Thursday,
February 6th, 2014
Hari
ini topiknya tentang inbox. Gara2 di media sosial ada yang membahas tentang aplikasi supaya bisa baca inbox orang,
tiba2 saja aku jadi pengin melongok inbox-ku sejak 4 tahun ke belakang. Mencari-cari adakah di inbox-ku rahasia sangat besar yang orang lain
ga boleh tahu. Hahahaha....
Aplikasi yang katanya benar2 bisa untuk membaca
inbox orang lain itu, aku sama sekali tidak tertarik untuk mencobanya. Inbox itu
privasi banget. Membaca inbox orang lain sama saja mencuri. Mencuri hak orang
lain. #Terlalu.
Setelah kubuka inbox-ku, akhirnya aku
terpaku dengan percakapanku dengan salah seorang teman baikku.
Mulai
dengan percakapan dengan temanku di bulan April tahun 2010.
‘Ternyata tak bisa renang bukan
halangan untuk snorkeling.
Bermodal
nekad sewa perlengkapan snorkeling 35 ribu (rompi pelampung + kaki sirip +
kacamata + alat bantu pernafasan) + ga takut nelen air n idung kemasukan air,
pasti bisa. Pake pelampung ga akan tenggelam. Seru banget.’
Ya,
itu percakapanku di inbox dengan temanku saat aku jalan2 ke Pulau Tidung di
Kepulauan Seribu. Pengalamanku untuk pertama kalinya ‘snorkling’. Sungguh
menyenangkan.
‘Ni,
lagi berharap nunggu meteor jatuh. Ternyata yang ditunggu ga datang2. Yo wis, mau tidur aja.
Besok bangun jam 4 mau sepedaan mengejar sunrise.’
Ya,
itu paragraph yang menutup obrolan kami malam itu.
Melompat
ke obrolan tanggal 2 Juni 2011
'Aku
nonton sinetron ‘Kasih & Cinta’ di
RCTI. Tentang anak yang dijodohkan oleh orang tuanya. Kasih, seorang anak yang
tulus dan berbakti. Waktu tahu klo dia dijodohkan, komentarnya gini,”Aku
percaya, orangtua akan memberikan yang terbaik untuk anaknya. Aku percaya pada
pilihan Ibu. Apa yang menurut Ibu baik, tentulah itu memang baik untukku."
Dia
menjalani semua dengan ikhlas.
Andai
bisa seperti itu ya. Kuncinya mau membuka hati dan menjalani dengan ikhlas.'
Hehehe….
Menasehati orang lain itu gampang ya, tapi pada kenyataannya klo dirinya
sendiri yang ngejalani pasti bakal super duper galau ga jelas….
Obrolan
berlanjut ke ceritaku tentang novel yang kubaca.
‘Kemarin waktu 1 hari terkapar ga masuk
kerja coz diare, akhirnya kubaca novel yang 2
tahun yang lalu kubeli tapi belum sempet kubaca. "Waiting" by Ha Jin.
Tentang seorang dokter yang terpaksa menikah tanpa cinta karena dijodohkan oleh
orangtuanya. Dia menunggu supaya bisa bercerai dengan istrinya sampai 18 tahun,
demi bisa menikahi kekasihnya yang memang dicintainya. Dan ternyata kehidupan
pernikahannya dengan kekasihnya yang akhirnya dinikahinya tidak bahagia. Dia
merasa begitu bodoh, penantiannya selama 18thn itu demi apa? Itu semua karena
dia percaya bahwa apa yg tidak diperbolehkan untuk dimilikinya adalah apa yang
ditakdirkan padanya untuk dimiliki. 18 thn menanti tanpa tahu untuk apa. 18 tahun waktu terbaik dalam hidupnya
berlalu, hilang sia2. Menuntunnya pd perkawinan yang tidak bahagia. Ketika dia
datang untuk mengunjungi mantan istri dan anaknya, dia merasa nyaman di sana. Dia bisa tidur dengan
tenang, makan dengan enak, tanpa dibebani oleh pikiran2 berat. Akhirnya dia
tahu yang dia butuhkan adalah rasa nyaman, bukan cinta yang hanya ada sesaat.
Akhirnya dia meminta mantan istrinya untuk
menunggunya, dia akan kembali.'
Aku
sekarang jadi mikir. Aku cm pengin bisa hidup tenang dan nyaman. Melihat
teman2ku dengan view fb. Suaminya boleh dibilang ga ganteng, badannya gendut banget. Boleh dibilang mungkin bukan tipeku
sama skali. Tapi dari status teman2ku mereka benar2 happy. Mungkin benar ya,
kuncinya ikhlas dan belajar menerima apa adanya. So, aku
akan mencari orang yang bisa benar2 membuatku merasa nyaman.’
Ya,
itulah beberapa dari inbox-ku yang pengin kuulas di sini.
Sebagian
dari inbox-ku membuatku tertawa. Kenapa dulu seperti itu ya. Kenapa dulu harus
melow2 kayak gitu ya. Benar kata temanku beberapa tahun yang lalu. Tak ada
gunanya nangis2 menangisi hal yang tak seharusnya ditangisi. Suatu saat nanti
kamu pasti akan merasa begitu bodoh kenapa saat itu sampai melakukannya.
Ya,
aku tahu, di saat kita sudah bisa menertawakan hal2 yang menyedihkan yang
pernah kita alami, artinya kita sudah berhasil menutup lembaran itu dan siap beralih
ke lembaran baru.
Ya,
sebuah pertanda bahwa inilah saat yang tepat untuk move on.
Rasanya
begitu banyak aku membuang waktuku untuk melakukan begitu banyak kebodohan.
Rasanya begitu banyak waktuku yang seharusnya bisa kulalui dengan indah,
berlalu sia2 begitu saja. Ya, mata baru akan terbuka jika berlalunya waktu
sudah berhasil mengikis nestapa.
So….
Jangan lagi kausia-siakan keindahan yang menanti di depanmu. Sudah ada begitu
banyak rencana2 briliant bersama keluarga dan sahabat2 tercinta. Bersama orang2
terkasih yang memang selalu ada untuk kita.
Let’s
go around the world.