Belakangan ini aku kembali merasa paranoid di rumah sendiri. Setelah trauma sebelumnya berangsur menghilang,
ternyata aku harus mengalami ketakutan lagi saat pagi2 mendapati ada ular
nyungsep di bawah wastafel depan kamar mandi, saat aku baru aja selesai mandi.
Seperti
halnya kejadian beberapa bulan yang lalu saat aku mendapati ada ular hitam di bawah meja depan pintu arah mo ke dapur, ular ini diam tak bergerak, pura2
mati. Sebenarnya jika aku punya keberanian, ular ini harusnya kugiring keluar
aja pake sapu. Tapi yang namanya paranoid. Aku langsung ngacir ke kamar, pintu
kututup dan siap2 berangkat kerja. Saat aku sudah mau pergi, kulihat ular masih
di bawah wastafel dengan posisi yang sudah berubah, ngumpet di belakang refill
sabun.
Karena
sudah kesiangan, langsung saja aku berangkat dengan sebelumnya membuka pintu
dapur berharap ular ini segera keluar ke arah belakang. Sepertinya ular ini
masuk dari pintu sorong dapur setelah sebelumnya melewati lobang saluran air.
Hal inilah yang membuatku berpikir banyak kali jika di kemudian hari memutuskan
membuat pintu sorong yang langsung akses ke tempat terbuka. Ular, tikus, kadal,
kodok, dan hewan2 imut dan tidak lucu lainnya pernah menyambangi rumahku
melalui celah pintu ini.
Sesudah
mengunci dan mengembok pintu depan, ada kulihat bibi pengasuh anak sebelah
rumah ada di depan pagar rumah. Aku bercerita padanya tentang adanya ular ini.
Si Bibi terus berniat membantuku untuk mengusir ular ini. Ternyata dia tidak
takut ular, sudah sering dia mendapati ular2 kecil ada di depan rumah dan
menghalaunya dengan sapu supaya pergi.
Saat
aku masuk kembali ke rumah, kudapati si ular sudah tidak ada. Huehue... seperti
saat sebelumnya, saat aku meminta pertolongan tetangga dan satpam, ular itu
sudah tidak ada.
Akhirnya
pergilah aku ke kantor dan seharian tidak bisa konsen kerja, masih kepikiran
dengan si ular. Aku benar2 tidak akan tenang tinggal di rumah, jika si ular ini
belum ditemukan dan diungsikan keluar.
Sebenarnya
sorenya aku minta tolong satpam komplek yang pernah kumintai tolong untuk
mencari ular di kejadian sebelumnya untuk bersih2 halaman belakang dan mencari
si ular. Dia terbukti berani menghadapi ular dan kerjanya bersih, so aku tidak
ragu meminta bantuannya. Ternyata dia tidak bisa. Dan dia baru bisa membantuku
selang 3 hari kemudian, tepatnya di hari senin sore.
Sambil
menunggu hari senin, aku benar2 paranoid di rumah. Tiap ada suara2 sedikit aku
pasti kaget. Ga berani ke belakang rumah. Tiap mau ke dapur aja kepala longak-longok
ke sana ke mari memastikan tidak ada ular. Saat mau mengambil jemuran pun,
tangan kananku memegang sapu, tangan kiri memegang kapur barus.
Dari
hasil browsing aku mendapatkan info bahwa ular itu tidak takut garam karena dia
bukan hewan berlendir. Dia lebih takut bau2 menyengat dan ijuk (seperti tali
ijuk, keset ijuk). Sebenernya aku pengin banget hunting keset ijuk, tapi aku ga
tau di Bandung musti cari di mana. Mungkin memang ada baiknya pintu yang
langsung ke area terbuka, di depannya dipasang keset ijuk, seperti yang banyak
dijual bertuliskan ‘welcome’ itu.
Karena
tidak berhasil mendapatkan ijuk dan terus terang tidak ada effort untuk itu
karena aku pulang malam terus dan kebeneran tiada hari tanpa hujan deras,
akhirnya kuputuskan untuk memborong semua wewangian yang ada di toko. Halah....
Aku beli pengharum ruangan yang bisa menyemprot otomatis, pengharum ruangan
gantung, kamfer, kapur barus. Dan alhasil di dalam rumah semua ruangan jadi
wangi. Tiap sudut dan tiap area dekat pintu termasuk kolong2 meja dan tempat
tidur semua kukasih kapur barus, termasuk di belakang rumah. Bahkan temanku
yang menyumbang garam kasar ikut kutabur di area depan pintu belakang rumah
yang mana aku yakin si ular ngumpet di situ.
Di
hari Senin sore yang saat itu benar2 terberkati karena sama sekali tidak hujan
sore itu padahal di siang harinya hujan yang lumayan deras. Mulai pukul 4 sore
acara bersih2 dimulai. Pohon di belakang dibersihkan. Sisa2 kayu bekas renov
rumah juga kuminta untuk dibuang, termasuk tanaman di taman depan yang mulai
rungkut pun aku dengan tega minta dibabat sekalian. Takut buat ngumpet ular.
Palagi saat itu kata mang yang suka bersih2 kompleks mendapati banyak ular di
selokan. Katanya karena sering hujan, air naik hingga menyebabkan ular2 pada
keluar. Bahkan tetangga rumah yang masih sederet juga disamperin tu ular.
Sereeeem kan. Beginilah nasib tinggal di area bekas balong dan sawah.
Dan
ternyata biarpun semua sudut di belakang sudah dibongkar, tidak ditemukan itu
ular. Aku yang feelingku sangat kuat merasa tu ular masih ada, menunjuk ke
tumpukan sisa keramik di belakang rumah, minta bapak satpam yang kuminta
bantuan untuk mencari di situ. Keramik sudah digoyang-goyang tapi tidak
menunjukkan keberadaan si ular. Ya sudah... mungkin si ular sudah keluar lagi
lewat lobang saluran air.
Ga mau ambil resiko kalau2 ular datang lagi,
semua lobang air akhirnya kututup dengan ram kawat. Jangan sampai kejadian yang
sama terulang lagi. Dulu setelah kejadian kemasukan ular yang pertama
sebenarnya lobang saluran air sudah ditutup dengan ram kawat. Tapi karena saat
renov rumah saluran air ada yang mampet jadilah dibongkar dan belum sempat
ditutup lagi.
Selang
seminggu, di hari minggu sore, aku yang hari itu niat banget pengin beberes,
tiba2 saja pengin mindahin tumpukan keramik di belakang rumah untuk tatakan
pot. 3 kali bolak-balik aku mengangkat keramik. Dan saat angkatan keempat,
terlihatlah ular hitam melingkar di sela2 keramik yang kuangkat, nyempil di
antara keramik yang tidak utuh. Hohoho... Aku kaget banget sedang si ular diam
aja seperti biasa pura2 mati. Tapi kulihat sinar di mata ular itu, aku yakin
ular itu masih hidup. Akhirnya ngacirlah aku dan menelepon bapak satpam yang
untungnya hari itu sedang off jadi bisa segera ke rumah.
Saat
bapak satpam sampai, si ular dicari sudah tidak ada. Aku yakin masih ada di
situ. Si Bapak kuminta mencari di antara tumpukan barang dan ketemulah si ular.
Ular itu kemudian dijepit dan akhirnya dibuang sama si Bapak. Sebelumnya si
Bapak sempat berpikiran klo si ular sudah mati. Karena saat si ular sempat
berakting lagi pura2 mati. Bahkan saat sudah ditaro di dalam kantong plastik
dan digoyang-goyang si ular tetap diam saja. Aku tetap yakin klo si ular masih
hidup. Dan akhirnya setelah digoyang-goyang yang kesekian kali terlihatlah klo
ekor si ular bergerak, barulah si Bapak yakin klo ular itu masih hidup.