Agustus 28, 2012

TENTANG FOTOGRAFI


Memfoto dan difoto aku suka. Tapi klo disuruh jadi obyek foto untuk tujuan tertentu aku ogah. Foto untuk koleksi pribadi aku baru mau. Aku memang ga bakat jadi foto model sih, cuma bakal malu2in aja nti hasilnya.
Ke mana2 aku selalu bawa pocket camera. Bukan apa2. Aku ga mau kehilangan moment2 indah yang barangkali akan kutemui di jalan. Siapa tahu di jalan bakal ketemu Lee Byung Hyun atau Lee Dong Wook yang lagi liburan ke Indonesia, kan rugi klo ga dapet gambarnya. Hahahaha...
Dan karena hobiku yang suka bawa2 kamera ini menyelamatkan kameraku dari maling yang masuk ke kamar kostku. Syukur dah kau selamat....... ^_^

Kamera SLR, aku sebenernya suka dan pengin punya, tapi buatku bukan must have coz aku ga telaten membawanya ke mana2. Selain berat, ribet, juga memakan tempat. Belum lagi kelengkapan tripot dan lensa bongkar-pasangnya. Tapi tiap kali liburan selalu berharap ada yang membawa kamera SLR, biar bisa numpang foto, kan hasilnya lebih maksimal tuh. Tapi kadang kasihan juga ama yang bawa kamera ini, foto2nya sendiri bakal cuma sedikit coz banyakan si empunya yang bakal banyak jadi tukang fotonya, yang lain ga bisa make n ga mau berusaha untuk bisa make. Hahahaha....

Kemarin aku membaca artikel di Kompas bulan Juli th.2009 tentang memahami filter digital (basi banget yak, maklum baca dari koran pembungkus laporan). Di situ diulas tentang komunitas ‘purist’, yaitu komunitas yang tidak menyukai olah digital sama sekali walau telah hidup di dunia digital. Bagi komunitas ini, proses pembuatan sebuah foto harus usai saat rana selesai dijepretkan. Tidak boleh ada upaya apa pun setelah itu. Foto yang diolah digital setelah pemotretan bukanlah fotografi di mata kelompok ini.

Mungkin aku sendiri lebih condong masuk ke komunitas purist biarpun aku awam banget soal motret-memotret. Aku memang ga suka ribet n ga mau ribet. Kameraku sendiri kuset ISO auto dan flash juga auto. Biar pencahayaan menyesuaikan sendiri. Cuma kadang2 saja flash sengaja ga kunyalain saat memfoto cahaya di tempat gelap biar hasil foto terlihat lebih exotic.

Aku lebih suka hasil foto yang natural. Hasil pengolahan foto secara digital aku bukannya menolak. Kalau memang hasilnya bagus aku akan bilang bagus, tapi aku akan lebih menghargai hasil foto asli dari jepretan kamera tanpa polesan olah digital sama sekali. Kalaupun ada proses olah digital, aku lebih suka melihat foto yang masih terlihat natural tanpa perubahan yang ekstrem.

Aku memang sama sekali tidak menguasai pengolahan foto dan tidak berusaha untuk mendalami coz aku memang tidak punya banyak waktu untuk itu dan memang tidak berusaha meluangkan waktu untuk itu. Kadang2 saja aku sedikit mengutak-atik foto, itu pun cuma main crop n  mengatur gelap-terang warna aja.
Foto yang terlalu banyak ornamen kayak dibingkai, dikasih warna blink2, bintang2 atau bunga2 aku malah kurang suka. Jadi tak seindah warna aslinya. Hahahaha.....

Tentang hobi fotografi pun, aku cuma sekedar hobi. Kegiatan yang harus ada saat piknik ato kumpul bareng temen2. Bernarsis ria ini bener2 bisa menghilangkan stress. Saat2 melihat hasil foto itu adalah saat2 yang sangat menyenangkan, terutama untuk dikenang di masa2 mendatang.
Dalam hal ini sayangnya aku kurang apik dalam menyimpan koleksi foto. Foto2ku dari zaman bayi sampai SMP sudah tidak ada sama sekali. Foto2 zaman SMA sampai beberapa tahun kemarin pun banyak yang ilang akibat harddisk rusak juga akibat dokumentasiku ikut digondol maling sedangkan aku sama sekali belum mem-back up-nya. Tapi aku masih punya harapan, foto2 di harddiskku yang rusak barangkali masih bisa diselamatkan dengan membawanya ke dokter harddisk. Tapi sayangnya untuk saat ini aku masih belum punya budget ekstra untuk itu.

Aku kurang suka menghabiskan waktu ber-jam2 hanya untuk sebuah obyek. Lebih baik segera beralih ke tempat lain biar bisa ganti suasana. Aku juga bukan tipe orang yang mpe rela menunggu ber-jam2 demi bisa mengabadikan sebuah moment, semisal kayak temanku yang mau menunggu dalam ketidakpastian sampai awan2 beranjak meninggalkan puncak gunung demi mendapatkan foto gunung yang apik. Maaf, aku pulang duluan ya. Panas. Hehehehe....

Aku juga kurang setuju saat kakakku yang sangat hobi fotografi mpe bikin istrinya yang tengah hamil menangis coz mati bosan menunggunya yang sibuk motret2 candi mpe ber-jam2. Mengambil gambar dengan berbagai posisi tubuh baik sambil berdiri, jongkok ataupun tiduran. Ini mah keterlaluan.
Makanya mpe sekarang aku masih kurang bisa memahami orang2 yang saking hobinya mpe rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk memotret, ngolah foto, mancing, melukis, sampai melupakan orang2 di sekelilingnya yang sebenarnya sangat butuh perhatiannya. Yah, itu bukan duniaku, jadi sampai kapan pun aku tidak akan bisa mengerti dunia mereka.

Mari kita jalani dunia kita sendiri2.
Aku punya duniaku sendiri dan orang lain pun punya dunianya sendiri.
Yang penting kita tidak saling mengganggu dunia masing2.
Duniaku adalah duniaku, duniamu adalah duniamu.
Jangan coba2 masuk ke duniaku kalau kau sama sekali tak memahami duniaku. Hahahaha.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar