Agustus 24, 2011

2nd OPINION till 7th OPINION ITU SANGAT PERLU


Aku orang yang ga gampang percaya begitu saja ma orang lain.
Berhati-hati itu perlu. Tapi karena kelamaan mikir ato terlalu banyak pertimbangan kadang2 bikin rugi sendiri juga. Melewatkan sebuah kesempatan baik atau jadi boros coz musti ada budget ekstra untuk itu. Tapi tentu saja dengan berbagai pertimbangan, nantinya kita akan yakin dengan hasilnya dan ga akan penasaran lagi karenanya.

Beberapa tahun belakangan ini kondisi kesehatanku memang tidak baik. Bukan sakit parah yang harus bed rest tapi aku merasa pusing yang amat sangat yang sungguh mengganggu aktivitasku. Minum obat yang biasa kuminum tidak juga membuat kondisiku menjadi lebih baik.

Bulan November 2009, aku yang biasanya klo ga terpaksa banget enggan ke dokter, karena menyerah dan pengin tahu sebenarnya apa yang terjadi padaku meskipun sebenarnya aku takut klo hasil diagnosis ternyata aku menderita sakit yang parah semacam tumar otak. *Huehuehue.... jangan deh. Hiperbolanya kumat dah.
Akhirnya kuputuskan untuk pergi ke dokter. Biar benar2 tuntas, aku ke tempat praktik seorang Prof. Dr yang terkenal.
Benar2 jauh dari yang kubayangkan. Sebelumnya aku membayangkan bakal memasuki sebuah ruang periksa yang penuh dengan peralatan2 canggih, kamera buat melihat organ dalam, layar monitor. Ternyata yang kulihat sebuah ruang periksa yang sepi, lebih sepi daripada ruang praktik dokter umum yang biasa kukunjungi. Hohohoho..... *efek kebanyakan nonton film barat n Korea.... ;p
Dengan sedikit interview, tak seperti ketika aku ke dokter umum yang ditanya detail tentang sakitku, aku disuruh berbaring diranjang, periksa tensi. Begitu doank, tidak diperiksa pakai steteskop seperti yang biasa dokter umum lakukan. Aku dibuatkan surat pengantar untuk tes darah dan nanti kembali lagi ke Prof. Dr ini sambil membawa hasil tes lab. Sudah begitu saja langsung diminta ke bagian kasir. Tidak dikasih resep dokter, antibiotik yang kuminta tidak dikasih katanya ga perlu coz sepertinya aku memang tidak sakit. Benar2 membuatku tidak yakin.
Dan yang membuatku lebih shock lagi, aku harus membayar Rp.200.000,-.
Hohohoho.... aku salah masuk dan tidak akan kembali lagi ke dokter ini.
Dan belakangan yang semakin membuatku menyesal ternyata dokter ini spesialis buat penderita diabetes melitus. Benar2 salah dokter...... :(

Ganti hari aku kembali periksa ke dokter. Kali ini aku memilih ke dokter spesialis penyakit dalam di sebuah rumah sakit swasta di Bandung yang biasa aku periksa ke sana. Aku sudah siap dengan kemungkinan bakal tes lab so aku sudah berpuasa sejak dari rumah, hanya minum air putih doank daripada ganti hari disuruh balik lagi tes ulang.
Benar saja, aku mendapat pengantar untuk tes lab. Tes yang sama dengan yang diminta Ibu Prof. Dr tapi ditambah foto rontgen bagian kepala. Ya jelas aku prefer kembali ke dokter penyakit dalam ini daripada ke Ibu Prof. Dr. nanti pemborosanku bakal lebih menjadi-jadi.

Dari pagi sampai siang kujalani tes lab, dan foto rontgen. Tes lab cuma sebentar coz cuma ambil darah aja. Foto rontgen yang ngantrenya lama bikin cape menunggu. Selesai semua pk. 13.00. Untunglah dokter penyakit dalam yang mengirimku masih ada, jadi aku bisa langsung kembali hari itu juga. Menunggu sebentar, hasil tes-ku dilihat, dan kata dokter:
‘Hasil tes darah, bagus. Hasil rontgen, semua bagus. Kamu tuh ga sakit. Hanya kurang olahraga.’
‘Jadi, saya dikasih obat ga dok?’
‘Ini aja ya obat pelemas otot,’ kata dokter seraya menuliskan resep.
‘Saya perlu kembali lagi ga dok?’
‘Ya, klo ada keluhan lain boleh datang lagi. Kamu tu ga sakit apa2 kok.’

Hohohoho.... kurang olahraga.

Masih ga yakin dengan hasil tes, aku mencoba pengobatan alternatif. Ke refleksi urat syaraf di Jl. Ahmad Yani. Lumayan dengan dikerik bagian punggung dan kepala, pusingku berkurang banyak. Sepertinya pusingku coz terlalu banyak urat yang tegang coz beban pekerjaan yang lagi seabrek. Hehehehe.....

Dan aku yang selalu saja masih ga yakin, for de last time akhirnya melakukan tes iridologi, pemeriksaan kesehatan global yang dilihat melalui foto retina mata.
Dari hasil tes ini memang jadi lebih tahu detail tentang kondisi kesehatan kita. Sampai kemungkinan sakit parah yang bisa kita alami beberapa tahun ke depan pun terlihat jelas. Sampai2 sifat kita pun bisa dibaca dari sana. Ternyata ada hubungan antara keadaan emosi kita dengan kondisi organ dan kelenjar kita.

Yah, yang penting kita harus menerapkan pola hidup sehat.
Beberapa pesan dari Bapak yang melakukan tes iridologi padaku:
1)       Harus rajin olahraga karena olahraga berpengaruh besar dengan peredaran darah kita. Peredaran darah yang tidak lancar akan sangat berpengaruh pada kondisi organ2 tubuh kita karena darahlah yang setiap saat berkeliling memberikan suplai oksigen dan nutrisi yang diperlukan organ tubuh dan kelenjar.
2)       Jangan tidur larut malam. Jangan tidur lebih dari pk.10.00 malam karena pk.10.00 malam sampai dengan 01.00 adalah jam kerja tubuh membersihkan racun2. Kalau kita tidur lebih dari jam itu berarti proses penumpukan racun yang terjadi dalam tubuh. Penumpukan racun yang berlebihan akan menyebabkan kerusakan hati.
3)       Setiap kali habis berkeringat, jangan biarkan keringat kering dengan sendirinya, tapi sekalah dengan handuk kecil atau sapu tangan. Membiarkan keringat kering dengan sendirinya akan memaksa ginjal kita bekerja lebih ekstra. Jika dibiarkan terus akan mengganggu kinerja ginjal.
4)       Saat ke dokter gigi jika mau menambal gigi, mintalah tambalan yang berbahan dasar keramik bukan logam. Tambalan yang berbahan dasar logam, lama2 akan menyebabkan kita keracunan logam.

Dari beberapa kali pemeriksaan yang kulakukan pada intinya semuanya mengarah pada kesimpulan, ‘kurang olahraga’.
Yah, olahraga itu memang mutlak perlu. Tidak ada alasan malas atau tidak ada waktu. Kita harus menyempatkan diri untuk berolahraga sebisa kita meskipun hanya exercise ringan selama 30 menit.

Pemeriksaan yang lumayan cape dan melelahkan keadaan kantong. Kalo diitung-itung biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan lumayan bisa untuk bayar uang kost beberapa bulan.
Habis banyak jangan disesali, yang penting kita tahu bahwa ‘kita kurang olahraga’.
Ternyata biaya untuk ‘berolahraga’ itu mahal juga ya...... Hahahaha........................

Gapapa yang penting kita tahu klo kita itu sebenarnya sehat, hanya kurang olahraga. Hahahahahahahahaha.......

ENTOG DAN SELALU ENTOG

Tiap kali ke Bandung, sebuah tempat makan yang selalu dan selalu saja dirindukan Kuntil is Entog da Raos di Jalan Lengkong Besar. Tepatnya sebelum Atmosfer Cafe klo dari arah Jl. Merdeka.
Tempat yang dulu pertama kali kita ke sana masih sangat sepi coz belum banyak yang tahu, mpe sekarang yang sudah mulai rame biarpun kita ga perlu antree untuk dapat kursi pada jam buka puasa. Kulihat pembeli selalu datang dan pergi. Sekarang sudah cukup banyak yang tahu tempat ini.

Menunya dari dulu mpe sekarang tetap enak dengan porsi yang besar untuk ukuran kami hingga selalu membuat kami makan santai dengan harapan bisa habis semua. Sayang kan klo ga habis.
Harganya pun murah jika dibandingkan dengan produk olahan serupa di tempat lain.

Tiap ke sana, pesananku selalu balado entog. Tentu saja selalu icip2 pesanan yang lain yang juga tampak yummy n rasanya memang bener2 yummy.
Kuntil selalu dengan pesanannya bebek goreng. Dan Etil dengan entog bakarnya. Hmmmmm.....
N jangan terlewatkan karedoknya enak bangeeeed. Biarpun untuk itu kita jadi pilek kepedesan.
Dan yang juga ga boleh terlewatkan, es lilin. Es lilin aneka rasa teman nyemil.
Bener2 program penggemukan dah klo ke sana.
Es cendolnya juga not bad kok. Es cendol dengan banyak alpukat. Coz aku tidak suka alpukat jadi tiap beli ga pernah pake alpukat.

Dan yang dibuang sayang.... Sambel balado entog-ku.
Aku selalu saja minta tolong dibungkusin untuk dibawa pulang.
Hehe... mayan disimpen di kulkas buat sambel makan esok hari atau 2 hari ke depan.
Huuuuu.... dasar anak kost.

Pokoknya TOP Dah.

Agustus 23, 2011

NASI BUNGKUS for SHARING

Sebenarnya niat ini sudah lama, tapi coz seabreknya kegiatan n belakangan kondisi badan yg lebih gampang cape, akhirnya mpe bulan puasa hampir berakhir belum juga kesampaian.
Hari Sabtu, si Kuntil yang datang ke Bandung coz ditinggal dinas suami ke Jerman, mengutarakan niatnya untuk joinan bagi2 nasi bungkus pas buka puasa. Ya, mumpung ada Kuntil yg bisa mandorin masak. Aku n Etil ga mungkin bisa bantu masak coz terikat kontrak kerja. hehehe....

Diputuskan menu yang simple, murah-meriah, tapi cukup pantas untuk diberikan ke orang lain.
Cah labu siam, oseng tempe dan telor dadar. Menu sederhana yang tidak akan banyak menyita waktu kita coz belum terbiasa masak partai besar, dan tidak memberatkan kantong kita.

Dan jadilah hari minggu malam, mpe kira2 pk.22.00 kurang dikit, aku, kuntil n etil, kita bertiga belanja beberapa bahan makanan ke Yogya Kepatihan. Lama belanja bukan di area supermarket, tapi di area OBRAL gedhe2an produk fashion. Hehe bisa dimaklumi.

Di Toserba Yogya, cuma belanja minyak goreng, telor, kecap, kertas pembungkus dan sendok bebek.

Tugas memasak dan belanja ke pasar diserahkan ke Kuntil, Konjet dan Dewot yang memang available. Aku kebagian tugas membeli air mineral cup.

Karena pada bangun kesiangan, Kuntil, Dewot n Konjet baru berangkat ke pasar pk.09.30. Untunglah di bulan puasa gini, pasar Jati bukanya mpe rada siang. Bisa dimaklumi, ibu2 baru akan masak siang hari untuk buka puasa.
Belanja beras, bumbu2 dan sayuran. Beres dah.

Aku mpe rumah pk.16.20. Tidak ikut membantu packing nasi bungkus coz semua sudah dikerjakan oleh tim yang sangat terlatih, Kuntil-Konjet-Dewot. Konjet bagian per-nasian, mulai dari ngaduk nasi dari rice cooker mpe mencetak pakai mangkok ke dalam kertas pembungkus. Dan yang membuat tertawa dan tak lupa didokumentasikan, coz nasi yang baru benar2 matang, masih sangat panas dan banyak uap, akhirnya nasi sebelum dicetak, dikipasin oleh Dewot bergantian ma Kuntil. xixixi...

Setelah nasi selesai dicetak, Dewot kebagian ngasih sayur dan lauk n then membungkus. Kuntil bagian masukin ke kantong kresek tak lupa sekalian di dalamnya disertakan air mineral. Mas Rama yang kebetulan sore itu pas lagi main, bertindak sebagai mandor sekaligus sie dokumentasi. Wkwkwkwkwk....

Pk. 17.30, aku berdua ma etil, dim2 berdua ma kuntil, kita berangkat menyebar ke area tujuan. Dewot n Tiut tunggu kost sekalian masak kepiting asam manis n kolak dengan bahan2 yang dibawa langsung Tiut dari Cirebon.
Sebelumnya coz ga tega lihat sayur jatah anak2 buat buka sudah habis dijadiin nasi bungkus semua, akhirnya sebelum berangkat membagi nasi bungkus, kusempatkan membuat capcay sapi lada hitam buat mereka buka.
Tuh kan, kita belum jadi berbagi saja sudah banyak rezeki yang datang buat kita. Gratis lagi. Selorohku ke anak2 yang aku tahu mereka benar2 letih. Dewot n Konjet yang lagi puasa, mereka dari siang sudah disibukkan dengan banyak makanan di depan mereka. Good job Konjet n Dewot!!!

Aku-Etil n Dim2-Kuntil berpisah jalan dengan masing2 membawa sekantong nasi bungkus. Kami terpisah jalan dan tidak saling contact. Berharap area sasaran kita tidak sama.
Sudah terdengar suara pembuka azan maghrib. Aku dan Etil bergegas memasuki jalan Asia-Afrika yang untunglah sore itu tidak terlalu padat. Tiap kali di pinggir jalan ketemu dengan tukang beca atau pemulung dan mereka yang tampak terlantar duduk di emperan toko, kami berhenti untuk membagikan nasi bungkus. Syukurlah mereka tampak senang menerimanya.

Dan yang membuatku dan Etil sedih. Di area dekat Gedung Merdeka, tinggal 3 nasi bungkus terakhir. Seorang ibu yang sedang menggendhong anak, melihat kami membagi nasi, ibu itu menyeberang sambil melambai ke arah kami. Kebagian 1 nasi bungkus coz ada 2 orang lain yang juga menyeberang di belakangnya. Dan kulihat ibu yang sedang menyeberang itu, dari tempat datangnya, tampak duduk beralas karung beras bersama seorang ibu yang sudah tua. Sebungkus nasi dibagi bertiga untuknya, anaknya, dan ibunya.
Andai saja masih ada sebungkus nasi lagi buat mereka. Hiks.....

Melihat ini semua, jadi sedih. Padahal kami sering banget membuang nasi.
Besok lagi kita harus ingat mereka2 ini ya. Nti klo ada rezeki, kita buatkan nasi bungkus dengan jumlah yang lebih banyak lagi. Biarpun cuma seadanya semoga bisa lebih merata.

Dan Etil yang lupa ga bawa cemilan bahkan air mineral buat dia sendiri buka, ternyata waktu kita sangat pas. Mpe kost pas jam buka. Hehehe.... bagi2 nasi bungkus sambil sekalian ngabuburit til.

Mpe di kost, kita sampai lebih dulu dari Dim2-Kuntil. Dan untunglah area sasaran kita tidak sama. Kuntil membaginya ke daerah Jl. Jawa dan sekitarnya. Syukur deh.

Yah. Sesekali cooking for sharing.
Berbagi itu sungguh menyenangkan.

SEBUAH PERLAKUAN ISTIMEWA

Saturday, August 13, 2011

Menjadi prioritas, mendapat perlakuan yang istemewa, kadang2 sungguh membuatku tidak nyaman. Meskipun ga bisa kupungkiri, kadang2 aku pun menikmatinya, tapi untuk beberapa hal, perlakuan istimewa ini benar2 membuatku merasa tidak enak.

Jika sedang berbelanja ke mall atau toko kain, selalu dibuntuti pelayan toko. Huuuuwfff. Jika sedang benar2 tidak niat membeli, bakal membuatku cepat2 ngeloyor pergi. Benar2 jadi tidak nyaman. Aku lebih suka melihat-lihat dulu sendiri, membanding-bandingkan, jika butuh bantuan baru memanggil.

Jika sedang makan di cafe, pelayan yang stand by di dekatku menunggu memilih menu. Itu juga membuatku tidak nyaman. Mungkin untuk beberapa saat aku butuh tanya menu apa yang paling special di situ atau jika pengin tahu komposisi bahan makanan di menu yang kutunjuk apa saja. Selebihnya aku lebih suka leluasa memilih sendiri dan baru memanggil saat mau order.

Jika sedang masuk ke Bank swasta. Ada beberapa bank yang pelayanannya menurutku terlalu ramah. Hal ini malah membuatku merasa tidak nyaman. Masuk ke bank, beberapa satpam di depan pintu sudah tersenyum ramah sambil menyapa, ‘Selamat pagi’. Di pintu masuk sudah ada satpam lagi yang menyapa,’Selamat pagi. Ada yang bisa dibantu.’
Di teller, petugasnya yang kataku bicaranya terlalu panjang lebar dengan banyak basa-basi. Bahkan kadang sampai saking ramahnya waktu menyebut nominal rupiah yang akan kuambil terlalu keras hingga seluruh pengantri mendengar semua.
‘Ibu mengambil uang sekian... Lembaran seratus ribu sekian... Lembaran lima puluh ribu sekian... Jadi totalnya sekian.... ‘
Hohoho.... kalau dari salah satu pendengar ada yang kemudian berniat tidak baik bagaimana. Untuk yang satu ini, aku lebih suka yang sedikit to the point.
Selesai transaksi, ’Ada yang bisa dibantu lagi?’
‘Tidak. Terimakasih.’
‘Terimakasih. Selamat Pagi Bu....’
Dan kembali di pintu keluar beberapa satpam menyapa dengan senyum ramahnya. ‘Terimakasih sudah berkunjung ke Bank....’ Selamat pagi.’
Hohoho... kadang2 banyak sapaan itu membuat lelah.

Jika sedang beli bubur ayam ke langgananku. Ibunya selalu menjadikanku prioritas. Meskipun aku datang belakangan, selalu saja aku dibungkuskan dulu. Seperti biasa pesananku, dia sudah hafal benar. Bubur ayam pake ati ampela, ga pake kecap manis dan kacang kedelai. Hal ini seringkali membuatku merasa ga enak dengan pembeli yang lain.

Aku juga ga tahu kenapa Ibu ini jadi begitu baik padaku. Mungkin karena aku sering mengajaknya ngobrol, jadi merasa sudah dekat. Bahkan aku suka dikasih ekstra ati ampela dan suwir ayam. Juga si Ibu suka menawariku double kerupuk yang sering kutolak coz aku tidak terlalu suka kerupuk.
Untuk menghindari hal ini, klo pas lagi rame n sebenarnya aku sudah kesiangan, aku lebih baik tidak mampir beli bubur. Bakal merasa ga enak ma pembeli yang lain.
Dan si Ibu sering protes,’Kenapa lama ga ke sini?’
‘Soalnya dah kesiangan Bu, dan tiap lewat suka rame. Takut bakal lebih kesiangan.’
‘Kan nanti bakal dibikinin dulu.’
Hehehe... sambil ketawa aku bilang,’Sebenarnya hari ini pun sudah kesiangan, tapi laper. Ya sudah, mampir.’

Beberapa bapak tukang parkir, yang aku biasa parkir di sana pun begitu. Tiap aku datang, selalu saja dicariin tempat parkir seperti yang biasa aku mau. Yang terlindung biar ga kehujanan. Klo ini aku suka. Aku tidak perlu susah2 mencari tempat parkir. Terimakasih Pak.
Mungkin karena aku juga sering mengajaknya ngobrol dan sering menitip barang, jadi lebih dekat. Biarpun mpe sekarang aku tidak tahu nama bapaknya dan barangkali si bapak juga ga tahu namaku, cuma hafal muka aja. Hehehehe......

Tapi, ada perlakuan istimewa yang membuatku merasa sungguh tidak nyaman. Kadang2 tiap kali memasuki area parkir di lingkungan kerjaku, aku seolah-olah mendapat prioritas. Mendapat perlakuan istimewa yang seringkali membuatku merasa risih. Terlalu berlebih-lebihan. Memarkir motor asal tempat ada, aku bisa sendiri. Tidak perlu dibantu memarkir dan ditungguin mpe aku sudah selesai. Aku jadi serba salah dan merasa diawasi. Benar2 jadi ga ada privacy. Juga saat aku pengin menelepon atau menulis sms dari tempat parkir. Mungkin jika orang lain juga mendapatkan perlakuan yang sama, aku tidak masalah. Dan ada beberapa perlakuan lain yang menurutku teramat berlebihan. Hohohoho.... Tidak perlu sampai begitu.
Dan kadang2 aku jadi negatif thinking. Aku bisa merasakan mana yang benar2 tulus memang mau membantuku atau yang mau membantuku coz ingin mengambil hati. Aku sungguh tidak suka dengan yang seperti ini. Beberapa kali kudapati, orang yang kulihat dari lantai atas duduk manis tapi tiap aku berjalan melangkah ke arah parkiran, tiba2 saja jadi mendadak rajin, mengambil tongkat pel, dan mengepel di tempat yang sama tiap aku lewat. Hohoho... ngepelnya kok ga selesai2 ya. Bikin pusing saja.

Memang segala sesuatu yang berlebihan itu memang tidak bagus. Sesewajarnya aja. Itu lebih membuat nyaman. Aku cuma berharap, seseorang mau melakukan sesuatu dengan tulus, bukan karena ada maksud2 tertentu di belakang ketulusannya.
Yeeeah. Aku pun sedang belajar ke arah sana, meskipun sampai sekarang pun aku belum sepenuhnya bisa.

MELIHAT SISI BAIK ORANG LAIN

Saturday, August 10, 2011

Sore ini sepulang dari kantor, pk.17.50, aku menyempatkan diri mampir ke warung sayur-sayuran yang letaknya tidak jauh dari kantor. Sore2 begini sayurannya masih segar2 coz baru didatangkan dari Lembang. Pilihannya pun banyak. Sebenarnya sayuran dan bumbu2 dapur yang dijual di warung ini boleh dibilang cukup lengkap variasinya. Bahkan klo pagi, daging ayam, daging sapi pun ada. Yang membuatku kadang begitu enggan ke sana karena pelayanannya yang kurang menyenangkan. Terkadang pembeli dianggurin begitu saja, ditinggal ngobrol. Yah. Bisa dimaklumi yang jual rata2 masih remaja2 biarpun beberapa ada juga yang sudah remaja tua. Hehehe....
Menghitung belanjaan pun kadang seenaknya. Jika ga diperhatiin bener penghitungan total belanja kadang suka asal, baru sadar pas sudah di rumah, kita sebenarnya kelebihan bayar. Ngitungnya gimana sih. Harga2nya yang sebenarnya jauh lebih mahal daripada di pasar, jatuhnya jadi lebih mahal lagi. Tiap belanja ke sana, harus meluangkan waktu cukup ekstra untuk menunggu kita segera dilayani. Hohoho.... sabar.

Ada seorang cowok yang bener2 membuatku suka kesel. Jika bisa memilih, aku memilih tidak dilayani oleh dia. Klo ngasih harga benar2 seenaknya. Jatuhnya per item lebih mahal dari harga yang dipatok temen2nya yang lain. Beginilah susahnya klo tidak ada patokan harga yang pas. Mau protes juga ga bisa. Itu yang bikin bete. Dan dia yang lebih banyak nganggurin pembeli. Padahal dianya sendiri juga ga ngapa2in. Kadang2 malah sibuk menata sayur-sayuran klo ga cuma bengong tanpa ekspresi. Benar2 deh.

Ga terasa waktu berbuka puasa pun tiba. Semua sibuk mencari minum untuk berbuka.
Dan sungguh tak kusangka. Cowok yang aku paling ga suka itu, mendatangiku, memberikan 1 aqua cup. ‘Ini teh.’
‘Oh... ga, makasih!’ Aku jadi malu sendiri, coz aku yang tahun2 kemarin ga pernah absen ikut puasa, kali ini sama sekali belum puasa coz kondisi kesehatanku yang sedang tidak fit ditambah banyak lembur, aku ga mau jadi benar2 ambruk karenanya.
‘Gapapa teh. Buat takjil.’ Cowok itu masih juga menyorongkan aqua itu kepadaku.
Melihat ketulusannya, akhirnya kuterima juga aqua itu. ‘Terimakasih.’

Penilaianku jadi 180 derajat berubah. Ternyata cowok itu orang yang baik. Selama ini aku ga pernah bisa melihat sisi baiknya. Dia yang terlihat urakan, ternyata juga menjalankan puasa. Mau membagi minuman bahkan saat dirinya belum mulai berbuka puasa. Kulihat dia baru minum setelah semua pembeli kebagian air minum.
Hehehehe..... Jadi malu. Besok2 aku akan bersikap lebih baik padanya.
Mungkin modelnya memang begitu. Bawaan lahir kan susah untuk diubah. Hahahahaha......

AKU MASIH WARAS

Saturday, August 13, 2011

Seandainya aku mengikuti apa yang diinginkannya dariku, mungkin boleh dibilang aku sudah tidak waras.
Aku yakin aku masih waras so aku akan menjaga agar aku tetap waras.
Hohoho.... Sungguh tidak bisa kupercaya bisa terjadi seperti ini.
Membutuhkan penguasaan diri yang besar agar emosiku tidak meledak.
Semoga aku tetap bisa mengontrol diriku agar semua tetap berada di jalur yang seharusnya.
Aku tahu, semua ada di bawah kendaliku. Asal aku tetap bisa menjaga diriku, semuanya akan baik2 saja.
Sabar..... Sabar.....