GREEN CANYON - Pangandaran

 DARI BATU KARAS KE GREEN CANYON

Sebenarnya sudah lama aku pengin backpackeran ke Batu Karas – Green Canyon – Pangandaran, bahkan sejak sebelum aku ke Karimun Jawa. Belum jadi berangkat ke sana, kantor mengadakan liburan bareng ke sana. Kebetulan, malah menghemat ongkos.

Acara kantor ke Pangandaran bertepatan dengan long weekend 23-24 Maret 2012.
Berangkat beriringan 3 bus dari Bandung pk.23.00. Sampai ke Batu Karas jam sudah menunjukkan pk.10.10. Dengan terpaksa acara mundur beberapa jam karena ada salah satu bus, yaitu busku yang mengalami gangguan di tengah jalan, hingga akhirnya dengan terpaksa penumpang di 3 bus dipadatkan menjadi 2 bus. Semua penumpang mendapat tempat duduk karena memang disengaja sejak awal memilih memakai 3 bus dengan pertimbangan sisa tempat duduk untuk menyimpan barang2.

Di Batu Karas kita mengadakan permainan. Permainan berkelompok sampai sekitar pk.13.00.
Pendapatku tentang Batu Karas, biasa saja. Masih jauh lebih bagus pantai2 di Wonosari, Yogyakarta.
Di sana ada aneka permainan air, seperti banana boat, ufo, dll. Sama sekali tidak sempat main air coz waktu yang sangat minim. Dan aku sedang tidak mood main air coz panas yang sangat terik.

Dari Batu Karas kita segera menuju Green Canyon. Perjalanan sekitar 1 jam dari Batu Karas ke Green canyon. Kita makan siang dulu di RM Tirta Bahari yang kataku masakannya recommended banget. Mantaph! Lokasi yang berada persis di samping sungai yang masih sealiran dengan Green Canyon membuat kita serasa makan di tepi danau hijau.

 
Pemandangan dari rumah makan Tirta Bahari

Siang itu coz memang long weekend, membuat kita harus antree perahu cukup lama di antara puluhan orang yang sepertinya juga datang berombongan Perlu diingat, Green canyon di hari Jumat cuma buka ½ hari setelah jumatan, jadi waktu kita sangat terbatas. Tiket perahu @Rp.35.000 dibayarkan di loket. Jika pengin turun untuk berfoto di dekat air terjun, ada tambahan biaya satu perahu dikenai Rp.50.000, sedangkan jika pengin turun menyusuri sungai sampai ke mata air awet muda, satu perahu dikenakan tarif tambahan Rp.150.000,- langsung dibayarkan ke orang perahu.


Satu perahu dibatasi untuk 5 orang. Aku dan 4 temanku yang semuanya memilih menambah ongkos sendiri untuk turun menyusuri sungai, mendapat no antrean 26. Kita mau ga mau bersabar menunggu sambil menonton mereka yang pada flying fox di atas kita. Seruuuu...... Tapi rutenya kurang jauh dan kurang tinggi. Naik flying fox @Rp.25.000,-. Sebenarnya aku dan temanku pengin mencoba naik, tapi waktu yang terbatas sangat tidak memungkinkan.


Akhirnya sampai juga giliran kita. Ditemani dua awak perahu yang masih remaja, mungkin umur masih di bawah 20 tahun, salah satunya waktu kutanya namanya Yosep, tapi waktu temanku dengar, temannya memanggilnya Asep. Mana yang bener. Hahhahaha...



Dan mulailah petualangan kita menyusuri Green Canyon. Sungai dengan airnya yang berwarna hijau yang jika kena kulit tidak terasa kotor tapi dingin dan segar. Tidak seperti air di sungai2 pada umumnya yang akan membuat kulit kita bersisik, air di Green Canyon cukup bersih dan tidak bau. Jadi tidak khawatir kulit bakal gatal2. Hehehehe....




Sangat menyenangkan. Tak lupa memfoto perahu2  lain yang berpapasan dengan kita. Dan pemandangan sangat apik saat melewati air terjun. Sayangnya tidak bisa mendokumentasikan dengan sempurna coz terhalang terpal atap perahu. Coba perahunya atapnya bisa dicopot dulu yak......

Yosep alias Asep ini sangat baik. Saat kita memutuskan untuk turun menyusuri sungai, dia dengan sabar dan telaten memandu kita. Barang2 kita titipkan di perahu yang dijaga oleh teman Asep. Kamera kutitipkan ke Asep yang membawa tas anti air. Coz kamera dia yang bawa jadi mau ga mau dia sekalian jadi fotografer kita. Tapi sayang, saat melewati air terjun cantik yang muncul di antara tebing2 hijau  tidak sempat kuabadikan coz kameraku dibawa Asep sedang dia lagi ada di bebatuan sebrangku.

Karena ada dua orang di antara kami berlima yang tidak bisa berenang yaitu aku dan I. Djun, akhirnya Asep merelakan diri menarik kami dengan menggunakan tali merah yang ke mana2 dia bawa. Kami semua saling berpegangan tangan di tali bahkan ada kalanya termasuk yang bisa berenang, menyusuri sungai sambil berpegangan pada tali sambil mengikuti instruksi Asep. Yah bisa dimaklumi, kondisi sungai dengan banyak bebatuan besar yang bermunculan membuat kita harus bersabar pelan-pelan menyusuri sungai kalau tidak mau kepala benjut atau kaki memar2 terantuk batu.



‘Awas batu licin. Awas banyak lobang. Pijak yang berwarna hijau, itu batu, jangan yang berwarna hitam, itu lobang’, pesan Asep. Jadi mau ga mau kita berjalan sambil mata focus lihat ke bawah. Biar aman kita berjalan sambil duduk menggelosor.
Ada beberapa orang yang terjun dari bebatuan yang tingginya sekitar 2m. Itu menjadi tontonan kita.
‘Kurang tinggi ah, lebih tinggi dulu yang suka dilakukan teman2 mainku di sungai di belakang rumahku’, kataku.
Ternyata ada tempat terjun yang lebih tinggi yang letaknya lebih ke ujung. Mungkin di area body rafting di dekat mata air awet muda. Jika ingin body rafting ada paket lagi dengan biaya tersendiri.
Sebenarnya tadinya kita semua ingin menyusuri Green Canyon sampai ke mata air awet muda. Tapi kata Asep saat itu kita baru separo perjalanan sedangkan waktu sudah menunjukkan pk.16.00, kita cuma diberi waktu s.d. pk.16.30, klo tidak bakal ditinggal rombongan. Kita masih harus menyusuri sungai sampai ke perahu and then naik perahu lagi kembali ke tempat kita membeli tiket.

Yah lumayanlah, paling tidak sudah terobati rasa penasaranku akan Green Canyon. Kalau pengin lebih leluasa memang lebih enak pergi sendiri ma teman2 bukan dengan rombongan besar. Ya, nanti laen waktu ke Green Canyon lagi. Aku masih penasaran pengin menyusuri Green Canyon sampai air awet mudanya. Siapa tahu kalau kesampaian cuci muka dan berendam pake air awet muda, tidak perlu perawatan yang rumit, aku bakal awet muda terus. Hahahaha........

Beruntung hari itu cuaca sedang bagus. Tidak panas dan tidak hujan. Air juga pas lagi hijau bagus2nya. Katanya klo musim hujan, airnya suka berubah jadi coklat.

Ada begitu banyak tempat2 cantik di Indonesia, dan Green Canyon adalah salah satunya. Senang akhirnya kesampaian ke sana dan sangat ingin ke sana lagi. Dan kulihat ada beberapa turis asing berambut pirang yang juga berkunjung ke Green Canyon. Ya, Green Canyon Indonesia sudah mulai terkenal sampai mancanegara. Semoga dengan semakin banyaknya turis yang berkunjung tidak lantas membuat Green Canyon menjadi kotor dan tidak terawat. Ya, selama aku di sana kulihat Green Canyon benar2 masih bersih dan alami. Tak kujumpai sampah2 bekas kemasan makanan dan minuman mengambang di sepanjang sungai. Ya, asal di lokasi sungai Green Canyon tetap tidak ada yang berjualan, kebersihan akan tetap terjaga. Klo terlihat kotor dan tidak terawat, malu kan dengan turis2 asing yang datang.

Hmmmmmm........ Nice adventure.

 
PANGANDARAN SEBAGAI PENUTUP LIBURAN

Sehabis dari Green Canyon, kita segera meluncur ke Pangandaran. Kita menginap di Hotel Sinar Rahayu di Jl. Pramuka No.9. Kita makan malam dan mengikuti permainan dan doorprize yang sudah disiapkan oleh Panitia. Aku kebagian doorprize juga, bukan hadiah utama, tapi lumayanlah container kecil, bisa kupakai buat tempat kosmetik. Hehehehe...

Seusai acara, sebagian ada yang jalan2, ada yang bersepeda menyusuri pantai. Aku memilih bertahan di kamar coz cape dan mengantuk yang amat sangat. Tapi aku baru beranjak tidur pk.01.00 coz sebelumnya ikut membantu menyiapkan acara untuk pagi.
Sejak sore aku janjian ma Mba Gepenk yang sekamar ma aku untuk bangun pagi, bersepeda menyongsong sunrise. Coz kelelahan, kita bangun kesiangan. Pk.05.30 baru bangun. Mba Gepenk sempat mandi sedang aku ga keburu. Sudah kesiangan masih ditambah pintu kamar kami No. 104 yang ga bisa dikunci. Hadoooh.
Menginap di Jl. Pramuka benar2 lokasi yang strategis. Berada di tengah2 antara Pantai Timur dan Pantai Barat Pangandaran. Di sepanjang Jl. Pramuka banyak yang berjualan aneka oleh2 dan souvenir. Baju, topi, gelang, bahkan ikan asin pun ada. Buat yang gampang lapar, jangan khawatir banyak orang yang menjajakan makanan pake gerobak maupun digendong. Yang males jalan kaki ke mana2 di situ juga ada penyewaan sepeda yang buka 24 jam. Tapi ongkosnya boleh dibilang cukup mahal. Sewa per jam 10-15 ribu berbeda dengan di Tidung yang ongkos sewa sepeda 15 ribu untuk satu hari.


Coz waktu yang terbatas, akhirnya aku n mbak Gepenk menyewa masing2 satu sepeda dengan sewa per jam 10 ribu. Ini sudah turun 5 ribu dari harga yang ditawarkan 15 ribu/ jam. Tanya ke tukang sewa sepeda klo mau lihat sunrise di mana, katanya ke Pantai Timur, akhirnya kita mengayuh sepeda ke sana. Dan beruntunglah kita, sunrise yang apik masih bisa kita nikmati. Wouuuuwww...... keyeeeen........


Sunrise di pantai timur Pangandaran
Bernegosiasi dengan aak penjaja banana boat yang memasang tarif mahal, akhirnya bisa ditawar Rp.80 ribu per orang itu 2x naik banana boat, 1x tidak diceburin ke air coz temanku ada yang takut tenggelam, dan 1x diceburin ke air; 1x naik ufo air, 1x naik donut boat, plus klo mau naik perahu ke pantai pasir putih tambah Rp.20.000,-. Deal harga segitu. Aku dikasih kartu nama, mereka bersedia menjemput ke hotel. Lumayan kan daripada nyewa sepeda jam2an bakal habis berapa duit tuh. 




Puas lihat sunrise, kita mengitari pasar ikan tapi tidak mampir kemudian lanjut sepedaan ke Pantai Barat.
Gila. Rame banget. Orang kayak semut. Sama sekali ga leluasa maen air. Foto2 bentar, akhirnya balik ke hotel untuk sarapan dan siap2 acara berikut permainan di Pantai Barat.

Pantai barat pangandaran yang super crowded

Usai permainan lanjut acara bebas. Kita cuma punya waktu sekitar 2 jam coz pk.12.00 kita semua sudah harus check out. Kita naik sepeda tandem empat sadel. Setengah mati mengayuhnya, beberapa kali mau jatuh. Harus benar2 berkonsentrasi. Mobil pun harus mengalah, tiap kali teriak, ‘Minggir2.... Awas jangan nyelip’. Tiap mau belok berhenti dulu. Seruuuuu pisan plus deg2an. Ga sadar kakiku penuh olie.
Serunya naik sepeda tandem

Kita mampir bentar untuk beli oleh2 di Toko Lina, kemudian kembali ke hotel dengan sepeda bersadel 4 dinaikin 5 orang. Dan kita menhadi perhatian banyak orang yang kita lewati coz sepanjang jalan kita teriak2, ‘minggir... minggir...’ Hahahaha.....
Sampai hotel semua sudah rapi duduk manis di tempat makan siang beserta barang2 bawaan mereka. Aku n mba Gepenk mandi n packing in hurry. Makan siang sengaja kubawa bekal, minta box ke pihak hotel. Dan ini keputusan yang tepat, aku jadi bisa makan dengan santai di bus dengan dua kursi yang kupakai sendiri.

Pengin naik ini, tapi ga kesampean.... :(

Akhirnya pk 13.00 kita semua meninggalkan Pangandaran, pulang ke Bandung. Rasa berat, masih pengin tinggal. Pengin sehari lagi di Pangandaran..... :(
Kita mampir beli oleh2 di Ciamis, kripik pisang SBY. Disebut SBY coz dulu SBY pernah belanja ke situ. Kripik pisangnya ada beraneka rasa. Rasa pedas manis, rasa mocca, rasa durian, rasa original, rasa vanila, rasa keju. Kripik pisang dengan irisan tebal2 yang kalau dikunyah kriuk2. Kemasan kecil harganya Rp.12.500,-, kemasan yang lebih besar Rp.19.000,-. Aku mencoba semua tester dan paling suka rasa pedas manis. Akhirnya Cuma mengambil yang rasa pedas manis saja beberapa bungkus. Di sana juga dijual aneka cemilan yang lain. Dan aku yang paling suka cemilan yang bentuknya kayak pangsit goreng. Dijual Rp.7.500,-
Lumayan bawaanku yang tadinya dua tas beranak jadi 4 tas. Beginilah ibu2. Hahahhaa...
Akhirnya beres sudah liburan kali ini. Pukul 21.00 kita sudah sampai di Bandung. Dan kali ini rada selamat, kulit tidak terlalu geseng seperti waktu ke Karimun Jawa dulu.
Jadi mupeng pengin ke Green Canyon n Pangandaran lagi. Tentu mencari waktu yang lebih leluasa biar bisa puas di sana.
Deeeeuh.... Kapan ya????????
Aneka permainan air di pantai timur Pangandaran
Perahu2 nelayan di pantai timur Pangandaran

1 komentar: