Apa
yang membuat bangga seseorang, belum tentu membuat bangga orang lain.
Apa
yang membuat bahagia seseorang, belum tentu membuat bahagia orang lain.
Tapi
yang pasti rasa bangga itu membahagiakan.
Ada
orang yang merasa bangga ketika dia sudah berhasil menduduki jabatan tinggi,
ada yang bangga ketika dia sudah berhasil memiliki semua yang ingin dimilikinya
- sudah merdeka secara finansial. Seorang atlet akan merasa bangga saat dia
berhasil memenangkan kejuaraan dan rasa bangganya akan mencapai puncak ketika
dia berhasil memenangkan kejuaraan internasional. Ya, perjuangan panjang yang
disertai pengorbanan yang besar, pada saatnya pasti akan berbuah kebahagiaan.
Aku
tidak akan membahas tentang rasa bangga dan rasa bahagia yang begitu luar biasa
saat seseorang berhasil meraih apa yang dicita-citakannya. Aku akan membahas
tentang rasa bangga dan rasa bahagia itu begitu sederhana. Bangga dan bahagia
karena hal2 kecil yang terjadi dalam hidup kita sehari-hari. Hal2 yang mampu
membuat kita tersenyum karena memang kita benar2 ingin tersenyum bukan cuma
sekedar senyum basa-basi.
Ya,
jika setiap hari kita lewati dengan rasa bahagia, hari2 kita akan bisa kita
lewati dengan lebih menyenangkan bukan.
Aku
tahu bukan materi dan kedudukan yang membuatku bahagia. Aku bukan seseorang
ingin tampil di depan. Ya, aku lebih suka di belakang layar. Karena aku tahu
aku memang tak punya kemampuan untuk memimpin.
Aku
juga bukan orang yang suka jadi perhatian orang. Jika ada yang terus-terusan
memperhatikanku, aku pasti akan merasa salting dan tidak nyaman. Aku pengin
bisa dengan bebas dan leluasa makan di pinggir2 jalan atau ngemil di jalan
tanpa khawatir jadi omongan dan perhatian orang.
Bahkan
ketika sedang beribadah, entah kenapa aku lebih suka di tempat yang sepi, yang
di situ tidak banyak orang yang kukenal atau bahkan tak ada yang kukenal.
Rasanya aku lebih bebas mendekatkan diri pada-Nya tanpa harus berbasa-basi
dengan orang lain, tanpa harus sungkan jika aku pengin punya waktu lebih untuk
curhat dengan yang di atas sana.
BANGGA
Aku
merasa begitu bangga ketika pada akhirnya aku bisa mengganti air galon sendiri.
Teman2ku di kost dulu suka heran, kenapa aku kuat mengangkat galon sendiri dan
memasangnya sendiri. Kenapa aku tidak pernah meminta Aak2 yang mengantarkan
galon untuk memasangkannya untukku.
Juga
ketika aku bisa mengangkat dan menggeser motorku di kost sendiri, teman2ku pun
pada takjub.
‘Kok
kuat?’
Hahahaha.......
Aku
juga bangga ketika akhirnya aku bisa mengganti tabung gas sendiri, Ketika ada
beberapa teman cewek yang maen ke rumah dan entah kenapa pertanyaan mereka
selalu sama.
‘Terus
klo mau ngganti gas gimana?’
‘Ya
ganti sendiri.....’
‘Emang
bisa?’
‘Bisa
donk!, kataku dengan bangga. Hahaha lebai ga sih.....
Juga
ketika akhirnya aku bisa memancing air sendiri ketika pompa air macet, tanpa
harus memanggil tukang. Bangganya bukan kepalang. Bahkan bangganya melebihi
ketika nilai Nem Matematiku waktu SD tertinggi se-kecamatan. (Hahaha.... sepertinya itulah pencapaian tertinggiku, mpe
harus disombongkan di sini :D Oh zaman SD)
Ya,
semua yang tak mungkin bisa jadi mungkin jika terpaksa, semua yang sepertinya
sulit akhirnya bisa jadi lebih mudah ketika kita tahu tak ada orang lain yang
bisa kita harapkan untuk membantu. Ya, terpaksa harus bisa sendiri.... Itu
sebuah dorongan semangat yang luar biasa dari diri kita sendiri agar kita bisa
melakukan sesuatu sendiri.
Aku
jadi terpaksa harus kuat mengangkat galon air sendiri dan menggantinya sendiri
karena waktu kost dulu, dispenserku miring. Ini gara2 kesalahanku juga. Waktu
itu tutup dispenser belum bener masangnya tapi kupaksa naro galon isi di
atasnya. Jadi we miring forever yang suka bikin teman2ku khawatir takut ambruk
dan air tumpah ke mana2. Aku sih yakin asal air sudah mencapai keseimbangan, ga
akan ambruk. Makanya aku lebih milih memasang dan mengganti sendiri karena aku
yang lebih tahu celah2 dispenserku yang miring. Klo si Aak yang masang, aku
khawatir keadaan dispenserku bakal tambah parah. Sebuah pemborosan bukan jika
aku akhirnya harus beli dispenser baru.
Aku
juga jadi kuat mengangkat motorku sendiri itu juga karena terpaksa. Kondisi
kostku yang super duper sempit, pada awalnya membuatku merasa pengin menangis
saat harus mengeluarkan motorku sendiri. Rasanya berat banget dan motor suka kebentur
sana-kebentur sini. Telapak tangan sampai pedih dan lama2 megeras (kapalen ---
bhs Jawa).
Kakiku
juga jadi biru lebam2 karena kupakai buat nahan motor. Lama2 kakiku jadi ga
lebam2 lagi dan mengeluarkan motor jadi ga terlalu bermasalah lagi karena aku
jadi terbiasa. Mungkin juga tanganku jadi kuat ngangkat galon air sendiri
karena terbiasa ngangkat2 motor. Hehe... maybe....
Mengganti
tabung gas sendiri, itu sebuah keharusan. Klo ga, bakalan susah sendiri karena
berkali-kali saat aku lagi tanggung masak tiba2 gas habis. Klo ga bisa
mengganti sendiri, musti nunggu tukang gas, wah, keburu masakan berubah wujud
menjadi jenis makanan baru :D
Memancing
air sendiri itu juga butuh perjuangan. Tiap kali habis beberapa hari ditinggal
pergi, selalu saja pompa air macet. Katanya itu karena pompa air kemasukan
angin atau klo manusia disebut masuk angin kali ya. Biar nyala lagi harus
dipancing. Untuk meminimalisir biar pompa air ga macet saat ditinggal pergi
lama, pompa air selalu kucabut.
Pertama
kali pompa air macet, aku minta bantuan Bapak yang dulu memasangkan pompa air. Untuk selanjutnya
karena tidak enak meminta tolong lagi padanya yang rumahnya jauh, akhirnya aku
bertekad untuk bisa memancing air sendiri. Dengan browsing2 dan dibantu Nick,
akhirnya mengalirlah air sampai jauh. Bunyi gemericiknya benar2 terdengar
sangat indah. Setelah itu ketika terjadi lagi, aku sudah tidak perlu pusing2
lagi. Memancing air sendiri....., siapa takut. Hahahaha.....
BAHAGIA
Aku
merasa bahagia ketika melihat bunga anggrekku yang kutunggu mpe lamaaaaaaaa.......
sekali ga berbunga-bunga, akhirnya sekarang berbunga juga. Yang berbunga bukan
hanya satu. Tapi hampir semua tiba2 saja berbunga. Mpe sekarang pun bahkan
masih berbunga.
Benar2
kata Ndra waktu itu. ‘Bunga Anggrek itu jangan diarepin berbunga, didiemin
saja, nanti lama2 juga berbunga sendiri. Kayak punya Ibukku.’
Aku
juga bahagia ketika bayam2ku tumbuh dengan suburnya. Bahkan beberapa tetanggaku
juga menyukainya dan sering minta. Katanya bayamku rasanya enak, manis dan
renyah. Sehat lagi karena memang tidak pake bahan2 kimia apapun. Bayam-bayamku
ini tumbuh jadi bayam raksasa. Besar tiap lembar daunnya aja sepanjang sendok
makan ukura normal. Ampe aku pernah ditegur ibu ketika waktu memasak tidak
kupotong-potong. Makannya jadi susah saking gedhenya bayem. Hahaha.
Sekarang2
ini bayamku belum tumbuh lagi. Tapi aku tidak perlu khawatir, beberapa bulan
lagi akan tumbuh bayam2 baru berkat benihnya yang tersebar ke mana2 oleh angin.
Saat
cabe yang kutanam akhirnya berbuah biarpun cuma tujuh buah, aku sudah sangat
senang. Lebih senang lagi ketika kuanggurin pohon cabeku karena aku pulang
malam terus, tahu2 kudapati cabeku berbuah banyak sekali. Aku yang memang harus
mengurangi makan pedas, akhirnya membagi cabeku ke tetanggaku. Dan mereka
senang menerimanya. Sampe sekarang jadinya aku tidak perlu beli cabe yang biasa
dipanggil cengek lagi, karena tinggal petik, aku sudah bisa dapat cabe.
Aku
juga senang ketika aku masak, masakanku dibilang enak dan habis dimakan rame2.
Rasanya perjuanganku ga sia2. Aku akan dengan senang hati memasak untuk mereka
ketika mereka bilang kangen masakanku dan datang ke rumah minta dimasakin.
Ya,
yang bikin rasa enak pada masakan itu kebersamaan. Dimakan rame2 rasanya pasti
akan lebih enak.
Dan
aku, impianku sebenarnya ga muluk2. Aku seneng berkunjung ke berbagai tempat.
Yang bahasa kerennya ‘travelling’. Bisa pergi ke tempat yang sangat ingin
kukunjungi. Terlebih planning-nya jauh2 hari dengan perjuangan cari info
sana-sini, browsing sana-browsing sini. Dari yang tadinya ga mengenal suatu
tempat sama sekali sampai akhirnya tau gambaran tempat itu. Dan akhirnya bisa
backpackeran ke sana dengan meriah. Wuuuuuaaaah.... senengnya berlipat-lipat.
Saat ada yang tanya, bisa dengan sangat antusiasnya aku bercerita. Pergi
sendiri tanpa tour agent gitu lho...... Hahahaha.... (Yang sebenarnya, rela
sangat ribet prepare macem2 sendiri, karena
ga punya modal gedhe buat make jasa tour agent.... :D)
Saat
di kantor pun, rasa bahagia bisa datang dari hal2 kecil. Seperti halnya
kemarin, ketika aku benar2 dibuat pusing ketika mengimpor data untuk e-SPT PPh
Ps.21, data yang kuimpor yang seharusnya masuk di daftar pegawai tetap, kenapa
munculnya di daftar penerima pensiun. Diulang mpe beberapa kali input, hasilnya
sama saja. Hampir putus asa akhirnya kutelepon temanku yang lebih menguasai.
Dia juga bingung ga tahu masalahnya di mana. Selidik punya selidik, temanku
minta aku ngecek file excel. Dan akhirnya ketahuanlah penyebabnya karena
temanku kreatif mengganti kode pajak 01 jadi 02. Dipikirnya 01 itu menunjukkan
masa. Jadi untuk pelaporan masa Februari, 01 diganti jadi 02. Hahahaha... pas
ketahuan penyebabnya apa, semuanya tertawa gelak2. Leganyaaaa...... akhirnya tugas
negara beres juga.
Apa
yang membuatmu bangga hari ini? Atau apa yang membuatmu bahagia hari ini?
Carilah
sendiri, dan ciptakanlah sendiri. Karena itu yang akan membuat hari-harimu
lebih menyenangkan.