yang dulu sama sekali tidak pernah terpikir olehku bisa memiliki baju2 seperti yang aku mau.
17. Peralatan masakku yang semakin lama semakin banyak ditambah kado dari teman2 baikku. Terimakasih sudah membuatkanku masakan yang enak2 selama ini.
18. Bantal cinta dan gulingku serta selimut Doraemonku yang sudah menemani tidurku selama ini.
19. Bed cover Bali-ku, oleh2 dari dedeku n sprei dengan warna senada dari Itoino. Akhirnya aku punya bed cover n sprei baru juga tanpa harus susah2 mengeluarkan uang.
20. Majalah Intisari-ku yang selalu setia menemani ke mana pun aku pergi. Akhirnya kesampaian juga berlangganan Intisari.
21. ...............

Impianku yang belum terwujud:
1. Punya keluargaku sendiri. Aku pengin punya seorang pendamping yang baik dan mau menerimaku apa adanya. Seseorang yang membuatku merasa yakin bahwa memang dia, bahwa aku memang ingin berada di sampingnya. Punya jagoan dan gadis kecil yang baik dan menyenangkan yang akan melengkapi kebahagiaan kami.
2-6. Maaf tidak bisa ku-publish.
7. Ayunan. Hmmm.... buat ditaruh di belakang rumah nanti. Berayun-ayun tiap sore, menghibur diri. hehehe
8. Green house. Buat koleksi tanaman2 hiasku...
9. Bisa mencukupi kebutuhanku sendiri dan membelikan barang2 seperti yang ayah dan ibuku mau untuk membahagiakan mereka... Kapan yaaa....
10-16. ........................
17. Liburan ke Thailand, Vietnam, Lombok, Karimun Jawa, Pulau Umang, Bali, Green Canyon, Danau Toba, Bangka-Belitung, Singapore, Aussie, Lourdes, Tanah Suci, lihat kincir angin dan bunga tulip, ke negeri Sakura, ke Jeju island, lihat tembok Cina. Yaaaaa....... I hope so...
18. Punya kamera DSLR sendiri.... bakal makin narsis dah....
19. Punya kolam ikan dan kebun di belakang rumah. Pengin bisa ngasih makan ikan tiap pagi dan sore. Pengin bisa nanam lompong, bayam, cabe, kangkung, caisim, daun bawang, kemangi, kacang panjang, singkong, pepaya, jambu, jeruk shantang, mangga, sirsak, rambutan, kelapa, strawberry, anggur, rasperry.
Ow ow ow... banyak juga ya. Bakal memerlukan lahan yang cukup luas. Ya, aku pengin bisa memasak dari hasil kebun sendiri, makan buah dari hasil panen sendiri. Pasti seruuuu......
20. Punya sawah dan perkebunan serta villa di tempat yang adem. Ini semua sebagai nostalgia masa kecilku yang dulu banyak main ke sawah dan ladang.
21-22. ...................................
23. Pengin bisa bangun siang... hehehe
24. .......................
25. Pengin bisa lancar berbahasa Inggris... hohoho... kuakui aku memang payah dalam hal ini...
26. Pengin punya kebun bunga dan kebun buah yang agak jauh dari rumah. Buat refreshing sekali2...

Hohoho... banyak sekali ya ternyata impianku.
Tapi yang paling kuinginkan untuk saat ini aku pengin bisa hidup dengan tenang tanpa banyak hal yang membebaniku seperti saat ini. Pengin bisa merelakan dan memaafkan atas semua yang telah terjadi. Tidak ada lagi orang yang membuatku malas dan ketakutan untuk menemuinya karena hubungan kami menjadi begitu baik ya kami bisa berteman lagi. Pengin bisa mencukupi kebutuhanku sendiri tidak lagi membebani orangtuaku. Aku pengin bisa memenuhi harapan mereka dan membahagiakan mereka yang aku tahu sampai saat ini belum bisa kulakukan.
Aku pengin segera bisa melunasi hutang2ku biar aku bisa hidup tanpa beban lagi.
Aku pengin ada seseorang yang mengkhawatirkanku. Mau sesekali menjemputku pulang kerja, menemaniku ke gereja, menemaniku makan malam, menemaniku nonton dan berbelanja, mau membaca, mengoreksi dan kasih komen atas tulisan2 ga pentingku, menemaniku jalan2, memuji masakanku yang khusus kumasakkan untuknya, mau mendengarkan cerita2 dan keluh kesahku. Kapankah itu???
Semoga suatu saat nanti aku akan bisa menemukannya.
Aku tahu Tuhan akan selalu mencukupi kebutuhanku. Dia lebih tahu mana yang benar2 aku butuhkan untuk saat ini dan akan sungguh2 membuatku bahagia. Dia pasti akan membantuku mewujudkannya.
Berpikir positif. Ya, pikiran positif akan mendatangkan hal2 positif kepada kita. Hanya kita sendirilah yang bisa mewujudkan kebahagiaan kita. Bukan orang lain.
So..... Fight!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

TRACKING TO GOA JEPANG, GOA BELANDA & CURUG OMAS

Monday, March 28, 2011

Niat pengin rame2 jalan2 ke goa Jepang dan goa Belanda sebenarnya sudah sejak tahun kemarin. Tapi yang namanya mencari waktu yang banyak di antara kita semua pada bisa itu susahnya minta ampun. Akhirnya terealisasilah jalan2 kita pada hari Minggu, 27 Maret 2011.
Rencana berangkat dari kost pagi2 pk. 06.00 – 06.30 biar ga macet n ga panas buyar sudah gara2 nunggu si Onta yang baru mpe pk. 8 kurang dikit. So pk.08.00 barulah kita beriringan 4 motor berangkat. Rombongan berangkat tanpa Dewot yang harus kerja n Tiut + Babon yang pada males bangun pagi.

Terjebak macet di Jl. Braga dan Jl. Viaduct membuat perjalanan kita lumayan lama, 1jam perjalanan, pk.09.00 kita baru memasuki area parkir Tahura (Taman Hutan Raya) Ir. H. Djuanda.
Dengan membayar tiket masuk per orang Rp.7.500 + premi asuransi Rp.500,- dan bea masing2 kendaraan Rp.5.000,- akhirnya kita pun memulai tracking kita.

Tujuan pertama kita adalah goa Jepang. Berjalan menyusuri jogging track, dengan udara yang segar, bersih dan lumayan dingin serta cuaca yang agak mendung membuat perjalanan kita terasa menyenangkan. Dalam 15 menit kita sudah nyampe ke goa Jepang. Goa ini di dalamnya sangat gelap. So sebaiknya klo niat mau ke sana harus bawa senter. Klo ga di sana ada yang menawarkan jasa sewa senter @Rp.3.000,- tapi cahayanya tidak terlalu terang. Aku yang dari rumah bawa 2 senter, yang satu senter kecil dijepit di topi, satu lagi senter pegang biasa. Sayangnya senter pegangku tiba2 aja ngadat ga biasa dipake. Akhirnya coz senter kita yang cuma 3 kurang mencukupi, kita sewa lagi 3 senter.
Sebaiknya klo memasuki goa Jepang minta diantarkan guide coz suasana yang benar2 gelap dan spoky.
Buat saran, sebelumnya buat kesepakatan harga dulu dengan guide. Mau diantar ke goa Jepang aja atau sepaket dengan goa Belanda dan curug Omas. Klo ga ada kesepakatan dulu bisa2 anda akan terkaget-kaget dengan tariff yang diminta sang guide. Hohohoho…..
Kemarin karena kurang perhitungan kita kena tariff Rp.50.000,- untuk diantar ke 2 lokasi yaitu Goa Jepang dan Goa Belanda. Seharusnya tariff bisa kurang dari itu. Tarif ini pun sudah ditawar, tadinya untuk 2 lokasi, guide minta Rp.60.000,-

Goa Jepang ini dibuat oleh Jepang pada tahun 1942 melalui kerja rodi. Keseluruhan goa baik dinding maupun lantainya terbuat dari batu. Karena benar2 gelap, goa ini terasa begitu pengap. Goa ini benar2 terasa spoky. Katanya tempat ini memang lebih spoky dibandingkan goa Belanda yang banyak ventilasinya, sering dipakai untuk acara uji nyali. Dulu penerangan goa menggunakan lampu petromax.

Keluar dari goa Jepang, kita melanjutkan perjalanan ke goa Belanda. Jarak ke goa Belanda dari goa Jepang tidak jauh, hanya sekitar 800m. Dengan diantar guide, tanpa terasa kita sudah sampai ke goa Belanda.
Goa ini didominasi oleh warna putih. Dinding goa terbuat dari batu bata yang sudah disemen dan dicat putih. Lantai goa merupakan lantai semen. Goa ini masih asli, sama sekali belum direnovasi. Bangunan hasil karya Belanda memang terbukti kualitas dan kekokohannya. Meskipun dibangun tahun 1910, goa ini masih tampak kokoh berdiri.

Kita tidak memerlukan penerangan sebanyak di goa Jepang. Goa Belanda ruang dalamnya lebih luas dan lebih tinggi dibandingkan goa Jepang. Saat terjadi peralihan kekuasaan dari Belanda ke Jepang, goa ini pernah menjadi tempat persembunyian sementara tentara Jepang sebelum mereka membangun goa Jepang. Penataan ruang dalamnya benar2 sudah terkoordinir. Ada ruang interogasi, ruang penjara dengan ventilasi yang amat kecil, hanya berupa kotak kecil seukuran buku tulis. Huwwwffff… bisa dibayangkan betapa pengapnya. Tapi ruang penjaranya masih lebih luas dibandingkan dengan penjara di goa Jepang yang hanya bisa dimasuki dengan membungkukkan badan. Ruangan dalamnya pun amat sempit.Betapa menyedihkan ya keadaan tawanan yang dipenjara di sana dulu.

Goa Belanda mempunyai ruang khusus untuk komunikasi. Masih ada besi2 tatakan alat komunikasi yang terpasang. Juga masih ada besi2 kaitan untuk saluran listrik coz dulu Belanda memang membangun PLTA sendiri. Di jalur utama terdapat jalur rel yang dulu dipake untuk lalu lintas lori, kereta pengangkut bahan makanan, senjata dan amunisi. Dengan menyusuri jalur lori ini, kita akan keluar ke jalan yang mengarah ke goa Jepang.
Begitu memasuki goa Belanda yang terasa di kulit desiran angin yang sangat dingin serasa AC alami. Tidak tahu angin dari mana, sepertinya angin dari luar yang dipantulkan oleh dinding goa. Ruang dalam yang pernah dipake untuk uji nyali di goa Belanda adalah ruang interogasi.

Aku sempat bertanya ke manakah barang2 peninggalan Jepang dan Belanda kok sama sekali tak ada yang bersisa. Katanya memang tidak banyak barang2 yang tertinggal. Semuanya diangkut oleh tentara Belanda dan Jepang. Ada beberapa benda yang tertinggal, tapi kemudian benda2 itu disimpan sebagai koleksi museum.

Pk.10.15 kita berpisah dengan guide dan dengan semangat 45 memutuskan untuk lanjut tracking ke curug Omas. Ini benar2 di luar rencana kita yang sejak awal hanya berniat ke goa Jepang dan goa Belanda saja. Jarak 5km dengan waktu tempuh jalan kaki 1 jam atau naik ojek dengan ongkos Rp25.000,-. Oh tidak…… pemborosan dan tidak sehat. Hehehe…. Atau boleh dengan sewa kuda, tidak tahu berapa tarifnya, yang pasti lebih mahal daripada naik ojek.

Pk. 10.30 karena perut kita sudah menuntut minta diisi, akhirnya kita rehat untuk menghabiskan perbekalan kita. Makan…. Makan…. Si Etil yang lagi ga doyan makan memilih pesan jagung bakar n nyomotin makanan kita. Dasar si Etil…

Pk.11.00 kita lanjutkan perjalanan kita yang tiada akhir. Sungguh melelahkan. Jalanan yang menanjak sungguh menguras energi hingga memaksa kita 3x beristirahat sejenak untuk mengumpulkan kembali tenaga. Berkali-kali kita berpapasan dengan rombongan yang dalam perjalanan pulang dari curug Omas. Rata2 mereka berjalan dalam diam, sepertinya mereka kelelahan. Berkali-kali juga kita dilewati mereka2 yang menyewa jasa ojek dan mereka2 yang pada naik sepeda. Hohoho sungguh bikin iri.

Saat istirahat di pos kedua, melihat jam sudah pk.12.00. Sudah 1 jam perjalanan ternyata belum nyampe juga. Waktu tanya ma ibu penjaga warung, katanya kita baru ½ perjalanan. Ouwwww….. tidaaaaak…………

Akhirnya oh akhirnya pk.12.30 sampai juga kita di Curug Omas. Kita musti melewati sebuah jembatan yang dibangun tepat di atas air terjun ini. Melewatinya dibatasi maksimal untuk 5 orang. Jika melebihi kapasitas, jembatan akan terlihat bergoyang-goyang. Si Onta mpe parno dan minta cepet2 ketika 2x bolak-balik terpaksa harus menyeberang. Yang membuat kami agak kecewa, ternyata kita sama sekali tidak bisa main air seperti bayangan kita. Seluruh sisi air terjun dan sungai dibatasi oleh pagar pembatas yang lumayan tinggi. Kita harus berpuas diri memandangi air terjun dari balik pagar saja.

Coz diburu waktu harus segera kembali ke Bandung, pk.13.00 akhirnya kita memutuskan untuk pulang. 1 jam perjalanan by foot again. Hohoho…..
Rute yang sama dengan perjalanan awal kita, hanya sekarang kita harus berjalan menurun. Berjalan di jalanan yang menurun ternyata tidak semudah yang kita bayangkan. Kaki tetap saja cape dan terasa sakit harus menahan berat badan kita. Dengan sisa tenaga dan langkah kaki berat setengah diseret, akhirnya pk.14.15 sampailah kita di area parkir.
Legaaaaa…… N then back to Bandung.
Malamnya harus pada mau merelakan diri menghirup aromaterapi balsam otot geliga plus ekstra mengurut kaki. Antisipasi supaya keesokan hari kaki tidak sakit. Ternyata keesokan pagi kaki masih terasa sakit buat berjalan dan aku memilih untuk tidur sepanjang hari di hari Senin alias bolos kerja coz kondisi badanku yang tidak memungkinkan untuk kerja. Suaraku jadi ilang coz batuk yang semakin parah ditambah kaki terasa sakit buat jalan.
So……. Kapok????????
Tentu tidak. Maybe next time boleh mengulang lagi. Hehehehe…….

DI KOTA TUA KUBERSEPEDA

Monday, March 28, 2011

Jumat sore tepat di penghujung tahun 2010, pk.18.05 akhirnya aku dan Etil sudah duduk manis di bus Arimbi jurusan Kalideres Jakarta, siap memberi kejutan akhir tahun ke Kuntil yang sejak awal tidak tahu bahwa akhirnya aku berhasil menculik Etil untuk kuajak serta mengunjungi Kuntil.
Beruntunglah perjalanan kami lancar. Dengan membayar 40 ribu dan ditemani kenek yang ternyata penggemar berat Amira, akhirnya pk.21.00 kami sudah tiba dengan selamat di gerbang Arcadia Daan Mogot, kompleks perumahan Kuntil. Kingkong pun tampak kaget ketika melihat Etil ada bersamaku. Dengan terpaksa si geboy diboncengi 3 makhluk ndut. Kingkong, Etil dan aku. Maaf ya geboy....

Kuntil menjerit ketika melihat Etil ada bersamaku. Si Etil yang tadinya sama sekali tidak mau ikut maen ke rumah Kuntil, akhirnya 1 hari sebelum keberangkatan mau pergi juga. Hehehe.... surprise untuk Kuntil yang 100% sukses.... ^_^

Kita semua melewatkan malam tahun baru bersama para warga Arcadia. Banyak kembang api bo. Lumayan malam tahun baru kali ini. Dilewatkan dengan banyak kali bunyi jedar-jeder kembang api.

Hari sabtu kita memutuskan untuk berwisata museum sambil bersepeda ke Kota Tua. Perjalanan yang sungguh melelahkan. Aku yang baru pertama kali itu merasakan naik bus way, harus merasakan naik bus way yang amat sangat penuh sesak. Ketika masuk ke terminal bus way Kalideres pun calon penumpang yang antree ticket pun sangat berjubel. Kingkong yang merelakan diri antree tiket untuk kita semua.

Lumayan lama menunggu hingga akhirnya Kingkong berhasil membawa ticket untuk kita. Penantian yang terasa panjang coz suasana yang amat gerah diwarnai emosi dari calon penumpang yang tidak sabar dan saling berebutan tempat serta petugas yang juga tampak tidak sabar mengatur dan menenangkan antrean.

3 bus way kita biarkan lewat, semuanya penuh. Kita mencari bus way dengan tempat duduk yang mencukupi untuk kita. Akhirnya kita semua pun mendapatkan tempat duduk dengan Etil seorang yang duduk berseberangan dengan kita. Semakin lama penumpang bus way semakin padat. Meskipun keadaan sudah penuh sesak, tetap saja ada penumpang2 baru yang memaksa masuk. Banyak di antara penumpang baru yang merupakan ibu2 dengan anaknya yang masih kecil2. Suasana yang gerah semakin terasa panas dan tidak menyenangkan dengan penumpang yang pada mulai erosi. Dim2 dan Kingkong sejak awal memang sudah berniat merelakan tempat duduknya untuk ibu2 yang menggendong anak kecil, tapi belum juga menawarkan ada penumpang judes di dekatku yang menyindir dengan kata2nya yang sangat pedas dan tak henti2nya menyumpahi cowok2 dan bapak2 yang tidak mau mengalah.
‘Itu yang duduk di dekat pintu, pake acara pura2 tidak dengar lagi. Punya telinga ga lu? Dasar banci.’ Bla bla bala... dengan kata2 panjang yang sungguh tidak enak didengar.

Kingkong dan Dim2 merelakan kursinya untuk ibu2 yang membawa anak kecil. Ibu2 yang kemudian duduk di dekat Kuntil, dia membawa 4 anak kecil. Semuanya anaknya. Hohoho... banyak sekali anaknya. Membawa banyak anak kecil tanpa didampangi orang dewasa yang lain. Sungguh kerepotan ibu ini. Untung anaknya pada tidak rewel.

Memang saat itu bertepatan dengan long weekend, jadi banyak keluarga yang memutuskan untuk berekreasi. Hohoho... sungguh tidak tepat keputusan kami liburan di Jakarta bertepatan dengan tahun baru. Kingkong dan Dim2 yang terpaksa menjadi hero, mereka tampak kecapean. Apalagi jalanannya tidak bagus, beberapa kali bus berguncang karena jalan yang tidak rata. Karena sudah tidak tahan dengan situasi di dalam bus way yang super duper crowded, akhirnya kita memutusakan untuk turun dan melanjutkan perjalanan dengan naik angkot. Huwwfff.... ilang dah sumpeknya.
Akhirnya pk.11.15 sampailah kita ke Kota Tua. Dan malangnya coz hari itu tanggal merah, jadi we museum2 pada tutup. Akhirnya kita harus cukup berpuas diri dengan berfoto-foto narsis di area Kota Tua dan bersepeda berkeliling Museum Fatahillah dengan sewa sepeda Rp.15.000,- per jam. Bersepeda pun terasa amat sangat tidak nyaman coz area Kota Tua yang hari itu sangat padat dengan pengunjung. Sebentar2 terpaksa harus mengerem coz klo ga bakal menabrak pengunjung yang berlalu lalang.

Kita sempat mencicipi ketoprak dan es kelapa muda setelah sebelumnya muter2 mencari soto tangkar tidak ada. Ternyata soto tangkar Cuma buka pas hari kerja saja. Mangkal di depan kantor imigrasi.
Tapi lumayanlah ketoprak kita. Enak. Dengan membayar ketoprak per porsi Rp.9.000,- dan es klamud Rp.6.000,- kenyanglah kita.

Riz, akhirnya berhasil juga menemukan kita. Dia Cuma sempat sepedaan sebentar. Melanjutkan waktu sewa sepedaku yang masih 10 menit lagi. Tadinya terpikir mau wisata sepeda juga, bersepeda berkeliling area Kota Tua sampai dengan Pelabuhan Sunda kelapa dengan ongkos per orang Rp.30.000,- dengan diantar guide yang juga bersepeda. Tapi mengingat cuaca cukup panas dan keadaan kantong yang lagi mengenaskan akhirnya kita urung berwisata sepeda. May be next time. Dan setelah tahu ternyata banyak sepeda yang keadaannya tidak terlalu baik, bersyukuralah kita tidak jadi berwisata sepeda. Masih trauma dengan sepeda2 di Tidung. Hehehe.....

Kita sempat juga mencicipi minuman yang namanya asing yang ternyata setelah dicicip adalah susu kedelai. Di area dekat penjual susu kedelai, banyak sekali pedagang asongan yang menawarkan beraneka permainan2 yang menantang kejelian dan kesabaran. Dengan membayar Rp.1.000,- sekali main, kita bisa memasukkan paku ke dalam botol atau aneka permainan lain yang sejenis. Ada kulihat juga tukang ramal. Hehehe...

Sepulang dari Kota Tua kita memutuskan untuk ngadem. Ke mana ya? Tadinya aku pengin ke mall Taman Anggrek tapi akhirnya kita memutuskan ke tempat yang lebih mudah dijangkau, Ciputra Mall.
Coz sudah trauma dengan bus way yang hari itu angat tidak bersahabat, kita memutuskan mencari sarana transportasi alternatif. Tapi sungguh sayang hari itu tidak tahu kenapa jalanan begitu sepi. Kita terdampar cukup lama kayak orang ilang duduk di pinggir jalan. Bus AC jurusan Cibubur yang ditunggu tidak jua kunjung datang. Angkot dan taxi pun tak satu pun yang lewat. Kalo pun ada taxi yang lewat , taxi itu sudah berpenumpang. Nego dengan bajaj yang ada beberapa nangkring di dekat tempat kami duduk, tidak membuahkan hasil. Satu bajaj minta ongkos 25 ribu. Kami berenam pastinya perlu 3 bajaj.
Akhirnya ada juga taxi yang lewat. Terpaksa kami berenam berdesak-desakan dalam 1 taxi. Untung kita langsing2. Tidak berlaku untung Kingkong. Hehehe....

Sesamapai di Ciputra Mall, Kuntil, Kingkong, Dim2 n Etil langsung ke foodcourt untuk makan siang sedang aku n Riz memutuskan ke area fashion dulu. Riz perlu membeli keperluan menginap di rumah kuntil.
Aku yang tadinya berniat hanya mengantar Riz, demi melihat celana pinsil warna item yang sudah lama hunting di Bandung tidak juga nemu yang cocok, akhirnya coz diskon yang lumayan gedhe, kuambil juga sebuah yang kebeneran kupakai amat pas. Juga nyantol baby doll bunga2 warna putih-item yang ketika kupakai tampak apik. Sayang klo ga diambil. Mumpung lagi diskon. Hehehe.....

Waktu itu suasana natal masih begitu kentara. Kami dibuat terpesona oleh pohon Ntal raksasa dan patung Santa yang semuanya terbuat dari botol dan tutup botol bekas. Perlu berapa puluh ribu botol dan berapa lama merangkai ini semua. Wowww... amazing....

Setelah puas kita memutuskan pulang dan kali ini antree taxi dengan menngantree di petugas mall. Kembali 1 taxi untuk berenam. Sesampai di Arcadia Riz terpaksa berdiri diam cukup lama untuk menormalkan kakinya yang kesemutan. Pegel semua dah.
Malam itu kami semua kembali menginap di rumah Kuntil dan back to Bandung hari minggu sore. Naik angkot menuju terminal Kalideres dengan disopiri sopir baong yang ngebutnya ga kira2. Pake dibonusi pula diturunin kejauhan. Terpaksa dah jalan kaki ke Terminal yang ternyata sudah terlewat tanpa si sopir yang sudah dipesan untuk menurunkan kami di Terminal Kalideres yang ternyata tidak memberi pengumuman. Aku dan Riz berpisah di terminal. Riz kembali ke kost-nya, aku dan Etil naik Prima Jasa menuju Bandung yang hari itu sepi penumpang. Perjalanan lancar. Pk.21.00 kita sudah sampai di Bandung. Akhirnya back to my room. Biarpun berantakan, tapi adem. Hehehehe....

MERAPI AFTER ERUPTION

Saturday, March 26, 2011

Jumat 24 Desember 2010 lebih kurang pk.04.30 WIB, Lodaya yang kutumpangi tiba di Stasiun Tugu. Pulang dalam rangka Natalan bersama keluargaku di Jogja. Dari stasiun tidak langsung ke rumah tapi transit ke Hotel Abadi di depan stasiun pintu selatan persis. Pada kurang kerjaan. Dedeku pada nginep di hotel dari malam. Huehuehue…. Pemborosan….. :p
Saking penginnya foto2 di depan Tugu Yogya, niat semula yang mau foto ketika masih gelap, baru terealisasi pk.05.45 check out dari hotel langsung menuju Tugu untuk bernarsis ria di sana. Sebelumnya kita mampir dulu ke Kali Code, melihat dampak Merapi yang cukup membuat kerusakan yang lumayan parah, tanggul sungai jebol.
Di dekat Tugu kita lihat ada sebuah becak tak bertuan yang dibiarkan begitu saja di pinggir jalan. Daripada dibiarkan nganggur, akhirnya jadilah becak itu sebagai property foto2 kita. Lumayan…. Sekalian ngobyek jadi tukang becak dadakan.

Mengingat hasrat terpendam akan gudeg depan LPP n keadaan perut yang merindukan sarapan. Akhirnya meluncurlah kita ke Jl. Solo. Ga terlalu antree. Tapi olala…. Buburnya sudah habis. Dah lama banget ngidam bubur gudeg. Akhirnya sebagai obat kecewa, nasi gudeg pun bolehlah, ditambah jamu kunir asem dan jamu beras kencur dari mbok2 jamu yang lewat. Tak lupa sebelum kita meninggalkan hotel, kita contact rumah dulu, takut mommy jadi bête coz kita ga juga nongol di rumah.

Setelah kenyang, dalam kondisi cuma satu orang di antara kita yang sudah mandi yaitu Wida, segera kita mengalihkan tujuan ke arah utara. Ke Merapi. Wisata Merapi after eruption.
Dari Yogya, Merapi terlihat begitu jelas. Sangat indah tanpa berhias awan satu pun.
Kita berhenti sebentar di jembatan …… (tidak tahu namanya), yang kondisi jebolnya sangat parah tapi masih bias dilalui kendaraan. Turun ke sungai sebentar untuk berfoto-foto di sana.

Dalam perjalanan ke atas, beberapa kali kita dicegat pos2 yang meminta sumbangan Merapi. Ada salah satunya yang mengharuskan kita membeli tanaman, 1 tanaman dijual Rp.10.000,-. Untuk penghijauan katanya. ‘Nanti di atas ada yang nerima Mas.’

Sesampainya di atas, semua yang tampak serba tandus dan tandus. Hamparan tanah kosong yang tadinya merupakan belasan desa yang tersapu lahar. Menyedihkan.

Cukup ramai di sana. Yah, banyak banget yang pada pengin menyaksikan langsung dampak erupsi Merapi November 2010. Tempat parkir bertebaran di mana2, saking luasnya area sampai2 kita begitu kesulitan mencari seorang teman di sana. Pai. Dia menyusul pake motor dan tidak tahu parkir di mana, sedang kondisi sinyal selular amat minim. Setelah hamper putus asa, akhirnya setelah menghabiskan waktu sekitar 30 menit untuk saling mencari, ketemulah Pai.

Sebelumnya kita sempat berfoto di antara reruntuhan rumah. Rumah itu sudah rata tanah. Hanya toilet aja bangunan yang tersisa. Mungkin karena ada airnya jadi lebih terlindung dari panas. Di dekat rumah itu ada semacam arca bercorak India. Sepertinya pemiliknya suka mengoleksi karya2 seni atau berkaitan dengan keyakinannya. Kita hanya bias menduga-duga. Di dekat rumah itu pulalah kita menanam pohon kita. Semoga bisa tumbuh dengan baik.

Dalam kondisi panas terik, dengan amat terpaksa akhirnya Week n Nick mau juga bersama-sama kita menyusuri jejak2 erupsi Merapi di Kawasan Kinahrejo, tempat bermukimnya Mbah Maridjan. Kawasan yang kita masuki merupakan kawasan yang tadinya merupakan 8 desa. Semuanya hilang tak berbekas tersapu lahar dan awan panas. Pondasi2 dan tembok rumah yang masih tampak ada hanya beberapa saja yang semuanya berbahan batu dan batako. Rupanya batu dan batako lebih kokoh menghadapi terjangan lahar dan awan panas.

Sempat kita membeli minuman di sana. Itu pun setelah kita berjuang cukup lama mencari penjual es. Dan akhirnya kita bertemu dengan Ibu2 penjual es yang ramah.
Ibu ini merupakan salah satu korban yang terpaksa mengungsi. Dan ternyata kebanyakan penjual di sana adalah para pengungsi. Klo siang mereka berjualan, malam kembali ke tempat pengungsian. Mereka sedang berjuang mengumpulkan modal untuk membangun kembali rumah mereka.
Ada juga dijual VCD erupsi Merapi. Dibuat dari video amatir langsung saat kejadian. Dijual lumayan mahal buat ukuran kantongku. Satu VCD dijual sekitar 50 ribu sampai 60 ribu rupiah. Pengin beli tapi saat itu keadaan uang di kantongku sudah tidak cukup.
‘Pak, Bu VCD-nya! Ini hasil karya warga sini. Kami mengumpulkan dana untuk membangun kembali desa kami.’
Maaf ya Pak, Bu. Kami tidak bisa membantu.
Kami dipanggil Pak dan Bu.
Apa sudah terlihat seperti Bapak dan Ibu pa ya. Hehehehe

Tampak di sana-sini jurang2 seperti alur sungai, bekas aliran lahar. Banyak batang2 pohon yang nyangkut di alur sungai itu, sepertinya nyangkut waktu terbawa arus lahar. Tampak benar2 gersang. Di sana-sini mulai tampak pepohonan kecil yang mulai tumbuh. Tidak tahu bakal berapa lama lagi kawasan ini akan tumbuh seperti sedia kala.
Merapi dari dekat tampak tidak seindah dari kejauhan. Jika didekati hanya berupa gundukan2 tanah2 gundul. Puncak Merapi pun semakin lama semakin tidak terlihat coz tertutup awan. Karena sudah benar2 kecapean plus sepertinya mulai dehidrasi, akhirnya kita memutuskan untuk pulang. Tinggallah Pai sendiri yang bertekad tetap akan menunggu sampai awan2 meninggalkan puncak Merapi. Demi sebuah foto yang cantik. Semoga perjuanganmu berbuah hasil Pai.

Bagaimana dengan nasib pohon yang waktu itu kami tanam ya?
Kami semua ingin sekali suatu saat nanti berkunjung ke sana lagi. Menengok pohon kita sambil menanam beberapa pohon baru. Tentu saja harus membawa perlengkapan berkebun juga, supaya tidak terulang menanam ala kadarnya dengan kayu yang kita temukan di sana untuk menggali tanah dan sedikit air hujan yang tertampung di cup bekas air mineral untuk menyiram pohonnya. Semoga bisa sedikit membantu menghijaukan kembali kawasan itu.

Dan efek dari wisata ke Merapi itu……
Hohoho….. jidatku terbakar dan 2 bulan baru pulih. Saking panasnya coz sama sekali tidak ada pepohonan dan tempat berteduh, juga ga pakai penutup kepala, berakibat jidat dan hidungku belang2. Kalau belangnya rata mungkin gapapa. Lha ini sampai bikin kulit jidatku kering dan bergaris-garis hitam. Di-peeling pun tidak membuahkan hasil. Lebih parah dari waktu terbakar di pantai dulu. Biarpun gosong tapi rata n tidak bikin kulit jadi super kering.

Buat pengalaman. Besok lagi kalo ke sana lagi pake penutup jidat. Hehehehe……

SEORANG BAPAK TUA PENJUAL BUMBU DAPUR

Thursday, March 24, 2011

Kemarin pagi ketika berangkat ke kantor di tikungan jalan sekitar 500 m menuju kantorku, kulihat seorang ibu sedang membeli bumbu dapur. Penjualnya seorang bapak tua yang terlihat sangat renta. Jualannya hanya senampi kecil ditaruh di trotoar jalan. Bapak itu duduk di belakangnya sambil memakai caping.
Melihatnya sungguh membuatku terharu. Bapak yang sudah tua tapi masih mau berjuang untuk hidup. Aku lebih menghargai sebuah usaha daripada orang yang hanya minta2 di pinggir jalan tanpa usaha apa pun.
Dan aku berjanji, besok lagi klo ketemu bapak ini lagi, aku akan membeli jualannya.

Keesokan hari, aku berangkat memang sudah mepet banget. Bisa dipastikan bakal telat mpe kantor. Di tempat yang sama kembali kulihat bapak tua ini. Tak ada satu pun pembeli. Ya, memang di tikungan jalan seperti itu apalagi jalanan ramai, orang pasti akan segan untuk berhenti. Apalagi yang dijual hanya sedikit bumbu dapur.
Kuputuskan untuk berhenti sebentar membeli dagangannya. Kulihat hanya seplastik bawang merah besar2 dan bersih yang dijual Rp.10.000,-, bawang putih seplastik yang dijual perkuntum Rp.1.000,-, kunyit, jahe, lengkuas dan kencur dengan ukuran cukup besar yang masing2 dijual Rp.1.000,- per batang untuk yang berukuran kecil dan Rp.2.000,- untuk yang berukuran besar.

Sebenarnya aku termasuk pelit dalam hal berbelanja bumbu dapur. Biasanya aku beli sepaket bumbu dapur Rp.1.500,- minta dilengkapi lengkuas, daun salam, serai, jahe, kunyit dan kencur. Dapat lengkap biarpun ukurannya kecil2. Buatku ga masalah. Demi penghematan dan menjaga agar bumbu tidak terbuang percuma coz jarang2 aku masak.
Aku benar2 bingung mau beli apa. Apalagi sebelumnya aku sudah bikin list panjang ke Konjet yang pagi itu tumben berbelanja ke pasar.
Akhirnya kuambil 2 kuntum bawang putih, 1 batang kunyit, dan 1 batang kencur yang rada kecil. Mudah2an nanti ketika kutelepon Konjet belum jadi beli bumbu2 pesananku.
‘Semuanya berapa Pak?’
Bapak itu suaranya kecil dan serak. Rada susah buatku mendengarkan apalagi banyak kendaraan lalu lalang di depan kami. Yang membuatku terharu, Bapak ini raut mukanya penuh senyum. Benar2 ramah. Ia pun berterimakasih sambil membungkukkan badan ketika aku menyerahkan uang pembayaran.
Ya, berapa pun yang diterimanya disyukurinya.

Setelah sampai kantor, kutelepon Konjet. Dan ternyata semua bumbu sudah dibelinya. Bawang putih sekuntum harganya Rp.2.000,- itu pun kecil2. Hohoho ternyata yang dijual Bapak itu jauh lebih bagus dan lebih murah.
‘Terus bumbu2 ini nanti buat apa ya?’
‘Gapapa Bun, buat stock.’
Hehehehe.......

Wah, nanti klo beli bawang putih ke Bapak itu lagi aja ah, sambil nglarisi jualan si Bapak.
Tetap semangat ya Pak!!!!!

GEREGETAN

Friday, March 18, 2011

Hari ini hari wajib pantang dan puasa yang seharusnya aku bisa mengontrol emosiku, tapi aku benar2 dibikin kesel. Hmmm... tapi kesel yang bisa kukontrol coz ga mpe bikin aku memaki-maki orang atau main tangan.
Sudah beberapa kali ini tiap kali jadwal service lift di kantorku, teknisi yang datang cuma satu orang tetapi di lembar surat tugas dan maintenance report yang harus kutandatangan tertulis nama dua orang. Curiga ada yang ga bener di sini, kutanyakan pada teknisi itu kenapa cuma sendiri. Dan dijawab dengan jawaban yang sama seperti jawabannya saat terakhir service 2 minggu kemarin. Katanya pembagian tugas, teman yang satunya ada di lokasi lain. Demi mengejar target, mereka mengadakan pembagian tugas.

Hohoho aku semakin yakin ada yang ga bener di sini.
‘Kenapa saya musti tanda tangan untuk dua nama sedangkan yang ke sini cuma satu orang?’
‘Biasanya juga begitu Bu. Kan yang ditugaskan dari kantor memang dua orang.’

Akhirnya kutandatangan juga meskipun aku tetap merasa ada yang ga bener di sini.

Daripada terus2an uring2an plus penasaran, akhirnya ku-telp kantornya minta disambungkan ke bagian maintenance. Dan kebeneran diterima oleh Bapak Kepala divisi maintenance yang aku pernah sekali bertemu dengannya dan aku tahu orangnya baik dan ramah.
Dan akhirnya aku tahu, perkiraanku memang tepat. Kantor mengirimkan dua teknisi untuk masing2 lokasi dan harus dua orang yang datang ke tiap lokasi karena standarnya seperti itu, supaya bisa saling mengontrol.

Hohoho.... aku paling tidak suka dengan kecurangan2 seperti ini. Dari kantor sudah menetapkan kinerja sesuai standar tapi praktek di lapangan coba dimainkan oleh orang lapangan demi keuntungan sendiri.
Seperti ini ga bisa dibiarkan, bakal berulang lagi dan lagi n bisa2 ditiru oleh teknisi2 yang lain.
Customer jelas dirugikan, sudah bayar sesuai kontrak tapi service tidak sesuai kesepakatan.

Bapak kepala divisi maintenance mengatakan kalau tindakan teknisi tersebut tidak benar. Bapak itu berterimakasih atas laporanku dan akan memanggil teknisi tersebut. Bapak itu juga menanyakan tentang hasil servicenya. Kubilang tidak ada masalah coz sejauh ini lift berfungsi dengan normal. Meskipun sebenarnya aku tidak yakin dengan hasil kinerjanya coz kulihat dia tidak tampak benar2 sedang bekerja, hanya mengawasi naik-turunnya lift doank, tidak tampak membongkar-bongkar peralatan seperti pada umumnya teknisi yang bertugas sebelumnya. Ketika usai service pun tangan dan bajunya pun tetap bersih tidak seperti teknisi2 yang lain yang biasanya memerlukan diri untuk cuci tangan dulu.

Hehehe maaf. Gara2 laporanku, teknisi itu jadi dapat masalah. Tapi kurasa ini yang pelajaran yang terbaik buat mereka, jangan sampai terulang lagi. Bekerjalah dengan benar dan belajarlah bertanggungjawab atas kepercayaan yang diberikan padamu. Bukan hanya demi reputasi tempatmu bekerja tapi juga demi nama baikmu sendiri.

ROSARIO BARUKU

Thursday, March 17, 2011

Bulan ini aku mendapat 2 rosario baru. Satu oleh2 suami temanku dari Lourdes dan satu lagi rosario terbuat dari kayu pohon ara oleh2 salah satu atasanku dari Yerusalem. Hehehehe ma’acih.... ma’acih....
Dapat dua rosario yang sudah terberkati semuanya dari Tanah Suci. Apa maksudnya ini?
Hohoho.... mungkin aku diingatkan untuk berdoa Rosario coz memang sudah lama sekali tidak kulakukan. Terakhir berdoa Rosario Mei tahun kemarin. Benar2 keterlaluan.
Pesan dari salah satu atasanku ketika memberikan Rosario itu,’Buat berdoa ya, jangan hanya disimpan!’
Hehehe.... siap Bos!!!!!!!!!!
Ya, aku harus meluangkan waktu untuk berdoa Rosario.
Semoga dengan ini aku bisa termotivasi untuk mau kembali berdoa Rosario.
Yaya.... semoga......

KETIKA RASA HORMAT ITU BERANGSUR MENGHILANG

Wednesday, March 16, 2011

Tiap orang memiliki panggilan hidupnya masing2, entah itu sebagai seorang ayah, seorang ibu, petani, pendidik, polotisi, rohaniwan, pengusaha, pedagang, tenaga medis, dan berbagai bidang yang lain. Hidup itu adalah pilihan. Terlalu banyak pilihan dan bisa jadi karena keadaan kadang2 apa yang kita pilih bukan seperti apa yang kita mau. Tapi kita harus konsekwen bukan, apa pun itu kita harus bertanggungjawab terhadap pilihan kita. Meskipun kadang2 terasa berat, hidup harus terus berjalan. Tidak ada usaha yang sia2. Dengan ketekunan dan konsistensi, suatu saat kita akan memetik hasil jerih payah kita.

Tak bisa dipungkiri, banyak tawaran kenikmatan dunia yang dapat menggoyahkan iman dan keyakinan kita. Tekad untuk melangkah di jalan yang benar bisa saja goyah di tengah jalan.

Terkadang hidup berjalan tidak seperti yang kita mau. Segala yang sudah kita tata sedemikian rupa menjadi berantakan. Rasa percaya dan rasa hormat berangsur menghilang. Sebuah tempat yang seharusnya bisa menjadi tempat berlindung jika ternyata kita dapati sudah berubah. Terjadi sesuatu yang menurut kita itu salah. Aku tahu, sebagai manusia biasa, seseorang yang hebat pun tetap punya keterbatasan. Dan di saat seperti ini sebenarnya kita sedang diuji. Apakah kita tetap bisa menjaga agar iman dan keyakinan kita tidak goyah. Apakah kita tetap bisa menjaga agar semua tetap berjalan di jalur yang seharusnya.

Rasanya sungguh sulit buatku. Beruntung aku sedang dalam masa puasa. Ternyata dengan berpuasa bisa membuatku merasa lebih damai, pikiranku lebih adem dan aku bisa mengontrol kesabaranku. Emosiku tidak lagi meledak-ledak meskipun aku tahu aku seharusnya marah dan berontak dengan apa yang terjadi. Tapi aku sadar, kemarahan tidak akan menyelesaikan masalah, hanya akan membuat hidupku tidak tenang dan mempermalukan diriku sendiri. Juga bisa jadi bakal menorehkan luka yang amat dalam dan merusak apa yang selama ini sudah tertata dengan amat baik.

Kadang aku pengin menyerah. Rasanya sungguh tidak nyaman. Membuatku benar2 sedih. Berada di posisi sulit membuatku kadang ingin mengakhiri semua ini. Tapi ada seseorang yang selalu menguatkanku dan mendorongku untuk tetap bertahan. Dalam hal ini hanya aku sendiri yang bisa menjaga agar semua tetap in control. Ya, aku akan tetap bertahan dan menjaga agar semuanya tetap berjalan sebagaimana seharusnya.
Semoga suatu saat nanti semuanya bisa back to normal.
Tidak semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan. Belajar ikhlas. Itu yang akan membuat kita bahagia.
Tuhan aku mohon perlindungan-Mu dan tuntunlah aku harus bagaimana.
Amin.

PARANOID DI RUMAH SENDIRI

Saturday, March 12, 2011

Saking sudah lamanya tinggal di kost, kami sudah menganggap kost sebagai rumah sendiri, karena itu kami lebih sering menyebut kost dengan rumah. Pulang ke rumah maksud kami pulang ke kost.
Belakangan ini kami sering merasa paranoid di rumah sendiri. Bukan karena hantu, bukan karena kebanyakan nonton film horror, juga bukan karena ulah preman yang keterlaluan. Ini semua dikarenakan rasa ketakutan dan tidak aman sebagai akibat kejadian beberapa waktu kemarin.

Beberapa kali di pagi hari sering ada orang mencoba masuk ke rumah. Sepertinya orang luar yang berniat tidak baik. Terjadi sekitar pukul 06.00 – 07.00 pagi. Ketahuan masuk ke rumah, orang ini berpura-pura mencari seseorang dengan menyebut sebuah nama, kalau tidak berpura-pura mencarikan kost untuk saudaranya atau pura2 sebagai sales yang menawarkan produk door to door. Dulu2 pernah kejadian beberapa kali, sandal, sepatu ber-merk teman cowok yang datang bertamu selalu ilang diambil orang. Juga beberapa kali handphone penghuni kost. Sepertinya pelaku orang luar yang sengaja mencari kesempatan di pagi hari saat nyawa orang masih belum 100% kembali.

Dan kejadian yang paling membuat kami paranoid terjadi di akhir Februari. Masih pagi2 buta buat kami yang terbiasa bangun matahari sudah lumayan tinggi, sekitar pk. 04.30 WIB, tiba2 terdengar suara ketokan pintu. Saking kencengnya ketokan boleh dibilang itu bunyi gedoran pintu. Suaranya terdengar deket banget, aku mendengar antara sadar dan tidak. Tidak tahu suara itu dari pintu kami atau pintu tetangga. Tak kudengar suara satu pun dari kami bangun membukakan pintu dan aku pun enggan bangun untuk memeriksa. Kalau benar memang bertamu ke tempat kami, ga sopan amat bertamu pagi2 buta gini. Huwwfffh....
Cukup lama suara ketukan itu dan akhirnya karena tidak ada yang membukakan pintu, ketukan itu berhenti dengan sendirinya.

Pk. 06.00, hebohlah kostku. Yang tadinya masih pada tidur terpaksa harus bangun terganggu oleh kehebohan cerita2 kami. Ternyata kami semua mendengar suara ketukan pintu itu. Antara takut dan enggan bangun, tak ada satu pun yang mau dan berani membukakan pintu. Dan memang benar suara ketukan itu berasal dari pintu kami. Menurut Etil dan Dewot yang kamarnya paling depan, mereka mendengar ada orang yang melompati pagar masuk ke teras rumah. Ada dua orang. Terdengar percakapan mereka,’Sudah ada yang bangun kok. Itu sudah mulai terdengar suara2!’
Hohoho... ternyata benar mereka memang bermaksud tidak baik. Melompati pagar yang tingginya hampir sama dengan tinggi badan kami. Huwfffh... sungguh keterlaluan. Kalau memang merupakan tamu dari salah satu anak kost pastilah akan menelepon yang bersangkutan dulu mengabarkan kalau akan datang. Atau paling ga sambil mengetuk bisa menyebut salah satu nama kami. Untunglah tak ada satu pun di antara kami yang membukakan pintu. Dikhawatirkan orang itu memang benar bermaksud tidak baik dan membawa senjata. Ya, apa salahnya kami berjaga-jaga apalagi kami cewek semua.

Ketika bercerita kepada tetangga, Ibu warung dan Aak depan rumah membagi no hp-nya dengan pesan besok lagi kalau ada apa2 sms saja, nanti dipanggilin orang. Terimakasih. Kalau ada kejadian seperti ini benar2 terasa ada gunanya hidup bertetangga dengan baik. Kita tidak bisa hidup sendiri, sewaktu-waktu kita tetap butuh orang lain.

Sejak kejadian itu kita otomatis jadi paranoid dan jadi ekstra hati2. Gerbang depan dan belakang selalu dikunci, pk. 22.00 semua pintu sudah dikunci. Dan tidak bisa disalahkan jika beberapa hari kemudian pk.23.00 ada orang yang berkali-kali menggedor-gedor gerbang dan tidak ada salah satu di antara kami yang mau membukakan pintu. Konjet sudah siap2 dengan sapu di tangannya. Aku mencoba mengintip dari kaca nako kamar Etil tapi tanpa hasil, sama sekali tidak kelihatan siapakah sosok itu. Etil yang mencoba mengintip lewat lubang anak kunci juga tidak bisa melihat apa2. Mencoba memanggil,’Siapa?’. Tetap tidak ada sahutan, yang ada bunyi gedoran pintu gerbang yang semakin kencang.
Akhirnya diketoklah pintu kamar Dewot yang kaca nakonya pas mengarah ke pintu gerbang.
Dewot yang terbangun dengan kaget, berjalan sempoyongan keluar dari kamar sambil memegang hp, katanya,’Itu suamiku. Tolong bukakan!’
Hohohohoho.... maaph tidak tahu.
Kami semua tertawa.

Dan kejadia terakhir yang membuat kami benar2 gerah, terjadi lagi tindakan yang tidak bisa ditolerir yang beberapa tahun yang lalu pernah terjadi. Ada orang gila yang dengan sengaja memasukkan hp-nya lewat celah ventilasi di atas kamar mandi ketika ada salah seorang di antara kami yang sedang mandi. Berusaha merekam video. Sungguh keterlaluan. Untung cepat ketahuan. Sejak awal aku sudah tahu kemungkinan itu bisa terjadi lagi so sengaja kututup lubang kaca ventilasi dengan kertas kado. Tapi beberapa hari kemudia kudapati kertas kado diganti plastik tipis berornamen bungkus kado oleh Tiut, ‘Lebih bagus,’ katanya. Buatku bukan masalah bagus atau tidak bagus tapi masalah ‘safe’ atau tidak. Akhirnya sekarang lubang ventilasi ditutup kembali dengan kertas kado dan di bagian luar di-protect dengan kawat nyamuk tebal biar tidak ada tangan jahil yang bisa masuk.

Mengingat begitu banyak hal yang terjadi, membuatku jadi berpikir ulang. Sudah siapkah aku pindah.
Sampai sekarang oleh seseorang yang sudah kuanggap seperti ibuku sendiri, aku belum diperbolehkan pindah, ‘Belum aman,’ katanya. Instingnya sangat kuat dan boleh dibilang dia memiliki indera keenam. Aku jadi tahu apa alasannya kenapa aku belum boleh pindah. Jujur aku memang lebih takut dengan orang2 yang bermaksud tidak baik daripada hantu. Apalagi beberapa kali aku mendapat teror dari orang tak kukenal yang ada di sana. Salahku juga dulu membagi no-ku ke salah seorang di sana yang tadinya kupikir bisa kupercaya membantu menjaga tempat itu.
Ditambah lagi kemarin nonton ‘Paranormal Activity’. Hohoho.... hantu juga sama menakutkannya dengan orang...
Yayaya.... buat orang penakut seperti aku memang harus punya kesiapan mental yang besar jika memutuskan untuk tinggal sendiri, apalagi jauh dari keluarga begini. Hmmmmm...........

NONTON PARANORMAL ACTIVITY 2

Thursday, March 10, 2011

Aku sungguh kaget ketika pulang dari kantor kudapati mba Naniek masih di kost. Kupikir mba Naniek sudah dijemput temannya jalan2 ke mana. Ternyata dari pagi sama sekali ga keluar kamar.
‘Hohohoho... tau gitu aku tadi pulang cepet terus kita jalan2 ke mana,’ kataku ke mbak Naniek menyesalkan kenapa tadi dari kantor aku pake acara berbelanja ke supermarket segala.

Tahu mba Naniek dijemput pulang temannya masih lama, akhirnya kuajak saja mba Naniek jalan2 sebentar.
‘Ke Braga aja ya. Ke mall pasti sudah bosan,’ dan mba Naniek setuju dengan ajakanku.

Karena sedang puasa internetan jadi tidak bisa browsing film yang lagi main, akhirnya pukul 18.00 WIB kutelepon Braga 21 dan aku tahu salah satu film yang main ‘Paranormal Activity 2’. Main pukul 18.15.
Dengan semangat 45 mbak Naniek mengajakku nonton film ini.
‘Harus nonton. Hayu buruan. Ga usah mandi.’
Akhirnya dengan terburu-buru pk. 18.10 aku dan mbak Naniek bergegas ke Braga 21. Jadwal buka puasaku pk.18.00. Ga akan sempat beli makanan untuk berbuka. Berbuka dengan pop corn dan minuman dingin yang tersedia di bioskop ga mungkin buatku, so sambil berdoa mudah2an ga ketahuan kumasukkan roti tawar keju, air mineral, biscuit lemon dan Vitazone ke tasku. Ditilep di antara syall dan barang2ku lainnya. Mudah2an ga ketahuan. Ga tau kenapa sekarang di depan pintu bioskop ada razia segala. Sungguh merepotkan buat tukang bawa makanan kek aku dan teman2ku. Huehuehue....

Dan hohoho akhirnya berhasil masuk ke bioskop dengan sukses beserta perbekalanku yang lumayan banyak. Telat 10 menit, kita sudah duduk manis di dalam bioskop yang hari itu lagi sepi.

Film ini sebenarnya ga serem2 amat. Tapi nonton film ini di bioskop ternyata efeknya jauh2 lebih serem daripada nonton dvd di rumah. Akibatnya ada beberapa penonton yang kabur saking ketakutannya. Hohoho.... seserem itukah????

Jujur nonton film kaya gini, sejak ‘Paranormal Activity 1’ benar2 membuat orang jadi paranoid di rumah sendirian.
Hohoho.... jadi mikir 12 kali kalo diharuskan tinggal di rumah sendiri.
Memang seharusnya aku jangan nonton film2 yang kaya gini.
Hantu pengganggu yang tidak kelihatan memang benar2 menakutkan. Apalagi klo ternyata hantu itu ada di rumah kita. Berada sangat dekat dengan kita. Selalu mengawasi gerak-gerik kita.
Hihihi....... serem.....
Semoga habis ini aku ga jadi paranoid berlebihan karenanya.
Jadi penasaran pengin nonton kelanjutannya.
Bagaimanakah nasib Katie dan Hunter si baby yang tampan dan menggemaskan. Semoga tidak terjadi apa2 dengan mereka terutama bocah kecil itu.
Just wait n see......