Sejumlah
dana dari eks teman2 kost, beras 5 kg, minyak goreng 2 ltr, kertas-sendok-karet
untuk bikin nasi bungkus, yang sudah terkumpul sejak bulan puasa kemarin,
akhirnya benar2 bisa direalisasikan menjadi nasi bungkus pada hari minggu 16
September kemarin. Ibu kost yang tahu bahwa niat kami baik, dia ikut menyumbang
sebesar 200 ribu. Baru kali ini kami memiliki dana yang cukup besar untuk bikin
nasi bungkus.
Akhirnya
lauk yang biasanya telor kali ini berani ditingkatkan jadi daging sapi.
Diputuskan
memilih menu yang tidak ribet. Sapi lada hitam dan cah caisim baso. Lumayan
elit kan untuk nasi bungkus gratisan.... :D
Karena
banyak dari teman2 kami yang tidak bisa membantu karena sedang ada keperluan,
akhirnya kami bekerja cuma berempat saja, aku, Kenyung, Etil dibantu Wijay yang
notabene bukan anak kost. Makacih ya Jay. Konjet datang menyusul sore hari saat
kami sudah mulai membungkus nasi. Ah konjet mah..... ;p
Belanja
baru dimulai pk.10.00. Aku berdua ma etil saja yang berbelanja coz motor cuma
ada satu. Untuk mempercepat waktu aku sudah bikin list terpisah mana yang lebih
murah belanja di pasar mana yang lebih murah belanja di supermarket. Tujuan
pertama ke pasar Ancol yang memang dekat dengan kost. Di pasar kami belanja
caisim 3 kg, paprika hijau 6 bh, paprika merah 2 bh, bawang bombay 10 bh,
bawang putih ¼ kg, tomat kuning 1 kg, baso gedhe 50 btr dan daun bawang
Rp.5.000,-. Di Superindo kami beli daging sapi rendang 4 kg, lada putih bubuk,
lada hitam bubuk, telur 6 btr dan kecap manis refill 600 ml 2 bh.
Kenapa
aku lebih memilih beli daging di superindo bukan di pasar? Ini karena daging di
Superindo selalu segar dan sudah dipisahkan mana daging yang alot mana yang
tidak. Juga bisa minta tolong daging dipotong-potongin sekalian. Tadinya mo
minta tolong daging dipotongin dadu kecil2, tapi masak tega daging segitu
banyak, akhirnya masih berbaik hati minta tolong aaknya motong2in segedhe
rendang saja. Hahahaha.....
Acara
masak-memasak baru dimulai pk.12.00. Memasak nasi 8 kali dengan mengandalkan 2
ricecooker besar dan 1 ricecooker kecil. Kami menambah beras 2kg jadi total
beras yang kami masak 7 kg. Sapi lada hitam dan cah caisim baso masing2 dimasak
3 kali coz terbatasnya ukuran peralatan masak yang ada.
Kami
bekerja sambil diiringi alunan mp3 yang diputar berulang-ulang yang belakangan aku tahu itu lagu 'Gangnam Style' yang sekarang2 ini lagi heboh, favorit Wijay-etil-nur. Juga sambil ngemil batagor Ikhsan oleh2 dari Ibu Kost yang
datang niatnya menengok kami di hari Sabtu tapi tidak bisa ketemu coz kami
sedang pergi semua.
Pukul
17.00 Wijay yang sudah dijemput cowoknya dipaksa bawa 30 bungkus nasi yang
sudah jadi untuk didistribusikan di sepanjang Jl. Akhmad Yani. Makasih
Wijay..... ^_^
Pk.17.45
membungkus nasi selesai sudah. Total semua nasi bungkus termasuk yang dibawa Wijay
ada 85 bks. Karena motor yang ada cuma satu, akhirnya yang bertugas
mendistribusikan 55 bks nasi aku dan Kenyung.
Berangkat
pk.18.30 menunggu Kenyung selesai menjemur baju dulu. Kami menyusuri sepanjang
jalan BKR sampai Festival city link, Jl. Pasir Koja, Jl. Dewi Sartika, Jl.
Asia-Afrika, Jl. Braga, dan berakhir di Jl.Sunda. Bagi2 nasi baru kelar
pk.20.00. Kali ini kami rada selektif memilih sasaran. Mereka yang di Jl. Asia
Afrika kami lihat malam itu sedang makan nasi bungkus, urung kami kasih dan memutuskan
pindah ke tempat lain. Mang2 becak yang lagi pada maen catur juga kami lewati.
Mereka2 yang benar2 tampak membutuhkan saja yang kami hampiri.
Setelah
Simpang Lima menuju Jl. Sunda, di perempatan jalan, kami bertemu dengan 3 anak
kecil pengamen. Saat menerima nasi mereka terlihat senang sekali. Menunjukkan
nasi ke 2 temannya yang lagi ngamen lampu merah sambil berteriak,’Ini baru
nasi!. Makasih teh.’
Aku
minta kenyung sekalian memberikan 2 nasi untuk 2 temannya yang lagi mengamen
itu.
‘Ayo
bagi2. Bagi2,’ kata anak2 itu.
Anak2
itu sungguh membuat kami terharu. Dalam keterbatasan pun mereka masih ingat
berbagi. Melihat mereka begitu antusias menerima nasi kami sungguh membuat kami
senang. Rasanya pegal2 di badan kami tidak sia2.
Dan
seorang bapak tua di Alun2 bandung juga membuat kami trenyuh. Bapak tua ini
ketika melihat Kenyung membagikan nasi langsung berlari-lari menghampiri sambil
membawa peluit di tangannya. Bapak ini terlihat begitu kecewa ketika sampai di
tempat Kenyung membagi nasi, Kenyung sudah menyeberang jalan. Ya, Kenyung
sedang membagikan nasi buat gelandangan yang sedang tidur di emperan toko
Palaguna.
Ketika
Kenyung kembali, kuberitahukan klo bapak tua itu tadi berlari-lari
menghampirinya. Kenyung segera berjalan ke arah bapak itu memberikan nasi
untuknya. Bapak itu terlihat begitu senang menerimanya.
Melihat
ini semua membuat kita bertekad untuk membuat de next nasi bungkus lagi dan
lagi.
Nanti
kita bikin lagi ya teman-teman.
Masih
banyak mereka di luar sana yang begitu membutuhkan nasi untuk mengganjal perut
mereka. Perjuangan mereka masih begitu berat untuk bisa makan keesokan hari.
Thanks
teman2 dan ibu kost yang sudah menyumbang.
Thanks
teman2 yang sudah bantuin masak.
Thanks
etil yang sudah mau cape2 mencuci peralatan bekas masak dan membersihkan
sampah2 plus mengepel lantai.
Thanks
to kenyung yang mpe rela berlari-lari menyeberang jalan demi membagi nasi untuk
mereka yang berada di seberang jalan.
Jangan
pada kapok capek ya......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar