Desember 14, 2011

SEORANG PEMIMPIN ITU...........


Beberapa hari ini lift di kantorku sedang ada trouble. Benar2 bikin pusing.
Yang bikin pusing sebenarnya bukan soal aku jadi harus sering bolak-balik naik-turun olahraga yang memang sangat bikin ngosh-ngoshan. Lebih ke kalang kabut coz trouble-nya lift terjadi jelang ada event di kantor. Dan entah kenapa tiap kali mau ada event yang rutin diadakan tiap tahun ini, selalu saja lift mengalami trouble. Anggap aja coz memang adanya kerusakan teknis daripada terus suuzon yang tidak2. *barangkali lift cape ato kurang sajen..... :D

Sudah beberapa kali teknisi datang memeriksa dan memperbaiki. Pertama, power supply rusak, sudah diganti dengan power supply cadangan vendor yang sengaja dipinjamkan coz barang masih indent. Power supply sudah diganti, tapi lift masih belum bisa dioperasikan. Kali ini terdeteksi sensor pintu kena. Hari Senin kemarin, sensor pintu sudah diganti, tapi ternyata lift masih tetap bermasalah. Lift dioprex sejak pk.09.40, bahkan pimpinan divisi ikut turun langsung ke lapangan dari pk.14.00 s.d. pk. 17.00. Lift akhirnya bisa berjalan normal. *Lega.

Ternyata ini tidak berlangsung lama. Hari ini sekitar pk.11.00, tiba2 lampu indikator warna merah di dekat pintu lift mati lagi. Hohoho.... padahal hari ini pk.15.00 lift sudah harus bisa berfungsi optimal. Bakal ada banyak tamu yang datang. Minta tolong teknisi dalam memeriksa, ternyata permasalahan bukan pada jaringan listrik tapi pada lift sendiri dan teknisi dalam tidak bisa menangani.
Akhirnya coz harus gerak cepat, kutelepon bapak penanggung jawab lift langsung seperti yang sebelumnya kulakukan. Karena kondisi di sana hujan deras, bapak itu minta waktu sampai pk.13.00 sambil menunggu hujan reda.

Dan aku cukup kaget ketika pk.12.55, bapak pimpinan datang langsung sendiri. 
Ketika kutanya, dijawab,’Yang lain nanti nyusul, masih pada istirahat.’
Hohoho..... Sungguh seorang pimpinan yang baik.
Kuminta teknisi dalam menemani bapak ini memeriksa mesin.

Terimakasih Pak.
Mungkin karena rasa tanggung jawabnya yang besar, Bapak ini sampai rela turun tangan sendiri mengingat begitu terbatasnya waktu. Sampai rela mengorbankan waktu istirahatnya. Sampai rela menggantikan sementara anak buahnya yang masih pada beristirahat.
Sampai2 mencari sumber masalah, menemukannya, kemudian mengatasi dengan mengganti spare part yang ternyata kali ini contactor-nya kena pun dilakukannya sendiri, sampai tangannya item2 kotor kena olie mesin.
Anak buahnya sendiri baru datang hampir dua jam kemudian, saat lift sudah normal lagi.
Sabar ya Pak....

Sungguh seorang pemimpin yang baik, yang patut diteladani.
So klo jadi pemimpin, jadilah pemimpin yang seperti ini. Pemimpin yang mau terjun langsung ke lapangan bekerja bersama anak buah, bahkan di saat2 darurat mau bekerja langsung di lapangan menggantikan anak buahnya.

Pk 14.20 lift sudah berfungsi normal lagi, trouble sudah teratasi, dan tamu2 sudah mulai berdatangan.
Lift kembali normal tepat pada waktunya. Dan bapak ini bersama anak buahnya yang datang menyusul, masih bersedia stand by tanpa kuminta sampai pk. 16.20. 
Terimakasih Pak. Terimakasih Tuhan.

Untung aku tadi memutuskan menelepon langsung ke pimpinannya, kalau ke kantor belum tentu saat tamu datang lift sudah beres.

Aku hanya berharap semoga habis ini kondisi lift benar2 optimal, setidaknya untuk sore ini dan dua hari ke depan. Dan demi keamanan, akhirnya minta ada teknisi lift yang stand by untuk dua hari ke depan. Supaya aku tidak pusing, mereka tidak pusing dan yang lain juga tidak ikut-ikutan pusing.
Hehehehe.....

Desember 09, 2011

MEMILAH-MILAH SAMPAH



Sebenarnya pemilahan sampah ini sudah marak sejak beberapa tahun yang lalu, aktif disosialisasikan oleh mereka2 yang tergabung dalam gerakan ‘Go Green’. Upaya untuk mengelompok-ngelompokkan sampah sejak awal supaya lebih mudah dalam pengolahan sampah, mana yang bisa didaur ulang, mana yang bisa disintesis alam, mana yang bisa dimanfaatkan untuk produksi kompos ataupun bioenergi.

Di lingkungan kerjaku memang sudah cukup lama dibiasakan memilah sampah sejak proses pembuangan awal. Di sudut2 disediakan 3 bak sampah yang berjejer, sampah organik-sampah kertas-sampah plastik.
Dan yang membuatku suka tertawa sendiri, melihat tingkah anak2. Mereka yang biasanya seenaknya membuang sampah sembarangan meskipun sudah disediakan bak sampah, jadi mau mendatangi bak sampah, membuang sampah ke bak yang sesuai. Barangkali ini bagaikan sebuah permainan buat mereka. Merupakan sebuah tantangan, karena mau ga mau mereka harus berpikir sejenak, ‘Ini masuk kategori yang mana ya?’
Tapi yang namanya anak, tidak semua memiliki kesadaran untuk peduli akan lingkungan. Sesekali masih kulihat botol atau cup air mineral, plastik bekas makan tergeletak di lantai. Tidak banyak, cuma satu dua. Klo pas ketauan kelihatan siapa yang membuang sampah sembarangan, nasib tu anak kena tegur n musti memungut dan membuangnya ke tempat yang seharusnya.

Sejak kecil, ibuku termasuk strict dalam hal membuang sampah. Sampah basah dan kering tidak boleh dicampur. Sampah basah (sisa2 makanan) dan dedaunan hanya boleh dibuang di bak sampah dapur, sedang sampah kering (kertas, plastik, botol2) dibuang di bak sampah kering yang ada di beberapa ruang. Klo sampe ketahuan mencampur sampah, bakal dimarahi. Kantong2 bekas belanja pun dikumpulin, dilipat, dijadiin satu di satu tempat, nanti klo sudah terkumpul banyak oleh ibuku dikasih ke warung2 tetangga, biar bisa dipake lagi.

Kebiasaan ini terbawa sampai sekarang. Aku paling ga suka lihat orang buang sampah sembarangan. Aku sendiri bahkan untuk membuang tissue atau bungkus permen di jalan pun suka ga tega. Lebih rela naro sampah di tasku, nti klo ketemu bak sampah baru dibuang.

Bahkan hobi ngumpulin kantong2 bekas belanja pun terbawa sampai ke kost. Klo ada yang butuh kantong kresek berbagai ukuran, datang saja ke kamarku. Stock ada banyak, hasil ngumpulin bertahun-tahun. Hahahaha.....
Bak sampah di kamarku pun hanya khusus untuk sampah kering, sampah basah dibuang di dapur atau langsung ke bak sampah belakang. Tapi masih sulit membiasakan memilah sampah di kostku. Akhirnya sampah2 bercampur jadi satu di bak belakang, seperti halnya di kantorku, biarpun aku sudah meminta bak pembuangan akhir dipisah menjadi tiga kotak, untuk sampah organik-sampah kertas-sampah plastik, tetap saja sampah yang sudah dipisah-pisah di tiap sudut ruang terbuka, saat diangkut ke pembuangan akhir tetap saja dicampur jadi satu. Repot di bagian pengangkutan.

Ya, bisa dimaklumi, cukup sulit mensosialisasikan sesuatu yang baru. Perlu waktu dan kesadaran dari masing2 individu. Setahap demi setahap semoga nanti lama2 semuanya bisa peduli akan kelestarian lingkungan, toh semuanya nantinya juga akan kembali ke kita juga.

Mari..... mari....
Buang sampah pada tempatnya....

Dan aku salut banget dengan seorang bapak sopir angkot. Seumur-umur di Bandung (9 th), baru kemarin aku naik angkot yang ada bak sampahnya. Bak sampah direkatkan di tengah2 antara 2 kursi bagian belakang. Bak sampah bertuliskan Bandung Bermartabat.
Good job Pak sopir, moga2 diteladani oleh sopir2 yang lain.
Juga ketika suatu saat naik angkot yang didalamnya ada tulisan gedhe2.... ‘Bukan tempat untuk merokok’.
Really like this!!!!!!

Desember 08, 2011

BERNOSTALGIA DENGAN JAJANAN MASA KECIL



Hari Minggu, 20 November 2011, sambil menunggu ‘Breaking Dawn’ yang kebeneran kebagian maen pk.16.30, sehabis kenyang makan di D’Cost, aku, Etil n Nick menghabiskan waktu sambil muter2 jalan2 seantero Braga City Walk. Sebenarnya kami sudah hapal betul area situ coz BCW luasnya cuma segitu doank,. Tapi berhubung sudah lama tidak ada acara nonton bareng di sana, ternyata ada pertumbuhan counter2 baru yang kami baru tahu. Akhirnya satu per satu kami masuki, just seeing2. Dan kami berhenti cukup lama di counter berlabel ‘Unick’. Di situ kami menemukan aneka jajanan dan aneka permainan masa kecil. Pikiran langsung melayang ke masa kecil, masa kami masih suka jajan *padahal mpe sekarang juga masih.... :D*, masa kami masih suka bermain-main *yang ini mpe sekarang juga masih... :D*. Dan tak terasa tangan kami penuh dengan barang2 ajaib yang kirain sudah punah berabad-abad yang lalu. Hahahaha....

-          coklat berbungkus merah gambar ayam jago
klo yg ini desain bungkusnya rada berubah
-          permen rokok
mengingatkanku dulu suka pura2 menghisap rokok. Sore2 nangkring di depan rumah mbok Yem
        -       permen telor cicak warna-warni
        -       permen Davos kecil2 berbungkus kotak hijau dan Davos besar berbungkus ungu
        -       permen karet warna-warni berbentuk bola bergaris
        -       coklat payung
        -       gelembung tiup
        -      krip2, makanan berbentuk batang kecil2 warna orange
Untuk makanan yg satu ini aku ga yakin, sehat ga ya? Itu pewarnanya aman ga ya? 
Demi keamanan jangan dimakan deh... :D
        -       mainan bola dalam keranjang ditiup pake sedotan

Dan masih banyak lagi yang lain yang ga kami beli coz ga terasa barang yang kami ambil sudah habis Rp.25.000,- sendiri.
Sama sekali tidak ada niat untuk memakannya, cuma ada kepuasaan tersendiri bisa jajan jajanan itu lagi.
Keceriaan masa kecil seperti bisa kurasakan lagi.

Saat ini pun, jajanan yang kubeli masih ada, hanya coklat ayam jago aja yang sudah kumakan berbagi dengan Nick.
Semuanya kusimpan dalam box kecil di meja kamarku.

Ya, yang penting sudah didokumentasikan, untuk diwariskan ke anak2 n ponakan2 kami nanti. Terutama ponakan kecil yang sebentar lagi akan hadir di tengah2 kami.
‘Ini lho jajanan bapak-ibumu dulu’

Hehehehe.... nice......

Kutemukan Buku yang Kucari

Kemarin sore waktu jalan2 sebentar ke Gramedia, iseng aku lihat obral buku2 import di area obral Gramedia Merdeka. Mataku tertumbuk pada sebuah buku yang ga tahu kenapa tampak lebih berkilau dibandingkan buku2 yang lain. Kubaca judulnya ‘Embraced by the light – Betty J. Eadie’.
Ow ow ow.... ini buku yang bertahun-tahun kucari. Tanya ke TB Gramedia, dilihatin di layar monitor, sama sekali tidak ada buku berjudul itu. Tanya ke TB Rohani, juga ga ada, malah katanya belum pernah denger. Akhirnya kutemukan juga buku ini. Biarpun sudah tampak lecek, biarpun sampul halaman sudah tampak banyak yang terkelupas, tapi buatku buku ini sangat bernilai tinggi. Jadi we rela2 saja mengeluarkan 3 lembar lima ribuan demi buku lecek ini.
Hehehe.... ga tahu kapan bakal dibacanya, aku sudah baca edisi terjemahannya. Yang penting sekarang sudah ada di tanganku. Hehehe.....

Desember 07, 2011

TERBUAI ‘PERAHU KERTAS’


‘berputar menjadi sesuatu yang bukan kita demi menjadi diri kita lagi’....... Dee

Diiming-imingi Week suruh baca, kira2 awal tahun. Tapi tidak juga memacu adrenalinku untuk segera membacanya coz tidak tahu musti minjem ke siapa.... *ga modal. Ditambah baca blog Nick tentang ni novel, jadi rada memacu adrenalinku untuk segera hunting. Coz tidak mau merusak program penghematanku, akhirnya di awal bulan Desember, tepatnya tgl 1, kesampaian juga beli ni novel.. *inventaris perpus kantor.. :D
Berhubung tokonya mau berbaik hati menyampulkan, akhirnya aku punya kesempatan numpang baca tanpa harus merusak segelnya. *yang buka segel pegawai toko.... ~_^

Novel ini kataku cocok banget buat para pemimpi. So pas banged buat aku dan para dreamer yang laen.
Adrenalinku membaca novel yang belakangan ini ga tau menghilang kemana serasa dibangkitkan lagi. Sepertinya habis ini bakal mulai membongkar novel2 koleksiku yang kubeli beberapa hari, beberapa bulan, beberapa tahun yang lalu tapi masih tersegel rapi. xixixixi...

Perahu Kertas. Tebal 434 halaman. Halaman pertama kubuka hari Selasa tgl 1 Desember’11 pk.10 malam. Cuma kuat baca ga lebih dari 20 halaman coz ngantuk yang amat sangat akibat kecapean dari sore hunting buku buat Perpustakaan mumpung diskon gedhe n berhasil nego minta tambahan diskon. Sekalian we beli buku2 buat pribadi yang aku pengin.... *puyeng saat menghadapi tagihan... :D
Akhirnya kelar baca hari Selasa juga, pk.06.30 pagi. Tepat genap 1 minggu sesuai targetku. Termasuk rekor bacaku yang cepat mengingat aku hanya sempet baca setelah pk.10 malam.

Sepertinya saat yang pas aku baca novel ini. Saat aku lagi galau tingkat dewa. Benar2 menghiburku, bisa mengalihkan perhatianku. Membuatku yang lagi mutung jadi bersemangat lagi. Dan membuka cara pandangku tentang kata hati. Kata hati itu tidak bisa dinyana dan diduga.

“Kugy, kepala kamu akan selalu berpikir menggunakan pola ‘harusnya’, tapi yang namanya hati selalu punya aturan sendiri. Berhenti berpikir pakai kepala. Secerdas-cerdasnya otak kamu, nggak mungkin bisa dipakai untuk mengerti hati. Dengerin aja hati kamu.” *Karel

"Kadang-kadang langit bisa kelihatan seperti lembar hitam yang kosong. Padahal sebenarnya tidak. Bintang kamu tetap ada di sana. Bumi hanya sedang berputar" *Luhde

Bab 15. Mencari Ketulusan dan Bab 16. Salah Berharap. Sepertinya kok aku banged ya.... Hehehehe....

Seperti ikut terbawa hanyut oleh perahu2 kertas Kugy, seperti bisa menyaksikan langsung lukisan dongeng Keenan-Kugy, seperti bisa merasakan radar Neptunus di sekelilingku. Hohohoho.....
Dan akhirnya kata hatilah yang berbicara.
Keenan – Kugy dan K kecil masih di perut.

Sungguh salut dengan kebesaran hati Remy dan Luhde.

‘Carilah orang yang nggak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segala-galanya.’ *Remy

‘Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih. Jadi, kalau Keenan bilang, Keenan telah memilih saya, selamanya Keenan tidak akan pernah tulus mencintai saya. Karena hati tidak perlu memilih. Ia selalu tahu ke mana harus berlabuh.’ *Luhde

Juga kebesaran hati Pak Wayan.
‘Hati kamu mungkin memilihku, seperti juga hatiku selalu memilihmu. Tapi hati bisa bertumbuh dan bertahan dengan pilihan lain. Kadang begitu saja sudah cukup. Sekarang aku pun merasa cukup.’


‘Berhenti berlari dan belajar melepaskan’ *komen Etcha
Thanks Mbak Dee......
So many thumbs up!

Apakah akan dibikin sekuelnya? Akankah difilmkan? *ngarep sangadh.....

//jadi mupeng. Pengin punya novel ini. Ntar beli ah. Buat nambah koleksi harta karun.... ^_^

Desember 06, 2011

TERPAKSA BERBALIK HALUAN..... :D


Ternyata......
Aku belum boleh mengarungi samudera yang maha luas sendirian
Katanya terlalu beresiko buat aku yang tidak bisa berenang
Aku diharuskan belajar berenang dulu sampai benar2 menguasai
Sampai bisa menanggalkan pelampung yang selama ini selalu menopangku
Sampai aku kuat mental menghadapi paus, hiu, badai yang kemungkinan besar akan kutemui di sana
Hehehe..... 
Siaaap!!!!!!!!!!!!!!!

Desember 05, 2011

MENGUBAH ARAH HALUAN


Bukan karena terpengaruh oleh Keenan ataupun Kugy..... *perahu kertas*
Bukan karena berlembar-lembar tissue yang kuhabiskan semalaman
Bukan karena apa atau karena siapa
Akhirnya kuubah arah haluanku
Jadi diingatkan nasehat salah seorang Biokong di Sam Poo Kong dua tahun yang lalu
Sebuah nasehat yang tadinya hanya kuanggap angin lalu
‘Kamu ini sekarang sedang berada di sebuah aquarium
Pengalamanmu hanya seluas aquarium itu
Keluarlah dari aquarium itu
Arungilah samudera yang luas
Supaya kamu lebih kaya pengalaman’

Yaaa.....
Apapun yang terjadi nanti tak akan pernah kusesali
Aku sudah memutuskan
Aku siap dengan segala resikonya
Bahkan yang terburuk sekalipun
Aku percaya Tuhan akan selalu membimbing langkahku
Fighting!!!!!!!!

Desember 04, 2011

STATUS SINGLE?????


Wednesday, September 21, 2011

Beberapa kali ketemu orang baru. Orang yang sama sekali baru ketemu dan bahkan tidak sempat menanyakan namanya. Dari ngobrol dan ngobrol, topik sampai pada ‘usia’ dan pastilah selalu mengarah ke pertanyaan ‘Sudah merit belum?’

Sebenarnya hal yang wajar mendengar pertanyaan ini. Tapi terlalu sering mendengar pertanyaan seperti ini, lama2 bosan juga untuk menjelaskan panjang lebar. Akhirnya kujawab saja singkat,’Mungkin memang belum waktunya.’
Tapi akhirnya memang harus siap dengan nasehat panjang lebar dari mereka2 yang sudah lebih senior.

Suatu malam di dalam kereta, perjalananku dari Bandung ke Yogya. Teman sebelahku seorang guru dari Yogyakarta yang baru saja menyelesaikan tugas Dinas-nya ke Bandung.
Cukup banyak malam itu kami ngobrol sampai akhirnya sampailah topik pada ‘status single-ku’.
‘Jangan lama2 lho. Ingat umur. Klo memang memilih menjadi single karena menjadi biarawan-biarawati atau karena tujuan sosial itu gapapa. Tapi klo memutuskan tetap single karena karir kok saya rasa itu tidak pas.’

Jujur aku tidak sreg dengan kalimat terakhirnya. Kujawab saja,’Setiap orang kan punya panggilannya masing2 mbak. Klo memang jalannya harus merit nanti suatu saat juga akan merit. Tapi kan ga bisa dipaksa mbak.’

Mbak itu tidak memprotes ucapanku. ‘Yah, semoga nanti cepet ketemu jodohnya ya. Mau kukenalkan adikku yang di Bandung?’
Hahahaha......
Mbak itu melanjutkan menelepon keluarganya di rumah. Mulai dari suami, kemudian anak2nya.
Suaminya cerita bagaimana keadaan anak2 selama ditinggal ibunya. Mereka tidak rewel, sudah mandi, sudah makan, sedang mengerjakan pe-er dan sebentar lagi akan tidur.
Obrolan dilanjutkan dengan obrolan sang ibu ke anak2nya.
‘Sebelum tidur, jangan lupa cuci tangan-cuci kaki dulu ya. Jangan lupa berdoa ya. Selamat bobok.’

Hehehe... sungguh menyenangkan mendengarkan percakapan mereka. Sang Ibu yang mengajak anaknya ngobrol dengan bahasa Jawa halus. Dan sang suami yang dengan sabar mendengarkan cerita sang istri selama diklat-nya di Bandung. Dan sang anak yang ga rewel, patuh mendengarkan nasehat orangtuanya.
Hehehehe.... sungguh sebuah keluarga yang penuh kehangatan.
Moga2 suatu saat nanti aku juga bakal punya keluarga yang hangat.

Setelah selesai menelepon, mbak2 itu banyak sekali sharing pengalamannya denganku. Cerita tentang anak2nya. Bagaimana memilihkan sekolah buat anaknya. Terlihat sangat bangga dan begitu care dengan keluarganya. Senang mendengarnya.

Di lain waktu, aku sedang check-up ke sebuah Rumah sakit Swasta di Bandung. Selagi persiapan untuk USG coz dikhawatirkan aku mengalami kista, perawat yang tengah mempersiapkan diriku untuk pemeriksaan mengajakku mengobrol. ‘Intermezzo’, katanya.
Setelah tahu usiaku dan tahu klo aku masih single, dia memberikan nasehatnya.
‘Single boleh. Tapi jangan lama2. Sampe umur 40 mungkin tetap enjoy. Tapi nanti setelah usia 40 tahun ke atas baru akan menyesal. Ni sharing pengalaman pribadi. Buat intermezzo ya. Tolong dipikirkan. Bentar lagi dokter datang.’

Ya, di usia 40 tahun masih sendiri. Mungkin rasa kesepian itu mulai datang. Tenaga sudah tidak seperti waktu muda, masih bisa leluasa ke mana saja. Pasti merasa kesepian tinggal sendirian di rumah. Melihat tetangga2 dan teman2 di usia itu bisa bercengkrama dengan keluarganya, menimang cucu2nya. Pasti pengin juga merasakan kehangatan seperti itu. Memiliki banyak cinta dan perhatian. Saat sakit ada yang merawat, saat ada kabar gembira ada keluarga yang bisa diajak berbagi kebahagiaan, saat sedih ada yang menghibur. Dan nantinya akan melewati masa tua dengan orang2 terkasih.

Ya. Akupun pengin memiliki keluargaku sendiri. Cuma mungkin memang belum saatnya buatku.
Biarlah Tuhan yang mengatur. Aku percaya rancangan-Nya yang terbaik untukku.
‘Rancangan-Ku bukan rancanganmu. Jalanmu bukan jalan-Ku’

Desember 02, 2011

2nd OPINION till 7th OPINION ITU SANGAT PERLU part 2


Kali ini kembali menyangkut mengenai pemeriksaan kesehatanku. Tapi kali ini bukan lagi berurusan dengan Prof. Dr. Ahli Diabetes ataupun ahli iridologi, tapi ke dokter bagian lain. Yah, itung2 nambah pengetahuan dan wawasan tentang dunia kedokteran. Hehehehe......

Beberapa bulan belakangan ini, aku memang sering mengalami gangguan pencernaan. Perutku sering sakit, rasa mual, perih dan kembung. Yah, maag-ku memang sudah lumayan parah akibat tahun kemarin sewaktu ada event di kantor aku sering telat makan. Akibatnya sekarang2 ini aku jadi tidak boleh telat makan. Telat makan dikit bikin perut jadi kembung dan kepala pusing. So, aku jadi sering2 nyuri2 waktu buat makan dan harus selalu sedia cemilan. Makan pedas juga jadi tidak terlalu kuat.

Di awal2 aku mengalami maag, aku memang tidak pernah ke dokter, klo perut sudah sangat kembung dan aku sudah tidak kuat dengan pusing di kepalaku, aku minum obat maag yang biasa kubeli di apotek tanpa resep dokter. Tapi belakangan di bulan Juli rasa sakit di perutku semakin menjadi. Perih dan panas tapi perut sama sekali tidak kembung. Rada khawatir ada luka di bagian ususku coz beberapa kali tiap bab suka ada darahnya. Sempat satu hari aku tepar ga masuk kerja. Hanya berbaring dan berbaring coz tiap bangun kepala pusing banget. Badan rasa sangat lemas coz juga tidak ada nafsu makan.

Keesokan hari aku sudah kembali ke kantor. Sudah merasa lebih baik tapi kadang2 rasa panas dan nyeri di perut masih suka muncul. Khawatir ada luka di dalam akhirnya kuputuskan periksa ke dokter penyakit dalam.
Dokter di sebuah rumah sakit yang biasa kudatangi kali ini cewek. Diperiksa sebentar dan dilihat tidak ada ambeien. Jadi darah saat bab itu bukan karena ambeien. Dugaan kemudian mengarah ke kemungkinan ada kista, so aku dapat surat pengantar untuk melakukan USG.

Aku melakukan USG keesokan hari. Jadi tahu, ternyata sebelum USG kita harus minum air yang banyak, sekitar 7-8 gelas. Ini supaya kandung kemih penuh dengan air sehingga rahim akan mengambang dan bisa terlihat jelas saat USG. Jadilah aku membeli air mineral 600ml coz air minum yang kubawa yang cuma sebotol, kurang mencukupi. Kembung dah perut. Saat ngantree, kebanyakan pengantree kaum wanita, dan semuanya memegang gelas plastik. Ternyata di ruang tunggunya disediain aqua galon. Ada toiletnya pula, jadi aman buat yang pasca USG ga kuat pertahanannya. Hehehehe.......

Dan tidak seperti dugaanku sebelumnya yang diantara para pengantree bakal banyak ibu2 hamil. Ternyata tidak. Kebanyakan wanita paruh baya yang aku juga ga tahu mereka sakit apa. Kemungkinan juga indikasi miom atau kista. Ya, kaum hawa memang rawan mengalami ini, terutama bagi mereka yang tidak menikah.

Aku melakukan pemeriksaan USG cukup lama. Kasihan juga dokter yang berusaha menemukan apa penyebab rasa sakit di perutku, tapi ga juga menemukan apa2. Bahkan saat itu rasa sakit di perutku ga terlalu terasa. Hehe efek dari obat penurun demam n anti nyeri yang kuminum sebelumnya, resep dari dokter yang mengirimku USG.

Hasil USG kondisi rahim, usus besar, semuanya normal. Hanya di mulut rahim ada koleksi cukup banyak cairan, suspect PID. Sebelumnya aku tenang2 saja. Setelah dedeku menelepon, menceritakan sekilas tentang PID berdasarkan info dari temannya yang menjadi dokter dan memintaku untuk browsing, jadi takutlah aku. Aku belum menikah, kok bisa terkena. Pasti orang bakal mikir macam2 mengenai ini. Habis itu perutku benar2 nyeri dan mual2. Badan lemas, benar2 lemas. Percis seperti gejala PID. Hadoooh...... *mungkin akibat stress karena ketakutan yang berlebihan.... :D
Aku konsul ke temanku yang dokter, katanya aku mending pindah ke dokter kandungan. Aku mencari tahu dari teman2ku yang sudah menikah, sebaiknya dokter siapa yang kudatangi, dan aku mendapat referensi beberapa nama.
Karena aku belum menikah, jadi aku ogah ke dokter cowok, klo bisa dokter cewek. Tapi ternyata kebanyakan dokter kandungan itu cowok. Yang cewek sedikit sekali dan jadwalnya juga sore hari.

Keesokan hari aku memutuskan ke seorang dokter yang cukup terkenal di Bandung, ke tempat praktiknya di rumah sakit yang sama tempat aku USG. Semua pengantree ibu2 hamil. Semuanya diantar periksa oleh suaminya. Seneng melihatnya. Apa aku nanti klo hamil waktu periksa juga bakal dianter suamiku ya. Hehehe jadi ketawa sendiri.
Ngobrol dengan ibu2 di sebelahku, dia tidak sedang hamil, tapi perlu konsultasi dengan dokter mengenai keberangkatannya naik haji bulan depan. Dia cerita cukup banyak tentang kunjungannya ke beberapa gynecologist, mana yang dokternya enak dan sabar, mana yang dia kurang suka. Dan dia paling cocok dengan dokter yang sama2 kita ngantree. Hampir dua jam menunggu tidak ada satu orang pun dari pengantree yang dipanggil masuk ke ruang periksa. Baru aku tahu saat perawat mengumumkan, praktik diundur satu jam lagi coz operasi dokter bersangkutan diperpanjang mpe satu jam lagi. Mungkin kasus gawat. Antreanku no.25. Hohoho.... mo sampai jam berapa nee. Akhirnya kuputuskan pindah ke dokter yang disebelahnya yang dari tadi pasien begitu cepat keluar-masuk, dokter yang kata ibu2 di sebelahku orangnya ga sabaran, tapi kata temanku dokter itu dokter favoritnya, dan kata kakakku yang merupakan pasiennya, ’Dokternya sudah tua dik. Tapi sabar banget.’
Kata orang kan beda2. Jadi pengin tahu, apa kataku? Untuk itu harus mencoba sendiri bukan? Hahahaha.....

Benar saja, waktu perawat membaca hasil USG-ku, komentarnya,’Kan belum menikah? Kok bisa kena ini?’
Hohoho... tuh kan orang jadi berpikiran negatif tentang aku...... :(
Tapi ternyata dokternya tidak berpikiran negatif. Dia tetap positif thinking. Aku di-USG ulang dengan proses yang kilat. Tanpa aku sempat melihat dengan jelas ke layar monitor n nanya2, USG sudah selesai.

‘Kamu tuh ga sakit. Ga mungkin belum menikah bisa kena.’
‘Tapi kok perut saya suka sakit ya dok? Terus koleksi cairan itu apa?’
‘Di masa2 jelang haid, wajar kok ada cairan di rahim. Sudah tenang saja.’
‘Dikasih antibiotik ga dok?’
‘Ga usah. Kamu ga sakit kok. Ni saya kasih ini aja.” Dokter menuliskan resep ‘Cataflam’.

Habis membereskan administrasi coz aku masih belum puas dengan hasil periksa, aku kembali mendaftar ke gynecologist yang lain. Kali ini dokternya cewek. Juga merupakan referensi temanku, katanya dokternya baik dan sabar banget. Salah satu OG kantor ada yang pernah dibebaskan biaya periksa waktu dokter tahu klo pasiennya termasuk kurang mampu. Baik sekali ya.....

Berhubung dokternya baru praktik sore hare sekitar pk.15.30 dan aku ogah menunggu 2 1/2 jam bengong sendiri, sedang makanan di cafetaria RS sudah bosan, akhirnya aku ngeloyor ke De Kios di Braga. Pesan cemilan mpek empek n pisang bakar keju. Hehehehe.... buat obat stress.

Sorenya aku kembali periksa, kali ini ditemani temanku yang kantornya berseberangan dengan RS tempat aku periksa. Dia baik banget. Coz lumayan lama menunggu dokter, dia pergi sebentar dan datang lagi membawakanku minuman kotak plus roti sekantong. Hehehehe ma’acih... ma’acih.....
Dokter cewek yang baik dan sabar banget. Sebenarnya aku ngeri dengan peralatan2 dokter kandungan. Menguatkan hati saat harus menjalani pemeriksaan seperti orang hamil. Hohohoho....
Dan kali ini selain periksa dalam aku juga di-USG lagi. Dalam 3 hari aku melakukan 3x USG. Rekor dah.... :D
Untuk lebih meyakinkanku, dokter yang sabar ini mengirimku untuk tes darah.
‘Tapi saya ga puasa dok?’
‘Gapapa’.

Dan dari hasil tes darah ini, jumlah leukosit dalam darahku normal, jadi sama sekali tidak ada infeksi. So aku dinyatakan SEHAT. ‘Jadi buang jauh2 PID itu ya’.
 Dan dokter yang baik dan ramah ini menjelaskan kepadaku tentang siklus haid. Ada dua macam siklus, yaitu siklus panjang dan siklus pendek. Siklus terpendek dengan rentang waktu 21 hari, sedang siklus terpanjang 35 hari. Jadi jika kita mempunyai siklus haid pendek, seolah-olah kita mengalami haid sebulan 2 kali. Dan diantara selang waktu antara haid pertama dan kedua itu kadang2 terdapat koleksi cairan di mulut rahim. Ini faktor hormonal dan ini normal. Dokter menjelaskan panjang lebar.

‘Sekarang sudah lega kan? Ga perlu khawatir lagi.’
‘Iya Dok. Jadi ngerti. Makasih.’

Aku ga menyesal sudah menghabiskan banyak waktu dan melakukan pemborosan untuk melakukan berbagai pemeriksaan ini karena aku jadi tahu ternyata aku tidak ada kista seperti yang kukira sebelumnya. Dan dari pengalaman ini aku jadi lebih mengenal dunia gynecology. Jadi bisa membandingkan beberapa dokter jika suatu saat nanti aku diharuskan rutin mengunjungi gynecologist.... :D. Dan dokter yang lebih komunikatif itu yang aku perlukan supaya aku bisa benar2 yakin dan tidak lantas menerka yang tidak2.

Dari pemeriksaan ini aku jadi tahu ternyata permasalahan bukan pada rahimku jadi kemungkinan besar pada pencernaanku. Akhirnya aku mencoba beralih ke pengobatan alternatif, ikut terapi reflexiologi di Yogyakarta. Dari sana aku tahu klo sumber permasalahanku selama ini karena maag-ku sudah kronis, lambungku berdarah.

Waktu aku tanya ke Bapak therapyst kenapa dia yang kulihat memiliki banyak pasien dan selalu telat makan kok tidak kena maag, dijawab bapak itu sambil tertawa,
’Maag kan bukan hanya karena telat makan saja, tapi karena faktor psikis juga.’
Hohohoho..... si Bapak bisa aja.

Keadaanku sekarang jauh lebih baik. Rasa nyeri di perutku dan pusing di kepalaku sudah tidak lagi kurasakan. Hanya kadang2 klo kebanyakan makan terlalu pedas atau makan telat yang amat telat masih suka kembung, tapi tidak lagi senyeri dulu. Memang sekarang harus lebih menjaga kesehatan diri. Tidak tahu kesembuhanku ini berkat 3 kali terapi di Yogya atau berkat alga jepang yang sekarang ini rutin kuminum. Mungkin berkat kedua-duanya dan yang pasti berkat campur tangan Tuhan juga. Terimakasih.

Untuk memastikan apakah benar ada masalah di lambungku mpe sekarang aku masih takut untuk menjalani tes endoskopi. Tanya2 ke temanku yang pernah menjalani tes ini, sepertinya menakutkan. Hihihihi.....
Ga perlu tes2an lagi, ga perlu buang2 duit lagi....
Yang penting sekarang aku merasa jauh lebih sehat, jauh lebih relax.

Life is beautiful, isn’t it?
^_^