Sebenarnya
ini pengin kutulis sejak bulan Desember 2013 lalu, tapi menginat aku sekarang
benar2 super sibuk, jadi we baru sekarang mulai terealisasi :D
Aku
suka delay bukan terus berharap kena delay terus. Aku suka delay pada saat aku
dalam kondisi super duper panik karena nyaris saja aku ketinggalan kereta. Klo
hampir ketinggalan peswat, Week yang lebih berpengalaman dalam hal ini. Klo aku
seringnya kereta. Naik pesawat boros euy..... Hahaha....
Mudik
Natal kemarin, aku benar2 dibikin sport jantung. Jadwal keretaku 21 Desember
2013 pk. 15.30. Aku memilih kereta Malabar supaya pk.23.30 aku sudah bisa
sampai di Yogya, jadi aku masih punya waktu untuk tidur sampai pagi. Sejak dari
kantor aku sudah dibikin kemut2 karena taxi pesananku tak kunjung datang. Aku
sudah hampir memutuskan untuk pergi ke stasiun naik motor saja. Tapi kemudian telepon
berdering, security memberitahu kalau taxi pesananku sudah datang. Ooooh...
thank you. Langit mendung, aku rada khawatir klo naik motor, bawaanku bakal
basah semua.
Ternyata
saudara2. Jalan bener2 crowded. Mobil2 pada stuck di Jln. Karapitan. Hohoho...
ada apakah ini. Aku benar2 panik. Gara2 long wiken sepertinya. Pak sopir pun ga
yakin klo kereta bisa terkejar. Kulihat jam sudah menunjuk 15.05. Hohoho...
matilah aku.....
Akhirnya
aku minta pak sopir ambil jalur kiri dan berbelok ke Jl. Paledang. Pak sopir
sebenarnya ragu, tapi aku berusaha meyakinkannya karena memang tidak ada
pilihan lain. Keluar menuju Jln. Lengkong Kecil, jalan masih padat. Setelah
masuk jalan Asia Afrika jalanan mulai lancar. Hohoho..... Senangnya. Pak sopir
yang tadinya kupikir orangnya ga bersahabat ternyata bisa diajak kerjasama. Dia
baik banget. Ngebut Pak...... Hehehehe.....
Pk.15.20
aku sampai di stasiun Bandung pintu selatan. Melihat antrean yang begitu
panjang di depan loket, lemeslah aku. Struk bayar tiket belum kutukar tiket. Wadooooh.....
mulai panik lagi.
Aku
segera mendatangi penjaga pintu masuk. Berharap dia mau membantuku biar bisa
mendapatkan prioritas print tiket tanpa ngantree. Ternyata petugas bialng aku
tetap harus ke loket. Aku bilang antrean begitu panjang, ga akan keburu.
Petugas itu menunjuk ke loket sebelah kanan yang ga ada antrean panjang. Segera
kudatangi loket itu. Ternyata di situ ada tombol karcis antree. Kulihat ada
banyak yang duduk di situ, waktu kutanya ternyata mereka antri loket itu.
Alamaaaak....
Segera
saja kembali kudatangi penjaga pintu peron mengharap belas kasihan. Beruntung
salah seorang petugas baik banget.
‘Ini
tinggal 5 menit. Ga akan keburu ngantri diloket. Mari mbak saya atar.’
Hohoho...
yesss!!!!!! Akhirnya aku bisa didulukan di loket. Bukan di loket yang sebelah
kanan, tapi di loket yang antrinya kayak ular naga panjangnya. Akhirnya tiket
berhasil di print. Petugas pesan supaya tiket pulangku ke Bandung, sampai
stasiun Yogya langsung di print, supaya tidak kejadian lagi. Hehehe.... Makasih
Pak. Tak henti2nya aku berteterimakasih dan mengucap syukur.
‘Cepet
mbak. Udah mau berangkat!, seru petugas.
Aku
segera berlari-lari masuk ke jalur 6. Hohoho... berlari dari jalur1 menuju
jalur 6. Rempongnya... Keringat mpe bercucuran. Mana bawaanku ga bisa dibilang
enteng.
Dan
mpe Jalur 6, kulihat puluhan orang menunggu di selasar. Waktu kutanya ke
petugas di situ, katanya kereta Malabar masih harus menunggu dulu. Hohoho...
super duper legaaaa......... Kereta pun datang 15 menit kemudian dan kusambut
dengan gembira tiada terkira.... Ternyata kereta delay 20 menit.... Benar2 ‘I love delay’ J
Kejadian
berulang lagi di Yogya. Tapi ini bukan delay ya. Hampir ketinggalan kereta
lagi.
Hari
itu hari Kamis 26 Desember 2013 pk. 14.24 adalah jadwal kereta sepupuku yang
mau pulang ke Pwt dengan kereta Logawa. Rencananya kita mau berangkat dari
rumah pk.12.30 karena mau mampir hunting oleh2 dulu mengingat Yogya yang
sekarang tiap musim liburan macetnya ga kira2. Bahkan di jalan2 kecil pun ikut
macet.
Ternyata
keberangkatan kita tertunda karena Week n fam’s yang akan nganter kita ke
stasiun baru mpe rumah pk.13.15. Habis itu terjadi kesibukan yang luar biasa.
Semua sibuk ngangkatin banyak travel bag titipan sodara Dhex yang mau pulang ke
Jakarta via Stasiun Lempuyangan yang menitipkan barang bawaannya, mindahin dari
mobil yang satu ke mobil yang lain karena mobil yang satunya ada muatan satu ember
besar ikan gurame yang diperuntukkan untuk babe.
Alhasil
mobil jadi penuh muatan. Di bawah kaki penuh tas. Di bagasi juga sudah penuh
sesak, bahkan di pangkuan kita juga ada tas gedhe. Mpe rada khawatir saat
melewati polisi tidur. Takut nggrasuk kelebihan muatan. Vinka yang sabar
ya..... untung dua bocah kecil eL& Vinka ga rewel biarpun di dalam mobil
jadi kayak mandi sauna, saking panasnya udara dan penuhnya muatan. Heran,
padahal sebelum-sebelumya tiada hari tanpa kita pergi tanpa payung, saking hobinya
hujan turun.
Pk.14.45
kita sampai di Patuk dan dapat pesan jangan lama2, kita pun segera
menyelesaikan tugas negara, hunting bakpia buat oleh2. Kelar hunting bakpia,
kita kembali dihadapkan pada macet. Terjadi kepanikan di jok bagian belakang
karena khawatir ketinggalan kereta. Kulihat jam menunjukkan kurang dari 5 menit
kereta berangkat. Stasiun benar2 padat. Cari parkiran pun susah, mo drop
penumpang di dekat pintu masuk stasiun pun ga bisa saking sempitnya jalan. Klo
pun memaksa berhenti, yang di belakang pasti sudah marah2.
Akhirnya
dapat parkir nun jauh di sana. Mbak Chris yang menggendong Vinka berlari paling
depan, aku dan Putri lari2 di belakang menyusul dengan masing2 membawa travel
bag yang berat. Parahnya, aku yang habis refleksi, tiba2 saja perutku yang
tadinya kembung jadi rata. Jadi we tangan kananku menjinjing tas, tangan kiriku
memegangi celana pendekku yang tiba2 aja jadi kegedean, takut melorot saat
lari. Hahahaha... kacau....
Saking
paniknya, tas yang kubawa hampir saja ga dibawa. Kupanggil Putri,Ini tas-nya,
aku kan ga bisa ikut masuk.’
Mereka
segera naik ke kereta, asal naik gerbong. Yang penting udah naik. Selang dua
menit kereta pun segera berangkat. Hohoho.... hampir saja.
Kepulanganku
ke Bandung pun, aku hampir ketinggalan kereta. Aku yang rencana mo berangkat
dari rumah pk.20.30 karena jadwal keretaku pk.21.30, ternyata Dhex yang mau
mengantarku belum datang2 juga. Dia sedang menghadiri undangan. Aku, Week, nyak
& babe semua sudah menunggu di depan pagar beserta barang bawaan saking
takut ketinggalan kereta. Pak Agus yang mo nebenk mpe stasiun kutelepon,
kupesen supaya menunggu di depan rumah, udah terburu-buru supaya bisa langsung
cuss....
Untung
jalan ga macet. Dengan kecepatan terkadang 100 km/jam dan hampir saja srempetan
ma mobil lain, pk. 21.25 aku sudah sampai di stasiun pintu selatan. Gelo aja,
sambil nenteng barang yang berat, aku masih harus melewati lorong bawah tanah
yang banyak anak tangganya. Hohoho.... Ternyata kereta delay 20 menit. Aku pun
tertawa. Kembali I love delay..... Moga2 ga kejadian lagi deh sport jantung
kayak gini..... :D
Catatan:
Buat
mengantisipasi waktu mepet sampai stasiun dan meminimalizir harus antree saat
mau nge-print tiket, untuk tiket yang beli via online, sebaiknya di-print jauh2
hari sebelum keberangkatan. Sekarang di stasiun pun sudah ada fasilitas print
tiket sendiri. Bulan Desember kemarin aku n Nick pernah nyoba print tiket
sendiri di mesin yang disediakan di stasiun dekat pintu masuk, dan berhasil.
Tinggal masukin kode bayar dan no telepon. Iseng nyoba print tiket yang sudah
di-print, ternyata ga bisa. Hehe... mesinnya lebih pinter daripada manusia, ga
bisa dibohongi dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar