April 14, 2012

JANGAN MENGELUH


Mengeluh. Adalah salah satu kebiasaan burukku yang seringkali kulakukan. Dan mereka yang berada di dekatku lah yang harus ketiban sial dengar keluhanku. Kadang2 memang mengeluh tidak terucap ke mereka di sekelilingku tapi malah ke mereka yang berada jauh dariku yang mau ga mau ketiban keluhanku. Ya via jejaring sosial. Tapi belakangan ini sudah jarang kulakukan coz belakangan ini frekuensi online-ku bisa dhitung dengan jari. Tapi tetap saja jika update status atau nge-tweet atau nge-wacap masih saja mengeluh.
Rasanya dengan mengeluh akan begitu banyak beban yang berkurang. Setidaknya berbagi dengan orang lain bisa membuatku lebih lega.

 ‘Kepalaku pusing.’
“Gejala maag-ku kambuh.’
‘Duuuh hujan, cucianku gimana donk?’
‘Setrikaanku banyak euy. Bantuin setrika donk!’
‘Duh... laporan harus beres hari ini. Yaaaaah... harus lembur....’
‘Uangku mepet euy. Cukup ga ya sampai akhir bulan. Mana bulan ini dapat undangan banyak lagi...’
‘Lapeeeeer.....’
‘Ngantuke puuuoool.....’
‘Duuuuh... tiket kereta naik euy....’
‘Kapan ya gajiku naik......’ Hahahaha......
Dan berbagai keluhan2 lain yang aku merasa itu wajar coz teman2ku sebagian besar juga suka mengatakan itu.
Tapi, aku tidak pernah memikirkan apakah orang yang sebentar2 mendengar keluhanku akan suka atau tidak.
Mungkin jika mood-nya sedang baik tidak apa2, tapi jika mood-nya sedang jelek, kemungkinan besar akan membuat bad mood-nya semakin menjadi.

Dan orang yang paling sering mendengar keluhanku adalah ibuku. Aku kadang tidak terpikir betapa berat beban ibu, tetap saja suka mengeluh di depannya. Ya, selama ini kepada ibulah aku banyak berkeluh-kesah.
Ibu yang sering meneleponku coz katanya kangen pengin dengar suaraku, akhirnya mungkin bukannya jadi tambah damai setelah meneleponku, malah jadi tambah bunegh dengar keluhanku.

Aku baru menyadari itu semua kemarin waktu pulang ke Yogya.

Seperti biasanya aku selalu saja spontan mengeluh. Di depannya malam2 aku mengeluhkan kakiku yang masih belum pulih benar setelah operasi laser.
‘Duuuuh... lukanya membuka lagi. Wah bakal butuh waktu seminggu menunggu kering. Harus tambah lama kemana-mana pakai rok. Mana cream-ku sudah mau habis lagi......’
Ya, malam itu setelah pulang gonceng motor dan kehujanan, kudapati kakiku sangat perih. Saat kuperiksa, luka di kakiku yang kemarin sudah hampir kering membuka lagi. Tidak tahu karena apa. Apa karena acara sore itu waktu perayaan Jumat Agung yang mengharuskanku banyak besujud atau karena waktu pulang duduk gonceng motor lukaku tertekan jok motor ditambah kena air hujan. Aku tidak tahu, yang aku tahu sepanjang perjalanan pulang kakiku terasa perih.

Tanpa kuduga tiba2 ibuku mengatakan sesuatu yang membuatku berhenti mengeluh.
‘Kowe ki mbok ra sambat ae!’
Yang dalam bahasa Indonesianya,
‘Kamu tuh jangan mengeluh terus. Ibu tuh cape mendengarnya. Apalagi kamu tuh sering menjerit-jerit yang bikin ibu kaget, kirain kenapa2. Ternyata karena ada tikus lewat atau sesuatu yang sebenarnya sepele. Bikin orang kaget saja. Sudah khawatir kalau2 terjadi sesuatu. Tapi ibu suka diam saja.’

Ya, aku memang suka latah klo lagi kaget lihat sesuatu selalu spontan menjerit-jerit. Kebiasaan ini terbawa mpe sekarang yang suka membuat kaget teman kost atau teman kantor kalau mendengar jeritanku hingga buru2 menghampiriku khawatir terjadi sesuatu. Hehehehe.... maaf.

Dan malam itu ibu banyak bercerita. Memang bebannya teramat berat. Terlihat dari raut wajahnya yang sudah tidak sesegar dulu lagi. Kurang tidur, banyak yang harus dipikirkan. Sudah beberapa bulan ini nenekku sakit. Hanya bisa berbaring di ranjang coz badannya sudah susah untuk digerakkan. Melakukan aktivitas sehari-hari di tempat tdur dan harus selalu ditolong. Nenekku ini mungkin karena usia sudah lanjut jadi seperti kembali jadi anak kecil. Tidak mau ditinggal sendirian, harus ada yang menemani. Mungkin dia ketakutan dan selalu merasa kesepian. Penglihatannya sudah tidak jelas, selalu merasa melihat saudara2 yang sudah lebih dulu berpulang. Syaraf motoriknya memang sudah tidak berfungsi secara normal, jadi nenekku tidak bisa mengontrol apa yang diucapkannya. Terus saja mengomel yang kadang2 kata2nya sungguh tidak enak didengar dan sebagian besar ditujukan kepada Ibu. Ya, aku tahu ini semua sangat berat buat ibu.

Aku tahu Ibuku adalah wanita yang hebat. Kesabaran dan ketabahannya sungguh luar biasa.
“Ibu sekarang jadi pelupa bahkan melupakan hal2 kecil. Ini karena Ibu suka melupakan.’
Ya, melupakan hal2 yang sebenarnya melukai hatinya supaya tidak menjadi beban baginya.

Ibu, maaf aku selalu saja membebanimu dengan hal2 yang seharusnya bisa kuatasi sendiri.
Aku akan berusaha untuk tidak sering2 mengeluh. Aku tidak berjanji untuk sama sekali tidak mengeluh karena itu akan sangat sulit kulakukan. Ada begitu banyak hal yang aku tidak mengerti yang aku butuh bertukar pikiran dengan orang lain.

Ya, aku akan berusaha menjalani hari2ku dengan baik, dengan banyak senyum dan rasa syukur.
Aku akan menjaga kesehatanku karena aku tahu kesehatankulah yang sering menjadi kekhawatiranmu coz akulah yang paling gampang sakit di rumah.

Ibu.... Tetap semangaaaaat!!!!!!!!!!!
Buatku dan adik2ku engkau adalah orang yang sangat hebaaaat!!!!!!!!!
Love u mom. so much.

MAKASIH.... MAKASIH....


Hari Senin 9 April, pk.06.30 pagi akhirnya aku nyampe kost juga setelah semalaman berada di kereta Lodaya.  Pk. 08.00 aku baru siap berangkat ke kantor setelah selesai beres2. Ngantuk ga ngantuk mau ga mau aku harus berangkat ke kantor coz ada urusan ke bank yang harus kuselesaikan pagi itu. Rasa ingin berbaring melihat kasur begitu menderaku coz semalaman di kereta aku ga bisa tidur nyenyak akibat bau badan teman sebelahku yang sangat mengganggu penciumanku. Sama dengan perjalananku Bandung-Yogya hari kamis sebelumnya yang membuatku tidak bisa tidur nyenyak juga akibat teman sebelahku hobi tidur mrndengkur yang memaksaku tidur dengan headseat, full musik mpe pagi dengan tidak lupa menancapkan terus kabel charger. Hahahaha.....

Sungguh sayang, motorku sangat tidak mau mengerti. Di-starter ga bisa, di slah juga ga bisa. Nana, cowok teman kostku yang kebetulan pagi itu lagi maen ke kost sudah mencoba berbagai upaya mpe tangannya item2 kena olie tapi tetap saja tidak bisa membuat motorku mau menyala. Deeeeuh.... apa coz tiga hari ga dinyalain motor jadi kedinginan apa ya?

Sebenarnya ada bengkel yang letaknya tidak terlalu jauh dari kostku. Tapi mengingat pk.11 adalah batas waktu kliring dan ketika kulongok jam sudah menunjukkan pk.09.00 akhirnya kupending dulu niat ke bengkel, lebih baik segera ke kantor naik angkot.

Nana yang tau aku sedang terburu-buru menawarkan diri untuk mengantarku ke kantor dengan motornya. Tadinya aku menolak coz ga tega ama Nana. Akhirnya coz Nana memang berniat tulus mau mengantarku dan dengan izin Yatie ceweknya, aku diantar Nana ke kantor.

‘Yatie, pinjam dulu Nana-nya ya....”
‘Ya, gapapa mbak, asal nanti dikembalikan. Hehehe...’
‘Siap. Nanti pasti kembali.’

Akhirnya sampai juga aku ke kantor. Dikarenakan sopir kantor sedang tidak di tempat coz aku memang tidak konfirmasi dulu sebelumnya kalau mau make, akhirnya aku berangkat ke bank dengan diantar Nana. Nana menungguku sebentar ketika aku mengambil berkas dulu ke ruanganku.
Tadinya aku berniat ikut Nana sampai bank saja terus Nana bisa langsung kembali ke kost, tapi coz Nana tetap berkeras menungguku dan mengantarku kembali ke kantor akhirnya aku kembali ke kantor dengan diantar Nana lagi.

‘Tanggung mbak, gapapa. Lagian saya lagi libur kok mbak hari ini.’

Makasih Nana, makasih Yatie. Makasih makasih... Akhirnya pekerjaanku hari ini bisa beres. Akhirnya sebelum pk.10.00 aku sudah bisa kembali lagi ke kantor coz ada janji dengan seseorang pki.10.00, takut orang itu bakal kelamaan menungguku.

Makasih atas hari ini. Nana dengan tulus mau membantuku coz dia menolak uang pengganti bensin yang kuberikan dan juga menolak ketika akan kubelikan soto buat dia dan Yatie sarapan. Makasih ya...

Dan keesokan hari tahulah aku ternyata sumber penyebab ngadatnya motorku adalah si Micky tikus yang iseng makan kabel motorku mpe bolong2 dan putus.
Arrrrghh....... Sungguh kau menabuh genderang perang tikus. Tidak cukupkah kau colong sikat gigiku dan kemarin malam aku baru tahu kau buat rusak 3 potong blazerku yang kusimpan di gudang. Huehuehue......

April 03, 2012

OBROLAN DENGAN BAPAK PENJUAL BURJO


Hari minggu pagi, aku merasa rambutku sudah sangat cepel, pengin keramas. Mengingat aku masih harus hati2 coz kakiku masih belum boleh kena air, akhirnya kuputuskan untuk keramas di salon langganan saja. Pagi2 katanya ada diskon 20%, sekalian aja potong rambut coz rambutku sudah terlalu panjang menurutku.

Sesampaiku di salon, ternyata hair stylist langgananku belum ada, dia baru datang pk.11.00. Akhirnya aku gambling aja sebut nama stylist coz yang lain aku ga ada yang kenal. Mudah2an cocok.
Dan untungnya cocok. Mayanlah buat variasi. Dan ternyata saat aku membayar sama sekali tidak ada potongan harga. Hohoho.... jadi mau datang jam berapa aja sama aja ga ada diskon.... :(


Sepulang dari salon, aku melihat penjual burjo (bubur kacang ijo). Kebetulan aku dah lama ga makan burjo n lagi pengin. Kebetulan juga aku emang lagi laper. Tadinya aku mau beli dibungkus saja, tapi coz aku mau pergi lagi ke lain tempat, biar menghemat waktu ga usah pulang ke kost dulu untuk menghabiskan burjo, akhirnya kuputuskan makan di tempat di samping gerobak burjo.

Sambil makan aku mengajak ngobrol Bapak burjo yang mukanya ramah n banyak senyum.
Bapak itu membuat sendiri burjonya, sedangkan gerobaknya dia sewa dengan ongkos sewa Rp.15 ribu per hari. Istrinya tinggal di Garut. Anaknya 10 dan cucunya 14. Anaknya yang belum menikah ada 3, 1 sudah kerja di Bandung dan yang 2 masih SMA. Bapak ini tampak berseri-seri ketika menceritakan keluarganya.
Setiap pagi dia mulai berjualan pk.07.00 dan kembali ke kontrakannya pk.2 siang. Dia saban hari berjualan tanpa ada hari libur. Sebulan sekali dia pulang ke Garut untuk menyerahkan penghasilannya ke istrinya sambil menengok keluarganya. Dia senang sekali tiapkeluarganya bisa berkumpul semua. ‘Rame neng, rumah mpe penuh!’.

Ketika selesai makan, kuserahkan mangkuk dan membayar kepada si Bapak. Semangkuk dihargai Rp.3 ribu.
‘Ini kembaliannya neng. Makasih ya neng,’ senyum tulus menghiasi raut muka si Bapak.

Ya, Bapak ini terlihat sangat bahagia, meskipun jauh dari keluarga, meskipun berat perjuangan hidup harus mendorong gerobak seharian setiap harinya yang sudah dijalaninya selama 6 tahun.

Kebahagiaan tidak diukur dari seberapa besar kesuksesan kita, dari seberapa banyak harta yang sudah berhasil kita kumpulkan, dari seberapa jauh kita sudah melanglang buana. Kebahagiaan ada di tangan kita. Bagaimana kita memandang hidup, menikmati dan melewatinya bersama orang2 di sekeliling kita. Dalam keadaan ekonomi yang serba minim pun kita tetap bisa tersenyum bersama orang2 yang mengasihi kita, asal kita jangan terlalu banyak menuntut hal2 yang sebenarnya jauh dari jangkauan kita.
Ya, syukuri semua apa adanya.
‘Aja ngoyo,’kata mbah2ku.

Aku juga ga mau ngoyo mbah. Meskipun aku harus sering lembur kejar deadline, meskipun begitu banyak hal yang membuat kepalaku pusing, tapi aku masih bisa berdiri tegak sampai sekarang, aku masih bisa makan-minum cukup, aku masih bisa tertawa bersama teman2ku, masih bisa jalan2 satu-per satu ke tempat2 yang sangat ingin kukunjungi. Yeeeah.... Life is beautiful.
Semangaaaaaaat!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

MEMBIASAKAN DIRI PAKE ROK.... :D

Saturday, March 30, 2012


Beberapa hari ini sampai kira2 satu minggu, aku mau ga mau harus membiasakan diri pake rok. Baik saat di rumah, saat pergi, bahkan saat naik motor. Selama di Bandung, aku jarang sekali naik motor memakai rok. Dalam 9 tahun terakhir ini kira2 baru 3-4 kali aku naik motor memakai rok.

Waktu di Yogya dulu bukan masalah buatku naik motor pakai rok atau sepatu high hills. Desain motorku yang dulu masih memungkinkan buatku untuk memakainya ditambah lalu lintas di Yogya yang tidak terlalu crowded.

Pernah dulu aku mencoba naik motor pake rok dan berakibat pergi jadi telat coz harus berganti celana panjang akibat rok jeans-ku jahitannya sobek yang mengakibatkan belahan rokku jadi semakin tinggi. Ampun dah.

Akhirnya berhasil juga kemana-mana pake rok. Tentu saja aku harus bongkar2 lemari mencari rok2ku yang berbahan stretch, jadi ga masalah mau ngangkang seberapa besar n ga perlu khawatir rok bakal sobek. Hahahaha.....

Ini semua akibat keputusanku melakukan operasi kecil menggunakan laser di kakiku untuk mengangkat benjolan yang sangat menggangguku ketika aku sedang kecapean. Semakin lama semakin menyakitkan, menusuk kaki kayak ada  batu masuk ke kaki. Ya, kalau aku lagi kecapean, benjolan ini jadi mengeras.

Ternyata melakukan pengangkatan menggunakan laser, memang tidak sakit di awal coz dibius (#tetep sakit waktu disuntik bius.... :D), dan juga tidak sampai mengeluarkan darah,  tapi berakibat belakangan kaki di area sekitar luka jadi sakit kayak bekas ‘kenyunyuk’ setrika panas.  Hahahahaha.....
Aku jadi ngeh. Sinar laser memang panas, pantas klo berefek kulit jadi merah2 kayak habis kena setrika panas. Tapi ga sampai melepuh. Jadi harus rajin2 mengoleskan moisturizer n ga boleh kena air mpe seminggu.
Bikin jadi semakin malas mandi dah. Hahahaha.....
Dan jadilah tiap hari eh tiap pagi doank, mandi diseka pakai washlap yang dibasahi air anget + sabun mandi. Hehehehehe.....

Soal kenapa jadi harus make rok, coz klo pake celana, kaki jadi sering kegesek-gesek kain, duuuh.... sakit.

Seminggu ternyata lama juga ya. Dah kangen ama celana2 pendekku, ama celana2 panjangku coz kaki yang udah terbakar waktu sepedaan di Pangandaran kemarin sekarang jadi semakin geseng coz siang2 naik motor pake rok. Hehehehehe...... ga penting banget ya.


Oh ya, tiap kali habis dibius, akan berefek badan terutama punggung, bahu n pinggul jadi super duper pegel. Aku ga belajar dari pengalaman waktu operasi kecil yang dibius juga beberapa tahun kemarin. Beberapa hari aku merasakan pegel yang amat sangat, sudah dipijit dua kali juga ga ngaruh. Belakangan aku baru sadar ini efek dari obat bius saat ingat pegel yang kurasakan sama persis dengan pegelku beberapa tahun kemarin. Teman kost-ku menyarankanku minum Duroll yang bisa dibeli di apotek. Nanya ke temanku yang ahli farmasi, dia menyarankanku minum vitamin B complek saja, Duroll juga gapapa. Tapi coz sudah lewat tiga hari yang aku ingat waktu itu setelah selang 2 hari pegelku ilang sendiri, akhirnya aku ga minum apa2, cuma rajin2 aja mengurut pake Zeropain. Akhirnya pegelnya raib dengan sendirinya juga kok. Hehehehe......