Desember 07, 2011

TERBUAI ‘PERAHU KERTAS’


‘berputar menjadi sesuatu yang bukan kita demi menjadi diri kita lagi’....... Dee

Diiming-imingi Week suruh baca, kira2 awal tahun. Tapi tidak juga memacu adrenalinku untuk segera membacanya coz tidak tahu musti minjem ke siapa.... *ga modal. Ditambah baca blog Nick tentang ni novel, jadi rada memacu adrenalinku untuk segera hunting. Coz tidak mau merusak program penghematanku, akhirnya di awal bulan Desember, tepatnya tgl 1, kesampaian juga beli ni novel.. *inventaris perpus kantor.. :D
Berhubung tokonya mau berbaik hati menyampulkan, akhirnya aku punya kesempatan numpang baca tanpa harus merusak segelnya. *yang buka segel pegawai toko.... ~_^

Novel ini kataku cocok banget buat para pemimpi. So pas banged buat aku dan para dreamer yang laen.
Adrenalinku membaca novel yang belakangan ini ga tau menghilang kemana serasa dibangkitkan lagi. Sepertinya habis ini bakal mulai membongkar novel2 koleksiku yang kubeli beberapa hari, beberapa bulan, beberapa tahun yang lalu tapi masih tersegel rapi. xixixixi...

Perahu Kertas. Tebal 434 halaman. Halaman pertama kubuka hari Selasa tgl 1 Desember’11 pk.10 malam. Cuma kuat baca ga lebih dari 20 halaman coz ngantuk yang amat sangat akibat kecapean dari sore hunting buku buat Perpustakaan mumpung diskon gedhe n berhasil nego minta tambahan diskon. Sekalian we beli buku2 buat pribadi yang aku pengin.... *puyeng saat menghadapi tagihan... :D
Akhirnya kelar baca hari Selasa juga, pk.06.30 pagi. Tepat genap 1 minggu sesuai targetku. Termasuk rekor bacaku yang cepat mengingat aku hanya sempet baca setelah pk.10 malam.

Sepertinya saat yang pas aku baca novel ini. Saat aku lagi galau tingkat dewa. Benar2 menghiburku, bisa mengalihkan perhatianku. Membuatku yang lagi mutung jadi bersemangat lagi. Dan membuka cara pandangku tentang kata hati. Kata hati itu tidak bisa dinyana dan diduga.

“Kugy, kepala kamu akan selalu berpikir menggunakan pola ‘harusnya’, tapi yang namanya hati selalu punya aturan sendiri. Berhenti berpikir pakai kepala. Secerdas-cerdasnya otak kamu, nggak mungkin bisa dipakai untuk mengerti hati. Dengerin aja hati kamu.” *Karel

"Kadang-kadang langit bisa kelihatan seperti lembar hitam yang kosong. Padahal sebenarnya tidak. Bintang kamu tetap ada di sana. Bumi hanya sedang berputar" *Luhde

Bab 15. Mencari Ketulusan dan Bab 16. Salah Berharap. Sepertinya kok aku banged ya.... Hehehehe....

Seperti ikut terbawa hanyut oleh perahu2 kertas Kugy, seperti bisa menyaksikan langsung lukisan dongeng Keenan-Kugy, seperti bisa merasakan radar Neptunus di sekelilingku. Hohohoho.....
Dan akhirnya kata hatilah yang berbicara.
Keenan – Kugy dan K kecil masih di perut.

Sungguh salut dengan kebesaran hati Remy dan Luhde.

‘Carilah orang yang nggak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segala-galanya.’ *Remy

‘Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih. Jadi, kalau Keenan bilang, Keenan telah memilih saya, selamanya Keenan tidak akan pernah tulus mencintai saya. Karena hati tidak perlu memilih. Ia selalu tahu ke mana harus berlabuh.’ *Luhde

Juga kebesaran hati Pak Wayan.
‘Hati kamu mungkin memilihku, seperti juga hatiku selalu memilihmu. Tapi hati bisa bertumbuh dan bertahan dengan pilihan lain. Kadang begitu saja sudah cukup. Sekarang aku pun merasa cukup.’


‘Berhenti berlari dan belajar melepaskan’ *komen Etcha
Thanks Mbak Dee......
So many thumbs up!

Apakah akan dibikin sekuelnya? Akankah difilmkan? *ngarep sangadh.....

//jadi mupeng. Pengin punya novel ini. Ntar beli ah. Buat nambah koleksi harta karun.... ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar