Desember 21, 2012

BANDUNG-KU SEKARANG TAK SEPERTI BANDUNG-KU YANG DULU


21-12-12
Di hari yang diramalkan akan terjadi kiamat ini, aku pengin memposting sesuatu di blog-ku, sebagai bukti ke anak-cucu bahwa hari ini kiamat ga jadi terjadi..... :D
Menulis apa ya.....
Yang ada di pikiranku sekarang ya Bandung yang sangat macet. Uggggh......

Tahun 2003, ketika untuk pertama kalinya aku memutuskan untuk menetap di kota ini, mencoba mengamalkan ilmu yang telah kuperoleh di bangku kuliah ( bahasamu kui lho.... :D), Bandung waktu itu masih sangat ramah. Selama 3 bulan aku ke-mana2 naik angkot pun tidak masalah. Ga pernah kena macet. Telat mpe kantor itu bukan karena macet tapi karena angkotnya hobi ngetem lama. Jalan2 ke mana pun naik angkot tidak masalah coz tidak akan bikin stress di jalan. Waktu itu aku mpe apal rute2 angkot.

Menginjak bulan ke-4 karena aku ditempatkan ke kantor cabang yang letaknya rada jauh dari kos-ku, akhirnya aku mulai menggunakan motor. Waktu itu cewek make motor di Bandung itu masih merupakan sesuatu yang aneh. Tiap kali lewat, selalu aja jadi perhatian cowok2 ataupun bapak2 yang lagi nongkrong. Ga pernah lihat cewek naik motor apa ya.... Di jalan pun jarang ketemu sesama pemakai motor yang cewek.
Tiap kali servis motor atau ke bengkel atao cuci motor, selalu saja aku cewek sendiri. Awal2nya ngerasa aneh juga, tapi lama2 ya sudah bodho amat.

Belakangan setelah keluar motor matic, mulai banyak cewek2 yang make motor. Naik motor jadi lebih gampang, bikin makin banyak yang mau belajar naek motor. Ditambah semakin gampangnya kredit motor dengan hanya bermodalkan KTP, kita bisa kredit motor dengan DP yang sangat murah.
Sekarang2 ini, plat nomor di Bandung sudah sampai memakai 3 huruf di belakang nomor kendaraan. Yang artinya jumlah sepeda motor sudah sangat banyak. Bukan hanya motor, mobil pun jadi semakin tambah banyak.

Macet dan macet.
Tak hanya di dalam kota, di kabupaten pun sama aja macet.
Dulu Bandung cuma macet saat2 jelang hari raya Lebaran saja. Long wiken suka macet tapi macet yang masih bisa ditolerir.
Lha sekarang.... Ga pagi, ga siang, ga sore, macet terus. Klo pengin ga kena macet keluarlah setelah pk.8 malam. Tiap wiken sudah pasti macetnya akan semakin parah. Mana pengguna jalan tidak ada yang mau ngalah. Bener2 bikin stress di jalan.

Jarak tempatku ke kantor sekarang ini tidak terlalu jauh. Lewat jalan tembus yaitu terowongan bawah tol, 15 menit aku sudah bisa sampai ke kantor. Tidak kena lampu merah satu pun. Hahhaaha....
Tapi seminggu ini ga tau kenapa, tiba2 saja pagi2 tiap mau berangkat kerja, jalan yang biasa kulewati menjadi sangat macet. Harus rela keringetan dan stress di jalan. Harus bisa memaksa menerobos di antara mobil2 yang stuck klo ga mau telat mpe kantor. Ditambah semakin banyak yang memanfaatkan jalur alternatif lewat terowongan bawah tol. Hohoho... harus antree dan harus rela sabar menunggu ketika ada mobil yang berpapasan. Maklum jalannya sempit dan curam.

Sekarang bener2 jadi males ke mana2. Klo ga terpaksa harus pergi, mending duduk manis di rumah.
Belanja2 juga untung di deket kantorku ada banyak tempat belanja. Mau ke bank, juga ada banyak pilihan bank di kompleks kantorku.

Klo bener2 mau pergi, harus lihat2 jam. Hindari jam 7-8 pagi dan 5-6 sore di hari kerja. Itu jam2 padat merayap. Uh kok jadi ketularan Jakarta. Pernah, waktu itu aku mau berangkat koor, sekitar pk.18.40, aku kena macet stuck mpe 25 menit sendiri masih di jalan deket rumah. Hohohoho..... kalo niat mau datang koor emang mending langsungan dari kantor.

Hohoho.... Bandung.... Bandung.....
Sepertinya kemacetan lama2 akan menjadi hal yang biasa di Bandung biarpun sampai kapan pun aku tetap tidak akan terbiasa.
Ya sudah, mumpung belum jam 5 pulang dulu aja deh, biar ga kena macet lagi.... :D

# Ini sudah jam 5 sore lho. tak ada sesuatu pun keanehan yang terjadi di hari yang diramalkan bakal kiamat ini. Cuma tadi sempet dua kali hujan gedhe yang kayaknya klo kena kulit bakal sakit banget coz kecepatannya yg lumayan mpe suaranya ribut banget. 
Terbukti kan. Kiamat itu rahasia ilahi. Semua berada di bawah kendali-Nya. Biarlah semua berjalan sesuai rancangan-Nya.


Desember 14, 2012

RUMPUT OH RUMPUT


Aku tadinya rajin nyabutin rumput. Tapi sekarang, mengingat saban sore pasti hujan yang deres n lama, membuatku tidak lagi bisa nyabutin rumput sesering dulu. Saking seringnya kehujanan, membuat rumput2 liar semakin banyak tumbuh. Sampai beberapa minggu kubiarin rumput2 liar tumbuh, ternyata akibatnya bener2 membuatku harus kerja ekstra.

Di antara sekian banyak rumput liar yang tumbuh, ada tanaman merambat warna hijau, daunnya kecil2 yang aku tidak tahu namanya, yang kata tetanggaku itu bisa dimasak, populasinya tumbuh dengan cepat. Tiba2 saja hamparan rumputku hampir dikuasai oleh tanaman merambat nakal ini. Saking banyak sulur2 dan akarnya, tanaman liar ini mampu mengalahkan rumput2 gajahku. Rumput2 gajahku ada yang mati, ada yang sudah berwarna kekuningan tertutup tanaman liar itu.

Arrrgh.... bener2 bikin geregetan. Sangat sulit nyabutin tanaman ini coz masih banyak akar dan sulurnya yang ngumpet di antara rumput gajah. Dicabutin, nti selang sehari sudah mulai tumbuh sulur dan daun2 baru.
Nakal banget ya ni tanaman.
Musti diapain ya....

‘Biarkan rumput2 liar tumbuh di antara rumput2mu. Nanti tiba saat panen, pisahkan. Bakar rumput2 liar itu.’
Hahahaha... ngaco. Mana mungkin. Keburu rumput gajahnya mati semua..... :D

IRIT TAPI GA IRIT

Niatnya pengin irit, aku beberapa waktu yang lalu mencoba membeli produk dengan harga yang lebih murah. Sudah lebih murah, pas promo pula. Aku beli pengharum pakaian kemasan 800 ml  dan nugget produk berlabel toko yang bersangkutan. Aku pernah mencoba beli tissue produk toko tersebut dan setelah memakainya kataku not bad kok. Jadi kupikir apa salahnya mencoba.

Ternyata setelah mencoba hasilnya mengecewakan. Nugget-nya sama sekali tidak enak. Sangat2 jauh rasanya dengan produk yang biasa kubeli. Potongannya juga kecil2 banget, lapisan tepung panirnya tebel banget. Hohoho....
Sedang pewangi pakaian yang kucoba, saat dipakai bener2 membuatku kapok beli. Udah warnanya pink tua ngejreng – jadi takut klo warnanya nempel di baju, wanginya bukan wangi pengharum tapi wangi detergent. Banyak busanya pula. Ke tangan pun berasa kaya nempel ga ilang2. Hohoho.... benar2 kecewa.

Kayaknya habis ini bakal ati2 banget klo mutusin mo beli produk yang aku belum kenal. Daripada kecewa begini.
Bukannya jadi irit tapi malah jadi lebih boros coz akhirnya aku harus beli lagi. Kembali beli produk yang biasanya kubeli.
Hadooooh..... 

SEBUAH KELOMPOK KECIL



Di tempatku sekarang, aku tergabung dalam sebuah kelompok kecil. Kelompok kecil lingkungan gereja yang memisah berdiri sendiri dari lingkungan sebelumnya. Berani memisahkan diri karena seiring waktu, KK baru yang pindah menempati area kami semakin bertambah. Jika tetap bergabung dengan lingkungan sebelumnya, areanya terlalu luas dan cukup jauh dari tempat kami. Pertemuan2 yang biasanya diadakan malam, membuat kami kerepotan karena jauhnya lokasi. Ruang lingkup yang saling berdekatan akan lebih memudahkan kami. Saat aku bergabung di kelompok itu, anggotanya baru 15 KK. Setelah aku pindah, jadi 16 KK. Dan kemungkinan setelah ini akan jadi 18KK coz ada 2KK lagi yang baru saja pindah ke  area kami.

Aku yang tadinya sangat malas ikut renungan dan pendalaman kitab suci karena terlalu serius dan kebanyakan yang datang bapak dan ibu saja, sekarang mau ga mau aku harus ikut terlibat meskipun sering bolong2. Jumlah yang sedikit dan kami memang benar2 pengin menghidupkan lingkungan kami yang sudah dengan susah payah dirintis, membuat kami dengan kesadaran pengin ikut terlibat dalam kegiatan2 yang dilakukan. Selama ini kegiatan memang terbatas pada doa dan renungan tiap hari kamis, itu pun bolong2 karena jika saat dikonfirmasi ternyata banyak yang tidak bisa hadir, pertemuan akan dibatalkan. Ya, kami bisa memaklumi, kami semua orang2 yang bekerja dan memiliki tanggungan keluarga, jadi kami benar2 harus membagi waktu kami.
Tapi jika lama tidak berkumpul, kerinduan untuk berkumpul itu selalu muncul.

Memang sih tiap berkumpul tidak banyak yang datang. Bisa mencapai 10-15 orang itu sudah sangat bagus. Bisa saling share pengalaman, bahkan saat renungan pun kita selingi dengan candaan yang membuat kita bisa tertawa. Rasanya seperti memiliki sebuah keluarga baru. Kegiatan koor, kami masih belum berani lepas sendiri. Koor kami masih bergabung dengan lingkungan tempat kami bernaung sebelumnya. Orangnya care2 semua. Aku baru pertama kali ikut koor dan tidak merasa asing di sana. Nyanyi lagu2 yang ringan2 saja, yang penting kami bisa gampang mempelajari karena waktu latihan yang terbatas. Saat berlatih kami ada waktu istirahat, biasanya ada yang bawa makanan. Bukan snack saudara2. Cemilan saat istirahat itu termasuk makan berat. Waktu aku ikut itu, menunya mie goreng. Kebeneran banget buat aku yang emang dari rumah belum makan. Hehehehe....
Berlatih koor sekitar 3-4 kali, latihan terakhir hari sabtu sore langsung di gereja, minggu paginya langsung tugas.

Jatah tugas koor kemungkinan 2 bulan sekali baru dapet coz misa di stasi kami cuma seminggu sekali di hari minggu pagi. Ya, kami benar2 stasi yang masih dalam tahap pengembangan. Gereja pun masih sederhana sekali. Aku baru ikut misa di gereja itu satu kali. Gereja masih dalam tahap pembangunan jadi masih banyak kayu penyangga di sana-sini. Sampai saat ini kami masih bergotong royong mengumpulkan dana untuk membiayai pembangunan gereja. Kami semua berharap tahun depan pembangunan gereja sudah selesai supaya kerinduan kami memiliki tempat peribadatan yang lebih layak segera tercapai. Saat misa yang cuma satu kali itu, gereja sudah terlihat penuh. Sepertinya sebentar lagi perlu dipikirkan untuk menambah jadwal misa di hari minggu menjadi 2x.

Sebentar lagi Natal tiba. Menurut cerita saudara-saudaraku di lingkungan, Natal tahun kemarin untuk pertama kalinya mereka mengadakan perayaan Natal bersama. Berkumpul di rumah salah satu keluarga, masing2 KK membawa satu macam makanan/masakan untuk dibawa ke acara, tuan rumah yang nyiapin nasi. Katanya meriah bener. Menu masakannya macem2. Pastor yang datang mpe antusias banget. Kebersamaan bener2 kerasa.
Moga2 tahun ini juga ada perayaan Natal bersama kayak tahun kemarin ya.

Ehm....
Nanti aku bawa makanan apa ya........ ^_^

Desember 12, 2012

TAU GA SIH KLO CARI SEPATU ITU SUSAH ;p

Sejak zaman kuliah, mencari sepatu itu hal yang sulit buatku. Sulit kenapa? Karena ukuran kakiku yang kecil membuatku pusing, susah menemukan ukuran yang pas. Kebanyakan kegedean.
Waktu masih TK-SD-SMP-SMA itu ga jadi masalah coz waktu itu di sekolah lebih banyak memakai sepatu kets. Pakai sepatu kets kan biasanya pakai yang ukurannya lebih longgar biar kaki ga sakit.
Saat kuliah buatku tidak terlalu jadi masalah. Waktu itu model sepatu belum bervariasi kayak sekarang. Ga banyak pilihan dan kebeneran ukuran yang pas dengan kakiku suka ada, meskipun akhirnya kadang cuma kupakai beberapa bulan coz sepatu setelah melar jadi lebih longgar dan kegedean kupakai.

Sekarang ini ada banyak pilihan model sepatu. Banyak merk yang menawarkan model2 sepatu yang terus berganti mode dengan berbagai desain dan pilihan warna yang beragam. Banyak yang lucu2 baik bentuk maupun warnanya. Soal harga ada yang harganya mpe selangit, yang mpe kapan pun ga akan kebeli olehku. Huehuehue....
Ya, aku terlalu pelit buat beli yang harganya mahal. Sayang, mending yang harganya standar dengan kualitas terjamin. Toh terlalu awet juga nti lama2 bakal bosen makenya.

Aku sering diledekin oleh temenku. Kakimu tuh berapa?
Ya kita sering saling meledek coz yang meledek itu jumlah sepatunya lebih banyak dariku. Aku memang punya cukup banyak sepatu, tapi yang kupakai cuma beberapa saja. Banyakan ga enak dipakai. Klo ga bikin kaki sakit ya bikin kaki gampang cape. Kebanyakan juga pas dipakai kaki suka keluar2 coz ukurannya ga pas. Padahal waktu nyoba di toko, size-nya pas lho. Emang kaki suka berubah-ubah ukuran ya.... :D
Sepatu yang ga dipake jadinya mubazir. Mau diwariskan ke dedeku atau teman2ku juga ga bisa coz akan kekecilan dipakai mereka. Aku n adik2ku masih bisa saling pinjam baju, tapi klo sepatu jangan harap bakal muat. Sepatuku paling kecil n sepatu dedeku yang paling kecil yang paling besar. Rugi juga ya jadi ga bisa saling tukar biar bisa sering berganti-ganti model.

Kadang2 jalan2 ke mall, nemu sepatu yang lucu, pengin, pas nyoba ukuran paling kecil pun tetep kegedean buatku. Hadoooh.... Apalagi model sepatu berhak, mpe sekarang aku belum pernah nemu yang cocok dengan ukuran kakiku. Klo selop masih lebih mudah buatku. Karena itu, sekarang2 ini aku lebih sering memakai sepatu yang flat. Selain lebih nyaman di pakai, sepatu model itu yang ukuranku sering ada. Terlalu yaa....

Waktu booming sepatu crocs, mpe setengah mati nyari, sepatu yang sizenya paling kecil sekalipun kegedean buatku. Susah yaa.... Bahkan merk lain yang ikut2an bikin pun tetep ga ada size-ku. Huehuehue.. Gapapa deh jadi bisa irit.... :D

Sudah 4 bulan ini aku hunting sepatu sandal ga nemu2 juga. Sepatu sandal beralas rata yang memungkinkan buatku naik motor. Sepatu sandalku sudah butut. Aku membutuhkan sepatu sandal yang bahannya lentur yang memudahkanku saat naik motor.
Susah banget sih cari yang kayak yang aku mau. Klo pun nemu, modelnya ga cocok buat kerja. Aku nyari yang modelnya fleksibel, bisa buat kerja, bisa buat maen, jadi ga kaku2 amat.

Akhirnya setelah 4 bulan hunting, aku nemu juga. Kali ini ada 2 sepatu sendal + 1 sendal buat main yang aku pengin. Sendal buat main aku juga lagi butuh. Punyaku yang sekarang alasnya mulai belah. Masih bisa dipakai sih, tapi tinggal menghitung minggu. Klo pun situasi darurat tiba2 sendalku ga bisa dipake, aku masih punya beberapa sendal jepit. Hahahahaha.... Memang sendal jepit paling TOP klo dipake.

Setelah ngitung2 ternyata budgetku ga cukup buat beli semua yang kupengin, akhirnya beli sepatu sendalnya aja yang lagi urgent butuh buat ke kantor. Sendal bisa menunggu nanti, ngumpulin duit dulu. Sama sekali ga diskon euy.
Berharap nti pas beli jadi diskon 50%..... wish wish I wish....

Dan di kantor sekarang, biarpun aku menyimpan beberapa sepatu, yang sering kupakai cuma sepatu karetku warna abu. Enteng banget. Dipakai berasa ga pakai. Bahkan saat jalan pun ga kedengeran suara langkah kakiku. Sering bikin kaget orang, tiba2 saja sudah berdiri di belakangnya... Like dhis... ;p

Ya sudah, sekarang banyak2 berdoa supaya sendal yang kupengin n wedges yang dipenginin nick, bulan depan didiskon gedhe. Biar adil semua kebeli.... :D

Desember 11, 2012

JELANG NATAL


Bentar lagi Natal tiba. Rasanya ga sabar menunggu pengin cepet libur Natal. Mp3 list-ku di kantor hari ini sudah kuganti dengan lagu2 Natal semua. Suasana Natal jadi bener2 berasa. Hehehe....
Kangen pengin menghias pohon Natal. Hmmm.... moga2 tahun ini kesampean ya. Biarpun nti mpe rumah pohon Natal kemungkinan sudah dirakit, setidaknya aku bisa ikut sedikit ngutak-atik ngrobah posisi ornamen Natalnya. Dan ponakanku si Gindut pasti bakal takjub ngliat kerlap-kerlip lampu Natal. Ya, Natal pertama buat Gindut. Pasti amazing buatnya biarpun klo udah gedhe nanti ditanya ga akan ingat.

Berharap banget Natal taon ini semua keluarga bisa ngumpul bareng. Asal ngumpul biarpun ga ada acara spesial, rasanya sudah sangat sangat menyenangkan.

Natal...
Baju baru... sepatu baru... pita baru....
Hahahaha... itu semua bukan lagi must item buatku. Klo kesampean beli ya sukur. Klo ga, yang penting sepatunya baru. Hahahahha.... ga dink.... maksudnya hatinya yang baru....
Waktu masih kecil dulu, baju baru itu wajib hukumnya pas hari Natal. Terutama saat TK dan SD. Kebiasaan klo pas Natal suka dibeliin baju baru, klo ga dibeliin suka ngambek. Soalnya udah jadi kebiasaan, habis Natal, saat hari boleh berpakaian bebas, di sekolah pada pake baju baru. Klo ga pake baju baru, malu ma temen2. Baju baru zaman SD selalu saja baju atas-bawah yang model roknya bertumpuk-tumpuk yang kabur klo ketiup angin. Baju dengan warna-warna cerah yang aku pilih sendiri. Lucu. Jadi kangen masa-masa itu.

Klo sekarang, must item itu sekarang menurun pada Gindut.
Pasti lucu lihat dia pakai dress baru, pake sepatu baru, pake bando.
Mpe ketemu Natal nanti Gindut.
Selamat Natal Gindut... ^_^

JUALAN KRIPIK CIRENG

Setelah sebelumnya aku dapat julukan juragan batik papua gara2 aku sering dititipin batik papua, sekarang aku dapat predikat baru ‘Penjual keripik cireng’. Bermula dari kunjungan ke seorang teman, dia membawakan keripik cireng, ketika dicoba ternyata enak. Akhirnya meneleponlah ke temanku itu menanyakan dapat beli di mana tu keripik. Ternyata keripik itu yang jualan salah seorang temenku juga. Jadi pada beli deh.

Aku terbiasa naro cemilan di stoples yang ditaro di atas meja deket pintu. Sudah pada tahu klo cemilan ditaro di meja, itu siapa pun yang pengin ambil, boleh ambil. Jadi yang mau minta tinggal ambil aja. Jadilah  banyak temenku yang nyoba. Nyoba satu, langsung pada suka, akhirnya pada nitip. Setelah mereka beli, mereka pada nawarin ke temen2nya.  Yang ketagihan keripik cireng semakin banyak. Pada pengin beli juga. Tiap kali ada yang tanya, diinformasikan klo yang jualan keripik cireng itu aku. Hahhahaha..... Jadilah aku jadi perantara pembeli keripik cireng ke temenku yang jualan. Aku sama sekali ga ambil untung coz ga enak ama temen sendiri. Lagian juga udah pada tahu berapa harga sebenarnya. Gapapa deh ga dapet untung juga, itung2 membantu temenku yang jualan.
Hahahaha... dasar memang ga bakat dagang.

‘Pesen keripik cirengnya 20 bungkus lagi ya. Banyak yang pesen,’ sms-ku ke temenku.
Keripik cireng... keripik cireng....
Siapa mau order lagi...... :D 

Desember 05, 2012

SAMPAH DAN DAMPAKNYA DI MUSIM PENGHUJAN

Aku paling sebel klo lihat orang buang sampah sembarangan. Kenapa sih sama sekali tak peduli dengan lingkungan? Aku sendiri saja klo tidak menemukan tempat sampah, suka lebih memilih membawa sampahku ke dalam tasku ato kantong jaketku. Nti klo nemu tempat sampah baru dibuang.

Sekarang2 ini aku tinggal di daerah yang kesadaran orang2nya akan membuang sampah secara tertib masih kurang. Suka gemez sendiri. Tiap berangkat kerja, suka lihat orang sambil berangkat kerja, menenteng sampah dari rumahnya, kemudian werrrr.... sampah dibuang di pinggir jalan, di pinggiran balong. Bukan hanya seorang dua orang yang melakukannya, terbukti dengan semakin hari semakin panjang tumpukan sampah di pinggir jalan. Mending klo buangnya menetap di satu tempat, ini mah berceceran di sepanjang jalan. Iya, rumah sendiri bersih, tapi lingkungan yang menjadi area public jadi sangat kotor dan bau. Belum pas musim hujan gini, sampah2 pada membusuk, baunya bikin orang harus tutup hidung. Huehuehue....

Yang paling bikin geregetan, tiap lihat penduduk perkampungan yang membuang sampah di selokan seberang jalan depan rumahnya. Selokan besar yang lebarnya seperti sungai ini karena letaknya percis di samping balong dan sawah, jadi penuh dengan lumpur. Tiap musim penghujan tiba, yang belakangan ini hujan turun mpe lama ga berhenti2, air di selokan ini sering membludak dan membanjiri badan jalan. Jalan yang diaspal sederhana yang sudah bolong di sana-sini, jadi semakin rusak saja.

Klo sudah begini, akhirnya ditarik iuran untuk mengeruk lumpur dan sampah2 di selokan. Sudah dikeruk, tapi orang2 masih saja dengan santainya kembali membuang sampah di selokan. Hohoho.... aku sebagai pendatang, mau negur juga gimana. Aku sangat setuju jika ditetapkan aturan sangsi yang tegas bagi mereka yang suka buang sampah sembarangan. Denda 300-500 ribu bagi mereka yang ketahuan buang sampah sembarangan. Maaf, sepertinya didikan disiplin cara militer lebih tepat diterapkan dalam hal ini :D

Permasalahan dengan tetangga mengenai sampah pun seringkali kuhadapi.
Dulu waktu masih kost, aku dan anak2 sering ngomel2 gara2 ada tetangga rumah yang ga tahu siapakah dia, tapi aku sepertinya bisa menduga siapakah dia, suka membuang sampahnya di pintu gerbang belakang kost-an. Demi bisa irit tidak membayar uang sampah bulanan, dia membuang sampah di depan rumah orang lain. Bagusss ya...
Klo udah gini, sampah suka bertebaran ke mana2 diacak-acak tikus got. Gang kotor, penghuni kost yang disalahin. Huehuehue.... Tegaaa......

Demikian juga di dalam kost sendiri. Aku sering dibikin kesel. Kamar sendiri dijaga kebersihan, tapi di luar kamar ga ada urusan. Klo pas rajin bersih2, ya bener2 bersih. Tapi buat sehari-hari pada ga bisa menjaganya. Habis makan, sampah tidak langsung dibuang. Sampah tissue bercampur dengan sisa2 makanan dan bungkus2 plastik di bak cuci piring. Dan ini klo tidak ada yang merelakan diri untuk membuang, sampai bau pun tidak akan ada yang membuang coz tidak ada yang mengaku siapa pemilik sampah ini. Bikin peraturan tertulis di atas bak cuci piring pun dianggap angin lalu.

Dan sekarang2 ini, dengan tetangga2ku di tempat yang sekarang.
Klo melihat selokan di depan rumah, ada banyak sekali sampah2 plastik bekas pembungkus makanan. Tidak tahu siapa yang membuang di depan rumah orang, Belum lagi, biarpun tiap rumah sudah dijatah punya tempat sampah sendiri2  yang diambil oleh truk sampah tiap 2 minggu sekali, masih saja ada yang hobi buang sampah ke rumah orang lain. Yang bikin heran, bahkan dulu sebelum aku menempati rumah, tempat sampahku dan punya samping rumah yang belum ditempati selalu penuh dengan sampah. Siapa ya yang membuang? Bahkan sampai sekarang pun kadang masih ada yang suka nitip buang sampah di tempat sampahku dan samping rumah yang mpe sekarang masih kosong belum ada yang menempati. Sering kudapati kantong2 sampah yang aku merasa itu bukan milikku.

Belakangan aku tahu siapa yang suka membuang sampah di situ. Ternyata memang semua sudah pada tahu siapa tetangga yang suka melakukannya. Orang itu tidak mau rumahnya kotor dengan sampah, bahkan naruh bak sampah di depan rumahnya sekali pun ga mau. Jadi nitip ke tempat sampah orang lain. Rumahnya bersih, tapi rumah orang lain dikotori olehnya. Bagus ya.... L

Yah, begitulah hidup bertetangga. Klo semuanya lempeng2 saja, hidup jadi tidak menarik.... :D
Setelah tiga bulan aku stay di sana, baru hari senin kemarin aku merasakan jalan yang kulewati sekitar 500 m dari rumah kebanjiran. Hohoho..... Mana sudah malem, mana gelap. Banjir sekitar setengah lututku. Sudah kepalang tanggung akhirnya kuteruskan saja naik motor menembus banjir. Ini akibat hujan yang sangat deras mengguyur Bandung dari siang sampe malam. Balong dan selokan airnya meluap sampai ke jalan2.

Ternyata tidak mudah melewati jalan aspal yang rusak, batu bertebaran di mana2. Batu-batunya sama sekali ga kelihatan jadi beberapa kali aku hampir jatuh tergelincir. Akhirnya aku cuma berani jalan pelan2 dengan dua kaki menapak di jalan. Sungguh beruntung malam itu aku ketemu seorang dewa penolong. Seorang bapak berkaos putih, membantu mendorong motorku dari belakang. Dia yang sudah apal kondisi jalan terus memberiku aba2. Dia baru berhenti mendorong setelah aku sampai di jalan yang tidak berbatu.
Terimakasih Pak. Baeeek banget....

Keesokan hari ketika bercerita ama temenku yang jalannya searah denganku, dia cerita klo saat dia mau melewati jalan yang sama denganku, ada bapak2 yang bertugas berjaga di jalan mengarahkan supaya motor2 lewat jalan alternatif melewati perumahan2. Jalan kecil yang ga cukup dilewati mobil tapi sudah disemen. Jalan ini nanti tembus ke jalan utama yang tidak kebanjiran. Hohoho... baeeek banget.
Mungkin karena aku lewatnya sudah malem jadi sudah tidak ada lagi yang berjaga di sana.

Laen kali klo pas hujan gedhe ga akan pulang malam2 lagi ah. Serem. Kecuali klo kepepet, setidaknya aku tahu ada jalan alternatif yang bisa kulewati.

Desember 02, 2012

GAS CADANGAN

Saturday, December 1, 2012

Niat awal menyimpan gas cadangan supaya klo malam2 gas habis tidak kerepotan, bisa langsung ganti. Aku dari dulu memang tidak pernah mencoba mengganti gas sendiri. Waktu kost aku pernah mencoba mengganti regulator gas. Tapi rasa ga yakin, melihat instalasinya yang tampak begitu rumit, yang membutuhkan tenaga ekstra, aku merasa tidak sanggup. Akhirnya aku minta Yatie yang masangin.

Sebelum babe pulang, aku sempat di-privat cara mengganti gas. Sepertinya aku bisa sendiri. Asal rapat pasti aman. Babe juga sudah nyimpenin beberapa karet merah buat cadangan klo2 suatu saat karetnya tidak rapat.
Kemarin aku pulang sudah malam. Malam yang sangat dingin coz hujan seharian ga brenti2 yang bikin beberapa ruas jalan banjir. Kuputuskan untuk mandi pake air anget. Karena mesin pemanas airku belum datang2 (padahal pesen juga belon, bilang aja klo ga punya :D), akhirnya buat bikin air panas seperti biasa merebus air pake panci. Kompor gas sudah kucoba kunyalain beberapa kali tapi tetep tidak bisa nyala. Kucheck regulator. Ohlala.... gasnya habis.
Akhirnya dengan rasa tidak yakin, aku coba mengganti gas sendiri.

Membuka segel tutupnya pun ternyata sangat sulit. Tenagaku tidak cukup untuk mengenyahkan segel plastik putih. Akhirnya pisau pun beraksi. Kulepas regulator dari tabung lama dan kupasangkan ke tabung baru. Tombol pengunci ga mau bergerak 180 derajat. Cuma bisa muter 90 derajat. Display regulator pun anteng di warna merah. Klo gas full kan harusnya bergeser ke warna kuning. Tiap regulator kuangkat, bau gas udah tercium. Akhirnya ku-telp lah minta suggestion. Menelepon babe n Week mailbox semua. Gangguan sinyal mungkin. Menelepon Dhex, yang kedua kali baru diangkat.

Caraku memasang sudah sesuai petunjuknya tapi tetap saja regulator ga mau terkunci. Karena hujan, tetangga2 sudah tutupan semua. Takut klo maksa masang sendiri gas malah bocor dan meledak, akhirnya jalan keluar satu2nya menelepon pesan gas lagi sekalian minta dipasangin. Beruntung orangnya masih mau mengantar gas malam2. Seperti biasa gas diantar oleh teteh2 yang punya tenaga super. Dia yang akhirnya memasangkan gasku. Aku jadi tahu ternyata permasalahanku adalah karet warna merah yang menghubungkan tabung dengan regulator kegedean. Ama tetehnya diambil kemudian diganti dengan karet dari tabung lama. Baru pas bisa terpasang rapat. Katanya beda regulator beda ukuran. Hadoooh... sudah setengah mati berusaha masang, kenapa ga kepikiran ke sana ya. Bodoh..... Hahhahaha....
Sepertinya percuma ya punya gas cadangan klo tidak bisa masang sendiri.
Tapi aku jadi punya pelajaran baru.
Semoga habis ini aku ga lupa pelajarannya dan besok2 bisa memasang gas sendiri.
Xixixixixixi........