Oktober 21, 2016

HIIIIIIIIIIIII ULAAAAAAR...............

Belakangan ini aku kembali merasa paranoid di rumah sendiri. Setelah trauma sebelumnya berangsur menghilang, ternyata aku harus mengalami ketakutan lagi saat pagi2 mendapati ada ular nyungsep di bawah wastafel depan kamar mandi, saat aku baru aja selesai mandi.

Seperti halnya kejadian beberapa bulan yang lalu saat aku mendapati ada ular hitam di bawah meja depan pintu arah mo ke dapur, ular ini diam tak bergerak, pura2 mati. Sebenarnya jika aku punya keberanian, ular ini harusnya kugiring keluar aja pake sapu. Tapi yang namanya paranoid. Aku langsung ngacir ke kamar, pintu kututup dan siap2 berangkat kerja. Saat aku sudah mau pergi, kulihat ular masih di bawah wastafel dengan posisi yang sudah berubah, ngumpet di belakang refill sabun.

Karena sudah kesiangan, langsung saja aku berangkat dengan sebelumnya membuka pintu dapur berharap ular ini segera keluar ke arah belakang. Sepertinya ular ini masuk dari pintu sorong dapur setelah sebelumnya melewati lobang saluran air. Hal inilah yang membuatku berpikir banyak kali jika di kemudian hari memutuskan membuat pintu sorong yang langsung akses ke tempat terbuka. Ular, tikus, kadal, kodok, dan hewan2 imut dan tidak lucu lainnya pernah menyambangi rumahku melalui celah pintu ini.

Sesudah mengunci dan mengembok pintu depan, ada kulihat bibi pengasuh anak sebelah rumah ada di depan pagar rumah. Aku bercerita padanya tentang adanya ular ini. Si Bibi terus berniat membantuku untuk mengusir ular ini. Ternyata dia tidak takut ular, sudah sering dia mendapati ular2 kecil ada di depan rumah dan menghalaunya dengan sapu supaya pergi.

Saat aku masuk kembali ke rumah, kudapati si ular sudah tidak ada. Huehue... seperti saat sebelumnya, saat aku meminta pertolongan tetangga dan satpam, ular itu sudah tidak ada.

Akhirnya pergilah aku ke kantor dan seharian tidak bisa konsen kerja, masih kepikiran dengan si ular. Aku benar2 tidak akan tenang tinggal di rumah, jika si ular ini belum ditemukan dan diungsikan keluar.

Sebenarnya sorenya aku minta tolong satpam komplek yang pernah kumintai tolong untuk mencari ular di kejadian sebelumnya untuk bersih2 halaman belakang dan mencari si ular. Dia terbukti berani menghadapi ular dan kerjanya bersih, so aku tidak ragu meminta bantuannya. Ternyata dia tidak bisa. Dan dia baru bisa membantuku selang 3 hari kemudian, tepatnya di hari senin sore.

Sambil menunggu hari senin, aku benar2 paranoid di rumah. Tiap ada suara2 sedikit aku pasti kaget. Ga berani ke belakang rumah. Tiap mau ke dapur aja kepala longak-longok ke sana ke mari memastikan tidak ada ular. Saat mau mengambil jemuran pun, tangan kananku memegang sapu, tangan kiri memegang kapur barus.

Dari hasil browsing aku mendapatkan info bahwa ular itu tidak takut garam karena dia bukan hewan berlendir. Dia lebih takut bau2 menyengat dan ijuk (seperti tali ijuk, keset ijuk). Sebenernya aku pengin banget hunting keset ijuk, tapi aku ga tau di Bandung musti cari di mana. Mungkin memang ada baiknya pintu yang langsung ke area terbuka, di depannya dipasang keset ijuk, seperti yang banyak dijual bertuliskan ‘welcome’ itu.

Karena tidak berhasil mendapatkan ijuk dan terus terang tidak ada effort untuk itu karena aku pulang malam terus dan kebeneran tiada hari tanpa hujan deras, akhirnya kuputuskan untuk memborong semua wewangian yang ada di toko. Halah.... Aku beli pengharum ruangan yang bisa menyemprot otomatis, pengharum ruangan gantung, kamfer, kapur barus. Dan alhasil di dalam rumah semua ruangan jadi wangi. Tiap sudut dan tiap area dekat pintu termasuk kolong2 meja dan tempat tidur semua kukasih kapur barus, termasuk di belakang rumah. Bahkan temanku yang menyumbang garam kasar ikut kutabur di area depan pintu belakang rumah yang mana aku yakin si ular ngumpet di situ.

Di hari Senin sore yang saat itu benar2 terberkati karena sama sekali tidak hujan sore itu padahal di siang harinya hujan yang lumayan deras. Mulai pukul 4 sore acara bersih2 dimulai. Pohon di belakang dibersihkan. Sisa2 kayu bekas renov rumah juga kuminta untuk dibuang, termasuk tanaman di taman depan yang mulai rungkut pun aku dengan tega minta dibabat sekalian. Takut buat ngumpet ular. Palagi saat itu kata mang yang suka bersih2 kompleks mendapati banyak ular di selokan. Katanya karena sering hujan, air naik hingga menyebabkan ular2 pada keluar. Bahkan tetangga rumah yang masih sederet juga disamperin tu ular. Sereeeem kan. Beginilah nasib tinggal di area bekas balong dan sawah.

Dan ternyata biarpun semua sudut di belakang sudah dibongkar, tidak ditemukan itu ular. Aku yang feelingku sangat kuat merasa tu ular masih ada, menunjuk ke tumpukan sisa keramik di belakang rumah, minta bapak satpam yang kuminta bantuan untuk mencari di situ. Keramik sudah digoyang-goyang tapi tidak menunjukkan keberadaan si ular. Ya sudah... mungkin si ular sudah keluar lagi lewat lobang saluran air.

 Ga mau ambil resiko kalau2 ular datang lagi, semua lobang air akhirnya kututup dengan ram kawat. Jangan sampai kejadian yang sama terulang lagi. Dulu setelah kejadian kemasukan ular yang pertama sebenarnya lobang saluran air sudah ditutup dengan ram kawat. Tapi karena saat renov rumah saluran air ada yang mampet jadilah dibongkar dan belum sempat ditutup lagi.

Selang seminggu, di hari minggu sore, aku yang hari itu niat banget pengin beberes, tiba2 saja pengin mindahin tumpukan keramik di belakang rumah untuk tatakan pot. 3 kali bolak-balik aku mengangkat keramik. Dan saat angkatan keempat, terlihatlah ular hitam melingkar di sela2 keramik yang kuangkat, nyempil di antara keramik yang tidak utuh. Hohoho... Aku kaget banget sedang si ular diam aja seperti biasa pura2 mati. Tapi kulihat sinar di mata ular itu, aku yakin ular itu masih hidup. Akhirnya ngacirlah aku dan menelepon bapak satpam yang untungnya hari itu sedang off jadi bisa segera ke rumah.

Saat bapak satpam sampai, si ular dicari sudah tidak ada. Aku yakin masih ada di situ. Si Bapak kuminta mencari di antara tumpukan barang dan ketemulah si ular. Ular itu kemudian dijepit dan akhirnya dibuang sama si Bapak. Sebelumnya si Bapak sempat berpikiran klo si ular sudah mati. Karena saat si ular sempat berakting lagi pura2 mati. Bahkan saat sudah ditaro di dalam kantong plastik dan digoyang-goyang si ular tetap diam saja. Aku tetap yakin klo si ular masih hidup. Dan akhirnya setelah digoyang-goyang yang kesekian kali terlihatlah klo ekor si ular bergerak, barulah si Bapak yakin klo ular itu masih hidup.

Uuuuuh... lega. Akhirnya aku bisa tidur dengan nyenyak. Meskipun sampai sekarang traumatic masih ada. Tiap mau ke belakang rumah masih aja tengak-tengok dulu memastikan ada ular ga. Tiap mau nglewatin wastafel nglongok dulu ke bawah wastafel, ada ular ga. Hihi... jadi paranoid gini. Mudah2an tidak kejadian lagi ular masuk ke rumah.