Juli 10, 2011

BERJUANG UNTUK TETAP HIDUP (PART 2)

Tuesday, April 12, 2011

Menganyam tikar dan besek.
Menganyam tikar ini menggunakan mendhong sebagai bahan baku. Biasanya ada beberapa mendhong yang diwarnai merah dan hijau untuk membuat motif. Aku tidak cukup pintar menganyam mendhong coz jarang sekali membantu. Tapi aku pernah ikut melanjutkan menganyam biarpun cuma sebentar. Kalau menganyam besek aku lumayan bisa. Tapi tentu saja juga cuma melanjutkan anyaman lurus tidak sampai membuat sudut. Besek ini terbuat dari bambu2 yang dikuliti dan dipotong tipis2. Bukan tetangga2ku yang menganyam tikar dan besek, tapi tetangga budeku, tempat ibuku dulu dilahirkan dan dibesarkan. Hanya jika aku pas kebetulan main ke sana, aku ikut2an membantu menganyam tikar dan besek.

Membuat jala.
Ini merupakan pekerjaan sampingan nenekku. Sungguh rumit membuatnya. Aku yang pengin banget bisa, seringkali hanya membuat rajutan nenek atau kakekku jadi awut2an. Merajut menggunakan benang nilon atau lawe. Nilon bahannya lebih licin dan harga jualnya lebih mahal. Aku juga tidak bisa membuat pola dari awal. Sesekali melanjutkan pola yang sudah jadi dari nenek atau kakekku. Lumayan memakan waktu. Dalam satu minggu nenek dan kakek kemungkinan hanya bisa menyelesaikan 1 atau 2 buah jala saja. Jala ini untuk menangkap ikan. Biasanya Kang Gendut, anak Mbok Yem yang diminta nenekku untuk menjualkannya ke pasar.

Lempeng dan penganan buatan sendiri.
Rata2 orang2 di daerahku pintar membuat apa saja, memanfaatkan apa saja yang ada. Aku suka memperhatikan nenekku yang rajin membuat aneka penganan dan lempeng dari hasil kebun atau ladang. Membuat gatot, thiwul, getuk, crimping singkong, lempeng singkong. Itu semua berbahan dasar singkong. Jagung biasanya dibuat blendhung atau marning. Sedang garut oleh nenekku suka disulap menjadi lempeng. Lempeng garut buatan nenekku lumayan enak. Nenekku tidak pernah membuatnya khusus untuk dijual tapi seringkali ada orang yang datang untuk membeli atau memesan. Ya, memang membutuhkan ketelatenan untuk membuatnya. Garut direbus kemudian ditumbuk sampai pipih dan dijemur sampai kering. Setelah kering digoreng dengan sebelumnya dilumuri garam dan bawang putih. Enaaaak....

Lempeng juga bisa dibuat dari sisa nasi kenduri. Kalau ga mau ribet, nasi sisa ini dijemur begitu saja sampai kering yang kami biasa menyebutnya karak. Aku dulu sering membantu ibuku membuat lempeng nasi. Nasi dicampur bleng kemudian dikukus. Setelah itu diiris tipis2 dan dijemur mpe kering.
Aku memang ga pernah membuat sendiri aneka penganan dan lempeng seperti yang dulu dilakukan nenekku. Tapi karena dulu hampir tiap hari melihat nenekku melakukannya, aku jadi tahu proses pembuatannya dan hafal di luar kepala dengan sendirinya. Mungkin sekali waktu mencoba membuatnya sendiri boleh juga. Nti klo pas lagi kurang kerjaan... hehe...

Membuat es mambo.
Tentu saja ini baru dilakukan setelah aku duduk di bangku SMP dan SMA setelah kami memiliki lemari es sendiri. Bermula dari hobi, akhirnya menjadi pekerjaan sampingan ibu. Membuat adonan es seringkali dilakukan ibu sendiri. Adonan beraneka rasa dibuat dalam ember2. Kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik kecil2 dan diikat dengan karet. Dulu seringkali ketika sudah kecapean, ibuku membiarkan adonan begitu saja dan ditinggal tidur. Akhirnya dengan terpaksa aku n adikku melanjutkan packing es sampai tengah malam mpe tangan terasa pedih kelamaan memelintir karet. Rutinitasku dulu tiap pagi dari SMP sampai SMA tiap malam, memeriksa freezer, memindah es yang sudah jadi ke atas dan es yang belum jadi ke bawah supaya keesokan pagi es sudah jadi semua. Brrrrr... tangan mpe linu kedinginan. Paginya coz aku berangkat ke sekolah paling siang, aku bertugas menata es ke dalam termos2 es dan menitipkannya ke warung sambil berangkat ke sekolah. Pulang sekolah kalau termos es di warung masih ada, belum diambil ibuku, aku menghitung es yang terjual berapa kemudian membawa pulang termos es. Lama2 karena sudah tidak punya waktu lagi mengurus es2 ini dan dihitung-hitung untungnya juga ga seberapa, akhirnya berjualan es mambo ini berhenti dengan sendirinya. Syukur deh... Cape..... Hehehe... ~_^

Menerima pesanan snack dan nasi box.
Ini yang dulu semasa aku masih SMA dan kuliah yang sering dilakukan ibuku. Ibuku memang pintar memasak. Aku suka arem2 dan lumpia bikinannya. Enak. Ibuku juga bisa membuat lontong sate yang bagus. Tidak gampang lho membuat lontong. Kadang2 bisa kelembekan klo kelamaan kerendem air.
Ibuku memang tidak pernah memasang papan nama di depan rumah tapi heran selalu saja ada yang pesan. Pesanan dari teman2nya dari mulut ke mulut. Saat menerima pesanan inilah saat di rumah terjadi emosi tingkat tinggi. Jika sudah tiba waktunya deadline, ibuku jadi uring2an. Kami paling2 membantu dengan cengar-cengir dan senyam-senyum tidak berani banyak berkomentar. Benar2 melelahkan. Kadang2 begadang mpe malam dan pagi2 sudah harus bangun menggoreng dan packing. Jika benar2 sedang cape, kadang2 aku dan adikku suka melarikan diri sengaja pergi ke mana berlama-lama. Dan aku yang paling sering melarikan diri dengan tidak pulang ke rumah tapi memilih tidur di kost. Hehehehe... nakal. Lagipula ibu sudah dibantu oleh temannya kok.
Karena sering menerima pesenan inilah aku jadi ga suka puding pisang. Udah sangat enegh saking seringnya ibuku menerima pesanan puding pisang.

Membuat arem2 dan lumpia aku tidak terlalu pintar. Paling2 aku cuma bisa membantu membuat adonan isi dan me-mix adonan kulit lumpia dengan mixer, tentu saja dengan takaran adonan yang sudah disiapkan ibu. Mencetak lumpia dan arem2, itu larangan buatku coz hasilnya tidak akan rapi. Hehehe... Hanya akan merepotkan ibu jika hasilnya nanti kurang bagus. Aku hanya boleh mengelem lumpia kemudian menggorengnya. Sedang arem2, paling membantu menata arem2 yang sudah jadi kemudian mengukus dan mengangin-anginkannya jika sudah matang.
Sekarang2 ini ibuku sudah tidak menerima pesanan lagi coz waktu yang sudah tidak memungkinkan. Kesibukan ibu sekarang seabreg. Itu pun sudah membuatnya cukup pusing membagi waktu.

Yah. Apa pun akan dilakukan orangtua demi tetap survive. Demi bisa menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak2. Demi bisa membelikan baju, sepatu dan buku2 serta uang jajan bulanan untukku dan adik2ku. Terimakasih ayah, terimakasih ibu. Terimakasih nenek, kakek, mbok yem, mbah kemis, kang gendut, dan tetangga2ku serta teman2 mainku. Aku pernah melewati masa2 indah bersama kalian dan beroleh begitu banyak pengalaman berharga. Sekali lagi terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar