September 18, 2012

NASI BUNGKUS AGAIN


Sejumlah dana dari eks teman2 kost, beras 5 kg, minyak goreng 2 ltr, kertas-sendok-karet untuk bikin nasi bungkus, yang sudah terkumpul sejak bulan puasa kemarin, akhirnya benar2 bisa direalisasikan menjadi nasi bungkus pada hari minggu 16 September kemarin. Ibu kost yang tahu bahwa niat kami baik, dia ikut menyumbang sebesar 200 ribu. Baru kali ini kami memiliki dana yang cukup besar untuk bikin nasi bungkus.
Akhirnya lauk yang biasanya telor kali ini berani ditingkatkan jadi daging sapi.
Diputuskan memilih menu yang tidak ribet. Sapi lada hitam dan cah caisim baso. Lumayan elit kan untuk nasi bungkus gratisan.... :D

Karena banyak dari teman2 kami yang tidak bisa membantu karena sedang ada keperluan, akhirnya kami bekerja cuma berempat saja, aku, Kenyung, Etil dibantu Wijay yang notabene bukan anak kost. Makacih ya Jay. Konjet datang menyusul sore hari saat kami sudah mulai membungkus nasi. Ah konjet mah..... ;p

Belanja baru dimulai pk.10.00. Aku berdua ma etil saja yang berbelanja coz motor cuma ada satu. Untuk mempercepat waktu aku sudah bikin list terpisah mana yang lebih murah belanja di pasar mana yang lebih murah belanja di supermarket. Tujuan pertama ke pasar Ancol yang memang dekat dengan kost. Di pasar kami belanja caisim 3 kg, paprika hijau 6 bh, paprika merah 2 bh, bawang bombay 10 bh, bawang putih ¼ kg, tomat kuning 1 kg, baso gedhe 50 btr dan daun bawang Rp.5.000,-. Di Superindo kami beli daging sapi rendang 4 kg, lada putih bubuk, lada hitam bubuk, telur 6 btr dan kecap manis refill 600 ml 2 bh.

Kenapa aku lebih memilih beli daging di superindo bukan di pasar? Ini karena daging di Superindo selalu segar dan sudah dipisahkan mana daging yang alot mana yang tidak. Juga bisa minta tolong daging dipotong-potongin sekalian. Tadinya mo minta tolong daging dipotongin dadu kecil2, tapi masak tega daging segitu banyak, akhirnya masih berbaik hati minta tolong aaknya motong2in segedhe rendang saja. Hahahaha.....

Acara masak-memasak baru dimulai pk.12.00. Memasak nasi 8 kali dengan mengandalkan 2 ricecooker besar dan 1 ricecooker kecil. Kami menambah beras 2kg jadi total beras yang kami masak 7 kg. Sapi lada hitam dan cah caisim baso masing2 dimasak 3 kali coz terbatasnya ukuran peralatan masak yang ada.
Kami bekerja sambil diiringi alunan mp3 yang diputar berulang-ulang yang belakangan aku tahu itu lagu 'Gangnam Style' yang sekarang2 ini lagi heboh, favorit Wijay-etil-nur. Juga sambil ngemil batagor Ikhsan oleh2 dari Ibu Kost yang datang niatnya menengok kami di hari Sabtu tapi tidak bisa ketemu coz kami sedang pergi semua.

Pukul 17.00 Wijay yang sudah dijemput cowoknya dipaksa bawa 30 bungkus nasi yang sudah jadi untuk didistribusikan di sepanjang Jl. Akhmad Yani. Makasih Wijay..... ^_^

Pk.17.45 membungkus nasi selesai sudah. Total semua nasi bungkus termasuk yang dibawa Wijay ada 85 bks. Karena motor yang ada cuma satu, akhirnya yang bertugas mendistribusikan 55 bks nasi aku dan Kenyung.
Berangkat pk.18.30 menunggu Kenyung selesai menjemur baju dulu. Kami menyusuri sepanjang jalan BKR sampai Festival city link, Jl. Pasir Koja, Jl. Dewi Sartika, Jl. Asia-Afrika, Jl. Braga, dan berakhir di Jl.Sunda. Bagi2 nasi baru kelar pk.20.00. Kali ini kami rada selektif memilih sasaran. Mereka yang di Jl. Asia Afrika kami lihat malam itu sedang makan nasi bungkus, urung kami kasih dan memutuskan pindah ke tempat lain. Mang2 becak yang lagi pada maen catur juga kami lewati. Mereka2 yang benar2 tampak membutuhkan saja yang kami hampiri.

Setelah Simpang Lima menuju Jl. Sunda, di perempatan jalan, kami bertemu dengan 3 anak kecil pengamen. Saat menerima nasi mereka terlihat senang sekali. Menunjukkan nasi ke 2 temannya yang lagi ngamen lampu merah sambil berteriak,’Ini baru nasi!. Makasih teh.’
Aku minta kenyung sekalian memberikan 2 nasi untuk 2 temannya yang lagi mengamen itu.
‘Ayo bagi2. Bagi2,’ kata anak2 itu.

Anak2 itu sungguh membuat kami terharu. Dalam keterbatasan pun mereka masih ingat berbagi. Melihat mereka begitu antusias menerima nasi kami sungguh membuat kami senang. Rasanya pegal2 di badan kami tidak sia2.
Dan seorang bapak tua di Alun2 bandung juga membuat kami trenyuh. Bapak tua ini ketika melihat Kenyung membagikan nasi langsung berlari-lari menghampiri sambil membawa peluit di tangannya. Bapak ini terlihat begitu kecewa ketika sampai di tempat Kenyung membagi nasi, Kenyung sudah menyeberang jalan. Ya, Kenyung sedang membagikan nasi buat gelandangan yang sedang tidur di emperan toko Palaguna.

Ketika Kenyung kembali, kuberitahukan klo bapak tua itu tadi berlari-lari menghampirinya. Kenyung segera berjalan ke arah bapak itu memberikan nasi untuknya. Bapak itu terlihat begitu senang menerimanya.

Melihat ini semua membuat kita bertekad untuk membuat de next nasi bungkus lagi dan lagi.
Nanti kita bikin lagi ya teman-teman.
Masih banyak mereka di luar sana yang begitu membutuhkan nasi untuk mengganjal perut mereka. Perjuangan mereka masih begitu berat untuk bisa makan keesokan hari.

Thanks teman2 dan ibu kost yang sudah menyumbang.
Thanks teman2 yang sudah bantuin masak.
Thanks etil yang sudah mau cape2 mencuci peralatan bekas masak dan membersihkan sampah2 plus mengepel lantai.
Thanks to kenyung yang mpe rela berlari-lari menyeberang jalan demi membagi nasi untuk mereka yang berada di seberang jalan.

Jangan pada kapok capek ya......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar