Agustus 23, 2011

SEBUAH PERLAKUAN ISTIMEWA

Saturday, August 13, 2011

Menjadi prioritas, mendapat perlakuan yang istemewa, kadang2 sungguh membuatku tidak nyaman. Meskipun ga bisa kupungkiri, kadang2 aku pun menikmatinya, tapi untuk beberapa hal, perlakuan istimewa ini benar2 membuatku merasa tidak enak.

Jika sedang berbelanja ke mall atau toko kain, selalu dibuntuti pelayan toko. Huuuuwfff. Jika sedang benar2 tidak niat membeli, bakal membuatku cepat2 ngeloyor pergi. Benar2 jadi tidak nyaman. Aku lebih suka melihat-lihat dulu sendiri, membanding-bandingkan, jika butuh bantuan baru memanggil.

Jika sedang makan di cafe, pelayan yang stand by di dekatku menunggu memilih menu. Itu juga membuatku tidak nyaman. Mungkin untuk beberapa saat aku butuh tanya menu apa yang paling special di situ atau jika pengin tahu komposisi bahan makanan di menu yang kutunjuk apa saja. Selebihnya aku lebih suka leluasa memilih sendiri dan baru memanggil saat mau order.

Jika sedang masuk ke Bank swasta. Ada beberapa bank yang pelayanannya menurutku terlalu ramah. Hal ini malah membuatku merasa tidak nyaman. Masuk ke bank, beberapa satpam di depan pintu sudah tersenyum ramah sambil menyapa, ‘Selamat pagi’. Di pintu masuk sudah ada satpam lagi yang menyapa,’Selamat pagi. Ada yang bisa dibantu.’
Di teller, petugasnya yang kataku bicaranya terlalu panjang lebar dengan banyak basa-basi. Bahkan kadang sampai saking ramahnya waktu menyebut nominal rupiah yang akan kuambil terlalu keras hingga seluruh pengantri mendengar semua.
‘Ibu mengambil uang sekian... Lembaran seratus ribu sekian... Lembaran lima puluh ribu sekian... Jadi totalnya sekian.... ‘
Hohoho.... kalau dari salah satu pendengar ada yang kemudian berniat tidak baik bagaimana. Untuk yang satu ini, aku lebih suka yang sedikit to the point.
Selesai transaksi, ’Ada yang bisa dibantu lagi?’
‘Tidak. Terimakasih.’
‘Terimakasih. Selamat Pagi Bu....’
Dan kembali di pintu keluar beberapa satpam menyapa dengan senyum ramahnya. ‘Terimakasih sudah berkunjung ke Bank....’ Selamat pagi.’
Hohoho... kadang2 banyak sapaan itu membuat lelah.

Jika sedang beli bubur ayam ke langgananku. Ibunya selalu menjadikanku prioritas. Meskipun aku datang belakangan, selalu saja aku dibungkuskan dulu. Seperti biasa pesananku, dia sudah hafal benar. Bubur ayam pake ati ampela, ga pake kecap manis dan kacang kedelai. Hal ini seringkali membuatku merasa ga enak dengan pembeli yang lain.

Aku juga ga tahu kenapa Ibu ini jadi begitu baik padaku. Mungkin karena aku sering mengajaknya ngobrol, jadi merasa sudah dekat. Bahkan aku suka dikasih ekstra ati ampela dan suwir ayam. Juga si Ibu suka menawariku double kerupuk yang sering kutolak coz aku tidak terlalu suka kerupuk.
Untuk menghindari hal ini, klo pas lagi rame n sebenarnya aku sudah kesiangan, aku lebih baik tidak mampir beli bubur. Bakal merasa ga enak ma pembeli yang lain.
Dan si Ibu sering protes,’Kenapa lama ga ke sini?’
‘Soalnya dah kesiangan Bu, dan tiap lewat suka rame. Takut bakal lebih kesiangan.’
‘Kan nanti bakal dibikinin dulu.’
Hehehe... sambil ketawa aku bilang,’Sebenarnya hari ini pun sudah kesiangan, tapi laper. Ya sudah, mampir.’

Beberapa bapak tukang parkir, yang aku biasa parkir di sana pun begitu. Tiap aku datang, selalu saja dicariin tempat parkir seperti yang biasa aku mau. Yang terlindung biar ga kehujanan. Klo ini aku suka. Aku tidak perlu susah2 mencari tempat parkir. Terimakasih Pak.
Mungkin karena aku juga sering mengajaknya ngobrol dan sering menitip barang, jadi lebih dekat. Biarpun mpe sekarang aku tidak tahu nama bapaknya dan barangkali si bapak juga ga tahu namaku, cuma hafal muka aja. Hehehehe......

Tapi, ada perlakuan istimewa yang membuatku merasa sungguh tidak nyaman. Kadang2 tiap kali memasuki area parkir di lingkungan kerjaku, aku seolah-olah mendapat prioritas. Mendapat perlakuan istimewa yang seringkali membuatku merasa risih. Terlalu berlebih-lebihan. Memarkir motor asal tempat ada, aku bisa sendiri. Tidak perlu dibantu memarkir dan ditungguin mpe aku sudah selesai. Aku jadi serba salah dan merasa diawasi. Benar2 jadi ga ada privacy. Juga saat aku pengin menelepon atau menulis sms dari tempat parkir. Mungkin jika orang lain juga mendapatkan perlakuan yang sama, aku tidak masalah. Dan ada beberapa perlakuan lain yang menurutku teramat berlebihan. Hohohoho.... Tidak perlu sampai begitu.
Dan kadang2 aku jadi negatif thinking. Aku bisa merasakan mana yang benar2 tulus memang mau membantuku atau yang mau membantuku coz ingin mengambil hati. Aku sungguh tidak suka dengan yang seperti ini. Beberapa kali kudapati, orang yang kulihat dari lantai atas duduk manis tapi tiap aku berjalan melangkah ke arah parkiran, tiba2 saja jadi mendadak rajin, mengambil tongkat pel, dan mengepel di tempat yang sama tiap aku lewat. Hohoho... ngepelnya kok ga selesai2 ya. Bikin pusing saja.

Memang segala sesuatu yang berlebihan itu memang tidak bagus. Sesewajarnya aja. Itu lebih membuat nyaman. Aku cuma berharap, seseorang mau melakukan sesuatu dengan tulus, bukan karena ada maksud2 tertentu di belakang ketulusannya.
Yeeeah. Aku pun sedang belajar ke arah sana, meskipun sampai sekarang pun aku belum sepenuhnya bisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar