Maret 31, 2014

I LOVE DELAY

Sebenarnya ini pengin kutulis sejak bulan Desember 2013 lalu, tapi menginat aku sekarang benar2 super sibuk, jadi we baru sekarang mulai terealisasi :D

Aku suka delay bukan terus berharap kena delay terus. Aku suka delay pada saat aku dalam kondisi super duper panik karena nyaris saja aku ketinggalan kereta. Klo hampir ketinggalan peswat, Week yang lebih berpengalaman dalam hal ini. Klo aku seringnya kereta. Naik pesawat boros euy..... Hahaha....

Mudik Natal kemarin, aku benar2 dibikin sport jantung. Jadwal keretaku 21 Desember 2013 pk. 15.30. Aku memilih kereta Malabar supaya pk.23.30 aku sudah bisa sampai di Yogya, jadi aku masih punya waktu untuk tidur sampai pagi. Sejak dari kantor aku sudah dibikin kemut2 karena taxi pesananku tak kunjung datang. Aku sudah hampir memutuskan untuk pergi ke stasiun naik motor saja. Tapi kemudian telepon berdering, security memberitahu kalau taxi pesananku sudah datang. Ooooh... thank you. Langit mendung, aku rada khawatir klo naik motor, bawaanku bakal basah semua.

Ternyata saudara2. Jalan bener2 crowded. Mobil2 pada stuck di Jln. Karapitan. Hohoho... ada apakah ini. Aku benar2 panik. Gara2 long wiken sepertinya. Pak sopir pun ga yakin klo kereta bisa terkejar. Kulihat jam sudah menunjuk 15.05. Hohoho... matilah aku.....
Akhirnya aku minta pak sopir ambil jalur kiri dan berbelok ke Jl. Paledang. Pak sopir sebenarnya ragu, tapi aku berusaha meyakinkannya karena memang tidak ada pilihan lain. Keluar menuju Jln. Lengkong Kecil, jalan masih padat. Setelah masuk jalan Asia Afrika jalanan mulai lancar. Hohoho..... Senangnya. Pak sopir yang tadinya kupikir orangnya ga bersahabat ternyata bisa diajak kerjasama. Dia baik banget. Ngebut Pak...... Hehehehe.....
Pk.15.20 aku sampai di stasiun Bandung pintu selatan. Melihat antrean yang begitu panjang di depan loket, lemeslah aku. Struk bayar tiket belum kutukar tiket. Wadooooh..... mulai panik lagi.

Aku segera mendatangi penjaga pintu masuk. Berharap dia mau membantuku biar bisa mendapatkan prioritas print tiket tanpa ngantree. Ternyata petugas bialng aku tetap harus ke loket. Aku bilang antrean begitu panjang, ga akan keburu. Petugas itu menunjuk ke loket sebelah kanan yang ga ada antrean panjang. Segera kudatangi loket itu. Ternyata di situ ada tombol karcis antree. Kulihat ada banyak yang duduk di situ, waktu kutanya ternyata mereka antri loket itu. Alamaaaak....

Segera saja kembali kudatangi penjaga pintu peron mengharap belas kasihan. Beruntung salah seorang petugas baik banget.
‘Ini tinggal 5 menit. Ga akan keburu ngantri diloket. Mari mbak saya atar.’
Hohoho... yesss!!!!!! Akhirnya aku bisa didulukan di loket. Bukan di loket yang sebelah kanan, tapi di loket yang antrinya kayak ular naga panjangnya. Akhirnya tiket berhasil di print. Petugas pesan supaya tiket pulangku ke Bandung, sampai stasiun Yogya langsung di print, supaya tidak kejadian lagi. Hehehe.... Makasih Pak. Tak henti2nya aku berteterimakasih dan mengucap syukur.
‘Cepet mbak. Udah mau berangkat!, seru petugas.

Aku segera berlari-lari masuk ke jalur 6. Hohoho... berlari dari jalur1 menuju jalur 6. Rempongnya... Keringat mpe bercucuran. Mana bawaanku ga bisa dibilang enteng.
Dan mpe Jalur 6, kulihat puluhan orang menunggu di selasar. Waktu kutanya ke petugas di situ, katanya kereta Malabar masih harus menunggu dulu. Hohoho... super duper legaaaa......... Kereta pun datang 15 menit kemudian dan kusambut dengan gembira tiada terkira.... Ternyata kereta delay 20 menit....  Benar2 ‘I love delay’ J

Kejadian berulang lagi di Yogya. Tapi ini bukan delay ya. Hampir ketinggalan kereta lagi.
Hari itu hari Kamis 26 Desember 2013 pk. 14.24 adalah jadwal kereta sepupuku yang mau pulang ke Pwt dengan kereta Logawa. Rencananya kita mau berangkat dari rumah pk.12.30 karena mau mampir hunting oleh2 dulu mengingat Yogya yang sekarang tiap musim liburan macetnya ga kira2. Bahkan di jalan2 kecil pun ikut macet.
Ternyata keberangkatan kita tertunda karena Week n fam’s yang akan nganter kita ke stasiun baru mpe rumah pk.13.15. Habis itu terjadi kesibukan yang luar biasa. Semua sibuk ngangkatin banyak travel bag titipan sodara Dhex yang mau pulang ke Jakarta via Stasiun Lempuyangan yang menitipkan barang bawaannya, mindahin dari mobil yang satu ke mobil yang lain karena mobil yang satunya ada muatan satu ember besar ikan gurame yang diperuntukkan untuk babe.

Alhasil mobil jadi penuh muatan. Di bawah kaki penuh tas. Di bagasi juga sudah penuh sesak, bahkan di pangkuan kita juga ada tas gedhe. Mpe rada khawatir saat melewati polisi tidur. Takut nggrasuk kelebihan muatan. Vinka yang sabar ya..... untung dua bocah kecil eL& Vinka ga rewel biarpun di dalam mobil jadi kayak mandi sauna, saking panasnya udara dan penuhnya muatan. Heran, padahal sebelum-sebelumya tiada hari tanpa kita pergi tanpa payung, saking hobinya hujan turun.

Pk.14.45 kita sampai di Patuk dan dapat pesan jangan lama2, kita pun segera menyelesaikan tugas negara, hunting bakpia buat oleh2. Kelar hunting bakpia, kita kembali dihadapkan pada macet. Terjadi kepanikan di jok bagian belakang karena khawatir ketinggalan kereta. Kulihat jam menunjukkan kurang dari 5 menit kereta berangkat. Stasiun benar2 padat. Cari parkiran pun susah, mo drop penumpang di dekat pintu masuk stasiun pun ga bisa saking sempitnya jalan. Klo pun memaksa berhenti, yang di belakang pasti sudah marah2.
Akhirnya dapat parkir nun jauh di sana. Mbak Chris yang menggendong Vinka berlari paling depan, aku dan Putri lari2 di belakang menyusul dengan masing2 membawa travel bag yang berat. Parahnya, aku yang habis refleksi, tiba2 saja perutku yang tadinya kembung jadi rata. Jadi we tangan kananku menjinjing tas, tangan kiriku memegangi celana pendekku yang tiba2 aja jadi kegedean, takut melorot saat lari. Hahahaha... kacau....

Saking paniknya, tas yang kubawa hampir saja ga dibawa. Kupanggil Putri,Ini tas-nya, aku kan ga bisa ikut masuk.’
Mereka segera naik ke kereta, asal naik gerbong. Yang penting udah naik. Selang dua menit kereta pun segera berangkat. Hohoho.... hampir saja.

Kepulanganku ke Bandung pun, aku hampir ketinggalan kereta. Aku yang rencana mo berangkat dari rumah pk.20.30 karena jadwal keretaku pk.21.30, ternyata Dhex yang mau mengantarku belum datang2 juga. Dia sedang menghadiri undangan. Aku, Week, nyak & babe semua sudah menunggu di depan pagar beserta barang bawaan saking takut ketinggalan kereta. Pak Agus yang mo nebenk mpe stasiun kutelepon, kupesen supaya menunggu di depan rumah, udah terburu-buru supaya bisa langsung cuss....

Untung jalan ga macet. Dengan kecepatan terkadang 100 km/jam dan hampir saja srempetan ma mobil lain, pk. 21.25 aku sudah sampai di stasiun pintu selatan. Gelo aja, sambil nenteng barang yang berat, aku masih harus melewati lorong bawah tanah yang banyak anak tangganya. Hohoho.... Ternyata kereta delay 20 menit. Aku pun tertawa. Kembali I love delay..... Moga2 ga kejadian lagi deh sport jantung kayak gini..... :D

Catatan:
Buat mengantisipasi waktu mepet sampai stasiun dan meminimalizir harus antree saat mau nge-print tiket, untuk tiket yang beli via online, sebaiknya di-print jauh2 hari sebelum keberangkatan. Sekarang di stasiun pun sudah ada fasilitas print tiket sendiri. Bulan Desember kemarin aku n Nick pernah nyoba print tiket sendiri di mesin yang disediakan di stasiun dekat pintu masuk, dan berhasil. Tinggal masukin kode bayar dan no telepon. Iseng nyoba print tiket yang sudah di-print, ternyata ga bisa. Hehe... mesinnya lebih pinter daripada manusia, ga bisa dibohongi dia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar