Juli 10, 2011

KENAKALAN DI MASA KECIL (PART 1)

Monday, April 11, 2011-04

Bernostalgia tentang masa kecil merupakan sesuatu yang sangat menyenangkan. Berulangkali kami saling berbagi tentang pengalaman dan kenakalan masa kecil. Bercerita dengan teman2 kostku yang akhirnya aku tahu mereka tak kalah badungnya dengan aku.
Bercerita dengan ayah-ibu. Hehehe... ini seperti sebuah pengakuan kenakalan dari masa kecil yang kemungkinan mereka tidak tahu klo dulu aku pernah melakukan kenakalan2 itu. Baru bercerita sekarang2 ini, itu amat sangat aman coz ga bakal dimarahi. Malahan menjadi lelucon bagi kami sepanjang malam.

Beberapa waktu yang lalu setelah makan malam bareng2 anak kost, kami saling share tentang kenakalan2 di masa kecil. Saling menunjukkan sekrup2 bekas2 luka yang ada di siku, lutut, tangan dan kaki. Hohohoho.... ternyata bekasnya ga bisa ilang ya.
Siku dan lututku memang dulu sering harus menjadi korban, akibatnya sampai sekarang jika diperhatiin ada banyak bekas luka hitam2. Tak terhitung dulu berapa kali aku terjatuh, siku dan lutut berdarah. Telapak kaki kena jeruji sepeda. Kaki kena beling atau duri. Lengan dan tangan banyak luka gores kena duri, semak2 atau ranting yang tajam. Hohoho.... dulu memang jatuh bukan halangan untuk bersenang-senang. Kapok paling sesaat, luka sembuh, trauma pun hilang.

Dulu ruang bermainku memang luas dan tak terbatas. Sungai, parit, ladang, sawah, kebun, kandang sapi-kerbau-bebek-ayam tetangga, kolam ikan tetangga, perapian gerabah tetangga, bukit dan bahkan kuburan.
Teman main yang banyak membuat bermain terasa begitu menyenangkan. Aku dan teman2ku tidak pernah kehabisan ide besok bakal main apa. Kami memang tidak punya banyak mainan buatan pabrik karena kami tidak dibiasakan dibelikan mainan sejak kecil. Kami bermain-main dengan apa yang ada di sekeliling kami. Memang beberapa kali aku dibelikan mainan oleh ayah-ibuku. Kebanyakan memang aku yang minta dibelikan waktu ikut ayah-ibu ke toko. Mainanku dulu kebanyakan mainan untuk anak cowok. Boneka aku kurang suka. Mungkin karena teman mainku banyak cowoknya.

Koleksi mainan yang aku masih ingat helikopter mini, kereta api panjang lengkap dengan rel-nya, mobil2an (aku punya cukup banyak seperti truk, jeep, sedan), pistol air dan peluru, kelereng. Mainan bongkar pasang aku punya cukup banyak, baik yang berbahan plastik atau kayu. Boneka koleksiku sangat minim. Yang aku ingat cuma boneka bayi yang dulu suka kugendong ke mana-mana. Belakangan setelah aku pintar membongkar-pasang boneka, lepaslah kepala boneka dari badannya.
Mainan yang dulu paling kubanggakan coz teman2 mainku tidak ada yang memilikinya dan yang membuatku betah ber-jam2 memainkannya yaitu kereta api. Kereta api mainan yang bisa berjalan sendiri menyusuri rel yang dirangkai melingkar-lingkar. Kereta ini bertenaga baterai. Yang aku ingat, akhirnya aku terpaksa harus berhenti memainkannya coz dirusak oleh tetanggaku cowok yang marah gara2 kularang ikut bermain bersamaku. Jika diperbolehkan seperti biasa dia pasti akan memonopoli mainanku. Huehuehue.....tegaaaa...... 

Tapi bermain dengan mainan buatan pabrik lama2 membosankan. Kami lebih suka bermain di luar ruang yang pastinya lebih seru.
Main petak umpet, gobak sodor, kasti, benthik, boi2nan, cing-ciripit, jamuran, cublak2 suweng, ingkling, dan masih banyak lagi aneka permainan yang tak pernah bosan2 kami mainkan secara bergantian.

Jika musim angin, kami bermain layang2. Aku pun tak mau ketinggalan, dengan senar yang digulung di bekas kaleng susu, mengudaralah layang2 kami di ladang yang masih banyak area lapang. Jika bosan, senar dan kaleng susu ini kami jadikan telepon2an dengan mengulur senar panjang menghubungkan rumahku dan rumah tetanggaku. Xixixixi...

Main rumah2an.
Ini pun ada banyak variasinya. Kadang2 bermain dengan boneka2 kertas yang kami sebut wong2an. Kalau bosan bikin rumah2an dengan memanfaatkan kolong tempat tidur yang kami sulap seolah-olah tempat tidur bertingkat yang ditutup dengan kain jarik dapat minjem dari nenek. Kadang2 kami mpe tertidur beneran di kolong tempat tidur.
Kadang2 juga main rumah2an ala tarzan. Kami biasanya bikin rumah2an diantara pepohonan. Memanfaatkan akar tanaman untuk memanjat ke atas. Seperti rumah pohon. Serunyaaaa...... Kadang2 disitu kami memasak beneran. Dengan mainan masak2an terbuat dari gerabah yang rata2 nenek2 kami bisa membuatnya. Ya, dulu daerahku memang rata2 penghasilan penduduknya ditopang dari bertani dan membuat gerabah. Memasak seadanya bahan yang bisa kami dapat di kebun. Hmmm... biarpun rasanya ga terlalu enak, tapi enak2 saja kami makan rame2. Dan beruntunglah kita ga pernah jadi sakit perut karenanya. Hehehehe....

Jika lagi musim ikan dan udang. Kami rame2 memancing. Aku pun dulu pengin banget ikut memancing. Aku dibuatkan pancing sendiri oleh kakekku. Tapi malang aku belum pernah dapat ikan. Memang ga bakat jadi pembunuh ikan. Xixixi.......
Kalau memasang udang, aku belum pernah melakukannya. Cuma melihat tetangga2ku yang suka memasang perangkap di sungai. Besek yang di dalamnya dikasih adonan bekatul (aku tidak tahu dicampur apa tapi yang jelas diaduk dengan air) yang ditaruh di sela2 bebatuan dan dibiarkan semalaman. Keesokan hari ketika diambil besek itu sudah penuh dengan udang besar dan kecil. Wow wow wow....

Dulu sungai2 di daerahku memang masih produktif. Airnya belum keruh seperti sekarang. Kadang2 ikan2 yang berhilir-mudik pun kelihatan. Kadang2 kami mencari kijing. Sejenis kerang yang jika dimasak rasanya enak. Kayak makan ikan.
Main di sungai, itu adalah hal paling menyenangkan buatku waktu masih kecil. Kami terbiasa mandi rame2 di sungai sepulang sekolah. Jika ada batang pohon pisang yang terbawa air sungai, itu kami naiki secara bergantian. Serasa naik perahu.
Kadang2 ada pisang yang lewat dekat kami. Bukan pisang buah pisang tapi limbah buang hajat orang di hulu sungai. ‘Ada pisang lewat.... ada pisang lewat...’ Dan secara otomatis kami akan menyingkir tidak mau tersenggol pisang itu. Hihihihi....
Main di sungai biarpun airnya tampak jernih, tapi nanti akan berakibat kulit kami menjadi bersisik. Jika digaruk akan tampak guratan2 putih. Ini pertanda sebenarnya airnya kotor. Kadang2 sebelum pulang kami membilas badan di belik (mata air) yang tak jauh dari sungai. Airnya benar2 jernih dan segar. Sekarang sepertinya belik itu sudah tidak ada lagi coz tidak ada lagi yang merawat dan menggunakannya. Sayang sekali.....

Sayangnya aku merasa tak pernah cukup puas bermain-main di sungai. Selalu saja ada orang yang aku tidak pernah tahu siapakah dia, selalu lapor ke ibuku. Akibatnya ibuku selalu saja mengganggu keasyikan main kami dengan teriakan khas-nya...’Ayo mulih!!!!!’ (Ayo pulang!!!!).
Ya, bermain di sungai apalagi mandi di sungai memang larangan keras buatku dan adik2ku. Ini yang kadang2 membuatku super iri dengan teman2ku. Dan sekarang2 ini sambil berkelakar, tentang tidak bisanya kami berenang, ini semua akibat ibu yang dulu melarang kami main ke sungai. Ya, teman2 mainku jago berenang semua.
Sekarang2 ini sungai2 di daerahku sudah tidak lagi menyenangkan seperti dulu. Airnya keruh, banyak sampah di sana-sini. Ikan2nya pun sudah tidak sebanyak dulu. Akibat indrim yang merajalela. Ambisi demi mendapatkan banyak ikan dengan cepat tanpa memperhatikan future responsibility.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar