Pasporku
sebenarnya sudah expired bulan Maret kemarin. Aku memang ingat ingat ga ingat
dan ga berusaha mengecek karena malas mengurus perpanjangan mengingat
pengalaman waktu bikin dulu musti antri mpe lama di tempat yang crowded banget.
Mana jauh lagi kantor imigrasi dari tempatku.
Aku
coba browsing2 cara memperpanjang paspor secara online. Caranya mudah. Masuk
aja ke website kantor imigrasi www.bandung.imigrasi.go.id
karena domisiliku di Bandung.
Klik
‘Layanan paspor online’ kemudian isi form permohonan yang ada di situ sesuai
kebutuhan, mau bikin baru, memperpanjang, atau mengganti paspor yang hilang.
Persyaratan2 yang diperlukan seperti KTP, KK, akte lahir di-scan kemudian
dikirimkan secara online. Kita bisa memilih kapan kita akan melakukan interview
dan pengambilan foto. Nanti kita tinggal menunggu notifikasi email.
Karena
tidak yakin apakah untuk paspor yang sudah expired bisa registrasi online, aku
telp ke kantor imigrasi dan mendapat jawaban bahwa untuk paspor yang sudah
expired untuk sekarang ini belum bisa registrasi online, harus datang langsung
ke sana. Yaaah, salahku sendiri sih.
Oh
ya, dari website imigrasi ini aku jadi tahu klo ada kantor imigrasi baru di
Jln. Soekarno Hatta No. 162 Gedung Bina Citra lt. 3. Wah..... senangnya.
Soekarno Hatta dari tempatku dekat, tinggal lurus saja. Jadi ga harus jauh2 ke
kantor imigrasi yang di Jl. Surapati No. 82.
Akhirnya
tgl 2 Juli kemarin, kuputuskan untuk pagi2 datang ke kantor imigrasi yang di
Jl. Soekarno Hatta. No. 162 berarti daerah Caringin. Ya, aku tahu daerah itu.
Jelang Lebaran, Bandung macet parah. Yang seharusnya bisa kutempuh dalam waktu
ga sampai 20 menit, aku menghabiskan waktu 30 menit lebih karena jalan begitu
crowded. Sampai di no. 170 aku kebingunagn. Sama sekali tidak ada gedung
bertingkat di situ. Kudapati sedang ada perbaikan jalan. Tanya beberapa orang
di situ ga ada yang tahu. Kupikir mungkin aku sudah kelewatan tempatnya.
Akhirnya aku putar balik lagi dan tetap saja tidak menemukan. Mencoba menelepon
kantor imigrasi baik yang di Soekarno Hatta maupun yang di Jl. Surapati tidak
ada yang mengangkat. Akhirnya aku menyerah sudah. Lelah, letih, lemes, sudah
keringetan. Kuputuskan untuk pulang saja kembali ke kantor dan esok hari
mengurus di imigrasi Jl. Surapati saja.
Setelah
hampir mencapai perempatan Soekarno Hatta-Moh. Toha, mataku terpaku pada gedung
di sebelah kanan jalan. Gedung Bina Citra – kantor imigrasi. Olala.... ini yang
aku cari. Sudah pk.09.30. Sudah kesiangan memang, tapi gapapalah tanggung
pikirku. Akhirnya aku mencoba masuk ke sana.
Gedung
Bina Citra di lt. 1 dipakai Bank Mandiri dan Bank BNI. Di pojokan ada semacam
kafetaria kecil. Di samping lift ada toilet. Saat mau naik lift aku ragu,
tertulis lift hanya untuk lansia dan penyandang difabel. Wah... haruskah aku ke
lantai 3 naik tangga. Rasa enggan. Aku menunggu ada orang lain dan bertanya
kepadanya. Dia tertawa. ‘Gapapa... pake lift aja’
Yes!!!
Jadilah aku naik lift.
Rada
bingung dengan sistem antrian di sana. Waktu aku tanya, katanya no antrian
sudah habis. Memang harusnya aku ke sana pagi2. Aku bertanya pada security di
sana, katanya aku duduk saja diantara pengantri yang lain. Menunggu giliran
pemeriksaan berkas. Nanti tinggal bergeser kursi sesuai urutan. Setelah
menunggu 30 menit, tibalah giliranku. Dan aku ditolak saudara2, disuruh pulang
lagi karena aku ga bawa akte lahir asli. Huehuehue... akte lahirku ada di
Yogya. Dulu waktu mengurus di Jl. Surapati aku ga pake akte lahir asli, tapi
pake FC akte lahir yang sudah dilegalisir dan diperbolehkan. Aku sudah tidak
punya stock FC akte lahir yang dilegalisir.
Bapak
petugas pemeriksa bilang klo ga ada akte lahir asli, ijazah juga bisa. Kan bisa
lihat nama orangtua di sana. Wah, ijazah terakhirku mah ga ada tertera nama
orangtua. Lagian saat itu aku juga ga bawa ijazah asli.
Bapak
itu bilang, suruh datang pagi2, biar ga ngantri lama. Wah langsung deh aku
curhat ke si Bapak, klo aku sebenarnya sudah berangkat pagi2 dan kebingungan
mpe putus asa nyari ni alamat. Gimana ga bingung, Jl. Soekarno Hatta No. 162
yang kutemukan di daerah Caringin sana, itu bengkel las kecil mepet jalan.
Sedangkan gedung Imigrasinya pas kuperhatikan, di gerbang depan tertulis Jl. Soekarno
Hatta No. 354, di gerbang dalam dan di papan nama gedung tertulis Jl. Soekarno
Hatta No. 162. Tuing... tuing.... Pokoknya klo nyari gedung Imigrasi berada di
sebelah persis gedung BCC (Bandung Convention Center). Dan memang susah nyari
alamat di Jln. Soekarno Hatta Bandung. Lieur. No-nya loncat2 ga jelas.
Akhirnya
pulanglah aku dengan sedikit kecewa karena gagal mengurus pasporku hari itu
plus rasa lega karena akhirnya kutemukan juga kantor imigrasinya. Setidaknya
nanti lagi klo ke sini lagi aku sudah tidak pusing lagi.
For
safety, aku minta babe mengirimkan akte lahirku, sekaligus aku minta surat
pengantar bikin paspor dari kantor, untuk berjaga-jaga saja. Aku ga mau musti
bolak-balik lagi, membuang-buang waktu. Dulu waktu bikin paspor pertama kali,
memang diwajibkan membawa surat pengantar dari kantor. Saat aku telp ke kantor
imigrasi, katanya untuk perpanjangan tidak perlu surat pengantar dari kantor.
Tapi aku takut klo yang terjadi di lapangan berbeda, karena bagian pemeriksaan
berkas lumayan streng. Banyak yang harus bolak-balik mengurus ini itu. Seperti
contoh, ada seorang ibu yang musti beberapa kali bolak-balik karena nama di KTP
dan akte lahirnya berbeda, hanya berbeda satu huruf saja ‘i’ dan ‘y’. Dia musti
bawa surat pengantar dari RT, RW, Kelurahan, dan Kecamatan. Kemarin surat
pengantar dari RT, RW dan kelurahan dia sudah bawa. Dari kecamatan tidak bawa
karena waktu di kelurahan dibilang tidak perlu ke kecamatan. Ternyata kantor
imigrasi mengharuskan ada surat pengantar dari kecamatan. Akhirnya si ibu ini
harus pulang lagi dan mengurus ke kecamatan. Untung rumahnya di Bandung. Ada
Ibu2 yang rumahnya di Garut, dia juga musti bolak-balik karena surat2nya tidak
lengkap. So..... untuk diperhatikan, saat mengurus kartu2 identitas kita
(termasuk rekening tabungan kita, aku pernah dibikin pusing karena berbeda
nama, kurang huruf ‘s’ di KTP dan aku tidak meralatnya) pastikan nama kita
sesuai dengan akte lahir. Biar ga repot ke depannya.
Setelah
akte lahir asli dan surat pengantar dari kantor sudah di tangan, dengan pede
hari rabu, 8 Juli aku kembali ke kantor imigrasi. Saat aku sampai di sana, antrian
belum banyak. Dan ternyata saat mo periksa berkas memang tidak ada no antrian.
Duduk berurutan aja menunggu giliran. Tanya2 yang di sana, mana yang antri mo
periksa berkas. Sampai giliranku semua lancar. Berkas2ku lolos semua. Nanti kita dikasih 2 form isian plus map warna kuning, serta no antrian. Form 1
berupa isian data kita, form 2 berupa surat pernyataan bermeterai. So.. jangan
lupa bawa meterai Rp.6.000,- satu buah. Klo terpaksa ga bawa, di koperasi di
sana ada dijual. Di koperasi juga melayani jasa fotocopy. Sedangkan aku saat itu
form isian data sudah kuisi dari rumah. Waktu datang sebelumnya dan aku harus
pulang karena ga bawa akte lahir asli, aku sekalian minta form isian, biar bisa
kuisi di rumah. Pesen bapaknya, ngisinya ga boleh salah, klo salah ga akan
diganti. Hehe... siap!!!!
Setelah
diperiksa, kita tinggal nunggu dipanggil sesuai no antrian. No antrian yang
dipanggil nanti akan tertera di papan display elektrik. Dipanggil bergantian
antara yang antri interview dan antri pengambilan paspor. Ruang interview di
sebelah kiri, sedang loket pengambilan paspor jadi, di sebelah kanan.
Aku
tidak perlu waktu lama untuk menunggu giliranku. Saat proses kroscek data cuma
sebentar, lanjut foto, pengambilan sidik jari 10 jari tangan dan sedikit
interview. Setelah itu kita akan diberikan surat pengantar pembayaran ke Bank
BNI di lt. I, dan surat pengantar untuk pengambilan paspor 3 hari kemudian.
Pembayaran
ke bank, baik bikin paspor baru ataupun perpanjangan sama biayanya,
Rp.355.000,-.
Semua
urusanku bisa kubereskan pk.10.00 pagi. Cepat ya. Dan aku bisa mengambil paspor
di hari Senin, karena melewati 2 hari libur Sabtu & Minggu.
Dan
tadi, aku baru saja mengambil pasporku. Datang mengambil no antrian di mesin
bagian informasi dengan men-scan barcode di pengantar pengambilan paspor yang dihexter jadi satu dengan bukti pembayaran bank. Aku
tadinya bingung gimana caranya ambil no antrian. Jadi dibantu oleh bapak
security. Untuk mengambil paspor, kita menyerahkan surat pengantar pembayaran berikut bukti pembayaran bank. Menunggu ga sampai 30 menit, aku sudah mendapatkan paspor baruku.
Yeaaay.....
Sedikit
tips:
- Aku
lupa ga mengambil cover paspor lamaku, jadi we ikut ditarik kembali oleh kantor
imigrasi. So, klo mo balikin paspor lama jangan lupa ambil covernya. Aku jadi
harus beli lagi di koperasi yang ada di sana. Cuma Rp.5.000,- sih. Tapi kan
sayang, cover yang lama masih bagus.
- Saat
mau interview dan foto, jangan pake baju atau kerudung putih. Karena background
foto berwarna putih. Kemarin ada yang pake kerudung putih, disuruh ganti kerudung dulu
baru bisa berfoto. Dan terjadilah transaksi pinjam-meminjam. Untung ya, biarpun
pada ga saling kenal, ada yang berbaik hati mau meminjamkan. Aman pake warna
gelap.
- Toilet
di lt.3 masih dalam perbaikan, so klo mo ke toilet, yang bisa dipake di lt. 1.
Musti naik turun lift.
- Sebaiknya
datang pagi2, supaya ga mengantre lama. Tadi saat aku ambil paspor, antrian
panjang banget, mpe kursi pada penuh. Karena sudah mulai libur Lebaran mungkin
ya. Untung antrean di tempat pengambilan paspor tidak banyak. Antrean
pengambilan paspor baru mulai dipanggil pada pk.08.30, sedangkan
bagian interview mulai lebih awal, yaitu pk.08.00 pagi. Oh ya, batas ambil no
antrian pk.11. siang. Jadi jangan datang lewat dari jam itu.
Kantor imigrasinya sekarang sudah keren, sudah lebih modern. Pintu bagian pelayanan pun yang buka tutup otomatis. Tempatnya bersih, rapi, luas dan adem. Yang menunggu pun merasa nyaman. pokoknya jangan segan2 mengurus paspor sendiri.
Aku sebenarnya pengin bikin paspor elektrik. Harganya lebih mahal memang, Rp.600.000,-. Soalnya Amerika dan beberapa negara di Eropa sudah mewajibkan paspor elektrik ini, demi kemudahan proses identifikasi data. Dan jika mau dapat bebas visa ke Jepang, juga musti pake paspor elektrik. Tapi repot. Di Bandung belum bisa. Yang terdekat musti ngurus ke Jakarta.
Hehe.... emang kapan mo ke Amerikah, Eropah atau Jepang. Hahaha..... :p
Just info. Libur Lebaran kali ini,
Kantor imigrasi tutup dari tanggal 16 juli sampai dengan 21 juli.
Demikian catatan panjangku, semoga
bisa membantu.