Agustus 15, 2012

BAGAIMANA JIKA TIKET KERETA API KITA ILANG?


4 hari sesudah kemalingan, tepatnya Senin, 6 Agustus 2012, aku baru nyadar, tiap kali buka lemari, tidak pernah lagi melihat dompet abu tempat aku menaruh tiket lebaranku pp. Di kantor aku benar2 merasa tidak tenang, pengin cepet2 pulang men-check keberadaan tiketku.

Dan benar saja. Ketika kubuka lemari, tidak kulihat dompet di tempat aku biasa naruh. Kubongkar lemari2 yang lain juga tidak kutemukan juga. Sorenya Dewot ikut membantuku membongkar tas2 barangkali ga sengaja nyelip di situ, juga ga ditemukan. Malamnya kepikiran mau lapor ke polisi sekalian minta surat pengantar hilang siapa tahu tiket masih bisa diurus.

Untuk memastikan tiket benar2 tidak ada, sehabis buka puasa, aku dengan dibantu etil kembali check kamar. Semua baju di lemari dikeluarkan, tas2 juga di-check ulang. Hasilnya nihil. Tiket tetap tidak ditemukan. Menelepon Dewot n Ebol, minta ditemani ke Polsek untuk laporan coz BAP laporan sebelumnya atas nama Ebol.

Sampai di Polsek pk. 20.00. Di sana cukup ramai. Di depan ada beberapa polisi sedang mengerubungi sebuah mobil berwarna putih. Sepertinya habis terjadi kecelakaan. Menunggu sebentar coz di dalam juga sedang ada yang melapor, kita ngobrol dengan polisi muda berpakaian preman. Katanya memang sedang banyak kejadian pencurian. Kulihat juga beberapa polisi berangkat ke daerah Karapitan katanya malam itu ada banyak kejadian di sana.

Aku diterima oleh seorang Bapak. Dia membaca BAP yang kubawa. Katanya petugas yang kemarin membuatkan BAP sedang tidak bertugas, kami diminta kembali keesokan hari supaya laporan berkesinambungan.
Aku mencoba meminta dibuatkan surat pengantar kehilangan supaya paginya bisa diurus, untuk mengantisipasi si pelaku biar ga keduluan mengembalikan tiketku ke stasiun. Kalau sudah terlanjur tiket dikembalikan, aku sudah tidak bisa berbuat apa2. Dan cerobohnya aku, aku sempat update status di fb tentang tiketku yang hilang. Ada kemungkinan si maling adalah teman kami sendiri, seandainya dia ternyata ada di friendlist-ku dan tahu bahwa aku sudah menyadari kalau tiketku hilang, dia pasti akan cepat2 ke stasiun mengembalikan tiket.

Berharap tuh maling cukup serakah. Tiket tidak dikembalikannya dan akan dijualnya langsung menjelang hari H supaya dia bisa untung banyak. Tapi kalau yang terjadi seperti itu akan ada de next korban. Kasihan kan. Seandainya tiket itu nantinya dipakai sendiri oleh si pelaku, malah akan ketahuan siapa yang mengambilnya.

Beruntung Bapak polisi yang baik ini mau membuatkan surat pengantar kehilangan. Tiket Yogya-Bandung, aku masih menyimpan fotocopy struk ATM pembelian tiket karena aku waktu itu beli secara online, jadi aku bisa tahu no gerbong dan no tempat dudukku. Sedangkan untuk tiket Bandung-Yogya, aku tidak ada bukti pembayaran coz aku langsung beli di loket. Aku sama sekali tidak ingat no tempat duduk bahkan no gerbongnya. Yang aku ingat tgl keberangkatan saja.
Aku ingat percis, waktu itu aku pesan 2 tiket. 1 pesan online dan akhirnya dipakai temanku dan 1 lagi aku langsung beli di loket. Semua tiket atas namaku. Aku cuma ingat gerbongku dan gerbong temanku tidak sama tapi berurutan. Untuk memastikan ku sms temanku dan untung dia lagi memegang tiketnya. Executif 2. Berarti aku di Executif 1.
Beres sudah aku mendapatkan surat pengantar kehilangan. Waktu kutanya tentang biaya administrasi, katanya terserah mo ngasih berapa.

Bapak Polisi berpesan supaya aku besok pagi2 ke stasiun, ke Polsuska. Nanti tiket akan diblokir di sana.
Makasih Pak. Dan untuk laporan kehilangan tambahan, Ebol yang keesokan hari akan mengurus. Letak kantor polisi dari paviliunnya dekat.

Pagi2, jam 7 aku segera berangkat ke stasiun. Menemui bagian penerangan, aku diminta ke Polsuska. Setelah dari Polsuska baru ke penerangan lagi. Menunggu hampir 1 jam coz katanya petugas jaganya belum datang. Pk.08.15, coz ga enak meninggalkan kantor terlalu lama, aku kembali ke Polsuska dan diterima Bapak berpakaian dinas yang ada di sana. Katanya petugasnya memang belum datang, tapi staf-nya bisa membuatkan. Padahal staf-nya itu tadi yang memintaku menunggu. Staf muda yang ramah yang mpe berkali-kali kutanya, petugas sudah datang atau belum, dia tetap menjawab dengan sabar dan penuh senyum biarpun aku terlihat sangat tidak sabar. Hohoho....
Aku diminta ke bagian KSB (Kepala Stasiun ......) yang ruangannya ada di ujung sebelah kiri pintu masuk stasiun pintu selatan, untuk minta di-print-kan tiket.

Petugas KSB menanyakan surat pengantar dari Polsuska. Aku bingung.
“Lho Pak, tadi saya dari sana katanya langsung diminta ke sini, minta di-print-kan tiket, baru nanti ke sana lagi.’
‘Tidak bisa mbak. Ini soalnya sudah nge-print tiket. Harus ada pengantar dari sana.’
‘Tapi saya tadi dari sana katanya suruh langsung ke sini. Saya di sana sudah nunggu lama lho Pak, udah dari jam 7 tadi.’  
Akhirnya si bapak masuk ke ruangannya dan menelepon Polsuska. Bapak itu meminjam KTP-ku, menanyakan tiketku dan segera memprintkan untukku. Tiket pp semuanya atas namaku.

‘Ada biaya ga Pak?’
‘Oh nggak mbak. Ga ada.’
‘Makasih.’

Di saat aku keluar dari pintu, terpikir untuk mencheck print out tiket yang di-prinr di kertas continuous form warna pink dengan tulisan yang sangat kecil2 tapi masih terbaca olehku.
Tiket Bandung-Yogya, Executif 2.
OMG..... Ini tiket yang dipakai temanku. Tiket yang ini tidak ilang. Hadeeeuuuh. Salah blokir dah.

Aku segera kembali ke KSB. Minta di-check ulang. Yang sudah terlanjur diblokir sudah tidak bisa dicancel. Katanya tidak apa2. Bapak itu mungkin rada kesel juga ya harus kurepotin lagi.
‘Tadi kenapa mbak-nya ga bilang klo ada tiket yang sama.’
“Maaf Pak.’
Cukup lama bapak itu mencari namaku di Executif 1. Katanya dilist-nya tidak ada namaku. Hadooooh.
Aku diminta check sendiri. Di Executif 1 tidak ada namaku. Di Executif 2 ada namaku tapi itu tiket yang salah blokir tadi.
Puyeng dah.
“Atau di Executif 3 ya Pak? Saya lupa.’
Dan untunglah ada. Ternyata yang benar waktu itu aku dapat Executif 3. Seingatku pokoknya beda gerbong ma tiket yang dipake temanku.

Beres sudah. 3 tiket atas namaku diblokir. Aku diminta nanti 1 jam sebelum keberangkatan baik di Bandung maupun di Yogya untuk ke KSB dulu minta di-printkan tiket dengan membawa kertas pink print out tiket dan surat pengantar dari Polsuska.
Waktu kutanya jika nanti ternyata tiketku dijual ke orang lain gimana, katanya tiket sudah tidak mungkin dikembalikan ke loket coz sudah dibekukan jadi sudah pasti akan ditolak, tetapi jika nanti ternyata ada dua tiket dengan no tempat duduk yang sama, posisiku lebih kuat coz tiket atas namaku, sesuai dengan kartu identitasku, dan aku ada surat pengantar kehilangan. Kalau yang terjadi seperti itu malah jadi bisa ditelusur siapa yang nyuri tiketku.
Aku segera diminta kembali ke Polsuska untuk dibuatkan pengantar kehilangan.

‘Makasih Pak, maaf sudah merepotkan.’

Aku segera kembali ke Polsuska. Sampai di sana, petugas sudah ada, bukan lagi staf-nya. Bapak itu meminjam KTP-ku. Menunggu sebentar surat sudah jadi.

‘Ini mbak. Nanti ini harus dibawa ya. Untuk pengantar waktu print tiket.’
‘Biaya administrasinya Pak?’
‘Oh ga usah. Ga ada biaya kok.’
‘Hehe. Makasih Pak.’

Lega. Jadi mudik saia.......
Senangnya....... ^_^

Sampai kantor aku baru ngeh kalau tadi bagian penerangan berpesan supaya dari Polsuska aku diminta kembali ke penerangan.
Tapi sepertinya tidak perlu ke sana lagi coz urusanku sudah beres.

Pelajaran yang bisa diambil:
-Jika membeli tiket untuk perjalanan yang waktunya masih lama, sebaiknya pesan online supaya ada bukti pembayarannya. Bukti pembayaran sebaiknya difotocopi karena struk ATM tintanya tidak tahan lama. Jika pesan langsung ke loket, sebaiknya tiket difotocopi. Fotocopian tiket disimpan di tempat terpisah, jangan disatukan dengan tiket. Atau kalau terlalu ribet untuk fotocopi, catatlah no gerbong dan no tempat duduk.
-Biasakan pesan tiket dengan nama sesuai kartu identitas. Mengisi form isian dengan data lengkap dan jelas. Hehe biasanya aku malas menulis, suka nulis sesingkat-singkatnya dengan tulisan ceker ayam, yang penting bisa kebaca. Lain kali ga lagi deh.
Apalagi sekarang untuk meminimalizir calo, PT KAI melakukan pemeriksaan di depan pintu masuk, nama di tiket harus sesuai dengan nama di kartu identitas. Nah loe....
-Aku jadi tahu apa yang harus dilakukan jika tiketku hilang.
-Simpan tiket baik2. Kalau sampai ilang bakal pusing dan repot sendiri kayak saya. Hahaha.....

Oh ya, kalau pengin ngurus2 di kepolisian tidak kena biaya, jangan pernah nanya,
“Biaya administrasinya berapa?’
Atau
‘Ada biaya ga ya Pak?’
Dengan PD aja nerima surat, bilang makasih kemudian pulang.
Coz aku pernah melakukannya di Polsek Yogya waktu mengurus kehilangan ATM. Saking paniknya jadi ga sempet nanya biaya. Hahahaha.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar