April 09, 2015

SANTA FRANSISKA

Santa Fransiska adalah santa pelindungku. Dulu benar baca tentang kisahnya tapi hanya cerita sekilas di buku ensiklopedi orang kudus. Sekilas karena di buku itu cuma diulas sekilas. Penasaran pengin tahu detail tentang kisah Santa pelindungku ini, akhirnya aku hari ini browsing dan nemu kisahnya dari blog ini : http://khaelel.blogspot.com/2009/09/sejarah-santa-fransiska-romana.html

Senang sekali akhirnya aku tahu cerita tentang Santa Fransiska, tentang kepeduliannya pada kaum miskin bahkan sampai rela membagi hartanya yang mulai menipis demi membantu mereka yang lebih membutuhkan.
Semoga aku bisa meneladaninya.

Berikut kisahnya :

Santa Fransiska Romana


Pesta: 9 Maret


Fransiska dilahirkan di Roma pada tahun 1384, dan berasal dari keluarga kaya dan beradab. Ia melanjutkan sikap ibunya yang tenang dan penuh kesalehan terhadap Allah. Dan dari ayahnya, ia meneruskan sikap dan pendirian yang kuat dalam dirinya. Ketika berumur sebelas tahun, ia menemukan bahwa Tuhan menghendakinya untuk menjadi suster. Keinginan untuk menjadi suster ini amat ditantang oleh ayahnya. Ayahnya mengatakan bahwa ia masih terlalu mudah untuk mengetahui kehendak Allah, namun ia sudah tidak terlalu muda untuk menikah. Ayahnya sudah mengatur perkawinan Fransiska dengan anak seorang kaya lainnya. Kebiasaan di Roma saat itu, sang ayah memiliki kuasa bahkan untuk menjual anaknya untuk dijadikan budak, atau memberikan perintah agar anaknya dibunuh.

Fransiska memahami hal ini, yakni bahwa ayahnya akan berbuat apa saja agar ia dipaksakan untuk menikah. Namun baik sang ayah maupun Fransiska saling tidak mendengarkan satu sama lain. Fransiska tetap berkeras hati dan dan dengan penuh ratap tangis berdoa kepada Tuhan agar hal tersebut tidak tejadi, sampai akhirnya suatu saat bapa pengakuannya memberikan suatu pertanyaan: "Apakah engkau menangis karena engkau ingin melakukan kehendak Allah, atau karena engkau menghendaki agar Allah melaksanakan kehendakmu?"

Fransiska akhirnya bertekuk lutut, dan dengan berat hati menerima perkawinan yang telah diatur tersebut. Orang-orang di sekitarnya sungguh tak mampu memahami alasan penolakan perkawinan oleh Fransiska, karena suaminya - Lorenzo Ponziani merupakan seorang yang baik, seorang dari keluarga beradab dan kaya. Lorenzo Ponziani adalah seorang yang amat ideal, namun bagi Fransiska, ia telah mempersembahkan dirinya sebagai mempelai Kristus.

Suatu mimpi buruk terjadi. Pada suatu kesempatan pesta pernikahan, mertuanya menyuruh Fransiska untuk melayani para tamu agung yang datang. Fransiska yang berumur 13 tahun itu yang sering kali senang berpuasa ini, menemukan bahwa pesta ria merupakan beban bagi dirinya. Dan dalam kesempatan pesta tersebut ia jatuh pingsan dan tidur dalam keadaan coma untuk jangka waktu yang panjang. Ia tak bias mebalikan badan dan tak bisa makan ataupun berbicara. Dan dalam kesempatan mati suri tersebut, ia bermimpi melihat seorang kudus, St. Alexis. Orang kudus ini adalah juga anak seorang kaya, yang juga melarikan diri dari rumah dan menjadi seorang peminta-minta karena ia tak ingin menikah. Setelah beberapa tahun menjadi peminta-minta dan kembali lagi ke rumah orang tuanya, ia sama sekali tak dapat dikenal oleh keluarganya, dan hanya bias tidur di tangga rumah orang tuanya. Fransiska mungkin juga mengalami hal yang sama, yakni tak dikenal dan ditolak oleh anggota keluarganya, mereka tak mampu melihat bahwa ia ingin memberikan segala-galanya demi Yesus. St. Alexis mengatakan kepadanya bahwa Tuhan sedang memberikan kepadanya dua pilihan, yakni apakah Fransiska ingin untuk sembuh kembali atau tidak. Fransiska membisik kepada St. Alexis; "Kehendak Allahlah yang harus terjadi." Kalimat ini bias merupakan kalimat yang berat untuk dikatakan saat itu, namun merupakan pilihan yang tepat. St. Alexis lalu berkata kepadanya; "Kalau demikian, engkau harus hidup demi kemuliaan namaNya." Dengan segera ia sembuh kembali secara total. Setelah kesembuhan yang ajaib ini, suaminya Lorenzo menjadi lebih setia kepada Fransiska dan dipenuhi keheranan yang mendalam.

Ibu mertuanya masih menginginkan agar Fransiska bergabung dengan kaum VIP untuk menghadiri berbagai pesta. Sang mertua sungguh mengharapkan agar Fransiska bias mengikuti jejak puterinya Vannozza yang nampak gembira dan bahagia mengikuti berbagai pesta ria. Namun suatu saat, Venozza menemukan Fransiska menangis sendirian di salah satu sudut taman. Setelah Fransiska menceritakan apa yang ada dalam hatinya, baharulah diketahui bahwa Venozza juga memiliki keinginan yang sama yakni untuk mempersembahkan hidupnya seutuhnya bagi Yesus. Keduanya menjadi teman akrab, dan bersama-sama membuat perencanaan bagaimana caranya agar hidup mereka sungguh menjadi suatu persembahan bagi Tuhan. Mereka memutuskan untuk tetap mentaati kewajiban mereka dalam hidup berkeluarga. Fransiska masih tetap mengenakan pakaian kebesaran (walau dalam hatinya ia menolak), juga masih mengikuti berbagai pesta para VIP, dan di atas segalanya, mereka HARUS melakukan semuanya itu dengan penuh gembira. Namun setiap hari mereka harus bersama-sama mengikuti perayaan Ekaristi, sama-sama mengunjungi orang miskin dan yang sakit, mengunjungi kaum penjara. Dalam rumah mereka juga dibuat sebuah kapela kecil tempat di mana mereka bias berdoa bersama-sama. Namun di masa itu, kaum wanita tak diperbolehkan untuk berkeliaran di tengah tempat-tempat kumuh kaum miskin, dan karena itu mertuanya ditertawakan oleh teman-temannya.

Ketika mertuanya meninggal, Fransiska diangkat sebagai seorang yang berkuasa untuk mengatur harta milik keluarga. Kesempatan emas yang kini ada di hadapannya Suatu saat, terjadilah kelaparan besar di Roma. Fransiska mengeluarkan segala harta kekayaannya untuk dibagikan kepada kaum miskin. Namun ayah mertuanya menjadi marah karena tindakan Fransiska tersebut, karena itu ia menjual semua stok makanan yang ada dan hanya meninggalkan sedikit sisa demi kebutuhan mereka. Namun pada saat demikian, keadaan kaum miskin menjadi sangat parah. Karena itu Fransiska mengeluarkan sisa makanan yang masih tersimpan di gudang, semuanya diberikan kepada kaum miskin. Keluarga mereka kini terancam bahaya kelaparan. Namun suatu saat, ketika berusah mencari sisa-sisa makanan dalam gudang tersebut, mereka menemukan sebuah mukjizat, gudang mereka penuh berisi makanan berlimpah ruah.

Secara singkat, Fransiska adalah seorang kudus yang mengabdikan dirinya kepada Tuhan. Ia melayani Tuhan lewat pelayanannya terhadap kaum miskin dan lewat pelayanan terhadap mereka yang terbuang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar