Agustus 23, 2011

NASI BUNGKUS for SHARING

Sebenarnya niat ini sudah lama, tapi coz seabreknya kegiatan n belakangan kondisi badan yg lebih gampang cape, akhirnya mpe bulan puasa hampir berakhir belum juga kesampaian.
Hari Sabtu, si Kuntil yang datang ke Bandung coz ditinggal dinas suami ke Jerman, mengutarakan niatnya untuk joinan bagi2 nasi bungkus pas buka puasa. Ya, mumpung ada Kuntil yg bisa mandorin masak. Aku n Etil ga mungkin bisa bantu masak coz terikat kontrak kerja. hehehe....

Diputuskan menu yang simple, murah-meriah, tapi cukup pantas untuk diberikan ke orang lain.
Cah labu siam, oseng tempe dan telor dadar. Menu sederhana yang tidak akan banyak menyita waktu kita coz belum terbiasa masak partai besar, dan tidak memberatkan kantong kita.

Dan jadilah hari minggu malam, mpe kira2 pk.22.00 kurang dikit, aku, kuntil n etil, kita bertiga belanja beberapa bahan makanan ke Yogya Kepatihan. Lama belanja bukan di area supermarket, tapi di area OBRAL gedhe2an produk fashion. Hehe bisa dimaklumi.

Di Toserba Yogya, cuma belanja minyak goreng, telor, kecap, kertas pembungkus dan sendok bebek.

Tugas memasak dan belanja ke pasar diserahkan ke Kuntil, Konjet dan Dewot yang memang available. Aku kebagian tugas membeli air mineral cup.

Karena pada bangun kesiangan, Kuntil, Dewot n Konjet baru berangkat ke pasar pk.09.30. Untunglah di bulan puasa gini, pasar Jati bukanya mpe rada siang. Bisa dimaklumi, ibu2 baru akan masak siang hari untuk buka puasa.
Belanja beras, bumbu2 dan sayuran. Beres dah.

Aku mpe rumah pk.16.20. Tidak ikut membantu packing nasi bungkus coz semua sudah dikerjakan oleh tim yang sangat terlatih, Kuntil-Konjet-Dewot. Konjet bagian per-nasian, mulai dari ngaduk nasi dari rice cooker mpe mencetak pakai mangkok ke dalam kertas pembungkus. Dan yang membuat tertawa dan tak lupa didokumentasikan, coz nasi yang baru benar2 matang, masih sangat panas dan banyak uap, akhirnya nasi sebelum dicetak, dikipasin oleh Dewot bergantian ma Kuntil. xixixi...

Setelah nasi selesai dicetak, Dewot kebagian ngasih sayur dan lauk n then membungkus. Kuntil bagian masukin ke kantong kresek tak lupa sekalian di dalamnya disertakan air mineral. Mas Rama yang kebetulan sore itu pas lagi main, bertindak sebagai mandor sekaligus sie dokumentasi. Wkwkwkwkwk....

Pk. 17.30, aku berdua ma etil, dim2 berdua ma kuntil, kita berangkat menyebar ke area tujuan. Dewot n Tiut tunggu kost sekalian masak kepiting asam manis n kolak dengan bahan2 yang dibawa langsung Tiut dari Cirebon.
Sebelumnya coz ga tega lihat sayur jatah anak2 buat buka sudah habis dijadiin nasi bungkus semua, akhirnya sebelum berangkat membagi nasi bungkus, kusempatkan membuat capcay sapi lada hitam buat mereka buka.
Tuh kan, kita belum jadi berbagi saja sudah banyak rezeki yang datang buat kita. Gratis lagi. Selorohku ke anak2 yang aku tahu mereka benar2 letih. Dewot n Konjet yang lagi puasa, mereka dari siang sudah disibukkan dengan banyak makanan di depan mereka. Good job Konjet n Dewot!!!

Aku-Etil n Dim2-Kuntil berpisah jalan dengan masing2 membawa sekantong nasi bungkus. Kami terpisah jalan dan tidak saling contact. Berharap area sasaran kita tidak sama.
Sudah terdengar suara pembuka azan maghrib. Aku dan Etil bergegas memasuki jalan Asia-Afrika yang untunglah sore itu tidak terlalu padat. Tiap kali di pinggir jalan ketemu dengan tukang beca atau pemulung dan mereka yang tampak terlantar duduk di emperan toko, kami berhenti untuk membagikan nasi bungkus. Syukurlah mereka tampak senang menerimanya.

Dan yang membuatku dan Etil sedih. Di area dekat Gedung Merdeka, tinggal 3 nasi bungkus terakhir. Seorang ibu yang sedang menggendhong anak, melihat kami membagi nasi, ibu itu menyeberang sambil melambai ke arah kami. Kebagian 1 nasi bungkus coz ada 2 orang lain yang juga menyeberang di belakangnya. Dan kulihat ibu yang sedang menyeberang itu, dari tempat datangnya, tampak duduk beralas karung beras bersama seorang ibu yang sudah tua. Sebungkus nasi dibagi bertiga untuknya, anaknya, dan ibunya.
Andai saja masih ada sebungkus nasi lagi buat mereka. Hiks.....

Melihat ini semua, jadi sedih. Padahal kami sering banget membuang nasi.
Besok lagi kita harus ingat mereka2 ini ya. Nti klo ada rezeki, kita buatkan nasi bungkus dengan jumlah yang lebih banyak lagi. Biarpun cuma seadanya semoga bisa lebih merata.

Dan Etil yang lupa ga bawa cemilan bahkan air mineral buat dia sendiri buka, ternyata waktu kita sangat pas. Mpe kost pas jam buka. Hehehe.... bagi2 nasi bungkus sambil sekalian ngabuburit til.

Mpe di kost, kita sampai lebih dulu dari Dim2-Kuntil. Dan untunglah area sasaran kita tidak sama. Kuntil membaginya ke daerah Jl. Jawa dan sekitarnya. Syukur deh.

Yah. Sesekali cooking for sharing.
Berbagi itu sungguh menyenangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar