Maret 31, 2014

#AKSIBAIK

Beberapa hari yang lalu saat nonton acara Hitam Putih di Trans7, host Deddy Corbuzier meminta untuk mengirimkan via twitter #AKSIBAIK. Bukan untuk menyombongkan diri kalau kita pernah berbuat baik kepada orang lain, tapi untuk refleksi kita saja. Sebuah petolongan sekecil apa pun akan sangat berarti buat orang yang kita tolong.
Dan aku pun jadi antusias untuk men tweet aksi baik yang pernah kulakukan.
Dan hohoho.... sulit banget buat aku untuk menemukan, perbuatan baik apa yang pernah kulakukan ke orang lain. Apa karena saking aku jarang berbuat baik ya. Sedangkan perbuatan baik yang pernah kuterima dari orang lain, aku masih ingat sampai sekarang. Ya, lebih gampang buatku untuk menuliskan perbuatan baik apa yang pernah kuterima dari orang lain.
Moga2 saja ini semua karena hal2 yang pernah kulakukan ke orang lain itu buatku hal biasa, yang memang sudah sewajarnya kulakukan dan orang2 lain pun pasti akan melakukan hal yang sama. Jadi aku ga perlu mengingat-ingatnya dan mengharapkan balas budi, karena buatku memang tak ada orang yang berhutang budi padaku, tapi aku banyak berhutang budi pada orang lain. Semoga benar demikian ya......

Kucoba menuliskan #AKSIBAIK yang pernah kulakukan, yang setidaknya itu menurutku bisa membantu orang lain.
Aku pernah membayarkan bea angkot seorang ibu tua yang dalam perjalanan mau menengok anaknya, tapi lupa ga bawa uang karena anaknya yang di rumah lupa nggak bawain ibu itu uang. Ibu itu tampak bingung sekali.
Aku pernah meminjamkan ballpoint kepada sesama pengantree tiket kereta api yang bingung saat harus menulis di lembar aplikasi tiket. Padahal saat itu aku lagi buru2 mau balik ke kantor tapi ga tega ma bapak itu.
Aku pernah merelakan tempat dudukku yang sebenarnya untuk 3 orang jadi untuk empat orang karena ada seorang cewek gendut yang minta untuk bisa duduk bareng. Ya... deh. Biarpun habis itu jadi mandi sauna. Secara kereta ekonomi. Hahaha.....

Apalagi ya..... Hahahaha... Aku benar2 ga bisa mengingat-ingat lagi. Berarti pe er buat aku, mulai sekarang harus sering berbuat baik, biar klo suatu saat nanti di pintu surga aku ditanya malaikat, perbuatan baik apa saja yang pernah kamu lakukan di dunia aku tidak kelabakan menyebutkannya satu-satu. :D



I LOVE DELAY

Sebenarnya ini pengin kutulis sejak bulan Desember 2013 lalu, tapi menginat aku sekarang benar2 super sibuk, jadi we baru sekarang mulai terealisasi :D

Aku suka delay bukan terus berharap kena delay terus. Aku suka delay pada saat aku dalam kondisi super duper panik karena nyaris saja aku ketinggalan kereta. Klo hampir ketinggalan peswat, Week yang lebih berpengalaman dalam hal ini. Klo aku seringnya kereta. Naik pesawat boros euy..... Hahaha....

Mudik Natal kemarin, aku benar2 dibikin sport jantung. Jadwal keretaku 21 Desember 2013 pk. 15.30. Aku memilih kereta Malabar supaya pk.23.30 aku sudah bisa sampai di Yogya, jadi aku masih punya waktu untuk tidur sampai pagi. Sejak dari kantor aku sudah dibikin kemut2 karena taxi pesananku tak kunjung datang. Aku sudah hampir memutuskan untuk pergi ke stasiun naik motor saja. Tapi kemudian telepon berdering, security memberitahu kalau taxi pesananku sudah datang. Ooooh... thank you. Langit mendung, aku rada khawatir klo naik motor, bawaanku bakal basah semua.

Ternyata saudara2. Jalan bener2 crowded. Mobil2 pada stuck di Jln. Karapitan. Hohoho... ada apakah ini. Aku benar2 panik. Gara2 long wiken sepertinya. Pak sopir pun ga yakin klo kereta bisa terkejar. Kulihat jam sudah menunjuk 15.05. Hohoho... matilah aku.....
Akhirnya aku minta pak sopir ambil jalur kiri dan berbelok ke Jl. Paledang. Pak sopir sebenarnya ragu, tapi aku berusaha meyakinkannya karena memang tidak ada pilihan lain. Keluar menuju Jln. Lengkong Kecil, jalan masih padat. Setelah masuk jalan Asia Afrika jalanan mulai lancar. Hohoho..... Senangnya. Pak sopir yang tadinya kupikir orangnya ga bersahabat ternyata bisa diajak kerjasama. Dia baik banget. Ngebut Pak...... Hehehehe.....
Pk.15.20 aku sampai di stasiun Bandung pintu selatan. Melihat antrean yang begitu panjang di depan loket, lemeslah aku. Struk bayar tiket belum kutukar tiket. Wadooooh..... mulai panik lagi.

Aku segera mendatangi penjaga pintu masuk. Berharap dia mau membantuku biar bisa mendapatkan prioritas print tiket tanpa ngantree. Ternyata petugas bialng aku tetap harus ke loket. Aku bilang antrean begitu panjang, ga akan keburu. Petugas itu menunjuk ke loket sebelah kanan yang ga ada antrean panjang. Segera kudatangi loket itu. Ternyata di situ ada tombol karcis antree. Kulihat ada banyak yang duduk di situ, waktu kutanya ternyata mereka antri loket itu. Alamaaaak....

Segera saja kembali kudatangi penjaga pintu peron mengharap belas kasihan. Beruntung salah seorang petugas baik banget.
‘Ini tinggal 5 menit. Ga akan keburu ngantri diloket. Mari mbak saya atar.’
Hohoho... yesss!!!!!! Akhirnya aku bisa didulukan di loket. Bukan di loket yang sebelah kanan, tapi di loket yang antrinya kayak ular naga panjangnya. Akhirnya tiket berhasil di print. Petugas pesan supaya tiket pulangku ke Bandung, sampai stasiun Yogya langsung di print, supaya tidak kejadian lagi. Hehehe.... Makasih Pak. Tak henti2nya aku berteterimakasih dan mengucap syukur.
‘Cepet mbak. Udah mau berangkat!, seru petugas.

Aku segera berlari-lari masuk ke jalur 6. Hohoho... berlari dari jalur1 menuju jalur 6. Rempongnya... Keringat mpe bercucuran. Mana bawaanku ga bisa dibilang enteng.
Dan mpe Jalur 6, kulihat puluhan orang menunggu di selasar. Waktu kutanya ke petugas di situ, katanya kereta Malabar masih harus menunggu dulu. Hohoho... super duper legaaaa......... Kereta pun datang 15 menit kemudian dan kusambut dengan gembira tiada terkira.... Ternyata kereta delay 20 menit....  Benar2 ‘I love delay’ J

Kejadian berulang lagi di Yogya. Tapi ini bukan delay ya. Hampir ketinggalan kereta lagi.
Hari itu hari Kamis 26 Desember 2013 pk. 14.24 adalah jadwal kereta sepupuku yang mau pulang ke Pwt dengan kereta Logawa. Rencananya kita mau berangkat dari rumah pk.12.30 karena mau mampir hunting oleh2 dulu mengingat Yogya yang sekarang tiap musim liburan macetnya ga kira2. Bahkan di jalan2 kecil pun ikut macet.
Ternyata keberangkatan kita tertunda karena Week n fam’s yang akan nganter kita ke stasiun baru mpe rumah pk.13.15. Habis itu terjadi kesibukan yang luar biasa. Semua sibuk ngangkatin banyak travel bag titipan sodara Dhex yang mau pulang ke Jakarta via Stasiun Lempuyangan yang menitipkan barang bawaannya, mindahin dari mobil yang satu ke mobil yang lain karena mobil yang satunya ada muatan satu ember besar ikan gurame yang diperuntukkan untuk babe.

Alhasil mobil jadi penuh muatan. Di bawah kaki penuh tas. Di bagasi juga sudah penuh sesak, bahkan di pangkuan kita juga ada tas gedhe. Mpe rada khawatir saat melewati polisi tidur. Takut nggrasuk kelebihan muatan. Vinka yang sabar ya..... untung dua bocah kecil eL& Vinka ga rewel biarpun di dalam mobil jadi kayak mandi sauna, saking panasnya udara dan penuhnya muatan. Heran, padahal sebelum-sebelumya tiada hari tanpa kita pergi tanpa payung, saking hobinya hujan turun.

Pk.14.45 kita sampai di Patuk dan dapat pesan jangan lama2, kita pun segera menyelesaikan tugas negara, hunting bakpia buat oleh2. Kelar hunting bakpia, kita kembali dihadapkan pada macet. Terjadi kepanikan di jok bagian belakang karena khawatir ketinggalan kereta. Kulihat jam menunjukkan kurang dari 5 menit kereta berangkat. Stasiun benar2 padat. Cari parkiran pun susah, mo drop penumpang di dekat pintu masuk stasiun pun ga bisa saking sempitnya jalan. Klo pun memaksa berhenti, yang di belakang pasti sudah marah2.
Akhirnya dapat parkir nun jauh di sana. Mbak Chris yang menggendong Vinka berlari paling depan, aku dan Putri lari2 di belakang menyusul dengan masing2 membawa travel bag yang berat. Parahnya, aku yang habis refleksi, tiba2 saja perutku yang tadinya kembung jadi rata. Jadi we tangan kananku menjinjing tas, tangan kiriku memegangi celana pendekku yang tiba2 aja jadi kegedean, takut melorot saat lari. Hahahaha... kacau....

Saking paniknya, tas yang kubawa hampir saja ga dibawa. Kupanggil Putri,Ini tas-nya, aku kan ga bisa ikut masuk.’
Mereka segera naik ke kereta, asal naik gerbong. Yang penting udah naik. Selang dua menit kereta pun segera berangkat. Hohoho.... hampir saja.

Kepulanganku ke Bandung pun, aku hampir ketinggalan kereta. Aku yang rencana mo berangkat dari rumah pk.20.30 karena jadwal keretaku pk.21.30, ternyata Dhex yang mau mengantarku belum datang2 juga. Dia sedang menghadiri undangan. Aku, Week, nyak & babe semua sudah menunggu di depan pagar beserta barang bawaan saking takut ketinggalan kereta. Pak Agus yang mo nebenk mpe stasiun kutelepon, kupesen supaya menunggu di depan rumah, udah terburu-buru supaya bisa langsung cuss....

Untung jalan ga macet. Dengan kecepatan terkadang 100 km/jam dan hampir saja srempetan ma mobil lain, pk. 21.25 aku sudah sampai di stasiun pintu selatan. Gelo aja, sambil nenteng barang yang berat, aku masih harus melewati lorong bawah tanah yang banyak anak tangganya. Hohoho.... Ternyata kereta delay 20 menit. Aku pun tertawa. Kembali I love delay..... Moga2 ga kejadian lagi deh sport jantung kayak gini..... :D

Catatan:
Buat mengantisipasi waktu mepet sampai stasiun dan meminimalizir harus antree saat mau nge-print tiket, untuk tiket yang beli via online, sebaiknya di-print jauh2 hari sebelum keberangkatan. Sekarang di stasiun pun sudah ada fasilitas print tiket sendiri. Bulan Desember kemarin aku n Nick pernah nyoba print tiket sendiri di mesin yang disediakan di stasiun dekat pintu masuk, dan berhasil. Tinggal masukin kode bayar dan no telepon. Iseng nyoba print tiket yang sudah di-print, ternyata ga bisa. Hehe... mesinnya lebih pinter daripada manusia, ga bisa dibohongi dia. 

Maret 14, 2014

BANGGA DAN BAHAGIA ITU SEDERHANA

Apa yang membuat bangga seseorang, belum tentu membuat bangga orang lain.
Apa yang membuat bahagia seseorang, belum tentu membuat bahagia orang lain.
Tapi yang pasti rasa bangga itu membahagiakan.

Ada orang yang merasa bangga ketika dia sudah berhasil menduduki jabatan tinggi, ada yang bangga ketika dia sudah berhasil memiliki semua yang ingin dimilikinya - sudah merdeka secara finansial. Seorang atlet akan merasa bangga saat dia berhasil memenangkan kejuaraan dan rasa bangganya akan mencapai puncak ketika dia berhasil memenangkan kejuaraan internasional. Ya, perjuangan panjang yang disertai pengorbanan yang besar, pada saatnya pasti akan berbuah kebahagiaan.

Aku tidak akan membahas tentang rasa bangga dan rasa bahagia yang begitu luar biasa saat seseorang berhasil meraih apa yang dicita-citakannya. Aku akan membahas tentang rasa bangga dan rasa bahagia itu begitu sederhana. Bangga dan bahagia karena hal2 kecil yang terjadi dalam hidup kita sehari-hari. Hal2 yang mampu membuat kita tersenyum karena memang kita benar2 ingin tersenyum bukan cuma sekedar senyum basa-basi.
Ya, jika setiap hari kita lewati dengan rasa bahagia, hari2 kita akan bisa kita lewati dengan lebih menyenangkan bukan.

Aku tahu bukan materi dan kedudukan yang membuatku bahagia. Aku bukan seseorang ingin tampil di depan. Ya, aku lebih suka di belakang layar. Karena aku tahu aku memang tak punya kemampuan untuk memimpin.
Aku juga bukan orang yang suka jadi perhatian orang. Jika ada yang terus-terusan memperhatikanku, aku pasti akan merasa salting dan tidak nyaman. Aku pengin bisa dengan bebas dan leluasa makan di pinggir2 jalan atau ngemil di jalan tanpa khawatir jadi omongan dan perhatian orang.
Bahkan ketika sedang beribadah, entah kenapa aku lebih suka di tempat yang sepi, yang di situ tidak banyak orang yang kukenal atau bahkan tak ada yang kukenal. Rasanya aku lebih bebas mendekatkan diri pada-Nya tanpa harus berbasa-basi dengan orang lain, tanpa harus sungkan jika aku pengin punya waktu lebih untuk curhat dengan yang di atas sana.  

BANGGA
Aku merasa begitu bangga ketika pada akhirnya aku bisa mengganti air galon sendiri. Teman2ku di kost dulu suka heran, kenapa aku kuat mengangkat galon sendiri dan memasangnya sendiri. Kenapa aku tidak pernah meminta Aak2 yang mengantarkan galon untuk memasangkannya untukku.
Juga ketika aku bisa mengangkat dan menggeser motorku di kost sendiri, teman2ku pun pada takjub.
‘Kok kuat?’
Hahahaha.......
Aku juga bangga ketika akhirnya aku bisa mengganti tabung gas sendiri, Ketika ada beberapa teman cewek yang maen ke rumah dan entah kenapa pertanyaan mereka selalu sama.
‘Terus klo mau ngganti gas gimana?’
‘Ya ganti sendiri.....’
‘Emang bisa?’
‘Bisa donk!, kataku dengan bangga. Hahaha lebai ga sih.....
Juga ketika akhirnya aku bisa memancing air sendiri ketika pompa air macet, tanpa harus memanggil tukang. Bangganya bukan kepalang. Bahkan bangganya melebihi ketika nilai Nem Matematiku waktu SD tertinggi se-kecamatan. (Hahaha....  sepertinya itulah pencapaian tertinggiku, mpe harus disombongkan di sini :D Oh zaman SD)

Ya, semua yang tak mungkin bisa jadi mungkin jika terpaksa, semua yang sepertinya sulit akhirnya bisa jadi lebih mudah ketika kita tahu tak ada orang lain yang bisa kita harapkan untuk membantu. Ya, terpaksa harus bisa sendiri.... Itu sebuah dorongan semangat yang luar biasa dari diri kita sendiri agar kita bisa melakukan sesuatu sendiri.

Aku jadi terpaksa harus kuat mengangkat galon air sendiri dan menggantinya sendiri karena waktu kost dulu, dispenserku miring. Ini gara2 kesalahanku juga. Waktu itu tutup dispenser belum bener masangnya tapi kupaksa naro galon isi di atasnya. Jadi we miring forever yang suka bikin teman2ku khawatir takut ambruk dan air tumpah ke mana2. Aku sih yakin asal air sudah mencapai keseimbangan, ga akan ambruk. Makanya aku lebih milih memasang dan mengganti sendiri karena aku yang lebih tahu celah2 dispenserku yang miring. Klo si Aak yang masang, aku khawatir keadaan dispenserku bakal tambah parah. Sebuah pemborosan bukan jika aku akhirnya harus beli dispenser baru.

Aku juga jadi kuat mengangkat motorku sendiri itu juga karena terpaksa. Kondisi kostku yang super duper sempit, pada awalnya membuatku merasa pengin menangis saat harus mengeluarkan motorku sendiri. Rasanya berat banget dan motor suka kebentur sana-kebentur sini. Telapak tangan sampai pedih dan lama2 megeras (kapalen --- bhs Jawa).
Kakiku juga jadi biru lebam2 karena kupakai buat nahan motor. Lama2 kakiku jadi ga lebam2 lagi dan mengeluarkan motor jadi ga terlalu bermasalah lagi karena aku jadi terbiasa. Mungkin juga tanganku jadi kuat ngangkat galon air sendiri karena terbiasa ngangkat2 motor. Hehe... maybe....

Mengganti tabung gas sendiri, itu sebuah keharusan. Klo ga, bakalan susah sendiri karena berkali-kali saat aku lagi tanggung masak tiba2 gas habis. Klo ga bisa mengganti sendiri, musti nunggu tukang gas, wah, keburu masakan berubah wujud menjadi jenis makanan baru :D

Memancing air sendiri itu juga butuh perjuangan. Tiap kali habis beberapa hari ditinggal pergi, selalu saja pompa air macet. Katanya itu karena pompa air kemasukan angin atau klo manusia disebut masuk angin kali ya. Biar nyala lagi harus dipancing. Untuk meminimalisir biar pompa air ga macet saat ditinggal pergi lama, pompa air selalu kucabut.
Pertama kali pompa air macet, aku minta bantuan Bapak yang dulu  memasangkan pompa air. Untuk selanjutnya karena tidak enak meminta tolong lagi padanya yang rumahnya jauh, akhirnya aku bertekad untuk bisa memancing air sendiri. Dengan browsing2 dan dibantu Nick, akhirnya mengalirlah air sampai jauh. Bunyi gemericiknya benar2 terdengar sangat indah. Setelah itu ketika terjadi lagi, aku sudah tidak perlu pusing2 lagi. Memancing air sendiri....., siapa takut. Hahahaha.....

BAHAGIA
Aku merasa bahagia ketika melihat bunga anggrekku yang kutunggu mpe lamaaaaaaaa....... sekali ga berbunga-bunga, akhirnya sekarang berbunga juga. Yang berbunga bukan hanya satu. Tapi hampir semua tiba2 saja berbunga. Mpe sekarang pun bahkan masih berbunga.
Benar2 kata Ndra waktu itu. ‘Bunga Anggrek itu jangan diarepin berbunga, didiemin saja, nanti lama2 juga berbunga sendiri. Kayak punya Ibukku.’

Aku juga bahagia ketika bayam2ku tumbuh dengan suburnya. Bahkan beberapa tetanggaku juga menyukainya dan sering minta. Katanya bayamku rasanya enak, manis dan renyah. Sehat lagi karena memang tidak pake bahan2 kimia apapun. Bayam-bayamku ini tumbuh jadi bayam raksasa. Besar tiap lembar daunnya aja sepanjang sendok makan ukura normal. Ampe aku pernah ditegur ibu ketika waktu memasak tidak kupotong-potong. Makannya jadi susah saking gedhenya bayem. Hahaha.
Sekarang2 ini bayamku belum tumbuh lagi. Tapi aku tidak perlu khawatir, beberapa bulan lagi akan tumbuh bayam2 baru berkat benihnya yang tersebar ke mana2 oleh angin.

Saat cabe yang kutanam akhirnya berbuah biarpun cuma tujuh buah, aku sudah sangat senang. Lebih senang lagi ketika kuanggurin pohon cabeku karena aku pulang malam terus, tahu2 kudapati cabeku berbuah banyak sekali. Aku yang memang harus mengurangi makan pedas, akhirnya membagi cabeku ke tetanggaku. Dan mereka senang menerimanya. Sampe sekarang jadinya aku tidak perlu beli cabe yang biasa dipanggil cengek lagi, karena tinggal petik, aku sudah bisa dapat cabe.

Aku juga senang ketika aku masak, masakanku dibilang enak dan habis dimakan rame2. Rasanya perjuanganku ga sia2. Aku akan dengan senang hati memasak untuk mereka ketika mereka bilang kangen masakanku dan datang ke rumah minta dimasakin.
Ya, yang bikin rasa enak pada masakan itu kebersamaan. Dimakan rame2 rasanya pasti akan lebih enak.

Dan aku, impianku sebenarnya ga muluk2. Aku seneng berkunjung ke berbagai tempat. Yang bahasa kerennya ‘travelling’. Bisa pergi ke tempat yang sangat ingin kukunjungi. Terlebih planning-nya jauh2 hari dengan perjuangan cari info sana-sini, browsing sana-browsing sini. Dari yang tadinya ga mengenal suatu tempat sama sekali sampai akhirnya tau gambaran tempat itu. Dan akhirnya bisa backpackeran ke sana dengan meriah. Wuuuuuaaaah.... senengnya berlipat-lipat. Saat ada yang tanya, bisa dengan sangat antusiasnya aku bercerita. Pergi sendiri tanpa tour agent gitu lho...... Hahahaha.... (Yang sebenarnya, rela sangat ribet prepare macem2 sendiri, karena  ga punya modal gedhe buat make jasa tour agent.... :D)

Saat di kantor pun, rasa bahagia bisa datang dari hal2 kecil. Seperti halnya kemarin, ketika aku benar2 dibuat pusing ketika mengimpor data untuk e-SPT PPh Ps.21, data yang kuimpor yang seharusnya masuk di daftar pegawai tetap, kenapa munculnya di daftar penerima pensiun. Diulang mpe beberapa kali input, hasilnya sama saja. Hampir putus asa akhirnya kutelepon temanku yang lebih menguasai. Dia juga bingung ga tahu masalahnya di mana. Selidik punya selidik, temanku minta aku ngecek file excel. Dan akhirnya ketahuanlah penyebabnya karena temanku kreatif mengganti kode pajak 01 jadi 02. Dipikirnya 01 itu menunjukkan masa. Jadi untuk pelaporan masa Februari, 01 diganti jadi 02. Hahahaha... pas ketahuan penyebabnya apa, semuanya tertawa gelak2. Leganyaaaa...... akhirnya tugas negara beres juga.

Apa yang membuatmu bangga hari ini? Atau apa yang membuatmu bahagia hari ini?
Carilah sendiri, dan ciptakanlah sendiri. Karena itu yang akan membuat hari-harimu lebih menyenangkan.