BANGKOK - PATTAYA

Catatan perjalananku di bulan Mei 2013

Serasa mimpi, ternyata bulan ini kesampaian juga aku walking2 ke Thai. Di awal bulan permohonan izinku yang sudah lama kulayangkan, akhirnya mendapat izin meskipun dikurangi 1 hari dari permintaanku. Sungguh tak percaya. Tengkyuuu so much... Kirain aku tadinya ga akan bisa pergi.

Gerak cepat segera kubooking tiket yang biarpun masih tiket promo tapi harganya sudah melambung jauh. Hilang sudah kesempatanku booking tiket yang sempat membuka  di angka 350ribu on departure. Klo dari Indo, booking tiket lebih enak booking tiket pp sekalian. Klo beli misah2, nti buat tiket pulangnya diitung pake Baht. Lebih rumit kan. 4D3N. Itu buatku sudah sangat cukup. Aku pulang lebih awal dari teman2ku yang pergi 6D5N.

Aku ke Jakarta sore hari naik Cipaganti travel. Baru kali itu aku lewat tol Cipularang siang2, biasanya klo lewat malam terus. Ternyata pemandangan sepanjang jalan sangat indah. Serba ijo dan ijo. Sempat sama2 travel asal Bandung yang aku tahu tarifnya lebih murah dari Cipaganti mendahului travelku. Dalam hati aku berucap, ‘Itu travelnya lebih murah tapi jalannya lebih cepat ya. Pasti bakal lebih cepat sampai. Kenapa aku tadi tidak naik itu saja ya.’
Sampai di km banyak, aku lupa, ada peringatan ‘Hati2, jika jalan berkabut, harap jalan pelan2.’ Tulisannya seperti apa aku lupa tapi yang jelas intinya begitu. Tiba2 saja setelah aku baca peringatan itu, jalan menjadi berkabut. Benar2 ketutup putih semua, jalan ga keliatan apa2. Lampu mobil dinyalakan semua. Mobil di depan juga jalan sangat pelan2. Kabut itu berbau. Baunya masuk sampai ke dalam mobil. Ini mah asap. Kebakaran sepertinya. Dan setelah lewat beberapa meter kelihatanlah bahwasanya yang terbakar itu travel yang mendahului travel yang kunaiki sebelumnya. Penumpangnya pada keluar semua. Dalam hati aku kembali berucap, ‘untung tadi tidak naik travel itu.’ Hahahahaha............

Flight-ku pk.07.20 pagi. So jam 4 pagi hp-ku dah bunyi oleh telepon temanku yang membangunkanku menyuruh segera bangun dan mandi. Pk.05.00 taxi yang menjemputku sudah datang. Dan pk.06.00 kurang dikit kami sudah sampai di Terminal 3 Bandara Soetta.
Karena aku memang tidak bisa pergi tanpa bawa tolak angin, cologne, fresh care, dll, akhirnya kubawa juga ke kabin dengan kupastikan dulu sebelumnya per item-nya tidak boleh lebih dari 100 ml dan total ga boleh lebih dari 1 ltr. Cairan yg kubawa kuitung cuma sekitar 500 ml. Aku memang membawa serta air mineral yamg sudah kuminum separo dan aku sudah bisa menduga klo bakal kena razia. Dan benar saja,’Air minumnya dikeluarin.’ Hehehehe... dibuang sayang, akhirnya kuminum aja di depan petugasnya. Hehehehe.....

Oh ya, di Indo kena airport tax 150 ribu ya. Dan ini harus dibayar cash, tidak bisa bayar pake debit ato kredit.

You know, aku dapet teman baru yang menyenangkan di pesawat. Aku memang duduk terpisah dengan teman2ku karena memang saat booking tiket mereka lebih dulu beberapa bulan dari aku. Teman seperjalananku orang Malaysia. Kami banyak ngobrol. Tentu saja dengan dibantu tulisan tangan karena keterbatasan Bahasa Inggrisku dan perbedaan pengertian antara bahasa Indonesia dan Melayu. Dia ada training di Jakarta dan dalam perjalanan ke Bangkok karena memang dia kerja di sana. Jadi aku dapat banyak ilmu tentang Bangkok dan Malaysia dari dia. Teman ngobrol yang baik dan menyenangkan. Bahkan dia mentraktirku makan dan minum di pesawat. Tengkyuu so much.
We make a promise, someday if we get promo ticket, we will plan a trip together to somewhere. I hope so.
@Don Mueang airport
Penerbangan 3 jam berjalan lancar. Pk.10 pagi kita sudah mendarat di Don Mueang airport. Jadilah petualangan kami sebagai orang asing di sana di mulai. Uang yang ada di kami dalam pecahan 1000 B smua. Sedangkan untuk naik bus, taxi, belanja, kita butuh uang kecil. Dan bagaimana cara kami mendapatkan uang kecil? Tadinya aku berniat untuk membeli kartu perdana di minimarket yang ada di bandara, ternyata harganya cukup mahal, 300 – 400 B, itu udah include paket internet buat sebulan. Urung beli perdana yang kupikir itu mahal, akhirnya kuraih koran dengan tulisan Thai semua.
 ‘How much?’ tanyaku ke petugas.
‘10 B’
Itu kan sama aja dengan harga koran di Indo, 3 ribu rupiah. Ya sudah aja kubeli dengan selembar uang 1000 B yang sempat dicomplain ama kasirnya suruh bayar pake uang kecil. Akhirnya kami punya uang receh Thai juga. Hahahaha......
Mang bisa bacanya? Ya ga sih. Buat lucu2an aja..... :D

Uang kecil Baht pertamaku
Sempat pengin ngirit, berlagak dari bandara biar lebih irit mau naik bus saja. Berbekal kertas print out hotel kami dengan dua tulisan latin dan Thai, kami nanya2 ke petugas bandara yang berpakaian biru2. Mereka semua sungguh ramah2 dan dengan senang hati mau membantu. Tapi lagi2 dengan keterbatasan bahasa, bahasa Inggris yg sama2 little little dan bahasa Thai mereka dengan logat Thai yg sangat kental membuat kami sulit to understand, tapi aku dikit2 ngerti bahwa jika naik bus, petugas tidak bisa memastikan apakah saat kami turun nanti itu dekat dengan hotel kami atau tidak.

Tak mau ambil pusing, akhirnya kami menghampiri Taxi corner. Di situ tertulis bahwa taxi menggunakan ‘meter’ yang maksudnya memakai argometer, dengan tarif bawah. Ada charge 50 B untuk driver yang setelah kuitung-itung gapapalah merelakan 15 ribu yang penting kami bisa segera sampai hotel.

Letak bandara Don Mueang dari Bangkok cukup jauh. Jika mau cepat, kami harus melewati 2 tol yang di sana disebut ‘highway’. Oh ya kenapa kami turun di Bandara Don Mueang bukan Svarnabhumi? Itu karena penerbangan Air Asia sekarang semuanya dialihkan ke sana semua. Dan itu sungguh memudahkan kami karena Bandara Don Mueang relatif kecil dibandingkan dengan Suvarnabhumi yang konon kata jarak antara tempat check in dan boarding bisa 1 km sendiri. Dan ini dibenarkan oleh sesama penumpang bus prima jasa yang duduk di sebelahku dalam perjalananku kembali ke Bandung. Dan kata sopir taxi yang mengantarku ke airport saat mau pulang ke Indo, di Bandara Svarna bhumi ada banyak mafia, kita harus berhati-hati di sana.

Jangan khawatir dengan taxi2 di Bangkok, mereka rata2 jujur dan ramah2. Tapi tentu saja jangan lupa tanya ‘use meter?’ saat mau naik. Sopir taxi yang mengantarku ke hotel orangnya sangat ramah. Dia jago berbahasa Inggris. Baru kali ini aku mendapati sopir taxi yang mau membayarkan dulu bea tol pake uangnya. Hahahaha. Untuk memastikan kuminta karcisnya. Dan benar saja sesuai yang dikatakannya, 2x tol, itu 60B dan 45B.

Sopir yang benar2 baik hati. Bahkan dia berhenti sejenak, mengeluarkan hp-nya, telp pake hp-nya ke hotel, untuk memastikan di manakah lokasi hotel kami. Dan yang membuatku takjub, hp-nya Samsung S3 booooo..... Benar seperti yang kubaca, rata2 orang Thai menggunakan iphone dan Samsung. Tidak ada yang menggunakan Blackberry. Dan mana ada sopir taxi di Indo yang saat sudah sampai di tujuan masih mau berhenti dulu untuk mencatatkan nama2 tempat dalam tulisan Thai seperti yang kuminta. Ya, banyak yang berpesan padaku untuk minta dicatatkan nama2 tempat pake tulisan Thai karena tidak banyak orang Thai yang bisa berbahasa Inggris.

Hotel kami di Khaosan Road. Hotel Sawasdee. Ternyata letaknya sangat berdekatan dengan Grand Palace, Wat Po dan Wat Arun. Tinggal jalan kaki sudah sampai. Kebeneran yang kebetulan. Dan kebeneran pula, di sepanjang area itu banyak banget orang yang jualan. Baju2 yang lucu2, sepatu, aneka souvenir. Kayak di kaki lima di kawasan Malioboro - Yogya gitu. Yang jualan ada beberapa yang bule. Ada kaos2 kutung warna putih seharga 150B yang menarik perhatian kami. Yang sangat sulit ditawar yang membuat kami memutuskan untuk beli di Chatucak market yang terkenal murah2. Dan itu membuat kami menyesal karena ternyata baik di MBK dan Chatucak, harga 150B itu wajar dan kami tidak menemukan kaos dengan gambar yang sebagus dan seunik di Khaosan Road. Huehue... menyesal... Karena waktu tidak memungkinkan bagi kami untuk kembali ke khaosan Road lagi.

 Khaosan Road
Setelah lunch yang kami memilih lunch di Mc. D, hahahaha... jauh2 ke Bangkok hanya untuk makan di Mc. D.  Ini karena kami merasa tidak cocok dengan makanan yang kami lihat di sepanjang jalan. Mc. D pun makanannya sudah disesuaikan dengan lidah Thai dengan diberi taburan daun basil. Ya, orang Thai sangat suka daun basil. Akan sangat banyak dijumpai gerai2 makanan di pinggir jalan yang menyediakan daun basil (kayak daun kemangi/serawung) untuk lalapan. Dan di Mc. D pun saosnya ada tambahan saos Thai, saos yang bercita rasa asam.
@Mc D


GRAND PALACE

Usai makan kami melanjutkan walking2 kami ke Grand Palace. Berhati-hatilah dengan tuk2 yang akan berusaha menjerumuskan anda. Dua kali kami ketemu dengan sopir tuk2 yang bilang klo hari itu Grand Palace tutup dan baru akan buka keesokan hari. Untung sebelumnya aku sudah dibekali buku ‘100 thing about Bangkok’ dan ‘Jalan2 murah meriah ke Thailand karangan Mas Ariy’. Sopir tuk2 ini menipu anda. Nantinya dia akan membawa anda ke wat2 kecil dan toko perhiasan supaya dia mendapatkan uang bensin 5 liter. Hehehehe.....

Bangkok benar2 hot. Cuaca ini benar2 membuat kami dehidrasi. Bentar2 harus minum mpe bekal minum kami habis.
Bea masuk ke Grand Palace @500B. Oh ya, untuk masuk ke Grand Palace kita harus berpakaian yang sopan. Sempat takut karena aku dan Neng make sandal kayak sendal jepit. Kami sempat mau cari sepatu dadakan di sepanjang Khaosan Road tapi kami tidak nemu, banyakan yang dijual sandal. Kemungkinan sendal jepit yang benar2 sendal jepit dari karet yang tidak diperbolehkan masuk. Celana pendek di atas lutut dan baju ‘u can see’ benar2 dilarang. Kulihat turis2 dari Cina yang sudah membeli tiket, ada beberapa cewek pake dress lekbong, memakai semacam selendang atau pashmina untuk menutupi bahu mereka. Ama petugas yang berpakaian militer, mereka benar2 dilarang masuk. Kain penutup bahu disentakkan oleh petugas dan mereka dilarang masuk. Kasihan juga melihatnya, tiketnya kan jadi mubazir.
Hari itu benar2 ramai dengan banyak rombongan turis yang berlalu lalang. Plus, orang2 dalam dari palace yang sedang sibuk mempersiapkan perayaan Waisak. Untuk berfoto aja kita harus menunggu cukup lama saking banyaknya orang2 hilir mudik di depan kita.

 

Berkeliling Grand Palace benar2 membuat kami kelelahan. Palace area yang begitu luas ditambah udara yang sangat panas membuat kami harus beberapa kali beristirahat duduk bersandar di tempat yang teduh.








WAT PHO

Usai dari Grand Palace kami melanjutkan langkah kami ke Wat Po. Mampir dulu ke Seven Eleven semacam Alfa Mart di Indo yang banyak dijumpai di sana. Harganya pun wajar. Beberapa kali nanya ke orang2 di pinggir jalan takut kami salah arah. Asal tanya ke pedagang2 atau mereka yang terlihat pakai pakaian kerja itu aman. Asal jangan tanya ke sopir tuk2. Biar ga ngerti bahasanya, asal kita bilang Grand Place, Wat Po atau Wat Arun mereka akan paham.

Dari pintu keluar Grand Palace, kita berjalan ke kiri menyusuri tembok putih pembatas Grand Palace mpe mentok kemudian ke kiri dan ke kiri lagi tanpa nyebrang kita sudah akan sampai di Wat Pho.
Oh ya, di sepanjang jalan menuju Wat Pho ini banyak banged orang jualan. Kebanyakan makanan. Dan yang membuat kita tertarik coz saking panasnya, buah dingin. Dijual per kantong 20 B. Kami jadi menggemari mangga bangkok. Ada juga yang jual hewan2 kecil yang digoreng kering, kayak belalang, kecoa. Dan tak satu pun dari kami yang mau nyoba. Hiiiiiii.....

belalang goreng, kecoa goreng, dll. want to try????


Tiket Wat Po seharga 100 B. Dari tiket yang kita beli, kita akan mendapatkan free air mineral berlogo Wat Pho dengan menukarkannya di dalam wat Pho. 
Di Wat Pho ini kita akan jumpai Patung Budha tidur. Patung yang sangat besar yang terbuat dari emas. Untuk masuk ke dalam kita harus melepas sandal. Di pintu masuk sudah disediakan banyak kantong untuk tempat sandal kita.
Lumayan, dapat free air mineral
Di Wat Pho di area patung Budha tidur, ada banyak guci berjajar di sisi belakang patung. Kulihat ada orang yang berjalan mengisi tiap2 guci ini dengan kepingan uang logam, menimbulkan bunyi creng... creng... Saat kuhitung ada 100 guci lebih. 108 klo aku ga salah ngitung. Wah musti bawa 100an lebih recehan klo niat mau ngikutin ritual di situ.




WAT ARUN


Menyeberang jalan dan berjalan lurus sekitar 5 menit, kita sudah sampai di Wat Arun. Kita melewati pasar yang disebut Wat Arun market. Di situ ada banyak dijual aneka ikan laut yang dikeringkan. Lebih ke dalam di dekat tempat kita beli tiket boat untuk menyeberang ke Wat Arun, di situ ada dijual aneka tas2 dan pernik2 khas Thai dengan desain yang unik2. Aku sempat beli 2 tas slempang ala Thai yang bisa ditawar seharga 100 B. Tadinya kupikir beli tas2 yang lainnya nanti di Chatucak atau MBK aja pasti di sana akan ada lebih banyak dengan harga yang lebih murah. Ternyata tidak saudara2. Tas2 slempang tidak lagi kujumpai baik di MBK atau Chatucak. Bahkan tas2 di MBK dan Chatucak pun mentok bisa ditawar paling murah 100 B. Sama aja kan harganya. Menyesaaal lagiii....



Wat Arun Market
Untuk menyeberang kita cuma bayar 3B per orang. Menyeberang sekedipan mata coz tau2 aja kita udah sampai di Wat Arun. Kita cuma melihat Wat dari kejauhan. Kita lebih memilih duduk2 di taman. Sudah amat sangat cape. Berbeda dengan wat2 yang lain, Wat Arun kayak candi Borobudur di Jawa Tengah. Ada banyak tangga untuk mencapai puncak. Melihatnya aja udah bikin cape, dan tak ada satu pun dari kita yang mau mencoba naik ke sana.

Di pintu masuk Wat Arun ini kita mengalami kejadian yang membuat kita ketawa terus jika ingat. Secara pada narsis, di pintu masuk ada ornamen2 buat foto dengan lubang di bagian kepala. Spontan aja Riz n Sint udah nampang bergaya minta Neng motoin. Usai foto ada ibu2 galak yang datang terieak2 minta kita harus bayar 40 B sambil menunjukkan tulisan yang membelakangi pintu masuk. ‘Take a picture 40 B’.
Hadoooh... mana tahu ada tulisan di situ.
‘Bayar.... bayar.....’
Dia bisa bahasa Indo tapi cuma kata ‘bayar’ doank.



Hahahahaha.... Jadi inget cerita temanku. Katanya tour guide-nya waktu ke Thai lebih suka nganter2 turis dari Indo coz dia tidak usah banyak ngomong njelasin suatu tempat, mpe lokasi, orang Indo sudah sibuk berfoto-foto. Nah, kayaknya yg banyak kejebak berfoto di sini orang Indo, makanya dia jadi bisa ngomong ‘bayar’. Hahahahaha.......

Di sini juga kita ketemu teman baru, orang Thai, namanya Choi dan Wan. Melihat kita kebingungan cukup lama mempelajari peta Thai sambil browsing2 mencari tahu di manakah letak Asiatic night market yang katanya berada di sepanjang sungai Chao Praya. Choi dan Wan ini orangnya sangat baik. Benar2 niat membantu kita. Tapi bahasa Inggrisnya yang little little-nya parah membuat kita benar2 ga ngerti apa yang diomongkannya karena dia lebih banyak make bahasa Thai-nya. Saat aku tanya,’Where is your house? Your home? Near from here?’ Sambil nggambar bentuk rumah pake jari2 tangan saking dia tetep ga ngerti, yang akhirnya dia jawab ‘hospital’ yang belakangan setelah nyebrang kembali dari wat Arun ternyata dia kerja sebgai perawat di rumah sakit. Hahahaha.....
Wat Arun saat senja, lampu2 sudah mulai menyala
Choi dan Wan ini sangat baik. Mereka bahkan masih menemani kami saat berbelanja di Wat Arun Market. Dia yang menawarkan tas slempang untukku dan tas cantik seharga 450B yang cuma bisa ditawar jadi 350 B yang akhirnya urung kubeli.
tas selempang ala Wat Arun Market

Dia juga yang mencarikan taxi untuk kami untuk pergi ke Siam. Bingung mau ngasih mereka apa buat kenang2an, akhirnya terpikir kenapa ga ngasih uang rupiah aja. Kuambil lembaran Rp.10.000 dan Rp.5.000 yang masih baru dan kukasih ke Choi. Dia benar2 menolak tapi aku bersikeras memberikannya. ‘It’s for you. It’ for souvenir. Just for merchandise’.
Dia tetep ga ngerti. Wan malah memberikan 100 B ke sopir taxi, dia bilang ‘exchange’. Kami menolaknya dan mengambil uang itu dari sopir taxi dan mengembalikannya ke Wan n segera berlalu. Masak iya Rp.15.000 ditukar 100 B. Rp.15.000 dengan Rp.33.000, wah kamu rugi Wan. Mungkin kamu pikir nominal rupiah itu besar ya.
Bye bye Choi.... Bye bye Wan....
Tengkyu so much....

SIAM: MADAME TASSAUD

Madame Tussauds ini berada di kawasan Siam. Di sana berjejer 3 mall besar: Siam Paragon - Siam Center – Siam Discovery. Berdasar urutan, Siam Paragon ini yang barang2nya paling murah dibandingkan 2 mall yang lain. Yang paling mahal tentu saja Siam Discovery. Madame Tussauds ini berada di Siam Discovery. Tiket masuk, kami sudah membeli sebelumnya via online, karena beli via online lebih murah daripada beli langsung di sana. Kita waktu itu cuma dikasih waktu 50 menit karena M. Tussauds udah mau tutup. Kita disarankan untuk ke sana keesokan hari karena besok pun tiket kami masih berlaku. Tapi kami memutuskan untuk masuk hari itu juga karena besok lagi kami sudah ada rencana lain. Ya, kami tahu di dalamnya cuma ada patung2. Berfoto-foto dengan patung sebentar saja sudah cukup. Dan benar saja, sebelum waktu 50 menit itu habis, kami sudah selesai berfoto. Baterai kameraku dan Neng pun juga sudah habis. Hahaha....
Ama Bruce Lee

Jd bintang tamu Oprah

With Madonna
Gantengnya Tom Cruise
Ama Mas Brad Pitt n A. Jolie
Waktu itu benar2 saat yang tepat bagi kami untuk ke M. Tussauds karena tak seorang pun selain kami yang berada di sana. Jadi benar2 berasa private, ga pake acara rebut2an, sangat santai, ga malu mau bergaya apapun. Hahahaha...
Dua lantai tapi sedikit koleksi di lantai dua. Yang bikin kami ngakak, saat berfoto bersama Obama&Michelle Obama, ternyata ada petugas yang memotret kami. Sempat kaget, trauma dengan kejadian sebelumnya di Wat Arun, takut kena charge lagi. Ternyata tidak. Kami dikasih kupon, nanti kami bisa melihat  foto kami di pintu keluar. Jika suka kami bisa beli, tapi jika tidak, tidak jadi masalah. 1 foto 300 B. Ternyata orang ini bisa sedikit berbahasa Indonesia. Jadilah kami sedikit ngobrol pake bahasa Indonesia.

Sebelum pulang, biar ga usah repot cari makan lagi, kami putuskan untuk makan sekalian di sana. Mencari yang paling murah, tentu saja kami harus menuju Siam Paragon. Food court terletak di area lantai dasar Siam Paragon, so kita bersyukur ga perlu susah2 naik turun eskalator. Sudah teramat lapar. Di situ ada banyak pilihan menu. Kami memilih area food corner dengan banyak pilihan menu. Aku memilih noodle with duck fillet yang dari gambarnya terlihat enak dan memang benar rasanya enak. Harganya 150 B ya sekitar 45 ribu rupiah lah. Temen2ku memilih nasi sup tom yam yang kata mereka juga enak. Harganya sekitar 145 B. Ya, kata atasanku sebelumnya, makanan di situ recommended dengan harga yang tidak terlalu mahal.


Noodle with duck fillet

PENGALAMAN DI HOTEL 

Hotel kami lokasinya bener2 strategis. Selain deket dengan Seven Eleven, deket pula dengan agen2 bus tempat kami bisa pesan tiket ke Pattaya. Di hotel tempatku menginap ada disediakan kartu perdana. Aku membeli perdana True Move seharga 50 B. Top up pulsa bisa di Seven Eleven. Aku sempat dua kali top up pulsa senilai 100 B dan 150 B. Itu habis kupakai buat telp ke Indo cukup lama. Hotel kami disediakan fasilitas wifi. Jika ingin menggunakan internet dengan komputer2 yang ada di area lobi kena charge 50B/hours. Kamarnya cukup nyaman, ada tivi, AC dan air panas. Jangan khawatir handuk juga disediakan. Di dekat pintu ada kulkas yang cukup besar yang membuatku takjub. Saat di hotel berbintang, sekalipun aku belum pernah mendapati kulkas segedhe itu. Boros amir...

Dan yang benar2 membuat kami harus teliti, kami ga baca tulisan yang ditempel di pintu kulkas. Itu membuatku n Neng dipanggil petugas saat kami sudah turun tangga mau check out. Ternyata barang2 yang ditaroh di atas kulkas itu kena charge. Neng make pasta gigi kena 35B, aku ambil peta Bangkok kena 55 B. Dan untung sikat gigi yang sudah kumasukin tas belum jadi kupakai, jadi kukembalikan saja. Dan tololnya bungkusan plastik warna pink yang kukira hair cup, ternyata itu c*nd*m. Owmaigat.... habisnya tulisannya pake tulisan thai semua dan ga ada petunjuk gambar apapun. Hahahaha..... Kacau...... malu2in aja....

Dan ternyata bukan hanya aku n Neng yang terpaksa harus bayar. Seorang bule, dia terpaksa harus bayar peta Bangkok yang dibukanya. Tapi dia keukeuh ga mau bayar tuh peta. Dia ga tahu klo harus bayar, dan dia kemudian mengembalikan peta itu biarpun sudah dibukanya. Terjadi perdebatan yang cukup sengit antara tu bule dan resepsionis hotel yang dimenangkan oleh si bule. Hahahaha.... Aku ga bisa sengotot dia. Gapapa deh bayar 55 B.

PATTAYA

Dari hotel dengan berjalan kaki dikit kita sampai ke tour agent. Kita beli tiket bus ke Pattaya seharga @250 B. Jadwal keberangkatan yang kuingat 06.00 dan 09.00 pagi. Oh ya, tidak ada perbedaan waktu antara Indonesia dan Thailand, jadi kita tidak perlu pusing soal waktu di sana.
Kita menggunakan mini bus yang semua tempat duduknya terisi. Bule di depanku ngomel2 terus pake bahasa Inggris. Dia ga suka karena di dalam bau rokok. Dia minta jendela dibuka. Tidak sehat katanya. Dia juga marah2 saat ada orang yang ikut naik terus berdiri di dekat pintu. kayak kernet mungkin. Dia marah2, katanya dia jadi merasa tidak nyaman. Dia menunjukku yang duduk satu kursi untuk berdua. Kok tega sedang di sebelah istrinya kursi untuk menaruh tas2. Bus akhirnya berhenti, tas2 ditata di belakang dan aku kemudian duduk bersebelahan dengan bule itu.

Perjalanan dari Bangkok ke Pattaya sekitar 2 jam. Tidak terasa lama coz kita lewat high way. Aku banyak ngobrol dengan bule itu. Saat macet dia tanya, di Indonesia apakah ada macet. Kubilang di Jakarta the traffic jam is more.... Di Bandung pun sekarang udah macet. Dia pasti bakal kesel banget kena macet di Jakarta coz yang dia bilang traffic jam di Bangkok itu buatku sama sekali ga macet coz masih bisa jalan cukup lancar biarpun agak pelan.

Saat di tanya apakah di Indonesia hot? Kubilang Bangkok more hot. Ya, memang Bangkok panas banget. Terlihat pohon2 kelapa di sepanjang jalan, daun2nya terlihat coklat terbakar matahari. Padahal pohon kelapa kan pohon yang tahan panas ya, kok bisa ga kuat, berarti panasnya sudah keterlaluan.

Bule itu yang aku tidak tahu namanya banyak cerita tentang negaranya. Dia bilang klo mau liburan ke Australia harus 2 minggu. 1 minggu tidak akan cukup. Pantai di sana bagus2. Dan saat kutanya mana yang the best, dia bilang Sidney, ada pantai dan mountain, jadi udaranya enak, dingin. Tapi dia bilang travelling ke Australia so expesive, ya karena apa2 di sana mahal. Transport, hotel dan makanan sangat mahal.

Dia belum pernah ke Indonesia. Sehabis dari Bangkok dia kan melanjutkan perjalanan ke Bangladesh untuk urusan bisnis. Dia ga yakin bakal cocok dengan makanan di sana coz so spicy. Itu yang membuatku tertawa saat turun dari bus sesampainya di Pattaya, dia langsung masuk ke MC. D. Hahahaha... rupanya dia ga cocok juga dengan masakan Thai.

Dan yang lucu, driver bus yang kami naiki, sama sekali tidak bisa bahasa Inggris. Tiap ditanya dia ngangguk2 kayak ngerti sambil bilang ‘yes’ dengan mantaph. Saat kutanya, ‘What’s the name of this place/’. Karena kulihat sekeluar dari highway kita seperti memasuki pertokoan, dia jawab ‘Toilet’. Ternyata kita berhenti di rest area. Saat temanku tanya berapa lama lagi sampe, dia bilang ten minute. Mungkin maksudnya kita dikasih waktu 10 menit untuk ke toilet. Bener2 nggak nyambung. Si bule ikut tertawa saat mendengar jawaban driver waktu kutanya.

Memasuki Pattaya, si bule tampak tak antusias melihat pantainya. Begitupun aku. Dia bilang pantai2 di Australia benar2 lebih bagus. Itu yang membuatku heran, kenapa dia mau ke Pattaya. Kataku jauh lebih bagus pantai2 di Wonosari. Ya, aku masih penasaran dengan Phi Phi island, Krabi island, Coral island yang katanya bagus. Pengin ke sana tapi waktu benar2 tak memungkinkan. Untuk ke sana harus pergi meluangkan waktu secara khusus ke sana.




Karena kita belum booked hotel sebelumnya, kita berjalan kaki menyusuri pertokoan di pinggir pantai mencari hotel. Kita sengaja mencari hotel yang agak masuk ke gang supaya mendapat lower cost. Dan perjuangan kita tidak sia2. Kita menemukan ‘Henry Apartment’ yang sungguh ajaib, ada tempat to stay sekeren itu masuk2 ke gang. Sebelumnya dengan setengah hati kita berjalan mengikuti anak panah petunjuk apartment. Masuk gang2 berada di belakang rumah penduduk. Bener2 keren. Bahkan jauh lebih2 keren dp hotel kita di Bangkok yang seharga 300 ribuan rupiah. Saat tanya harga, itu lebih membuat kita shock mpe bertanya memastikan mpe beberapa kali. 600 B only, setara Rp.180.000. Murah bangeeeed.... Dengan fasilitas AC, kulkas, air panas, meja-kursi untuk bersantai, tv dengan siaran yang tv cable yang kualitas gambarnya bagus banged ga ada nyamuknya sama skali, ada 97 channel. Lumayan kita bisa cari channel berbahasa Inggris.

Letak hotel dekat banget dengan pantai dan ‘walking street’. Klo malam ga usah pusing cari makan karena di sepanjang jalan banyak yang jualan. Petugas hotelnya pun ramah dengan bahasa Inggris yang lumayan bagus.

Pattaya merupakan kawasan pantai yang sudah sangat maju. Kota pantai klo kataku. Bagaimana tidak, di pinggir pantai ada 3 mall gedhe, ada banyak hotel berbintang, ada banyak resto, ada Mc. D, ada Piza Hut, banyak taxi dan tuk tuk lewat, banyak orang jualan di pinggir pantai, banyak berjajar-jajar motor2 yang disewakan bahkan termasuk harley pun disewakan. Dan banyak juga cewek2 yang menjajakan diri. Kami baru sadar saat kami duduk2 di tepi pantai membelakangi pantai, ada 3 bule lewat, melihat kami sambil tertawa cekikikan. Ga tahu apa di pikiran mereka, mungkin mereka mengira kami juga menjajakan diri. Hadoooh... kami pun segera berlalu dari situ dan memilih ngadem di mall sembari menunggu pertunjukan Alcazar pukul 18.00.

Motor2 yg disewakan





Di sepanjang jalan di pinggir pantai banyak yang memjajakan buah dingin dan fresh juice. Tadinya kami tidak tertarik beli jus. Melihat botol kemasannya takut tidak higienis. Tapi melihat begitu banyak yang beli, akhirnya kami tertarik untuk mencoba dan ketagihan. Aku mpe beli beberapa botol untuk disimpan di kulkas. Jus mangga, jus jeruk, jus rosella. Semuanya enak dan yang kami paling favorit jus mangga. Ada satu lagi jus warna ijo yang kami belum nyoba dan tidak tahu itu jus buah apa. Dijual seharga 20 B. Ya rata2 makanan dijual 20 B.

Tuk2 di Pattaya
Tempat pertunjukan Alcazar tidak jauh dari Pattaya. Kami ke sana dengan naik tuk tuk besar. Tapi ati2 klo naik tuk2, tanya dulu lewat ke Alcazar ga, dan tanya harga, klo ga suruh bayar mahal. Driver di depan, penumpang di belakang. Saat tuk2 sudah jalan, penumpang berkomunikasi dengan driver dengan memencet tombol bel yang ada di atap tuk2. Kami naik tuk2 ke Alkazar dengan membayar 20 B/ orang.
Ada yg jual buah-buahan juga. Ini di belakang Mike shopping mall

ALCAZAR

Rame bener. Ternyata tiket udah diborong oleh rombongan tour dari India. Bisa mpe 6 bus sendiri coz kulihat bus2 keluar masuk isinya orang India semua. Itu yang membuat kami hampir saja ga kebagian tiket. Terpaksa kami duduk terpisah dua2, di tengah dan pinggir. Per orang membayar 600 B.





Sebelum pertunjukan ada waria yang keluar. Jika ingin berfoto dikenai tarif 40 B sekali foto. Ati2 ya klo mau berfoto, terutama untuk cowok2, coz ada beberapa cowok yang terpaksa harus membayar mpe banyak Baht coz saat foto, si waria iseng naroh tangan tu cowok ke payudaranya dan untuk itu si cowok harus membayar mahal. Hahahaha.... kasihan.... kena loe....
So.... buat para cowok, yang pade ati2 ya.......


Benar2 penuh sesak. Untuk masuk ke arena pertunjukkan aja kita harus berjalan berdesak-desakan. Di dalam kita tidak boleh memotret atau memvideokan. Tapi kulihat ada banyak yang maksa motret dan make handycam. Akhirnya aku pun ikut2an juga. Hehehehe...

Kataku ni pertunjukan reccomended banget. Pantes mpe terkenal banged. Klo ke Pattaya, wajib nonton ini. Sama sekali ga ada adegan vulgar seperti yang kubayangkan sebelumnya. Mereka menampilkan pertunjukan tari dan musik dengan kostum yang bener2 keren. Tata panggung, tata cahaya, koreografi semuanya keren. Semuanya berlangsung cepat dan tak ada jeda waktu yang kosong. Salut, mereka benar2 team yang kompak. Bahkan saat mereka lipsynch pun, gerak bibir mereka tampak menyatu dengan lagu, seolah mereka benar2 menyanyi. Padahal lagunya dari berbagai negara dan menampilkan budaya dari berbagai negara. Salah satunya dari Indonesia. Diiringi lagu Cici Faramida ‘Wulan Merindu’ lengkap dengan kostum Minang dan background rumah adat Minangkabau. Penari2 berlenggak-lenggok menarikan tarian Minang dengan apik. Ini yang membuat kami dari Indonesia bertepuk tangan paling keras. Gimana tidak, lagu tetap dinyanyikan dalam Bahasa Indonesia. Ikut bangga juga salah satu lagu dan budaya Indonesia ikut terpilih untuk ditampilkan tanpa merubah apa pun.
Wulan Merindu

Ending, semua pemain ngumpul
Selesai pertunjukan semua penonton digiring keluar menuju area terbuka yang disitu sudah menunggu waria2 yang tadi pentas untuk berfoto bersama. Dengan genit dan manja mereka memanggil-manggil penonton untuk berfoto bersama mereka. Kita ga ikut menyaksikan kehebohan ini. Kita memilih langsung pulang naik tuk2.
Beruntung setelah 2 tuk2 menolak kita, akhirnya ada satu tuk2 yang bersedia mengantar kita kembali ke Pattaya. Males uy mau jalan kaki, kaki sudah berasa mau patah. Padahal sebenarnya klo jalan kaki ga seberapa jauh.
Driver minta 200 B untuk kita berempat. Kutawar jadi 150 B.

THAI MASSAGE

Badan yang teramat cape, kaki yang berasa mau patah, sedangkan kita bolak-balik melewati banyak tempat Thai massage yang berjajar di sepanjang jalan dengan harga yang terpampang cukup besar. Thai massage, foot massage rata2 200 B/h. Ada juga yang mematok harga 190 B. Setelah diitung-itung 200 B alias Rp.60.000 itu tarifnya sama aja dengan massage di Indonesia, akhirnya masuklah kita ke Lucky Massage. Tempat massage yang menurut kita tempatnya lebih recommended dibandingkan yang lain2. Tampak terang dan bersih, ga remang2 kayak kebanyakan tempat massage yang lain.

Rada was2 juga melihat gambar2 Thai massage yang tampak pasien badannya dipuntir-puntir. Deeeuuuh... sakit ga ya..... Terlebih pas aku kebagian jatah di-massage oleh ibu2 berumur sekitar 50an dengan badan yang gendut. Hadooooh..... kalau mpe ditindih dia kuat ga ya. Rada khawatir juga terlebih melihat 2 temanku yang seruang ma aku ditangani oleh mbak2 cantik yang badannya langsing2.

Keterbatasan komunikasi coz mereka ngerti bahasa Inggris just a little, akhirnya sebentar2 kita teriak ‘slowly’....
Saat mau bilang ‘geli’ lebih bingung lagi harus bilang apa, akhirnya bilang aja ‘funny’. Hahahaa.... Tapi akhirnya mereka mengerti. Mereka bilang ‘cekkeci’. Ga tau nulis benarnya gimana.
Setelah Thai massage kita disarankan untuk tidak mandi dulu sampai pagi. Tapi aturan ini kulanggar saudara2, mengingat badanku yang lengket semua. Setelah selang beberapa jam akhirnya kuputuskan mandi dengan air hangat. Memang idealnya kita mandi dulu sebelum Thai massage, biar pulang2 langsung bisa tidur. Tadinya aku sudah memperkirakan demikian. Kuminta pulang dulu ke hotel untuk mandi, baru kemudian Thai massage, tapi rombonganku pada ga mau. Ya sudah, dinikmati saja.


Dan apa pendapat kami tentang Thai massage?
Biarpun badan sedikit sakit saat dipuntir-puntir dan ditindihin, tapi habis itu badan berasa enteng banget. Membuat kami mpe pengin mengulang Thai massage lagi. Dan Thai massage ini satu2nya yang membuat kami pengin balik ke Pattaya lagi. Thai massage di tempat yang sama. Kenapa pengin balik ke tempat yang sama? Karena di sana tempat massage-nya benar2 bersih, rapi dan wangi. Pelayanannya pun baik. Orang2nya ramah2.

MENGEJAR SUNRISE DI PATTAYA

Sebelumnya aku sudah tanya ke petugas apartment, klo mau lihat sunrise di mana. Dia bilang di North Pattaya. Sedang aku ga tahu saat itu posisi kita di Pattaya sebelah mana. Aku ga baca kartu nama yang kuambil dari resepsionis, padahal di situ jelas2 tertulis ‘South Pattaya. Rada ga yakin, tapi kuputuskan untuk bangun pagi2 siapa tahu ternyata bisa melihat sunrise di pantai dekat kami menginap.
Karena yang lain pada ga mau dibangunin, akhirnya aku jalan2 pagi sendiri menyusuri pantai. Terlihat kesibukan gadis2 yang menjajakan diri berjalan mau pulang. Tapi masih ada juga kulihat bule ma gadis Thai yang masih sibuk beraktivitas di kejauhan. Hihihi....

Petugas bersih2 sibuk menyapu membersihkan sampah2 yang banyak bertebaran. Memang ga ada indahnya di pantai ini, tapi lumayanlah bisa menikmati segarnya udara pantai.
Aku tanya pada pelayan di Seven Eleven, dia ga ngerti bahasa Inggris. Nanya ke gadis pantai yang sudah pasti ngerti bahasa Inggris, katanya aku bisa lihat sunrise di pantai tempat aku berada. Ya sudah, aku duduk2 saja di pinggir pantai sambil menikmati debur ombak. Nelepon ke rumah cukup lama sambil menikmati keriuhan burung2 merpati yang mendapat jatah makan pagi itu dari seorang dermawan yang membagikan sekantong butiran jagung untuk puluhan burung merpati. Ya, di Pattaya ada banyak banget burung merpati yang beterbangan bebas. Ibu itu tampak senang dikelilingi oleh puluhan merpati. Yang melihat pun ikut senang.




Dan benar saja mpe pukul 7 tak kujumpai sunrise di sana. Kulihat di kejauhan tertutup bangunan2 tinggi, matahari mulai tinggi. Yeeaaah... ternyata sunrisenya jauh di ujung sana.
Ya sudah akhirnya aku memilih back to hotel sambil menenteng gorengan yang pagi2 ada dijual di pinggir jalan. Kupikir beli 20 B bakal dapat dikit, ternyata dapat sekantong plastik dengan isi cukup banyak. Ubi goreng dan pisang goreng yang adonannya dicampur wijen. Oh ya, di sana jangan heran ya klo banyak dijual ayam goreng, lele goreng di pinggir jalan, dijual tanpa nasi. Bagi mereka itu adalah makanan cemilan. Cemilan berat. Hahaha.....

Gorengan Thai, ada wijennya


Asian food Indian taste. So spicy. tdk cocok dgn lidah kita

Ada yg jual corn cup juga @20 B
WALKING STREET

Di Pattaya ada area yang disebut walking street. Ada tulisan gedhe2 ‘Walking Street’ di gapura yang tulisannya akan menyala di malam hari. Di area itu memang hanya dikhususkan untuk pejalan kaki. Area itu baru akan tampak hidup di malam hari lengkap dengan hingar bingar suara musik. Ya, di area itulah bar2 dan pub berada. Saat malam tiba akan penuh sesak dengan orang2 yang berlalu lalang. Orang2 yang sekedar jalan2 pengin tahu dan mereka yang memang ingin menikmati dunia malam di Pattaya. Di pinggir jalan banyak yang menjajakan makanan, terutama makanan yang serba ditusuk kemudian dibakar. Kayak bakso dari aneka daging termasuk pork, sosis, chicken, beef yang ditusuk bersama cabe rawit. Aku sempat nyobain chicken tapi kurang suka rasanya coz dibumbui asem. 

Walking Street siang hari
Walking Street malam hari






BACK TO BANGKOK

Sekitar pk.10.00 akhirnya kita back to Bangkok. Sesuai petunjuk petugas hotel kita menuju bus stop di area dekat Walking street, di seberang Seven Eleven. Tapi parah, di situ baik petugas maupun driver semuanya sama sekali ga ada yang ngerti bahasa Inggris. Yang penting mereka tahu kita mau ke Bangkok yang mereka baca ‘Bengkok’.
Per orang dikenai 97 B yang nanti akan dibayarkan di ticketing area di pom bensin di area highway. Tetapi sebenarnya sama aja bayar 100 B per orang coz jika kita bayar 100 B tidak akan ada uang kembalian.
Murah euy.... Tau gitu saat pergi ke Pattaya kita naik ini ya.
Aku kembali duduk terpisah dengan teman2ku. Kali ini aku duduk bersebelahan dengan 2 ABG asli Thai yang aku tahu mereka benar2 berusaha menolongku saat aku bertanya pemberhentian bus di Bangkok di daerah mana dan apakah aku di sana nanti akan dengan mudah mendapatkan taxi. Ternyata kembali terkendala bahasa, mereka sama sekali tidak bisa Bhs Inggris. Tapi aku tahu bahwa bus akan berhenti di Victory Monument yang artinya kita akan bisa menuju Bangkok kota dengan menggunakan BTS, langsung ke Asok tempat kita menginap.
Mini bus yg kita pakai kembali ke Bangkok


MBK

Tempat kita menginap di Sukhumvit ternyata tempatnya benar2 strategis. Tinggal jalan kaki kita sudah sampai di BTS & MRT station. Dari Sukhumvit menuju MBK kita membayar per orang 20 B. Naik BTS menuju Siam kemudian pindah BTS di jalur satunya naik sampai National Stadium. Klo sampai bingung musti naik jalur yang mana, jangan segan2 nanya ke petugas berpakaian biru2. Malu bertanya sesat di jalan. Seperti kemarin kita sempat mengalami salah naik BTS gara2 temanku ga mau nanya, dia yakin sudah naik BTS arah yang benar. Aku yang merasa ga yakin, coba tanya ke sebelahku dan benar saja kita salah naik. Untung baru terlewat dua stasiun. Untung belum jauh. Akhirnya turun dan berpindah ke BTS yang arah sebaliknya.

Di MBK seperti di ITC Bandung atau Jakarta. Di dalamnya cukup adem karena memang ber-AC. Di sini ada area mall dan ada kios2 yang harganya bisa ditawar. Banyak kaos Thai yang dijual dengan harga seragam 100 B. Kalau niat beli kaos, belilah di sini. Aku yang tadinya kupikir bisa mendapatkan di Chatucak dengan harga lebih murah, di sana malah ga nemu. Kalaupun ada, harganya lebih mahal dan pilihannya ga banyak.

Gantungan kunci khas Thai dan souvenir Thai yang lain banyak ditemukan di sini. Di Chatucak pun ada banyak. Harga lebih murah di Chatucak. Tapi klo memang ga ada kesempatan ke Chatucak, jika mau beli gantungan kunci di MBK, gantungan kunci yang serenteng isi 6, disini dijual 350 – 450 B. Tawarlah maximal 150 B karena di Chatucak dijual 150 B. Beruntung aku bisa mendapatkan harga di bawah itu karena aku beli banyak.
Gantungan kunci Thai
Oh ya, di sini banyak pedagangnya yang bisa berbahasa Indonesia. So jangan heran klo mereka bilang harganya seratus atau dua ratus lima puluh pake bahasa Indo saat tau kita dari Indo.

Di sini juga kita mpe muter2 nyari sticky rice with mango and durian yang terkenal di jagad dunia maya. Ada di lt.6 area foodcourt. Klo cuma mau nyobain pesenlah yang ‘small’. Belajar pengalaman dariku yang ga tau klo ada small, medium, large coz tak tertulis di situ, akhirnya aku dikasih yang ‘large’. Ga habis deh, coz bener2 enegh. Cuma mangganya aja yang kucomotin satu2.


Sticky rice with mango n duren
PLATINUM

Usai dari MBK kita lanjut naik BTS ke Platinum. Bener2 berbeda dengan hari pertama di Bangkok, kita ga ngrasain panasnya Bangkok coz ngadem di AC terus.
Platinum ini juga semacam ITC yang harganya bisa ditawar. Barang2nya bagus2, layak menghuni boutique2. Jangan harap bakal nemu barang dengan kualitas yang sama dengan di Platinum di Chatucak ya. Barang2nya lebih berkelas.
Di sini juga kita nemu kaos u can see ala Khaosan Road yang sangat pengin kita beli dengan harga obral 100 B. Minimal pembelian 2. Kita borong banyak di situ, mengabaikan penjualnya yang super duper jutek coz dia bete, udah buru2 mau tutp toko.
Ya, kita telat ke Platinum. Toko tutup jam 20.00. Mungkin saat itu karena keesokan hari mau Waisak jadi mereka tutup ½ jam lebih awal. Kita tau toko tutup jam berapa dari petugas front office. Kita sudah susah payah nanya pake Bhs Inggris, ternyata dia menjawab dengan Bhs. Indo yang sangat fasih: ‘Toko buka jam 9 pagi tutup jam 8 malam. Sudah ya. Ati2 di jalan.’
Hahahaha... Orang Melayu ternyata dia.

Karena benar2 kecapean, kita duduk2 di area depan Platinum. Depan Platinum ini sangat ramai saat malam tiba. Banyak pedagang menggelar dagangannya yang rata2 barang2nya bagus2 dan unik2 tapi sangat susah ditawar. Akhirnya nyantol sebuah jam dinding kubawa serta. Biarpun susah ditawar, karena ada orang lain yang menginginkan jam yang kupegang, akhirnya kubeli saja. Jam dinding kayu antik seharga 250 B. 

Ya begitulah. Jika menginginkan barang, semakin orang lain juga menginginkannya, semakin kita tertantang untuk lebih dulu mendapatkannya. Berbeda dengan orang. Jika kita eh bukan kita tapi aku, tahu orang yang kita sukai ada yang menyukainya dan sudah lengket dengannya, aku memilih mundur teratur. Ga ada keinginan lagi untuk memperjuangkannya. Hahaha.... parah.



Oh ya di area pinggir jalan dekat Platinum ini juga, ada orang yang menjual seafood yang laris manis. Banyak meja di situ dan semuanya penuh terisi orang yang ngantree makanan. Pengin nyoba juga tapi males ngantreenya....
Persiapan Waisak
Di sini juga kita mengalami hujan badai yang memaksa kita berteduh di salah satu tenda penjual baju. Untung ibunya baik hati dan tidak melarang kita numpang berteduh cukup lama di sana. Setelah hujan mengecil kita membeli 4 bajunya yang semuanya dijual 150B/item. Untung ya beli, ga enak udah numpang berteduh lama. 

CHATUCAK MARKET

Dari Sukhumvit ada dua cara murah untuk menuju Chatucak. Dengan BTS nanti turun di Mo Chit station atau naik MRT nanti turun di Suan Chatucak. Karena kita belum pernah naik MRT akhirnya kita pilih naik MRT biar lengkap nyobain semua. Ternyata naik MRT ini selang antara MRT satu dengan MRT berikutnya cukup lama, sekitar 15-20 menit, berbeda dengan BTS yang sepertinya tiap 5-10 menit sudah lewat lagi. Enaknya lebih adem dan tidak perlu naik turun tangga coz semuanya sudah serba escalator.

Chatucak market buka pk.08.00-09.00. Pasar gedhe yang klo di Bandung mungkin kayak pasar dadakan di Gazebu. Aneka barang ada di sini mulai dari pakaian baru mpe pakaian second, sepatu baru mpe sepatu second, Thai silk, tas2, perlengkapan rumah, food – drink, dll pokoknya lengkap. Mpe pegel kaki muter2. Baju dan tas yang berlabel handmade dijual mahal dan amat sulit ditawar. 
















Thai silk

Oleh2 permen dan semacam permen. Yg rasa duren bungkus kertas kuning, enak bgt

Saking panasnya mpe kita berkali-kali beli minuman, mulai dari air mineral, orange jus, grass jelly ice, mpe coconut ice cream. 



Grass jelly mix milk
Coconut ice cream hasil ngantri yg panjang, ni difoto setelah lumer diajak jalan2

Pedagang2 yang ga ngerti bahasa Inggris, menyebutkan harga dagangannya dengan mengetikkannya di kalkulator, dan kita menawarnya dengan mengetikkannya juga di kalkulator si penjual. Lucu ya....




Oh ya, karena saking gedhenya pasar, biar ga nyasar, mintalah peta Chatucak ke petugas. Di peta tertera di masing2 site di situ menjual apa saja. Dan sebagai patokan, di tengah2 pasar ada jam menara, yang bahkan mpe pulang pun aku ga melihatnya. Hehehehe......

BACK TO INDONESIA

Karena penerbanganku di sore hari, akhirnya aku memisahkan diri, pulang dulu ke hotel. Tentu saja kembali ke hotel memilih naik MRT biar ga usah naik turun tangga. MRT penuh sesak hingga aku terpaksa harus berdiri mpe stasiun Sukhumvit. Masih punya waktu 3 jam untuk packing dan mandi, aku memilih beli makan siang dulu. Makanan favoritku di sana nasi omelette dicampur sate baso dengan saos pedas asam. Akhirnya kuputuskan beli itu saja yang gampang dan sudah pasti doyan. Nasi omellette seharga 30 B dan baso seharga 10 B aku beli 2. Yeaah, ngabisin recehan baht-ku yang ga akan bisa dirupiahkan kembali.

Karena hotel tidak mau membantuku mencarikan taxi, akhirnya nyari sendiri dibantu Riz yang pas kebeneran udah balik ke hotel. Untung di area hotelku banyak taxi lewat. Beberapa taxi menolak menggunakan ‘meter’, ke Don Mueang airport mereka minta 400 B. Mengingat aku masih harus membayar ‘highway’ 105 B, akhirnya kutawar 300 B tapi tidak ada yang mau. Sampai akhirnya aku mendapatkan taxi warna orange yang mau menggunakan ‘meter’.
Aku memilih lewat ‘highway’ supaya cepat sampai, mengingat Bangkok terkenal macet di hari Sabtu. Macet yang ga semacet di Bandung sih. Hehehehe.... 45 menit akhirnya sampai juga di bandara. Argo menunjukkan 385 B dan aku harus membayar tol 105 B, total 490 B. Aku ketawa mengingat uang Baht-ku yang tinggal mepet 1020 B. Aku harus menyisakan 500 B buat jaga2 klo2 ada aiport tax. Ternyata ga ada airport tax lagi, sudah include di tiket.
Aku minta langsung diantarkan ke Air Asia Departure sesuai pesan teman baruku dari Malaysia.

You know, ternyata tarif 400B yang diminta sopir2 taxi yang menolak pake ‘meter’ itu harga wajar. Saat temanku kusarankan jika ke airport nawarlah ongkos taxi 400 B, ternyata dengan membayar 400 B mereka sudah tidak perlu bayar highway lagi. Hehehehe.... Jadinya lebih murah ongkos taxi temanku.

Flight on 20.55. Selama menunggu aku duduk bersebelahan dengan Bapak-ibu dari Jakarta yang mereka tertarik dengan ceritaku naik minibus dari Pattaya seharga 97 B dan tertarik untuk stay di ‘Henry Apartment’ saat mereka akan liburan bersama keluarga ke Pattaya nanti. Kebetulan aku membawa beberapa kartu nama Apartment itu jadi bisa kubagi. Ibu itu juga bercerita klo dia juga menginap di daerah Sukhumvit, dan dia antusias makan di Terminal 21 mall yang bersebelahan dengan hotel tempatku menginap karena makanan di situ sangat murah. Makan dengan ikan cuma seharga 28 B. Sayangnya aku ga makan di situ. Aku n temen2ku lagi keranjingan makan di pinggir2 jalan yang rata2 dijual 30-35 B.

HOTELKU DI BANGKOK DAN PATTAYA

D1 : Sawasdee Khaosan Inn
Address: 18 Chakapong Road, Banglumpoo, bangkok 10200 Thailand
Tel : +66(0)2629 4798; +66(0)2282 2683
E-mail : sb5@sawasdee-hotels.com
facility : Ac room, private bathroom, hot-water, cable tv, refrigerator, 24 hours service, season bar & restaurant, wifi

Be careful, it's not free :D


D2: Henry Apartment
Location: South Pattaya
594/12-13 Soi14 Pattaya 2nd Road, Pattaya City Thailand
Tel. 038-420867, 086-8221374 Fax. 038-425628
http://www.henryapartmentpattaya.com
E-mail: henryapartment1@gmail.com
Facility: AC, hot water, cable TV, mini bar, safety box, 24 hrs. security, internet (wifi)
Room for rent daily/monthly






D3: Sam’s Lodge
28-28/1 Sukhumvit Soi 19, Bangkok, 10110 Thailand
Nearest Skytrain Station Asoke, 2 minutes walk (Exit 1)
Nearest Subway Station Sukhumvit, 2 minutes Walk (Exit 3)
Tel. +66 (0) 2 253 2993, +66 (0) 2 651 1702 Fax. +66 (0) 2 255 4518
Facility: Ac room, private bathroom, hot-water, cable tv, refrigerator, 24 hours service, wifi





SOPIR TAXI DI PATTAYA

Sopir2 taxi di Pattaya rata2 ramah2 dan enak diajak berkomunikasi. Kebeneran kami dapet sopir taxi yang asik terus dan mereka bisa berbahasa Inggris. Baik hati dan bisa sekaligus sebagai guide.
Sopir taxi yang mengantar kami sepulang dari Siam center, dia satu2nya orang yang kami tanya yang tau Asiatic Market. Akhirnyaaaa ada yang tahu juga....
Mungkin di sana disebutnya bukan Asiatic Market coz kebanyakan orang pada ga ngerti waktu kami tanya. Tapi dia tidak merekomendasikan kami untuk ke sana, katanya harga2nya mahal. Dia juga menepis kekhawatiran kami dengan mengatakan klo di hari Waisak ternyata Chatucak market dan mall2 tetap buka seperti biasa.
Taxi pink

Tuk2 pink
Sopir taxi itu saat sudah pasrah tidak ngerti harus ngomong apa dalam bahasa Inggris karena dia bingung mau menjelaskan gimana lagi karena kami tidak ngerti2 juga dengan bahasanya yang campur2 dengan logat Thai, dia akan bilang ‘I love u’. Hahaha... kocak bener.
Dia menjelaskan kenapa beberapa taxi menolak kami menggunakan meter untuk pulang ke Khaosan Road dengan alasan traffic jam padahal kami tidak menjumpai traffic jam, dia bilang jika mengantar kami, kemungkinan taxi untuk mendapatkan penumpang saat kembali dari mengantar kami itu sangat kecil karena daerah kami daerah yang sepi di malam hari.
Dia juga menawarkan untuk mengantar kami ke Pattaya dengan cost 600 B blm termasuk ‘highway’. Tadinya kupikir itu murah. Patungan per orang 150 B. Kenapa ga minta tolong dia saja. Tapi temanku berpendapat lain, dia bilang ‘highway’ bisa 300an sendiri. Ternyata saat tanya ke tour agent dia bilang highway cuma 100 B. Harusnya lebih murah naik taxi kan dp byr 250 B per orang seperti yg kami lakukan.
Sopir ini menjelaskan kenapa dia mau dibayar 600 B yang tadinya 700 B, karena dia akan dengan mudah mendapatkan penumpang saat kembali ke Bangkok nanti.
Sopir taxi yang benar2 komunikatif.

Kami sebenarnya punya alternatif lain untuk pulang ke Bangkok. Orang di tour agent bersedia menjemput kami dengan bayaran 1200 B, lebih murah 300 B dp taxi2 di Pattaya sana yang minta 1500 B untuk balik ke Bangkok.
Tapi akhirnya kami bisa mendapatkan harga yang paling murah dari yang termurah dengan menggunakan mini bus seharga 97 B. Juara pokoknya mah.... :D
Setidaknya kami merasa lebih tenang mempunyai no contact tour agent bilamana kami ingin dijemput.

Sopir taxi yang mengantarku ke airport, dia berjanji akan mengantarku ke mata air panas di Bangkok dan ke mana saja aku ingin pergi saat aku kembali ke Bangkok nanti. Dia juga minta uang rupiah buat kenang2an dan kukasih selembar uang Rp.1.000 dan sekeping uang logam Rp.1000. dikasih segitu dia udah seneng banget, dipikirnya nilainya gedhe kali ya, secara 1000 B setara Rp.300.000.
Sopir ini juga satu2nya sopir yang bilang klo aku ‘beautiful’. Hahahahaha.... kacau.
Dia juga pas turun berbaikhati mengambilkanku brankar untuk membawa tas-ku yang berat.

Pengalaman ktemu sopir2 taxi yang ramah2 di Bangkok, eh saat pulang, jam 5 pagi dari shuttle bus di Bandung, aku dapet sopir taxi yang super duper nyebelin. Yang terus-menerus ngomel2 sepanjang jalan gara2 aku minta pake argo. Dia minta Rp.60.000. Tempatku kan deket banget, biasanya juga ga nyampe 30 ribu. Rasanya pengin turun aja dari taxi males denger omelannya. Untung sebelumnya dari pihak bus yang mencarikan taxi sudah kasih surat complain dan berpesan klo taxi pake argo. Jadi kuancam aja klo bakal ku-complain.
Terakhir dia bilang tarif minimal 35 ribu. Dia nanya apakah pihak bus ga menjelaskan soal tarif minimal ini? Aku bilang tidak, nanti lihat aja argonya. Habis itu kubiarin aja dia ngedumel terus dp ditanggepin malah bikin bete.

Dan bagaimana akhirnya.....
Sesampainya di rumah, ga mau ribut, kukasih dia 35 ribu. Argo menunjukkan 23 ribu. Tapi dikembalikannya 10 ribu. Katanya,’ini, nanti ibu keberatan.’
Hahahaha..... takut juga dia ku-complain. Aku sudah banyak dengar, Pihak armada bus sangat tegas dan disiplin. Sopir dan kernet bus banyak yang dikeluarkan karena menurunkan penumpang di jalan, yang memang demi keamanan dan kenyamanan, itu tidak boleh dilakukan. Sopir taxi juga bakal di-cut kerjasama jika seenaknya saja memasang tarif.
Ya, untuk sopir taxi kayak gini sekali2 perlu dikasih pelajaran. Malu2in aja kan klo kebeneran turis2 asing yang naik.
Padahal klo dia mau bersikap ramah, penumpang ga akan segan2 kasih dia uang lebih.
Bukankah diberi secara ikhlas jauh lebih enak nerimanya.

Oh ya, di Bangkok juga ada Taman Safari dan Ocean World yang kami memang kemarin tidak tertarik untuk ke sana. Kata penumpang di sebelahku saat naik bus menuju Bandung yang menyempatkan mengunjungi tempat itu, Taman Safari-nya kecil. Lebih bagus di Indonesia. Sama dengan di Indo, untuk alasan keamanan, di sana berkeliling taman dengan naik mobil. Klo Ocea World-nya dibandingkan Sea World di Indonesia, katanya di sana jauh lebih bagus. Lebih banyak variasi ikannya dan tempatnya lebih luas. Ornamen2nya juga lebih bagus.

MAKANAN DI THAI

Lele dan daging ayam di sana biasa buat cemilan














Ga semua orang cocok dengan makanan di Thai termasuk aku. Di sana masakan cenderung manis dan asam. Aku yang suka asin rada kesulitan saat makan masakan di sana coz di sana tidak menyediakan garam di meja2 kayak di Indonesia. Bahkan di gerobak penjual makanan pun tidak. Yang disediakan malah gula pasir yang tadinya sempat kukira garam. Ya, di meja akan berjejer-jejer gula pasir, cabe kering giling kasar dan saus asam jeruk nipis. So.... buat yang suka asin klo maen ke Thai, bawalah garam sendiri.

Noodle, 40 B














Di sepanjang jalan banyak yang menjual buah dingin dan jus segar yang dikemas dalam botol2 kecil. Aku yang di Indonesia ga terlalu berminat ama buah dingin yang dijajakan di pinggir2 jalan di Bandung, di sana entah kenapa jadi doyan banget, terutama mangga bangkoknya. Mungkin karena cuaca sana yang teramat panas ya jadi buah2 dingin laris manis. Dan yang membuat menarik, buah2 ini terlihat benar2 bersih dan fresh.


Rata2 makanan seperti buah dingin, jus, dijual 20 B. Makanan2 berat di pinggir2 jalan rata2 dijual 35-40 B. Aku sempat nyobain Pad Thai yang klo di Indonesia mungkin disebutnya kwetiau, tapi cita rasanya beda.

Pad Thai, 35 B

Aku juga sempat icip2 noodle sana yang sepertinya disebut laksa. Buat yang mau nyoba tanya dulu halal ga ya, soalnya banyak yang menggunakan pork. 

Laksa, 35 B



Makanan yang dibakar-bakar kayak BBQ juga banyak di pinggir jalan. Kayak baso, sosis, daging ayam, beef. 1 tusuk bervariasi ada yang 10 B, 20 B, 30 B, 50 B. Ini juga musti ati2, tanya dulu itu daging apa, soalnya ada sosis B2 juga.
Jika kita beli, setelah dibakar, akan dimasukkan ke dalam kantong plastik kemudian dituangi saos asam manis. Kita bisa milih mau yang spicy atau ga. Jika mau kita akan mendapatkan lalapan.


Nasi omelet.
Ini merupakan makanan favoritku di sana. Ya, jarang ketemu nasi. Rata2 kebanyakan yang dijual semacam noodle. Mpe Indonesia masih kebayang-bayang nasi omelette, akhirnya bikinlah nasi omelette ala Boentil.
Nasi omelette di Pattaya, sudah ku mix dengan sate baso

Nasi Omelette ala Boentil :)
BTS dan MRT

Ini merupakan sarana transportasi favorit kita di sana. Selain murah, adem juga lebih cepat sampai. Jika memutuskan menggunakan ini, jangan lupa membawa peta jalur BTS-MRT. Aku mendapatkannya free di hotel.
Saat bayar, biar ga salah, kita menuju loket, menyebutkan tempat yang akan kita tuju. Petugas akan mengatakan berapa yang harus kita bayar dan dia akan menanyakan untuk berapa orang. Kita menukar koin pecahan 10 B di situ. Koin2 itu nantinya akan kita gunakan untuk mengambil tiket di automatic machine yang banyak tersedia di sana.
Ada dua jalur bolak-balik. Untuk memastikan jangan sampai salah jalur, tanyalah ke petugas berpakaian biru2. Mereka dengan senang hati akan membantu.
Selama kita masih dalam area station dan masih memegang tiket, jangan khawatir saat kita salah naik kereta, kita akan bisa berpindah ke kereta yang benar tanpa harus merogoh koin lagi.

CATATAN  AKHIR

Biaya hidup di sana memang lebih murah daripada di Indonesia. Akomodasiku di sana 4D3D total sekitar 6030 B. Itu meliputi  bea hotel, transport dan makan. Belum include tiket pesawat ya. Juga belum termasuk belanja2. Secara ibu2 PKK klo berangkat dengan 2 tas pulang2 tas-nya tidak beranak itu rasanya kurang afdol. Hahahaha.....
Buat yang hobi belanja, jangan lupa bawa tas cadangan sekalian gemboknya. Klo ga, bisa beli dadakan di MBK ato Chatucak.

Tidak semua orang di Thai bisa berbahasa Inggris. So jangan lupa ambil peta Thailand yang bisa free kita dapatkan di bandara atau hotel2, tapi ingat tidak semua hotel menyediakan free. Pastikan dulu free tidak. Jangan lupa ambil kartu nama hotel. Itu untuk memudahkan kita saat nanya ke orang atau saat minta diantarkan sopir taxi pulang.

Oh ya, saat mau menyeberang jalan di dekat lampu pengatur lampu lalu lintas yang jalannya searah, jangan jadi orang yang panjang sabar, menunggu mpe lampu menyala merah. Ada tombol yang membantu pejalan kaki menyeberang jalan di lampu lalin. Pencetlah tombol itu dan otomatis lampu akan menyala merah memaksa pengendara kendaraan bermotor harus berhenti. Jangan mpe kejadian kayak teman2ku yang keukeuh nunggu lampu merah baru nyebrang membuatku harus menunggu mereka lama coz ga nyebrang2 juga. Sedang aku sudah lebih dulu menyeberang dengan menerobos lampu hijau. Hahahaha......

Minta tolonglah menuliskan dalam tulisan Thai, nama2 tempat yang ingin kita kunjungi ke resepsionis hotel atau sopir2 taxi. Buat jaga2 aja, siapa tau perlu. Kemarin2 aku ga menemui kesulitan dalam hal ini karena kebetulan orang yang kutanya kebanyakan ngerti.

Jangan lupa selalu sediakan uang receh. Untuk pecahan 1 B, 2 B, 5 B dan 10 B, sebelum pulang sebaiknya dibelanjakan semua, kecuali mau dikoleksi. Karena uang recehan ini tidak akan laku dijual untuk ditukarkan Rupiah. Dan jaga uang kertas supaya tidak lecek, biar gampang saat mau ditukarkan dengan Rupiah. Tapi selama di Bangkok dan Pattaya aku belum nemu uang kertas lecek lho. Beda banget dengan di Indo yang gampang banget nemu. Hehhehe....

Pendapatku tentang Thailand, kota yang sangat ramah dan menyenangkan untuk dikunjungi. Bahkan untuk pergi alone pun kurasa cukup safe. Kita yang orang asing, di sana sama sekali tidak merasa asing.
Dan yang membuatku kagum, disiplin mereka begitu tinggi. Mereka membuang sampah di tempat yang benar. Meskipun di pinggir2 jalan tak ada sampah, mereka mengumpulkan sampah2 itu dalam kantong plastik. Area2 wisata semuanya terjaga kebersihannya. Juga saat melongok sungai2 yang kami lewati. Biarpun ada pemukiman penduduk di sepanjang sungai itu, tapi sungainya tetap bersih. Ga ada sampah2 yang mengambang kayak di negara kita tercinta ini. Patut dicontoh tuh.

Escalator2 di BTS-MRT jalannya cepat. Ya, semuanya serba cepat. Ga akan sempet foto2 dan bernarsis ria di escalator kayak di Indo. Hahahaha. Ya, rata2 orang kerja yang menggunakan BTS-MRT, jadi klo mau nanya2 ke sesama penumpang, kemungkinan besar mereka bisa berbahasa Inggris itu gedhe.

Hehehe.... nice adventure.
Suatu saat jika kembali ke Thailand, tempat2 yang pengin kudatangi lagi Platinum n MBK. Sekedar transit dengan tujuan utama ke Coral island, Phi Phi island, Krabi island, floating market yang kemarin tidak sempat dikunjungi karena terbatasnya waktu.

Itulah sebabnya kenapa aku lebih suka pergi berpetualang sendiri daripada ikut tour. Pengalaman mencari tahu sendiri, pengalaman berinteraksi dengan orang2 di sana, pengalaman nyobain makanan2 di sana dan mengenal kehidupan di sana, pengalaman nyasar di sana itu sungguh menyenangkan dan tak akan terlupakan.
Badan pegel2 so pasti akibat manggul ransel yang bujubune beratnya. Sengaja aku ga bawa koper biar leluasa naik2 angkutan umum dan jalan kaki menyusuri jalanan Bangkok.
Boleh dibilang backpekeran biarpun setengah backpekeran coz kita tidur di hotel dengan fasilitas lengkap. Gapapa kan, sekamar berdua kan jatuhnya lebih murah. Hahhahaha.....

Ya, ini sedikit, eh cukup banyak juga ya, buat gambaran bagi the next yang pengin ke sana. Moga2 ga cape baca. Aku aja yang nulis mpe 13 lembar gini ga capek kok. Hehehehe.....


James Bond Island Tour Experience
Krabi Luxury Cruise Sunset Tour
Phi Phi Islands Tour

Top Things To do In Bangkok, Thailand

32 komentar:

  1. great . its very helpful . baca nya lengkap ampe aku save . thanks

    BalasHapus
  2. Terimakasih sudah mampir. Syukur, semoga catatanku bisa membantu.

    BalasHapus
  3. wisata ini tahun berapa yah? bukan apa2 loooh hanya pingin membayangkan ke "up-date"an nya aja krn memang semua cerita yg ditulis benar (waktu saya kedua kali iseng sendirian ngeluyur ke Bkk), dan mid Sept 2015 nanti saya kembali pingin iseng keluyuran 2 bulan disana, memang pasti tidak akan banyak perubahan, paling tidak saya bisa tau wisata kamu ini kapan. terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mei 2013. Haha ga kutulis ya kapannya. Wah 2 bulan.. Senengnya... Kapan ya aku bisa ambil libur selama itu. Sekarang udah ada Teddy Bear museum juga. Someday pengin ke sana lagi. Tp lebih pengin meng-explore pantai2nya dan juga Thai utara.
      Makasih sudah berkunjung.

      Hapus
    2. Recommend krabi for u, everthing more cheap then phuket. If u go there i suggest u take a 4island tour, beautiful place and beach. ��

      Hapus
  4. Thanks for sharing.. it's really helpfull :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah mampir. Semoga ini bisa membantu ya.

      Hapus
  5. Thanks for sharing.. it's really helpfull :D

    BalasHapus
  6. Thanks ya atas sharingnya sangat membantu....rencana sy akan menginap di nasa vegas hotel...itu paling dekat dgn object wisata apa ya? Thanks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh maaf, saya sudah lama ga buka blog jadi baru dibaca.

      Hapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  8. Balasan
    1. Sama saya juga. Tapi lebih pengin explore Thailand utara dan kawasan pantai.

      Hapus
  9. Teddy bear museum ada dmn kl bole tau?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Teddy Bear Museum ada di Pattaya. Di sekitar jalan utama Beach Road. Maaf baru reply.

      Hapus
  10. keren! makasih udah sharing, sangat membantu imaginasi saya secara bulan depan bakal backpack-an ke bangkok dan pattaya. saya pengen nyoba Dream world juga katanya wahananya keren2 hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thailand masih banyak tempat yg blm saya explore. Waktu seminggu ternyata sangat tidak cukup. Jadi bermimpi andai bisa ambil cuti 1 bulan, 2 bulan. Iri sama bule2 yg sering kutemui saat liburan.. Hahahaha... Dilema orang kerja kantoran.

      Hapus
  11. Mbak... Izin share ke fb ya... Kebetulan ama teman lg nyari2 info ttg bangkok. Makasih ya... PetualangNnyA wow... Cm jd kefikiran gimana makannya hijz

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silahkan mbak. Hehe maaf baru reply. Harus banyak nanya mbak soal makan. Tapi lebih aman jangan makan jajanan di pinggir jalan. Banyak yg tidak halal. Mending di foodcourt2 yg jelas menunya. Resto India juga banyak, tapi tdk cocok dgn lidah saya. Terlalu berempah. Hehe...

      Hapus
  12. Lah itu si shinta? Anak bangka? Baru baca nih blog liad2 ftonya koq familiar tuh muka haha btw nice blog

    BalasHapus
  13. Hallo mau nanya,Saya dan keluarga berencana pergi ke bangkok selama 8 hari,dihari ke 3 kami ingin pergi ke pattaya semalam dan kembali lagi ke bangkok,yang saya bingung dengan koper2 besar,sebaiknya dititip dimana ya,mohon infonya.trims

    BalasHapus
  14. Hallo mau nanya,Saya dan keluarga berencana pergi ke bangkok selama 8 hari,dihari ke 3 kami ingin pergi ke pattaya semalam dan kembali lagi ke bangkok,yang saya bingung dengan koper2 besar,sebaiknya dititip dimana ya,mohon infonya.trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setau saya yang menyediakan jasa sewa locker di bandara dan stasiun2. Setelah dari Pattaya kemudian balik ke Bangkok lagi, hotel tempat menginap di Bangkoknya masih sama ga dengan hotel tempat menginap sebelum ke Pattaya? Klo masih sama nitip di hotel aja. Saya biasanya nitip di resepsionis hotel. Tapi ingat jangan tinggalkan barang2 berharga di koper.

      Hapus
  15. tanya donk kalau naik mini bus dari don mueng ke pattaya dari mana? karena mba nya khan baru baliknya naik mini bus, rencana maret 2017 mau ke bangkok dengan anak" selama 7 hari.
    thanks

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf jarang buka blog. sy kurang tau euy mba. Tapi kayaknya klo dari Don Mueang ga ada bus yg langsung ke Pattaya. Musti oper dulu. Sepertinya musti ke Bangkok dulu.

      Hapus
    2. Kak mau numpang tny,mending nginep buat hr prtama di daerah siam atau sukhumvit yah?

      Hapus
    3. Klo menurut sy sih lebih baik ke siam dulu. Destinasi awal ke grand palace, wat po, wat arun dll di area situ. Sukhumvit tujuan terakhir aja. Biasanya di sukhumvit itu wisata belanja. Jadi klo kita belanja n beli oleh2 kan otomatis bawaan kita kan jd banyak. Jadi yg belanja2 jd destinasi terakhir aja. Jadi ga ribet nenteng2 belanjaan pas pindah2 hotel.

      Hapus
  16. Sangat bermanfaat sekali infonya..rencana sy tgl 28 februari ini mau ke bangkok bersama kedua orang tua dan anak gadis selama 5d4n tp kami mau lngsung ke pattaya dulu 1 malam...minta info angkutan menuju ke sana yg murah meriah beserta hotel yg dekat dng tmpat wisata lain nya ..mksih teteh

    BalasHapus