Desember 13, 2014

MENGURANGI MINUM OBAT

Hari ini aku tepar ga masuk kerja. Akhirnya kena flu juga. Pertahananku ambrol. Dopping vitamin sudah tak bisa menolongku. Ya, maklum ada banyak virus flu yang berkeliaran, teman2ku banyak yang kena flu. Ditambah cuaca yang tidak mendukung, hampir saban sore sampai malam hujan deras.

Berhubung aku dua tahun belakangan ini bertekad akan mengurangi minum obat. Minum obat hanya klo benar2 perlu saja, so akhirnya aku berupaya menghindari yang namanya obat. Yang penting asupan makanan dijaga dan ga boleh kurang tidur.

Belakangan ini klo lagi ga enak badan, andalanku adalah tolak angin, teh hijau dan madu. Juga aku suka minum teh lo han kuo untuk pagi hari bangun tidur dan jamu beras kencur anget made  in Akar Wangi Solo tiap malem sebelum tidur. Ditambah dopping You C1000 dan klo pas di kantor minum suplemen.Haha iklan semua ya. Ini bukan iklan ya, karena aku emang suka produk2 ini.

Klo lagi sakit, lidah suka berasa pahit, makan apapun terasa ga enak. Tapi biarpun ga doyan makan, ga boleh terus ga makan sama sekali kan. Tubuh nanti dapat tenaga dari mana klo ga makan. Klo lagi sakit aku doyannya makan yang kuah2. Kayak soto dan baso dengan kuah bening tanpa kecap saos sambal. Dan andalanku saat sakit adalah sayur bening bayam hasil petikdari kebun sendiri. Ya bayam, biar kuat kayak Popeye.

Ya, sekarang2 ini sebisa mungkin aku ga minum obat karena aku tahu obat itu sebenarnya racun. Residunya akhirnya akan mengendap di darah kita. Dua tahun ini aku lebih memilih terapi refleksi. Ditusuk-tusuk pakai kayu gitu. Sakit tidak? Jangan ditanya, sakitnya pake banget. Tapi habis itu kondisi badan kita akan jauh lebih baik. Dari terapi refleksi inilah aku tahu di darahku ada banyak endapan obat. Indikasinya waktu ditusuk di telapak kaki akan berakibat bekas merah2 yang lama ilangnya. Itu dulu di awal2 aku refleksi. Sekarang sejak aku jarang minum obat, jadi tidak berbekas lagi saat direfleksi.

Ya, bapak therapist-nya prefer menggunakan ramuan2 dari bahan2 yang bisa didapat dari alam. Karena lebih aman dan tidak ada efek samping. Aku baru minum obat jika maag-ku kambuh, lambung berasa perih nyeri kayak ditusuk-tusuk, aku baru minum obat maag, itupun aku cuma konsumsi 1 butir obat kunyah saja.

Bapak therapist-nya sebenarnya berdomisili di Yogya. Karena banyak yang berminat untuk direfleksi, akhirnya setiap bulan aku bertugas mendatangkan si Bapak theraphyst ini ke Bandung. Tidak terasa sudah berjalan hampir dua tahun. Kita patungan ongkos transport si Bapak dengan membaginya sejumlah pasien refleksi.

Tiap kali asam lambungku tinggi atau darah rendahku kambuhdan ditangani Bapak ini, keadaanku jadi lebih baik. Tapi ya tiap aku stress atau telat makan,atau nekad makan pedas, maag-ku bisa kambuh lagi.

Aku sebenarnya bukannya dilarang sama sekali makan pedas. Makan pedas boleh tapi ga boleh terlalu pedas, Dan pedasnya juga ga boleh pedas dari bumbu2 instant. Ternyata pedas instant itu jauh lebih jahat dari pedas alami,

Akibat dari mengurangi obat ini, banyak koleksi obatku yang terpaksa harus dibuang karena sudah kadaluarsa. Hahaha…. Berarti memang bener sekarang niatku untuk mengurangi minum obat sudah berhasil.

Oh ya… flu kali ini, aku menerapkan resep dari Nick n Ibu. Disuruh mengiris bawang merah, ditaro di kamar di dekat tempat tidur saat tidur. Untuk melawan virus flu. Bagusnya tiap 4 jam sekali irisan bawang merahnya diganti. Ga tau manjur atau ga, bukankah saran yang bagus apa salahnya untuk dicoba.
Semoga fluku kali ini cepet sembuh biar ga menghambat aktivitas dan rencana2ku terutama pekerjaanku yang lagi seabrex. Deeeuuuuh… ingat kerjaan lagi jadi pusing lagi dah. Hahahaha…..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar