Ini Catatan Perjalananku ke Singapore pada bulan Maret 2016
Dulu
aku pernah hampir berangkat ke Singapore tahun 2010 tapi batal karena tidak
mendapatkan izin cuti. Sejak saat itu tidak pernah lagi bikin plan untuk
liburan ke Sing. Aku lebih memilih liburan keliling Indonesia dulu karena
kupikir di Indonesia masih banyak tempat2 indah yang belum kukunjungi dan itu
need more effort karena lokasinya yang saling berjauhan, membutuhkan fisik yang
kuat dan stamina yang baik. Dan klo diitung-itung budget keliling Indonesia
jauh lebih besar daripada liburan ke Sing-Malay-Thai, dengan catatan dapat
tiket promo. Biarpun teman2ku pada heboh liburan ke Sing dan memamerkan foto2
mereka di sosmed, aku sama sekali belum tertarik untuk pergi ke sana. Aku
berpikir aku nantinya akan kurang bisa menikmati selama di sana. Tidak banyak
yang bisa dilihat, karena pilihan wisata alamnya begitu terbatas. Shopping?
Ah... aku bukan orang yang gila shopping. Bahkan jika sedang ada sale besar2an
pun, aku ga peduli. Haha... karena aku sadar diri aku tidak punya budget untuk
itu.
Tapi
perkiraanku salah besar, ketika akhirnya tanpa perencanaan yang matang,
diiming-imingi tiket murah oleh dedeku dan berhasil membujuk 2 temanku untuk
ikut pergi, akhirnya aku menginjakkan kaki juga di Sing pada bulan Maret 2016
kemarin. Hehe... biarpun perginya serba dadakan dan sempet bikin kita semua
senewen karena izin cutiku baru keluar 1 hari jelang keberangkatan. Itu pun
sudah sore. Huehuehue.... jadinya semalaman ga tidur, sibuk packing n cari2
hostel. Kapok dah liburan dadakan begini. Dan..... tadaaaaa.... aku jatuh cinta
ama negara ini dan dalam waktu dekat pengin ke sono lagi. Hahaha.....
Ternyata
ada banyak tempat yang bisa diexplore di Sing. Aku menemui banyak hal2 baru,
pengalaman2 baru yang semuanya benar2 seru karena seperti biasa kita pergi
modal nekad tanpa travel agent. Benar2 buta ama Sing karena aku yang biasanya
hobi browsing2, ga sempet browsing karena klo denger kata Sing perutku jadi
mual, kepalaku jadi pusing, mengingat nasib cutiku yang belum mendapatkan lampu
hijau.
Aku berangkat ke Sing
dari Bandung
sore hari langsung dari kantor. Hari Sabtu di Bandung jangan berharap cepat
dapat taxi. Untung aku sudah check in online duluan jadi meskipun berangkat
terburu-buru karena lama baru dapat taxi plus kena macet di jalan, pikiran rada
tenang. Di bandara ada kejadian yang membuatku geli. Saat mau masuk ke boarding
room, aku harus bolak-balik keluar masuk pintu pemeriksaan karena selalu aja
sensor berbunyi. Yang 1 aku disuruh lepas ikat pinggang. Ikat pinggang sudah
dilepas, masih aja bunyi, kemudian aku disuruh lepas jam tangan. Sudah lepas
jam tangan, sensor tetap bunyi. kemudian kuserahkan kunci pintu rumah yang ada
di saku celanaku.Ternyata masih bunyi juga, kemudian kutunjukkan sandal
durianku yang memang ada hiasan duri durian dari logam. Hihihi…. Habis itu aku
terus boleh masuk. Kasihan pengantree yang menunggu di belakangku. Tak perlu
menunggu lama di boarding room, aku segera masuk ke dalam pesawat, seat number-ku sudah dipanggil.
Sekitar 2 jam terbang,
akhirnya aku sampai juga di Changi
Airport . Berangkat dari
Bandung pk. 16.25 WIB, mpe Changi pk.19.15 waktu Sing, karena waktu Sing lebih cepat 1 jam daripada di Indonesia.
Sampai di Changi Airport,
aku yang baru pertama kali menginjakkan kaki di sana , dibikin kebingungan. Terbiasa di Indonesia
bandaranya kecil, segala penjuru kelihatan dan banyak petugas berseragam yang
bisa ditanyai. Di Sing, bandaranya gedhenya pake banged2 nged. Ditambah jarang
lihat petugas berseragam yang bisa ditanyai. Mana temen2ku yang sudah nyampe
duluan ga jadi jemput, Aku disuruh naik MRT ke Bugis. Nanti ketemu di sana .
Di bandara aku duduk2 dulu
sambil ngaktifin wifi, berharap aku bisa contact ma teman2ku. Tapi ga tau
kenapa, hp-ku susah banget connect-nya dengan wifi bandara yang cuma bisa
dipakai 5 menit doank, kemudian habis itu harus di-connect in lagi. Untung
akhirnya bisa juga berbalas meseg biarpun meseg nyampainya lamaaa…. Huehue…
Aku isi dulu botol kosong
yang sengaja bawa dari rumah dengan free water drink dari kran air yang
bertuliskan for drinking yang ada di dekat toilet. Kemudian ambil peta, jalur
MRT dan brosur2 tentang Sing lengkap yang tersedia free di dekat area pengambilan
bagasi.
Pusing dengan pesan di wa
yang ga kunjung terkirim, akhirnya aku nanya ke bagian informasi, aku harus
jalan ke arah mana jika akan ke Bugis menggunakan MRT. Aku diminta turun dulu
ke bagian imigrasi, kemudian ke level 1 untuk menuju ke stasiun MRT. Aku bisa
lihat dari bagian informasi, bagian imigrasi ada di lantai di bawahku persis.
Tapi aku kebingungan untuk ke sana
aku musti lewat mana. Lift ga ada yang turun, semuanya naik. Muter2 mpe cape ga
ketemu2 juga. Di situ di dalamnya kayak mall gitu. Luas banget. Nanya ma
petugas asuransi, aku disuruh jalan lurus mpe ujung jauh, baru aku nemu
escalator turun. Hihihihi…
Sebelum ke bagian
imigrasi, seperti biasa kita harus mengisi dulu form keimigrasian yang sudah
tersedia di sana .
Dan oonnya, setelah susah2 ngisi dan aku ikut barisan pengantree keimigrasian,
form yang sudah kuisi ga ada. Aku benar2 blank lupa naro di mana. Akhirnya aku
balik lagi ke meja tempat aku ngisi form, dan untunglah masih ada di sana . Dan saat aku balik
lagi ke bag. Imigrasi, antriannya sudah panjaaaaaaang banged. OMG. Padahal sebelumnya
yang antri cuma sedikit.
Kelar dari bag. Imigrasi,
drama masih berlanjut. Aku tanya ke dua orang, tapi tetep aja ga ngerti. Untuk
naik MRT menuju Bugis, katanya aku harus ke level 1 dulu. Sedang aku ga tau
level 1 itu di mana. Ga ada papan petunjuk sama sekali. Untung ada orang India , pegawai
proyek yang super duper baik hati dan ramah. Dia melepas topi proyeknya,
kemudian mengantarku dengan naik lift ke level 1, kemudian berjalan ke arah sky
train. Aku disuruh naik sky train. Dia bilang aku nanti naik MRT ke Tanah
Merah, kemudian berganti MRT dan turun di Bugis.
Sampai stasiun MRT aku
beli dulu EZ link card seharga SGD 12 yang di dalamnya berisi SGD 7. O ya,
untuk anak usia 7 th ke bawah, ada kartu khusus buat mereka. Kartu dengan
desain gambar yang lucu. Ada
beberapa pilihan gambar. Anak2 gratis naik MRT tapi mereka harus membawa kartu
khusus ini. Sebenarnya
kita bisa juga membeli Singapore Tourist Pass, tapi harganya jauh lebih mahal.
Di dalam MRT, karena aku takut
naik MRT yang salah, aku tanya ama cewek yang duduk di sebelahku. Dia bilang
suruh ngikutin dia karena dia juga naik MRT dengan tujuan yang sama. Mpe Tanah
Merah, aku turun kemudian berpindah MRT yang berjalan ke arah berlawanan.
Untung tidak perlu naik atau turun lantai lagi.
Akhirnya sampailah aku di
Bugis, menunggu dedeku di bus stop (halte bus). Kemudian kita masih lanjut mengukur jalan,
mencari sim card Sing Tel ke beberapa 7-eleven tapi ternyata pada ga jual.
Jualnya paket internet Aha. Padahal di kaca toko jelas2 tertempel sticker klo
di situ tersedia Sing Tel. Capeee de….
Habis itu aku ketemu
teman2ku. Kita segera menuju hostel kita ‘Moni Hostel’ di dekat stasiun MRT
Boon Keng. Sampe hostel kaki bener2 berasa mau patah. Cape muter2
ga nyampe2. Dan temen2ku ternyata mereka juga sempet bingung muter2 di Changi Airport nyari Kantin rahasia karyawan. Hehe... konon kata harga makanan di kantin ini ramah kantong. Ada 2 macam harga, harga staff dan harga public. Kantin rahasia ini ada di Terminal 2 ( di sana tidak ada wifi ya). Kantin ini letaknya di atas, dan untuk naik ke atas tidak ada eskalator, jadi musti naik tangga manual. Di Sing harus benar2 jaga stamina. Ke mana2 musti jalan kaki.
Keesokan harinya, hari
Minggu. Aku dan teman2ku pisah jadi dua rombongan. Aku ke gereja dulu, 2
temanku yang lain langsung ke Botanical Garden. Di peta terlihat ada 3 gereja
yang letaknya saling berdekatan di area Queen Street . Kita memutuskan untuk misa
pk. 11.00 di sana .
Lihat
di peta sih kayaknya saling berdekatan, tapi pas dijalanin, mpe muter2 kecapean
baru ketemu.
Kita
pengin misa di gereja yang bangunannya bagus, biar bisa foto-foto di sana. So,
saat bus yang kita naiki melewati sebuah gereja yang bangunannya cantik, kita
memutuskan berhenti untuk misa di situ. Tapi kenapa gerejanya sepi banget ya.
Oh... ternyata itu adalah gereja tua yang sudah tidak dipergunakan lagi,
namanya Chijmes. Sekarang ini menjadi tujuan wisata. Sayang juga sebenarnya
sudah tidak dipergunakan untuk ibadat lagi. Tempatnya cantik banget. Enak buat
nongkrong. Di area samping ada semacam kafe. Tapi sepi pengunjung. Sebenarnya
pengin lebih lama nongkrong di sana, tapi karena mengejar jadwal misa jadi kita
cuma sebentar di sana.
Chijmes |
Habis itu kita memutuskan untuk jalan kaki saja ke gereja yang akan kita tuju. Muter2 bingung ga ketemu2. Cuaca panas bener2 bikin rasa lelah cepat datang. Gereja ke-2 yang kita datangi sedang dalam proses renovasi. Yaaaah... padahal udah mau jam sebelas. Bakal telat nih.
Singapore Art Museum |
Usai
dari gereja kita berjalan di sepanjang Queen street. Niat awal mau ke area
Bugis untuk makan siang di sana. Tapi di perjalanan kita melewati rumah makan
chinesee food yang rame banget. Tertarik dah untuk masuk ke sana. Lihat2 dulu
harganya bersahabat ga. Dan ternyata harganya murah banget dan masakannya enak
banget. Someday klo ke Sing lagi pengin mampir ke rumah makan ini. Aku makan
dengan menu nasi + 1 macam sayur + 1 macam lauk membayar SGD 2,2. Klo minumannya
lebih mahal. Aku beli 1 gelas calamary juice seharga SGD 1,6. Murah sih harga
segitu, di Indo harga jus juga segituan. Seger jusnya biarpun bukan fresh
juice. Oh ya menu di sini tidak halal ya.
BOTANICALGARDEN
Makan SGD 2,2, minum calamary juice SGD 1,6 |
BOTANICALGARDEN
Setelah
makan kita segera naik MRT menuju Botanical Garden. Botanical Garden ini
areanya luas banget. Sepertinya memang disengaja dirancang taman yang paling
bagus letaknya paling ujung, biar kita berolahraga jalan kaki ber-kilo2 meter.
Deeeuh... Tiap lihat papan penunjuk arah, orchid garden yang kita tuju masih
1,4 km lagi, masih 1 km lagi.... Hohoho...
Tiap kali melihat peta, kaki langsung lemes, jarak yang masih harus ditempuh masih jauh. |
Tiap kali melihat kursi pasti tergoda untuk menduduki. Cape booo... |
Area ini berada di tengah2 taman. Di sini kita bisa berbelanja bibit anggrek, souvenir dll. Di sini juga ada foodcourt, toilet dan free water drinking. |
Soft drink yang didapat dengan penuh perjuangan mengumpulkan sisa2 koin. |
Di area tengah ada lapangan hijau yang lumayan luas. Di seberang lapangan ada semacam panggung terbuka. Lapangan dan panggung dipisahkan oleh danau kecil. Cantik pemandangannya. Lapangan rumputnya benar2 terawat. Saat kita di sana, di panggung sedang ada pertunjukan musik. Kita beristirahat sejenak menyelonjorkan kaki sambil menikmati konser musik.
Dari area lapangan ke orchid garden ternyata masih 750 m lagi. Sampai tujuan gempor dah. Buat yang pada kurang olahraga, wajib ya datang ke sini. Hihihi.....
Bangunan putih yang terlihat merupakan tempat berlangsungnya konser musik. |
Beristirahat sejenak, semua lagi sibuk dengan gadgetnya. |
Orchid
gardennya cantik banget. Lumayan lama menghabiskan waktu untuk memotret koleksi
anggrek di sana. Rasanya pengin banget punya kebun anggrek sendiri.
Kelar
dari orchid garden kita segera keluar. Tanya bagian informasi, kita harus naik
apa jika ingin lanjut ke Marina Bay. Kita disuruh naik bus dan menunggu di
halte. Untung untuk ke halte bus kita ga perlu jalan jauh.
Kita
kemudian naik bus (SMRT) turun di Marina bay front. Kita ngikutin rombongan orang2 yang pada naik lift. Ternyata mereka menuju ke sky park (taman di atas gedung). Tamannya luas banget. Jadi berandai-andai, kapan ya Bandung punya public area seperti ini. Bisa nongkrong sambil baca2 tiap sore sambil menikmati semilir angin.
Setelah puas di atas kita memutuskan untuk lanjut ke Gardens by the bay. Di sini kita rada bingung, mpe nanya2 berapa kali ke remaja2 yang lagi pada nongkrong di depan mall. Ternyata kita harus jalan turun ke bawah kemudian melewati lorong yang panjang dan luas dengan kanan-kiri kaca yang membuat kita terpaksa berhenti sejenak untuk bernarsis ria.
Singapore flyer tampak dari sky park |
Setelah puas di atas kita memutuskan untuk lanjut ke Gardens by the bay. Di sini kita rada bingung, mpe nanya2 berapa kali ke remaja2 yang lagi pada nongkrong di depan mall. Ternyata kita harus jalan turun ke bawah kemudian melewati lorong yang panjang dan luas dengan kanan-kiri kaca yang membuat kita terpaksa berhenti sejenak untuk bernarsis ria.
Di
ujung lorong nanti akan kita jumpai tangga naik yang lumayan tinggi dan di
sampingnya ada lift. Silahkan pilih mau pakai yang mana. Klo mau sehat ya
pakailah tangga. Waktu itu kita pilih tangga karena yang antree mau pake lift
lumayan banyak. Males nunggunya. Tapi ya lumayan ngosh2an juga coz tangganya
nanjak banget.
Pic taken by Selly |
Pic taken by Selly |
OCBC Sky walk Super Tree. Pic taken by Selly. |
Pic taken by Selly. |
Kawasan Marina bay sands ini luas sekali. Benar2 sanggup membuat kaki gempor. Lebih aman sih bawa sandal jepit cadangan buat jaga2 klo sendal kita jebol, supaya tidak seperti adikku yang terpaksa harus membeli sandal jepit seharga Rp.50 ribu di sana. :D
Semakin
malam, kawasan Marina Bay Sands ini semakin ramai. Di sana ada semacam pasar
malam. Ada komedi putar dan aneka permainan berbayar. Sayangnya tiketnya mahal.
Misal untuk permainan mengambil boneka, kita harus membayar SGD 5. Coba berapa
harus membayar jika ingin memainkan 5 permainan. So, klo mau berhemat sebaiknya
anak kecil jangan diajak ke sini. Hihi.
Pilihlah
permainan yang gratis aja seperti membuat gelembung2 sabun. Aneka permainan membuat
gelembung sabun ini ada di pinggiran sungai. Permainannya lucu2. Ada yang bikin
bola sabun dengan naik sepeda, ada yang dengan naik ayunan. Ga akan bosan
nongkrong di sana. Ada juga becak nyala kayak di Alkid Yogyakarta klo malem.
Permainan membuat gelembung sabun dgn sepeda. Pic taken by Selly. |
Saking
banyaknya yang bisa diexplore di Marina Bay, 3 hari berturut-turut, tiap sore
aku pasti menyempatkan diri ke sana. Dari sore sampai malam. Sekedar nongkrong
pun sudah menyenangkan sekali. Malamnya bisa nonton water show, pertunjukan
laser dan air yang di hari minggu s.d. kamis pk. 20.00 dan 21.30. Jumat dan
sabtu pk. 20.00, 21.30 dan 23.00. Pertunjukan hanya sekejap saja. Aku 3x ke
sana dan miss terus karena satu dan lain hal yang ga penting hahaha. Tapi di
malam terakhir di Sing sempat melihat sebentar buntut dari pertunjukan, tapi
karena saking banyaknya orang yang melihat jadi tidak terlihat jelas. Karena
aku menonton dari balik instalasi kabel2 untuk pertunjukan laser yang ditutup
dengan pagar. Sepertinya pertunjukan akan terlihat cantik jika dilihat dari
patung Merlion.
CHINATOWN
Hari
ke-2 di Sing, setelah sarapan roti bakar gratis di hostel, kita menuju ke China
Town dengan naik bus. Tujuan utama ke China Town untuk membeli tiket masuk
Garden by the bay (Cloud Forest dan Flower Dome) dan Singapore river tour. Klo
beli langsung di tempat harganya mahal sekali bo. Tiket masuk terusan Cloud Forest & Flower Dome di
loket harga SGD 28. Beli di China Town harga bisa turun sekitar 5 sampai 6 SGD.
Kami waktu itu dapat tiket terusan SGD 22. Sebenarnya kita juga bisa
dapat membeli tiket di Lucky Plaza. Tapi tentu saja harga di China Town lebih
murah, karena Lucky Plaza merupakan kawasan turis. Kita mendapatkan tiket
Singapore river tour SGD 20 di area Lt. 2 China Town. Sebenarnya sebelumnya
kita mendapatkan SGD 19 di agen yang dimiliki orang India di Lt. 1 tapi karena
cici2 di agen lt. 2 yang
ramah banget akhirnya kita membeli tiket di sana, ga enak udah banyak nanya :D.
Di agen itu ada paket wisata ke Bandung. Tahu aku orang Bandung, cici itu
banyak nanya tentang Bandung. Hihi.
Tiket masuk Cloud Forest dan Flower Dome batal
beli karena kita ke Sing di waktu yang salah. Tiket yang dijual tiket terusan
masuk 2 lokasi tapi masuknya berlainan hari karena hari Senin adalah jadwal maintenance
untuk Cloud Forest dan Selasa adalah jadwal maintenance untuk Flower Dome. Sedangkan
saat itu teman2ku hari Selasa sudah harus lanjut ke Malay jadi tidak akan
sempat ke sana. So... klo ke sana hindari hari Senin dan Selasa ya. Cloud
Forest di dalamnya kita akan bisa lihat air terjun yang cantik di ketinggian.
Sedangkan di Flower Dome kita akan melihat taman bunga cantik yang temanya
sering berganti-ganti. Aku paling pengin bisa lihat pameran bunga tulip atau
sakura. Untuk tahu jadwal
event harus sering2 cari info soalnya tidak akan berlangsung lama, hanya
sekitar 3 bulan saja.
Sky park di atas trade center |
China Town di malam hari |
Di China Town ini kita bisa lihat
dekorasi lampion di sepanjang jalan. Ga tau ada terus atau karena kita waktu
itu ke sana setelah Imlek. Karena saking penasarannya pengin lihat waktu
lampion2 ini menyala, so malam sebelum balik ke hostel, kita ke China Town lagi
hanya untuk sekedar berfoto dengan lampion. Saat kita datang lampion masih
menyala. Tapi berhubung kondisi perut yang pada kelaparan, kita berempat
berbeda pendapat ada yang pengin berfoto dulu baru makan, ada yang pengin makan
dulu baru berfoto. Katanya klo makan dulu nanti foto2nya bisa lebih leluasa. So
akhirnya kita makan dulu di Mc D. Karena waktu itu sudah pk. 10
malam. Petugas Mc D sudah mulai menata kursi. Ya mereka sudah mau tutup. Ga
mau membuat jam pulang mereka jadi molor, akhirnya kita segera beranjak pergi
menuju ke lampion2. Sampai di area lampion kita ketawa ngakak. Lampion2 sudah
dimatiin. Hihi... Telat bo. Ternyata ada batas waktu nyalanya. Demi penghematan
energi mungkin ya.
So... klo ada niat mau melakukan apa, sebaiknya jangan ditunda-tunda. Biar ga kayak kita. Tapi sebenarnya waktu itu kita berada pada pilihan yang sulit. Makan dulu, lampion mati atau berfoto di lampion dulu, Mc D keburu tutup. Hayooo... pilih mana??? Hahahaha....
So... klo ada niat mau melakukan apa, sebaiknya jangan ditunda-tunda. Biar ga kayak kita. Tapi sebenarnya waktu itu kita berada pada pilihan yang sulit. Makan dulu, lampion mati atau berfoto di lampion dulu, Mc D keburu tutup. Hayooo... pilih mana??? Hahahaha....
ORCHAD
ROAD
Dari
China Town kita segera beranjak menuju kawasan Orchad Road dengan naik MRT. Sebelumnya
kita sempet ke Clarke Quey sebentar, masuk di mall di sana. Tujuan sebenarnya
mo nyari agen tiket seperti yang disarankan petugas hotel, tapi ternyata kita
tidak menemukannya. Ngapain di Orchard Road. Shopping kah? Haha... tidak...
Cuma numpang lewat aja. Katanya belum syah ke Sing klo belum menginjakkan kaki
di sana.
Sempet bingung di dalam mall. Sebenernya aku berharap menemukan Counter Vincci di sini, tapi aku tidak menemukannya. Haha yaiyalah... klo mau gampang nemu Vincci ya ke Malay karena memang produk negara itu.
Di Orchad tidak boleh sembarangan menyeberang jalan. Harus lewat underpass. Kaki sudah mulai gempor di sini. Areanya luas dan musti jalan kaki ke mana2. Sampai2 karena sudah tidak sanggup lagi, kita membatalkan niat mau ke Lucky Plaza karena ternyata kita berjalan salah arah. Baru tahu setelah kita di dalam bus dan kita melewatinya. Hahaha.....
Sempet bingung di dalam mall. Sebenernya aku berharap menemukan Counter Vincci di sini, tapi aku tidak menemukannya. Haha yaiyalah... klo mau gampang nemu Vincci ya ke Malay karena memang produk negara itu.
Di Orchad tidak boleh sembarangan menyeberang jalan. Harus lewat underpass. Kaki sudah mulai gempor di sini. Areanya luas dan musti jalan kaki ke mana2. Sampai2 karena sudah tidak sanggup lagi, kita membatalkan niat mau ke Lucky Plaza karena ternyata kita berjalan salah arah. Baru tahu setelah kita di dalam bus dan kita melewatinya. Hahaha.....
ISTANA PARK
Bus
yang kita naiki melewati Istana Park, taman istana yang cantik banget. So kita
sempatkan untuk turun dan eksis sejenak di sana. Kita turun di halte Plaza Singapura. Kemudian ke
Istana Park melewati underpass.
Sebenarnya pengin banget masuk
ke Istananya, sepertinya di dalam hijau dan asri banget. Tapi pengawalan sangat
ketat dan tentu saja umum tidak boleh masuk. Di hari2 tertentu saja warga
Singapore boleh masuk ke sana. Sorenya kita lanjut ke kawasan Patung Merlion dan Marina Bay.
SINGAPORE VICTORIA THEATRE CONCERT HALL
MERLION PARK
Plaza Singapura |
SINGAPORE VICTORIA THEATRE CONCERT HALL
Kita
mendatangi tempat ini bukan karena sengaja mau ke sini. Tapi karena kita
bingung untuk menuju ke Merlion Park kita harus berjalan ke arah mana, asal
jalan aja menyeberangi jembatan cantik di belakang Fullerton Hotel akhirnya
sampai di kawasan ini. Tempatnya cantik banget dan seru buat nongkrong. Tempat
ini sepi ga seperti di kawasan Merlion Park yang ramai pengunjung, jadi lebih
leluasa buat berfoto. Kulihat ada pasangan yang sedang melakukan foto prewedding.
Saat denger mereka ngobrol, kita pun tertawa. Ternyata mereka orang Indonesia.
Hahaha....
Tempat
ini sangat menyenangkan untuk hanya sekedar nongkrong sore2. Rasanya aku bakal
sangat betah duduk berjam-jam tanpa ngapa2in di sini. Refreshing yang murah
meriah. Ya, kita bisa masuk ke area ini free. Banyak tempat bisa untuk berfoto
narsis. Banyak kulihat orang2 yang berolahraga lari2 sore di sepanjang jembatan
Merlion park. Lari2 sendiri. Banyak tempat untuk me time di sini. Ah irinya.
Patung Merlion saat senja mulai turun |
SINGAPORE
RIVER TOUR
Tiket Singapore River Tour yang kita dapatkan dengan susah payah |
Pic taken by Selly |
Pic taken by Selly |
View exotic saat ikut Singapore river tour di malam hari |
Di
hari ke-3, aku berpisah dengan teman2ku karena mereka akan melanjutkan
perjalanan ke Malaysia, sedangkan aku masih menginap semalam lagi di Sing. Aku
berpindah dari Moni hostel ke hotel tempat adikku menginap di 88 Dickson Hotel
di kawasan Little India. Hotel ini dekat dengan 2 stasiun MRT. Stasiun Bugis
dan Stasiun Rochor. Di sekitar hotel ada banyak rumah makan yang buka 24 jam.
Ada Chinesse food, Indian food, Thai food. Yang paling banyak Indian food
karena ini kawasan Little India. Makanan di sini harganya lumayan mahal. SGD 5 untuk 1 porsi nasi goreng di pinggir jalan.
SENTOSA ISLAND
Hari
Selasa, hari terakhir di Sing, kita seharian meng-explore Sentosa Island. Jangan
heran klo habis dari sini harus top up EZ link karena untuk ke Sentosa Island
sendiri bea naik Sentosa Express (monorail) SGD 4 sekali jalan dari Vivo City
lantai 3. Jadi bea pp SGD 8. Alternatif lain ke Sentosa island dengan naik
cable car dari Mt. Faber Station atau dari Harbour Front Station. Biarpun
pemandangannya akan sangat cantik dari atas tapi option ini tidak kita pilih
karena tidak ramah di kantong kita para backpacker. Untuk dewasa SGD 29 dan
anak-anak SGD 19. Buset dah. Klo mau lebih irit lagi kita bisa jalan kaki
sekitar 10 menit dari lantai 1 Vivo City dengan bea SGD 1. Kita tidak pilih
option ini karena saat itu sedang hujan.
Karena
lagi hujan deras, kita tidak terlalu menikmati selama di Sentosa. Cuman muter2
bentar terus naik bus ke Siloso beach. Sempet melongok sebentar Palawan beach,
tapi ga sempat berfoto. Panas banget booo.... Di pantai pas lagi ga hujan.
Lagian sudah kenyang dengan pantai2 di Indonesia yang sangat mempesona.
Hehehe....
Di dekat halte Siloso beach ini kita bisa melihat banyak burung merak berkeliaran dengan bebasnya. Mereka tidak takut dengan manusia. Semakin banyak orang yang melihatnya, dia akan semakin lama memamerkan kemolekan sayapnya. Hihi... bakat jadi foto model nich...
Dari
Siloso beach, kita terus berburu laksa yang katanya paling enak di Sing, 328 Katong Laksa. Kita
memutuskan untuk naik taxi aja. Saat itu lagi hujan deres banget, jadi we
lumayan basah saat mo naik taxi. Pake payung pun tidak menolong. Haha bagaimana
laksanya. Enak tidak? Haha... Kita waktu itu nyobain porsi kecil seharga SGD
5. Porsi besarnya SGD 7. Klo aku sih kurang suka masakan bersantan jadi
buatku biasa saja. Hampir kaya mie belitong yang aku kurang suka, tapi rasanya
kayak kuah dengan banyak ebi gitu. Malah kayak sayur lodeh menurutku. Hanya ini
mie yang dimakan pake kuah. Haha... Klo aku bakal cepet enegh, ga bisa makan
banyak. Aku juga nyoba makan nasi lemaknya. Malah kataku kayak nasi kucing.
Hehehe.... Oh ya, makanan di sini tidak halal ya.
FUTURE OF
SINGAPORE EVENT
Sorenya
kita menghabiskan malam terakhir di Sing dengan nongkrong di Marina by the Bay.
Niat awal sebelumnya mo masuk ke Cloud Forest. Tapi karena tergoda untuk
melihat event gratis tentang Furture of us Singapore, akhirnya kita ikut
rombongan pengantre yang pada masuk. Lumayan lama acaranya. Sejaman ada. Mau
kabur duluan ga enak. Akhirnya kelar event, Cloud Forest sudah tutup. Ya...
next time memang harus ke sini lagi. Tapi lumayanlah, dapat 3 payung cantik
yang bahannya bagus dan balon untuk El. Dan mendapatkan pengetahuan baru. Impian
tentang masa depan Singapore benar2 keren. Berasa memasuki baru yang belum pernah kulihat. Hehe
Mendapati Cloud Forest sudah tutup, terakhir masuk pk 19.30, kita segera berjalan cepat2 mengejar water show. Dan sampai sana kebagian buntutnya doank. Hahahaha..... Tak
apalah cukup dipuas-puasin dengan masih kebagian lihat pertunjukan air mancur
yang dimulai pk. 20.00.
Mendapati Cloud Forest sudah tutup, terakhir masuk pk 19.30, kita segera berjalan cepat2 mengejar water show. Dan sampai sana kebagian buntutnya doank. Hahahaha.....
Pertunjukan air mancur |
MUSTAFA CENTER
Biarpun
tinggal semalam di Sing akhirnya harus top up lagi yg minimal top up SGD 10, untuk
cadangan naik MRT ke bandara.
Karena kondisi El yang tiba2 batuk, mungkin karena ga kuat angin malam saat lihat air mancur di Marina ditambah dinginnya AC di MRT saat perjalanan pulang menuju hotel. Dhex n El balik ke hotel untuk istirahat, sedang aku n dedeku lanjut belanja oleh2 di Mustafa Center sampai pk 01.00 dini hari. Haha kalap. Di Mustafa Center segala ada. Mulai dari kebutuhan rumah tangga sehari-hari, oleh2 (baik makanan, pernik2, gantungan kunci, pajangan), pakaian, perhiasan, jam, elektronik, semua ada. Jam tangan yang kucari akhirnya aku mendapatkannya di sini. Mpe betah, segala diambil. Mpe kalap tau2 harus gesek cc karena uang cash ga cukup. Mpe pulang2 kewalahan saat bawa barang bawaan menuju taxi. Haha. MRT terakhir pk.23.00. Tapi jangan khawatir, di sekitar Mustafa Center kita bisa gampang mendapatkan taxi 24 jam. Tapi untungnya belanja di sini untuk turis bisa dapat refund yang bisa kita ambil saat di bandara. Sebelumnya di Mustafa Center kita harus ke lantai 2 dulu dengan naik lift ke bagian refund di area mainan anak2. Menyerahkan bon belanja, nanti dikasih pengantar untuk claim di bandara. Jangan lupa bawa paspor karena akan diminta untuk menunjukkan. Di bandara kalau bingung gimana caranya claim refund, di sana ada petugas yang akan membantu.
Karena kondisi El yang tiba2 batuk, mungkin karena ga kuat angin malam saat lihat air mancur di Marina ditambah dinginnya AC di MRT saat perjalanan pulang menuju hotel. Dhex n El balik ke hotel untuk istirahat, sedang aku n dedeku lanjut belanja oleh2 di Mustafa Center sampai pk 01.00 dini hari. Haha kalap. Di Mustafa Center segala ada. Mulai dari kebutuhan rumah tangga sehari-hari, oleh2 (baik makanan, pernik2, gantungan kunci, pajangan), pakaian, perhiasan, jam, elektronik, semua ada. Jam tangan yang kucari akhirnya aku mendapatkannya di sini. Mpe betah, segala diambil. Mpe kalap tau2 harus gesek cc karena uang cash ga cukup. Mpe pulang2 kewalahan saat bawa barang bawaan menuju taxi. Haha. MRT terakhir pk.23.00. Tapi jangan khawatir, di sekitar Mustafa Center kita bisa gampang mendapatkan taxi 24 jam. Tapi untungnya belanja di sini untuk turis bisa dapat refund yang bisa kita ambil saat di bandara. Sebelumnya di Mustafa Center kita harus ke lantai 2 dulu dengan naik lift ke bagian refund di area mainan anak2. Menyerahkan bon belanja, nanti dikasih pengantar untuk claim di bandara. Jangan lupa bawa paspor karena akan diminta untuk menunjukkan. Di bandara kalau bingung gimana caranya claim refund, di sana ada petugas yang akan membantu.
Penunjuk arah refund di bandara, GST Refund |
Back to
Indonesia
Pagi2 segera check out dan ke bandara untuk pulang ke Indonesia. Kita naik MRT dengan membawa beban tas yang berat. Naik MRT karena men-stop taxi, saat tahu kita akan ke bandara, mereka menolak. Entah kenapa. Mungkin harusnya minta tolong pihak hotel untuk memesankan taxi ya.
Mengingat
bandara yang demikian luas, kita harus spare waktu 2-3 jam. Karena turun dari
MRT kita masih harus naik sky train lagi. Juga dari tempat dropship baggage ke
boarding room itu jauhnya bujubune. Aku harus jalan kaki melewati banyak banget
eskalator dan ga nyampe2. Sampe ujung eskalator tidak perlu menunggu karena
sudah langsung disuruh masuk pesawat karena sudah siap terbang. Haha. Beruntung
aku sudah check in online, jadi di bandara tinggal scan barcode dari hp lanjut
baggage dropship. Juga masih sempat sarapan di bandara. Kita waktu itu sarapan
di KFC. Teuteup... Haha....
Saat itu bertepatan dengan moment langka total eclipse yang sangat ditunggu-tunggu banyak negara. Karena kita dari pagi di bandara jadi we kita ketinggalan moment2 menakjubkan itu. Dipuas-puasin lihat dari tv dan youtube saja. Haha....
Saat itu bertepatan dengan moment langka total eclipse yang sangat ditunggu-tunggu banyak negara. Karena kita dari pagi di bandara jadi we kita ketinggalan moment2 menakjubkan itu. Dipuas-puasin lihat dari tv dan youtube saja. Haha....
TIPS:
1. Makanan dan
Minuman
Harga makanan cukup menguras kantong, so kita benar2 memelototin daftar
menu demi penghematan. Haha. Hari 1 di Sing, aku jajan burger di Mc. D. Niat
awal pengin makan nasi ayam, tapi ternyata baik Mc. D ataupun KFC di Sing tidak
menyediakan nasi. Jadi we waktu itu aku terus pesan burger. Tapi klo di Popeye
ada tersedia nasi. Harga minuman sangat mahal untuk ukuran Indonesia .
Harga air mineral kemasan botol paling kecil, harga paling murah SGD 1. Mending2 beli softdrink dingin di mesin2 minuman.
Tapi untuk itu kita harus punya banyak stock koin. Ternyata untuk harga SGD 1,
kita bisa menggabungkan koin2 sen. Kupikir tadinya harus koin SGD 1. So untuk
penghematan, sebaiknya ke mana2 bawa botol minum, so bisa memanfaatkan kran air
yang menyediakan drinking water. Biasanya
berada di dekat toilet umum. Dan untunglah di hostel
kami juga menyediakan free water berikut free breakfast
2. Transportasi
Jika ditanya aku lebih suka naik bus (SMRT/SBS) atau MRT, aku sama2 menikmati
keduanya. Hanya saja untuk naik MRT kita harus spare waktu dan tenaga karena
jalan kakinya lumayan jauh bo. Masih menyusuri lorong2 lantai bawah gedung
belum klo masih harus turun eskalator. Nilai plusnya, tidak perlu menunggu
lama, hanya dalam hitungan menit, MRT akan cepat sekali datangnya. Juga akan
jelas tertera di display kita sampai di stasiun mana dan diumumkan via speaker.
Klo naik bus, kita tidak perlu jalan jauh menyusuri lorong. Hanya saja saat
sampai di mana jika kita belum hafal jalan, kemungkinan kesasarnya lebih gedhe,
hingga kita pernah naik bus tengah malam tour keliling Singapore karena saking
tidak tahu harus turun di mana dan kita masih duduk manis di bus. Padahal kaki
sudah benar2 cape dan mata mengantuk. Saat merasa ada yang salah dan nanya ke
driver, kita baru tahu klo sudah nyasar jauh, kemudian diturunin di halte
berikut dan disuruh nyebrang kemudian naik bus yang berlawanan arah. Malu
bertanya sesat di jalan. Hahahah…. Ngakak. Juga klo naik bus kita bisa turun
langsung di depan area yang kita tuju jika kebetulan halte pas ada di sana.
Setidaknya jalnnya tidak sejauh MRT yang musti menyusuri lorong. Klo soal adem,
jelas jauh lebih adem naik MRT. Secara ongkos juga lebih mahal MRT. Cuma naik
bus ini nunggunya lumayan lama dan kita musti bener2 ngapalin jalur supaya
tidak salah naik bus. Perhatikan no bus yang datang.
3. Penginapan
Waktu itu aku menginap di Moni Hostel
di Boon Keng. 263 Lavender Street, Singapore. Hostelnya lumayanlah untuk harga SGD 91 per kamar untuk 4 orang. Lokasi hostel dekat dengan halte bus dan stasiun MRT
Boon Keng. Letak halte bus lebih dekat ke hostel. Stasiun MRT nya pun
sebenarnya gedungnya kelihatan dari hostel, hanya saja musti jalan kaki
sepanjang lapangan sepak bola karena antara hostel dengan stasiun MRT
dipisahkan oleh jalan raya dan lapangan yang luas. Hahahaha.....
Hostelnya lumayan. Maksudnya kamarnya
lumayan sempit. Hahaha... Ada 1 meja kecil di kamar dan 2 tempat tidur
bertingkat. AC-nya dingin. Wifi-nya lumayanlah, kadang connect, kadang tidak.
Kamar mandi di luar, campur untuk cowok dan cewek. Klo ga mau antri, mandilah
paling pagi dan paling malam. Hahhaha.... Ada air hangatnya. Ada free breakfast
dan air minum. Ada fasilitas hair dryer dan setrika. Untuk laundry musti bayar
SGD 10. Lumayan mahal ya. Di seberang ada Chinesse food yang buka sampai tengah
malam. Atau malah buka 24 jam ya. Soalnya waktu itu pulang sudah lebih dari jam
12 malam masih buka.
Yang kedua aku meniginap di Hotel 81
Dickson, Little India . (3 Dickson Road, Singapore) nebeng adikku. Hotelnya
lumayan bersih dan kamarnya cukup luas.Rate SGD 67 / malam. AC cukup dingin. Ada TV. Kamar mandi
dalam, hot water. Ada lemari kecil dan meja kursi. Hanya saja waktu itu kami
mendapatkan kamar yang bocor di hari terakhir menginap. Memang saat itu hujan
turun deras. Sekitar hotel banyak yang jual makanan buka 24 jam. Dekat dengan
Bugis Junction, stasiun MRT Bugis, Stasiun MRT Rochor, halte bus. Stasiun MRT
yang paling dekat Rochor.
Di dalam kamar Moni Hostel. Kamar cewek2 gaul. Maklum klo berantakan :D |
4. Etika
selama di Singapore
Singapore merupakan kota yang sangat
disiplin. Jangan buang sampah sembarangan, jangan menyeberang sembarangan. Aku
jarang melihat ada bak sampah di sana, tapi kotanya tetap bersih. Menyeberang
jalan harus lewat jembatan penyeberangan, underpass atau menyeberang di tempat
yang ditentukan dengan mengikuti rambu2 lalu lintas bagi pejalan kaki. Jika
sudah boleh menyeberang baru menyeberang. Meskipun sebenarnya jangannya cukup
lengang dan aku jarang banget melihat polisi yang bertugas tapi lalu lintasnya
sangat tertib. Bawalah sampahmu di kantong kecil di tas. Juga di dalam bus atau
MRT jangan makan atau minum, ada sangsi untuk itu. Di dalam bus atau MRT ada
seat khusus untuk orang tua, Ibu hamil, dan mereka yang membawa anak kecil.
Kursi itu berwarna berbeda dengan yang lain. Jangan duduk di kursi itu.
Biasanya kursi itu berada di paling ujung.
5. Bawalah
map dan peta MRT ke mana pun pergi.
Ini untuk mempermudah selama
perjalanan, karena di sana memang sangat jarang petugas yang bisa ditanyai. Aku
jarang banget lihat ada security. Mungkin pengamanannya sudah terkoordinasi
dengan sistem cctv yang canggih jadi tidak perlu ada petugas di mana2. Dan
petunjuk2 sebenarnya cukup lengkap meskipun kadang aku kebingungan dan banyak
nanya ke orang. Dan untunglah warga sana orangnya ramah2 dan dengan senang hati
mau membantu. Dua kali aku ditolong orang sana yang dengan sukarela bahkan mau
mengantar sampai kita menemukan stasiun MRT yang kita cari. Jangan lupa selalu
bawa paspor untuk berjaga-jaga jika diperlukan.
CATATAN AKHIR
Jangan
lupa bawa colokan universal karena colokan listrik di Singapore berlubang tiga.
Kalau perlu sekalian bawa beberapa colokan listrik karena tiap malam pasti kita
butuh banyak men=charge baterai. Seperti kita, satu orang saja butuh men-charge
3 gadget sendiri.
Banyak hal di Singapore yang membuatku takjub.
Jarang kulihat tempat sampah di sana, tapi setiap sudut benar2 bersih. Tidak seperti di Indo, hampir di tiap sudut ada tempat sampah, tapi sampah2 juga bertebaran di mana2. Yaaaa... kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya di Indonesia masih kurang.
Jarang kulihat security dan petugas di mall atau public area tapi semuanya tetap bisa berjalan dengan tertib dan kita tetap merasa safe. Hingga klo perlu nanya jalan suka bingung musti nanya ke siapa. Jadi we terus nanya aja ke orang2 di dekat kita atau orang2 yang ga sengaja berpapasan dengan kita.
Jarang kulihat polisi di jalan2 tapi lalu lintas tetap tertib. Bahkan saat lampu merah menyala dan kondisi jalan sedang kosong, kendaraan tetap mematuhi rambu2 lalu lintas. Klo di Indonesia, kesempatan emas seperti ini tentu tidak akan disia-siakan. Tancap gas.... Hahhaha.....
Di Singapore, pejalan kaki benar2 dimanjakan dengan adanya trotoar yang cukup luas. Terutama di kawasan Marina. Sering kujumpai orang2 yang lari2, berolahraga sore di sepanjang jalur pejalan kaki. Juga ibu2 yang jalan2 sambil mendorong stroller, mengajak baby-nya jalan2 sore. Berjalan-jalan santai dengan pemandangan laut yang cantik. Huehue.... jadi pengin tinggal sebulanen di sini.
Di
Singapore aku juga tidak pernah melihat pedagang kaki lima bertebaran di
pinggir2 jalan. Kotanya benar2 rapi dan tertata. Bahkan tak ada kabel2 yang
menjuntai di pinggir2 jalan. Hanya sekali aku lihat semacam pedagang kaki lima
di kawasan Marina Bay, di belakang hotel Fullerton. Sepasang oma dan opa yang
berjualan es krim. Hihi... seneng banget nemu es krim ini. Apalagi harganya
terjangkau. Jadilah jajan menikmati es krim sambil memanjakan mata melihat
kapal2 kecil yang berlalu-lalang di sungai.
Mungkin
karena tidak ada pedagang2 kaki lima ini juga ya yang membuat Singapore bersih
dari sampah. Jadinya tidak ada orang yang jajan di pinggir jalan, jadi bisa
meminimalizir sampah2 di jalanan.
Oh
ya, di Sing ada RM Padang lho. Ini kita lihat setelah kita kelar makan laksa
dan berjalan mencari halte bus terdekat.
Budget
selama di Sing.
Aku
di Sing dari Sabtu malam s.d. Rabu siang. 4N 4D. Aku membelanjakan total
sekitar SGD 270. Itu sudah termasuk bea makan-minum, oleh2, tiket masuk obyek
wisata, dan menginap di hostel selama 3 malam, malam ke-4 aku tidak bayar hotel
karena nebeng di hotel dedeku. Untuk transportasi aku lebih banyak menggunakan
bus dan MRT. Hanya 2x saja naik taxi. Untuk kartu EZ Link, pertama beli SGD 12,
kemudian 2x top up masing2 SGD 10. Dan itu pun masih sisa SGD 8,2.
Untuk
komunikasi, aku beli kartu Sing Tel SGD 10. Kemudian
mendaftar paket internet SGD 7. Kami pergi bertujuh, dan 3 dari kami pegang sim card Sing. Ini
tentu saja sangat penting untuk jaga2 klo2 kita terpisah, kita masih bisa
berkomunikasi melalui wa dan telepon, karena tidak setiap saat kita bisa
mengakses wifi gratis. Setelah pakai paket internet komunikasi via wa
lanciiiir... Tadinya waktu mengandalkan wifi, pesan masuknya suka tertunda agak
lama.
Tiket
masuk Botanical Garden – Orchid Garden SGD 5, Singapore river tour SGD 20.
Tadinya
kupikir penduduk Singapore, secara ekonomi mereka sudah mapan semua. Tapi di
hari 1 di Sing, sekitar jam 10 malam kami masih keluyuran di sekitar Bugis
Junction, kami melihat sepasang kakek-nenek sedang mengumpulkan botol2 plastik
bekas air mineral ke dalam karung. Mereka bekerja secara
terpisah. Aku sendiri yang menyimpulkan, mungkin mereka suami istri. Sedihnya
melihat mereka.
Yang
membuatku suka ga tega, di Sing para lanjut usia mereka masih bekerja.
Kebanyakan dari mereka menjadi pelayan di Mc D atau sebagai office boy dan
office girl. Kasihan mereka masih harus bekerja berat di usia senja. Tapi aku
pernah baca ini memang merupakan program negara Sing untuk memperhatikan para
lansia. Supaya mereka tetap sejahtera. Supaya mereka tetap bisa berkegiatan dan
menghasilkan. Yang semangat ya kek, nek, kerjanya jangan berat2.
Masih banyak tempat yang pengin kuexplore di Singapore. Waktu itu ga keburu ikut Tour gratis Changi Airport. Besok lagi mo pake penerbangan pagi supaya setelahnya bisa ikut tour gratis ini. Juga masih pengin ke Flower Dome dan Cloud Forest. Dan ada beberapa tempat lagi yang masuk list harus dikunjungi. Semoga dalam waktu dekat bisa segera ke sana lagi
Masih banyak tempat yang pengin kuexplore di Singapore. Waktu itu ga keburu ikut Tour gratis Changi Airport. Besok lagi mo pake penerbangan pagi supaya setelahnya bisa ikut tour gratis ini. Juga masih pengin ke Flower Dome dan Cloud Forest. Dan ada beberapa tempat lagi yang masuk list harus dikunjungi. Semoga dalam waktu dekat bisa segera ke sana lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar