Juli 12, 2015

PENGALAMANKU MEMPERPANJANG PASPOR DI BANDUNG

Pasporku sebenarnya sudah expired bulan Maret kemarin. Aku memang ingat ingat ga ingat dan ga berusaha mengecek karena malas mengurus perpanjangan mengingat pengalaman waktu bikin dulu musti antri mpe lama di tempat yang crowded banget. Mana jauh lagi kantor imigrasi dari tempatku.

Aku coba browsing2 cara memperpanjang paspor secara online. Caranya mudah. Masuk aja ke website kantor imigrasi www.bandung.imigrasi.go.id karena domisiliku di Bandung.
Klik ‘Layanan paspor online’ kemudian isi form permohonan yang ada di situ sesuai kebutuhan, mau bikin baru, memperpanjang, atau mengganti paspor yang hilang. Persyaratan2 yang diperlukan seperti KTP, KK, akte lahir di-scan kemudian dikirimkan secara online. Kita bisa memilih kapan kita akan melakukan interview dan pengambilan foto. Nanti kita tinggal menunggu notifikasi email.

Karena tidak yakin apakah untuk paspor yang sudah expired bisa registrasi online, aku telp ke kantor imigrasi dan mendapat jawaban bahwa untuk paspor yang sudah expired untuk sekarang ini belum bisa registrasi online, harus datang langsung ke sana. Yaaah, salahku sendiri sih.

Oh ya, dari website imigrasi ini aku jadi tahu klo ada kantor imigrasi baru di Jln. Soekarno Hatta No. 162 Gedung Bina Citra lt. 3. Wah..... senangnya. Soekarno Hatta dari tempatku dekat, tinggal lurus saja. Jadi ga harus jauh2 ke kantor imigrasi yang di Jl. Surapati No. 82.

Akhirnya tgl 2 Juli kemarin, kuputuskan untuk pagi2 datang ke kantor imigrasi yang di Jl. Soekarno Hatta. No. 162 berarti daerah Caringin. Ya, aku tahu daerah itu. Jelang Lebaran, Bandung macet parah. Yang seharusnya bisa kutempuh dalam waktu ga sampai 20 menit, aku menghabiskan waktu 30 menit lebih karena jalan begitu crowded. Sampai di no. 170 aku kebingunagn. Sama sekali tidak ada gedung bertingkat di situ. Kudapati sedang ada perbaikan jalan. Tanya beberapa orang di situ ga ada yang tahu. Kupikir mungkin aku sudah kelewatan tempatnya. Akhirnya aku putar balik lagi dan tetap saja tidak menemukan. Mencoba menelepon kantor imigrasi baik yang di Soekarno Hatta maupun yang di Jl. Surapati tidak ada yang mengangkat. Akhirnya aku menyerah sudah. Lelah, letih, lemes, sudah keringetan. Kuputuskan untuk pulang saja kembali ke kantor dan esok hari mengurus di imigrasi Jl. Surapati saja.

Setelah hampir mencapai perempatan Soekarno Hatta-Moh. Toha, mataku terpaku pada gedung di sebelah kanan jalan. Gedung Bina Citra – kantor imigrasi. Olala.... ini yang aku cari. Sudah pk.09.30. Sudah kesiangan memang, tapi gapapalah tanggung pikirku. Akhirnya aku mencoba masuk ke sana.

Gedung Bina Citra di lt. 1 dipakai Bank Mandiri dan Bank BNI. Di pojokan ada semacam kafetaria kecil. Di samping lift ada toilet. Saat mau naik lift aku ragu, tertulis lift hanya untuk lansia dan penyandang difabel. Wah... haruskah aku ke lantai 3 naik tangga. Rasa enggan. Aku menunggu ada orang lain dan bertanya kepadanya. Dia tertawa. ‘Gapapa... pake lift aja’
Yes!!! Jadilah aku naik lift.

Rada bingung dengan sistem antrian di sana. Waktu aku tanya, katanya no antrian sudah habis. Memang harusnya aku ke sana pagi2. Aku bertanya pada security di sana, katanya aku duduk saja diantara pengantri yang lain. Menunggu giliran pemeriksaan berkas. Nanti tinggal bergeser kursi sesuai urutan. Setelah menunggu 30 menit, tibalah giliranku. Dan aku ditolak saudara2, disuruh pulang lagi karena aku ga bawa akte lahir asli. Huehuehue... akte lahirku ada di Yogya. Dulu waktu mengurus di Jl. Surapati aku ga pake akte lahir asli, tapi pake FC akte lahir yang sudah dilegalisir dan diperbolehkan. Aku sudah tidak punya stock FC akte lahir yang dilegalisir.

Bapak petugas pemeriksa bilang klo ga ada akte lahir asli, ijazah juga bisa. Kan bisa lihat nama orangtua di sana. Wah, ijazah terakhirku mah ga ada tertera nama orangtua. Lagian saat itu aku juga ga bawa ijazah asli.
Bapak itu bilang, suruh datang pagi2, biar ga ngantri lama. Wah langsung deh aku curhat ke si Bapak, klo aku sebenarnya sudah berangkat pagi2 dan kebingungan mpe putus asa nyari ni alamat. Gimana ga bingung, Jl. Soekarno Hatta No. 162 yang kutemukan di daerah Caringin sana, itu bengkel las kecil mepet jalan. Sedangkan gedung Imigrasinya pas kuperhatikan, di gerbang depan tertulis Jl. Soekarno Hatta No. 354, di gerbang dalam dan di papan nama gedung tertulis Jl. Soekarno Hatta No. 162. Tuing... tuing.... Pokoknya klo nyari gedung Imigrasi berada di sebelah persis gedung BCC (Bandung Convention Center). Dan memang susah nyari alamat di Jln. Soekarno Hatta Bandung. Lieur. No-nya loncat2 ga jelas.

Akhirnya pulanglah aku dengan sedikit kecewa karena gagal mengurus pasporku hari itu plus rasa lega karena akhirnya kutemukan juga kantor imigrasinya. Setidaknya nanti lagi klo ke sini lagi aku sudah tidak pusing lagi.

For safety, aku minta babe mengirimkan akte lahirku, sekaligus aku minta surat pengantar bikin paspor dari kantor, untuk berjaga-jaga saja. Aku ga mau musti bolak-balik lagi, membuang-buang waktu. Dulu waktu bikin paspor pertama kali, memang diwajibkan membawa surat pengantar dari kantor. Saat aku telp ke kantor imigrasi, katanya untuk perpanjangan tidak perlu surat pengantar dari kantor. Tapi aku takut klo yang terjadi di lapangan berbeda, karena bagian pemeriksaan berkas lumayan streng. Banyak yang harus bolak-balik mengurus ini itu. Seperti contoh, ada seorang ibu yang musti beberapa kali bolak-balik karena nama di KTP dan akte lahirnya berbeda, hanya berbeda satu huruf saja ‘i’ dan ‘y’. Dia musti bawa surat pengantar dari RT, RW, Kelurahan, dan Kecamatan. Kemarin surat pengantar dari RT, RW dan kelurahan dia sudah bawa. Dari kecamatan tidak bawa karena waktu di kelurahan dibilang tidak perlu ke kecamatan. Ternyata kantor imigrasi mengharuskan ada surat pengantar dari kecamatan. Akhirnya si ibu ini harus pulang lagi dan mengurus ke kecamatan. Untung rumahnya di Bandung. Ada Ibu2 yang rumahnya di Garut, dia juga musti bolak-balik karena surat2nya tidak lengkap. So..... untuk diperhatikan, saat mengurus kartu2 identitas kita (termasuk rekening tabungan kita, aku pernah dibikin pusing karena berbeda nama, kurang huruf ‘s’ di KTP dan aku tidak meralatnya) pastikan nama kita sesuai dengan akte lahir. Biar ga repot ke depannya.

Setelah akte lahir asli dan surat pengantar dari kantor sudah di tangan, dengan pede hari rabu, 8 Juli aku kembali ke kantor imigrasi. Saat aku sampai di sana, antrian belum banyak. Dan ternyata saat mo periksa berkas memang tidak ada no antrian. Duduk berurutan aja menunggu giliran. Tanya2 yang di sana, mana yang antri mo periksa berkas. Sampai giliranku semua lancar. Berkas2ku lolos semua. Nanti kita dikasih 2 form isian plus map warna kuning, serta no antrian. Form 1 berupa isian data kita, form 2 berupa surat pernyataan bermeterai. So.. jangan lupa bawa meterai Rp.6.000,- satu buah. Klo terpaksa ga bawa, di koperasi di sana ada dijual. Di koperasi juga melayani jasa fotocopy. Sedangkan aku saat itu form isian data sudah kuisi dari rumah. Waktu datang sebelumnya dan aku harus pulang karena ga bawa akte lahir asli, aku sekalian minta form isian, biar bisa kuisi di rumah. Pesen bapaknya, ngisinya ga boleh salah, klo salah ga akan diganti. Hehe... siap!!!!

Setelah diperiksa, kita tinggal nunggu dipanggil sesuai no antrian. No antrian yang dipanggil nanti akan tertera di papan display elektrik. Dipanggil bergantian antara yang antri interview dan antri pengambilan paspor. Ruang interview di sebelah kiri, sedang loket pengambilan paspor jadi, di sebelah kanan.

Aku tidak perlu waktu lama untuk menunggu giliranku. Saat proses kroscek data cuma sebentar, lanjut foto, pengambilan sidik jari 10 jari tangan dan sedikit interview. Setelah itu kita akan diberikan surat pengantar pembayaran ke Bank BNI di lt. I, dan surat pengantar untuk pengambilan paspor 3 hari kemudian.
Pembayaran ke bank, baik bikin paspor baru ataupun perpanjangan sama biayanya, Rp.355.000,-.
Semua urusanku bisa kubereskan pk.10.00 pagi. Cepat ya. Dan aku bisa mengambil paspor di hari Senin, karena melewati 2 hari libur Sabtu & Minggu.

Dan tadi, aku baru saja mengambil pasporku. Datang mengambil no antrian di mesin bagian informasi dengan men-scan barcode di pengantar pengambilan paspor yang dihexter jadi satu dengan bukti pembayaran bank. Aku tadinya bingung gimana caranya ambil no antrian. Jadi dibantu oleh bapak security. Untuk mengambil paspor, kita menyerahkan surat pengantar pembayaran berikut bukti pembayaran bank. Menunggu ga sampai 30 menit, aku sudah mendapatkan paspor baruku. Yeaaay.....

Sedikit tips:

  •  Aku lupa ga mengambil cover paspor lamaku, jadi we ikut ditarik kembali oleh kantor imigrasi. So, klo mo balikin paspor lama jangan lupa ambil covernya. Aku jadi harus beli lagi di koperasi yang ada di sana. Cuma Rp.5.000,- sih. Tapi kan sayang, cover yang lama masih bagus.
  • Saat mau interview dan foto, jangan pake baju atau kerudung putih. Karena background foto berwarna putih. Kemarin ada yang pake kerudung putih, disuruh ganti kerudung dulu baru bisa berfoto. Dan terjadilah transaksi pinjam-meminjam. Untung ya, biarpun pada ga saling kenal, ada yang berbaik hati mau meminjamkan. Aman pake warna gelap.
  • Toilet di lt.3 masih dalam perbaikan, so klo mo ke toilet, yang bisa dipake di lt. 1. Musti naik turun lift. 
  • Sebaiknya datang pagi2, supaya ga mengantre lama. Tadi saat aku ambil paspor, antrian panjang banget, mpe kursi pada penuh. Karena sudah mulai libur Lebaran mungkin ya. Untung antrean di tempat pengambilan paspor tidak banyak. Antrean pengambilan paspor baru mulai dipanggil pada pk.08.30,  sedangkan bagian interview mulai lebih awal, yaitu pk.08.00 pagi. Oh ya, batas ambil no antrian pk.11. siang. Jadi jangan datang lewat dari jam itu.

Kantor imigrasinya sekarang sudah keren, sudah lebih modern. Pintu bagian pelayanan pun yang buka tutup otomatis. Tempatnya bersih, rapi, luas dan adem. Yang menunggu pun merasa nyaman. pokoknya jangan segan2 mengurus paspor sendiri. 

Aku sebenarnya pengin bikin paspor elektrik. Harganya lebih mahal memang, Rp.600.000,-. Soalnya Amerika dan beberapa negara di Eropa sudah mewajibkan paspor elektrik ini, demi kemudahan proses identifikasi data. Dan jika mau dapat bebas visa ke Jepang, juga musti pake paspor elektrik. Tapi repot. Di Bandung belum bisa. Yang terdekat musti ngurus ke Jakarta.
Hehe.... emang kapan mo ke Amerikah, Eropah atau Jepang. Hahaha..... :p

Just info. Libur Lebaran kali ini, Kantor imigrasi tutup dari tanggal 16 juli sampai dengan 21 juli.
Demikian catatan panjangku, semoga bisa membantu.

Juli 11, 2015

SANGAT INGIN BISA PINTER BERBAHASA INGGRIS

Haha... entahlah kenapa keinginan untuk bisa pinter cas cis cus bahasa Inggris baru muncul sebulanan ini. Tepatnya setelah aku ketemu seorang teman dari NY dan aku keliatan banget bego-nya di depan dia. Klo sudah mentok paling aku bilang. “I don’t know”. Huehuehue tutup muka.

Di awal2, aku baca2 lagi buku2 bahasa Inggrisku. Juga kamus John Echol Indo-Inggris n Inggris-Indo setia nangkring di meja kerjaku n meja di ruang tv di rumah. Hahaha.... saat bingung n ga ngerti musti jawab apa atas pertanyaan2nya, satu2nya jalan ya buka kamus, klo ga ya google search. Pasti bingung ya, ni orang kenapa jawabnya lama banget. Hahaha....
Padahal aku mpe setengah mati, mpe keringetan, mpe ngerasa cape banget buat menyusun sebuah kalimat saja. Haha... parah ya.....

Grammar n tenses yang mulai amburadul. Yang penting dia ngerti. Dan dia ga pernah complain.

Mungkin ya, jika aku ketemu dia sepuluh tahun yang lalu, mungkin bahasa Inggrisku sekarang ini bisa lebih baik.
Mungkin ya.... mungkin.... :D

Sekarang ini dia masih menekuni jalan2nya keliling dunia. Yang terus terang aja bikin aku super duper iri. Dia bisa ongkang2 dengan dollar-nya yang lagi berjaya. Dan dia yang bilang suka ama Yogya dan pengin beli rumah di Yogya, moga2 aja someday benar2 tinggal di sini. Entah itu Yogya, Bandung atau Yogya atau Bandung. Hahahaha.... biar aku ada guru bahasa Inggris gratis.


Enjoy ur holiday mister.... ^_^ 

CATATAN DI MINGGU PERTAMA JULY

Sudah lama banget tidak nulis. Bukannya karena ga ada yang pengin ditulis, tapi karena memang bener2 lagi ga sempat nulis dan memang yang tidak lagi memaksakan diri untuk menulis seperti dulu.
Ya, aku sedang menikmati hidupku saat ini. Hari2 berjalan mengalir dan mengalir tanpa beban. Banyak kesibukan membuatku tak lagi sempat melakukan hal2 yang dulu biasa kulakukan.
Terlebih aku memang sedang tidak melow. Hahaha... suasana melow benar2 meningkatkan adrenalin untuk menulis. Rasanya pengin saja terus menulis dan menulis.

Tak terasa genap 11 tahun sudah aku di Bandung. Yah, 11 tahun yang lalu tepatnya 7 Juli 2003, itu adalah saat pertama kali aku mulai memantapkan diri untuk berada di kota yang sampai sekarang masih setia kutinggali.

Kerasan?
Aku tidak tahu ini disebut apa. Yang jelas aku merasa baik2 saja di sini. Meski terkadang rasa bosan dan jenuh itu datang, tapi buatku itu tidak terlalu mengganggu. Aku memiliki banyak me time sekarang2 ini. Haha biarpun cuma sebentar doank di malam hari. Ditemani Hurrem yang tiap malam ga pernah absen menemaniku sampai jam 12 malam. Dan mungkin ini yang membuatku sulit untuk mewujudkan tekadku untuk belajar tidur lebih awal.

Target?
Apakah target2ku saat ini sudah terpenuhi?
Yang jelas, yang aku tahu impian terbesarku beberapa tahun ini sudah terpenuhi.
‘Ranu Kumbolo’
Yeaaayyyyy...... Mungkin bagi orang lain itu bukanlah hal yang hebat. Hal yang biasa saja dan banyak orang bisa melakukannya. Bahkan banyak yang sudah sampai puncak mahameru.
Tapi buatku ini benar2 di luar ekspektasiku.
Aku yang sejak kecil banyak serba dilarang ini itu oleh orangtuaku. Yang terpaksa mengikuti aturan yang ketat. Yang dulu sampai SMA bahkan menginap di rumah teman pun ga pernah boleh, apalagi sampai pergi ke luar kota.
Pernah mencoba minta izin untuk naik gunung pun tidak diperbolehkan. Aku yang gampang sakit2an dan tidak memiliki kepercayaan diri untuk bisa mencapai tempat yang tinggi. Akhirnya di usiaku yang boleh dibilang cukup matang (:D bukan tua ya), kesampaian juga mpe Ranu Kumbolo 2400 mdpl.
Buatku ini adalah pencapaian terbesarku sampai saat ini.
5 ½ jam jalan kaki. Perjuangan yang melelahkan dengan menggendong ransel yang berat. Hohoho..... akhirnya bisa kulihat juga surga dunia yang sangat menawan itu. Rasa lelah yang terbayar sempurna ketika pada akhirnya menginjakkan kaki di sana.

Sudah puas?
Must list-ku beberapa tahun ini sudah tercapai. Bromo, Thailand, Lombok, Ijen, dan Ranu Kumbolo.
Dulu aku pernah bilang. Asalkan tempat2 itu sudah bisa kukunjungi, aku rela jika sesudah itu pada akhirnya aku menikah dengan seseorang yang tidak memberiku keleluasaan untuk bisa bebas jalan2 semauku. Hihihi... Tapi tentu saja aku tetap berharap jika suatu saat aku menikah, aku menikah dengan seseorang yang klop klo kuajak jalan2. Orang yang juga sama narsisnya denganku, orang yang sama2 doyan makan sepertiku. Hahhaha....
Biar lebih enak jalan2nya. Biar pas difoto ga olangan ae. Bisa sharing cost, sukur2 full disponsorin. Hahhahaha.... ngarep.

Must list yang lain?
Tentu saja aku masih punya must list yang lain. Dan masih banyak lagi tempat2 yang pengin kukunjungi. Tapi sekarang aku sudah tidak memaksakan diri lagi. Aku memaksakan ke Ranu Kumbolo dan Ijen lebih dulu karena aku memperhitungkan fisikku. Mumpung aku masih kuat dan mampu. Sampe2 tiap ada yang tanya, “Kapan nikah?’
Aku jawab,’Nti klo sudah kesampaian ke Ranu Kumbolo.’ And now.... it’s done!!!!
Aku sekarang sudah mulai mikir untuk bisa nabung meskipun mpe sekarang juga masih belum bisa nabung. Aku memiliki mimpi2 yang hanya bisa kuwujudkan jika aku punya banyak modal. Hahaha..... ga mau lebai ngarep tiba2 dapat rezeki nomplok turun dari langit.
Kadang mikir. Kapan ya, aku bisa mandiri secara finansial. Kapan ya aku bisa bikin in bikin itu yang tanpa tiap hari harus kuawasi, aku bisa banyak menghasilkan dari itu. So..... aku bisa ambil cuti panjang untuk travelling around the world. Huehuehue iri sangad ama mas2 n mbak2 bule yang sering kutemui saat travelling dan mereka memiliki waktu yang sangat panjang untuk mengunjungi banyak negara dalam waktu beberapa bulan bahkan mpe setahun.

And now?
u must wake up now. So much u must to do.  :D