November 06, 2013

MAN AND WOMAN SHOULD NOT BE A FRIEND

Tuesday, October 8, 2013

‘Man and woman should not be a friend.’
Kalimat ini kubaca di status wasap salah seorang teman baikku beberapa waktu yang lalu. Aku ketawa membacanya.
Ya, memang seringkali aku dan temen2 deketku membahas ini. Berteman boleh, tapi jangan terlalu dekat. Harus tau batasan2 yang ga boleh dilanggar.

Semasa masih kecil dulu, usia TK-SD mungkin hal ini tidak masalah, karena antara anak cowok dengan anak cewek memang benar2 murni temenan. Saat memasuki masa SMP, SMA dan kuliah, dulu berteman baik dengan teman2 cowok juga ga masalah. Kita pergi selalu rame2. Klo pun kadang2 pulang mpe larut malam, itu semua karena memang ada alasannya. Kita berorganisasi dan kita memiliki banyak kegiatan yang mengharuskan intensitas pertemuan kita begitu padat dan terkadang pulang sampe larut malam. Kita dekat satu sama lain sebagai saudara. Bahkan saat itu pun tak ada di antara kita yang berpacaran, murni bersahabat, meskipun tidak tahu ya jika ada di antara kita yang dalam hatinya sebenarnya ada rasa suka tapi tak terungkap.

Setelah memasuki dunia kerja, semua menjadi begitu berbeda. Terlalu dekat dengan teman yang sudah memiliki pacar, ini bisa jadi bumerang. Jadi omongan orang2 yang ga ngerti situasi dan kondisi dan harus siap dengan resiko dilabrak sang pacar. Dan ini menjadi lebih riskan lagi jika seseorang terlalu dekat dengan lawan jenisnya yang sudah menikah. Bagaimanapun pihak yang disalahkan pasti wanita teman dekat si pria yang sudah menikah. Dia akan dianggap sebagai orang ketiga, perusak rumah tangga orang. Meskipun seandainya sebenarnya mereka murni bersahabat, orang2 lain yang melihat akan menganggap persahabatan ini tidak sehat.
Bahkan aku pun, seandainya aku sudah menikah dan tahu suamiku terlalu dekat dengan wanita lain yang menurut dia temannya, pulang pergi kerja selalu bareng, makan siang di kantor bareng, lembur bareng, bahkan sering kirim2an message dan telpon2an mpe larut malam, aku pasti juga tidak akan suka dan yang muncul di benakku pasti ‘ada sesuatu di antara mereka’.
Orang2 lain di lingkungan kerja mereka pasti juga akan beranggapan yang sama. Memang ada affair di antara mereka.

Bermula dari curhat dan lama2 menemukan kecocokan, ini yang lama2 akan menumbuhkan benih2 cinta terlarang. Jadi sebelum semuanya terjadi, lebih baik kita membuat batasan2 sampai mana batasan itu tidak boleh dilanggar. Mengingat budaya timur yang memang tidak bisa menerima persahabatan seperti itu.

Witing tresna jalaran saka kulina. Cinta itu datang karena terbiasa.
Itu juga yang selalu kujaga sampai saat ini. Aku ga mau terlalu dekat dengan seseorang terutama dari lawan jenis yang memang aku hanya menganggapnya seorang teman. Terlebih ke teman2ku yang aku tahu dia sudah ada pasangan, aku ga mau dianggap menjadi orang ketiga, rasanya sungguh menyakitkan.
Kurasa batasan2 itu tidak hanya berlaku untuk terlalu dekat dengan seseorang yang sudah punya pacar atau sudah menikah, tapi juga dengan seorang biarawan-biarawati dari lawan jenis. Jangan sampai karena terbiasa bersama itu menumbuhkan sesuatu yang lain yang akan merusak panggilan seseorang.
Merebut pasangan orang lain saja rasanya sudah berdosa banget, apalagi merebut apa yang sudah dipilih oleh Tuhan. Pasti akan merasa berdosa seumur hidup.
Itu menurutku. Berdasarkan pengalaman2ku dan teman2ku.
Berteman boleh, tapi jangan terlalu dekat.
Ingat, jika hanya satu tangan yang bertepuk, tidak akan jadi. ^_^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar