Maret 22, 2016

JATUH CINTA

Hehe... jatuh cinta... berjuta rasanya...
Aku menulis ini bukan karena aku sedang jatuh cinta yaaa..... Tapi karena aku mulai menertawakan kenangan2 zaman dulu, bertahun-tahun yang lalu.
Sudah bisa menertawakan dan sudah mau menuliskannya berarti aku sudah bener2 move on. Hihi....

Cinta monyet zaman SD. Aku seneng banget waktu bisa bikin drama di kelas bareng dia. Kita bikin drama dengan tema Natal. Menurutku dia adalah cowok paling cakep di kelasku waktu itu. Tapi playboy-nya ga ketulungan. Hihi..
Belakangan waktu kelas 3 SMP hampir lulus, dia pulang sekolah mengikutiku pulang, kukira dia mau main ke rumahku. Kami naik sepeda berjejeran sambil ngobrol. Sampai dekat rumahku dia bilang gini,”Kenapa dulu waktu SD kamu menolakku?”. Hahahaha... aku ketawa ga nyangka dengar pertanyaan spontannya. Dia minta aku menuliskannya dalam surat kemudian berbalik pulang, ga jadi maen ke rumahku.
Waktu SD kami jarang banget saling sapa karena waktu itu kita dipacok-pacokkan (dijodoh-jodohkan). Dan anak2 klo sudah meledek teramat sadis, bisa bikin kita nangis dan ga mau ke sekolah lagi. Jadi jangan sampai terpergok lagi ngobrol berdua. Bahaya..... Setelah SMP baru kita suka ngobrol meskipun waktu itu kita beda kelas. Dia sering nyamper ke kelasku, bahkan sering memakai topiku klo mau ngapelin cewek. Suka curhat2 ke aku tentang cewek yang lagi jadi incarannya.

Waktu SMP itu aku dulu pernah suka ama kakak kelas yang sepedanya warna ungu. Aku sudah suka sejak aku masih SD kelas 6 dan papasan ma dia yang lagi berangkat sekolah. Suka-suka ga jelas. Hahaha. Belakangan tetanggaku depan rumah yang juga temannya sekelas menceritakan perihal aku suka ma cowok itu dan cowok itu jadi suka nitip salam, bahkan pernah mpe main ke tetanggaku yang rumahnya di depan rumahku persis. Aku jadi malu dan kesel ama tetanggaku dan entah kenapa kemudian rasa suka itu berangsur menghilang dengan sendirinya.

Waktu SMA. Ini kali pertama aku bena2 suka ama cowok. Beda kelas. Aku juga ga tau bagaimana awal mulanya hingga rasa suka itu ada. Mungkin pandangan mata tidak bisa berbohong ya. Bisa papasan, bisa jajan di kantin bareng, bisa pulang beriringan, meskipun kita masing2 dengan geng kita, rasanya sudah seneng banget.
Waktu sama2 jajan di kantin, secara ga sengaja tangan kita masuk ke stopples yang sama, karena sama2 mo ngambil permen hingga tangan ga bisa keluar karena tangan sama2 menggenggam permen, kemudian dia melepaskan permennya dulu dan mengeluarkan tangannya. Setelah aku mengambil sejumlah permen yang akan kubeli, baru kemudian dia mengambil permen yang akan dibelinya. Lucu. Hihi... bisa kebetulan gitu yak.

Waktu dia dan geng-nya lagi main volley di halaman sekolah, terus aku lewat, dia sengaja menendang bola volley ke arahku, terus minta aku mengambilkannya. Aku bilang, ‘Aku tendang ya?’ Dia mengiyakan, kemudian kutendang ke arahnya. Hihi...

Waktu sudah sama2 telat sekolah, bel sudah cukup lama berdering tapi kita masih aja asik baca koran yang ditempel di papan deket parkiran. Baca sebelah2an. Sama2 ga fokus baca. Jantungku waktu itu berdegup ga karuan. Ga peduli yang di kelas sudah pada mulai belajar. Manfaatin toleransi keterlambatan 15 menit. Hahaha...

Waktu acara kemah pramuka yang aku tahu dia selalu menoleh memastikan aku sudah menyeberang sungai dengan selamat baru kemudian dia meneruskan langkah. Dan waktu malam api unggun dia dan teman2nya dengan usil menyorotkan cahaya senter ke arahku. Kemudian aku memprovokasi teman2ku satu regu waktu acara persembahan dari tiap regu, supaya regu kami menyanyikan lagu ‘Hanya Kau Seorang’ yang memang secara khusus kutujukan untuknya. Ihiiir....

Waktu kelar dari study tour ke Bali dan kita sama2 mo ngumpulin laporan, dia ma temennya nyamperin dan nanya tentang laporan mereka. Terus aku buka2 laporan kelompoknya dan dengan serius aku kasih saran. Hihi... dia ga tahu betapa deg2annya aku waktu itu.

Setelah masa ujian sekolah, dia dan teman2nya sesudah pulang sekolah nongkrong di depan kelasku, saat itu aku dan beberapa temanku duduk di pendopo depan kelas. Dia menyanyikan ‘I miss u like crazy’nya The Moffat dengan diiringi gitar. So sweeeeeeet......

Waktu jelang kelulusan, aku dateng ke kelasnya minta tanda tangan teman sekelasnya yang kukenal di baju seragamku. Pengin minta tanda tangannya, rasa gengsi yang teramat sangat menghambatku untuk meminta dulu padahal aku sangat ingin dan akhirnya aku ga dapat tanda tangannya padahal dia ada di deketku sibuk menanda tangani baju temen2nya sambil ketawa-ketiwi memperhatikanku. Hiks...
Terlalu banyak cerita zaman SMA. Berlembar-lembar pun akan cukup untuk diceritakan. Hahahaha...
Tapi ya dasar anak2 SMA yang sama2 tidak tahu harus memulai dari mana, akhirnya sampai kita lulus pun masih begitu2 saja. Sedihnya waktu itu. Bisa dibilang kasih tak sampai atau kasih tak terungkap.

Zaman kuliah rasanya tidak perlu kuceritakan. Rasanya aku dulu pernah sekilas menulis. Cuma ada seseorang yang dulu waktu kuliah yang aku tahu dia care padaku. Aku beberapa kali memergokinya sedang memperhatikanku. Sebenarnya klo dia mau terus terang mungkin aku akan mempertimbangkannya, tapi dia sepertinya tidak punya keberanian untuk ngomong terlebih setelah tahu klo teman baiknya menyukaiku.
Pernah suatu ketika kita ada acara bersama teman2 kampus menginap di pantai, sebenarnya aku ada kesempatan untuk berboncengan dengannya menuju pantai dari Wonosari, karena sebagai panitia aku harus prepare segala sesuatu duluan. Tapi temenku cewek yang mengeluh pusing klo harus naik bus, kekeuh minta berboncengan dengannya. Aku geli melihat muka dongkolnya. Dia berusaha membujuk temenku untuk naik bus saja tapi temenku tetep tidak mau. Akhirnya aku yang mengalah. Hihi...
Tapi bukan dia cowok yang berhasil membuatku mewek2 waktu itu. Ah lupakan masa kuliah.

Cerita di Bandung. Hihi rasanya lebih baik aku tidak usah cerita. Takut ada yang baca bikin aku malu. #tutupmuka
Yang jelas aku pernah menyukai seseorang yang aku tahu sebenernya aku ga pengin suka, karena sejak awal aku tahu akan ada sangat banyak ketidakcocokan selain faktor usia yang dia beberapa bulan lebih muda, tapi waktu tersadar aku sudah menyukainya. Aku benar2 bersemangat jika ketemu dia. Tapi akhirnya aku tahu, yang aku pikirkan tentang dia ternyata salah. Penafsiranku tentang mimpi2 yang selalu menghantuiku juga salah.
Dan aku tahu, Tuhan menjawab doa2ku. Jika memang jodohku tolong dekatkan, tetapi jika bukan tolong jauhkan. Ternyata akhirnya kami dijauhkan.
Ya, itu jawaban-Nya atas doa2ku.

Jika ditanya bagaimana jika suatu saat aku harus bertemu dengan mereka2 yang pernah mewarnai hidupku. Haha... Ada yang aku ga peduli, tapi ada juga yang aku merasa lebih baik tidak ketemu. Toh kami sudah menikmati hidup kami masing2 sekarang ini. 

Dan sekarang...
Aku lagi menikmati kesendirianku.
Meskipun kadang berkelebat rasa bimbang, tapi aku masih takut untuk melangkah. Masih ada rasa tidak yakin dan ketakutan untuk memutuskan hal yang salah.
Biarlah Dia yang memimpin langkahku, aku tahu itu yang terbaik untukku.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar