Oktober 06, 2012

TUHAN LEBIH TAHU APA YANG KITA BUTUHKAN

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah, maka kamu akan mendapat, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang  yang mengetok, baginya pintu dibukakan. (Mat 7:7-8)

Aku sering meminta kepada Tuhan. Gapapa kan sering minta. Tuhan sendiri yang menyuruh kita untuk minta. Tapi aku memang ga pernah secara terang2an minta barang. Aku lebih sering minta jalan keluar di saat benar2 buntu, minta perlindungan di saat ketakutan, minta disembuhkan saat sakit, minta dibangunkan pagi saat ada jadwal penting pagi, minta hujan segera berhenti saat ada acara penting dan permintaan2 lain yang menurut Tuhan mungkin itu sebuah permintaan yang aneh coz sering tidak dikabulkan. Hehehehe....
Gimana ga aneh, dulu waktu kelulusan SD, aku pernah dapat bocoran nilai NEM-ku berapa. Nilaiku kurang dari yang disyaratkan ibuku kalau aku pengin dapat hadiah uang. Rp.50.000,- di tahun 1987 bukan jumlah yang sedikit kan.

Saking penginnya dapat uang 50 ribu itu, aku mpe berdoa novena tiap malam. Berharap keajaiban supaya ternyata nilaiku saat pengumuman mencapai targetku. Semoga apa yang dilihat seseorang yang memberikan informasi itu salah.
Saat hari pengumuman benar2 saat yang sangat mendebarkan buatku. Dan alangkah kecewanya aku. Nilaiku tidak mencapai target. Tapi cuma kurang 0,03 bukan kurang 2 seperti yang diinformasikan sebelumnya. Ada rasa senang juga ternyata orang yang memberikan informasi itu ternyata salah mencatatkan nilai temanku yang berada satu nomor di bawahku. Tapi tetap saja aku gagal mendapatkan hadiah. Gara2 kurang 0,03. Ngenes banget kan..... #nangis.

Juga saat aku menyadari aku menyukai seseorang, aku selalu berdoa, ’Jika memang dia, tolong dekatkan, tapi jika bukan, tolong jauhkan.’ Doaku yang ini juga dikabulkan, aku selalu dijauhkan. Hahahaha.....
Perlu waktu yang cukup lama untuk bisa menerima ini. Tapi seiring waktu aku bisa mengerti.
Kata Tuhan, dia bukan untukku.
Kata Tuhan, dia bukan yang terbaik untukku.
Atau kata Tuhan, waktunya belum tepat.
Ya deh, ikut kata Tuhan saja.
Tunggu saat yang tepat.... ^_^

Belakangan ini, aku memang banyak kehilangan. Aku selalu meminta kepada Tuhan untuk bisa ikhlas.
Hari2 kemarin terasa begitu berat buatku. Begitu banyak tuntutan materi yang harus kupenuhi sedangkan keadaan ekonomiku sedang sangat buruk. Rasanya pengin menyerah saja.
Dan juga ada banyak hal yang membuatku ketakutan. Teror dari orang yang ga kukenal dan dari orang yang aku sepertinya mengenalnya.
Juga ketika ada orang yang memaksakan perasaannya padahal jelas2 itu tidak boleh karena sudah adanya suatu ikatan. Gimana ga puyeng.
Temanku selalu berpesan, kalau cuma salah satu tangan yang bertepuk, tidak akan jadi. Memang hanya aku yang bisa menjaga diriku sendiri. Aku harus tahan godaan.

Akhirnya semua bisa terlewati dengan baik. Sekarang aku sudah bisa merasa lebih rilex, sudah bisa melangkah dengan ringan. Teror2 tidak lagi kuterima untuk saat ini dan berlalunya waktu bisa menyadarkan seseorang bahwa perasaannya itu tidak boleh dibiarkan tumbuh. Everything back to normal. Thanks God.

Kepindahanku sempat mundur selama 3 tahun. Bukan tanpa sebab, tapi karena memang ada banyak sebab.
Aku takut apakah aku akan aman di sana coz daerahnya masih begitu sepi, jalan masih gelap dan jelek, listrik belum ada, kalau mau cepat mau ga mau harus menarik listrik dari rumah2 penduduk sekitar. Benar2 terasing dari dunia luar. Belum teror yang belakangan kuterima melalui telepon kemungkinan besar dari orang2 di daerah sana. Akibat kecerobohanku berbagi no hp dengan mandor yang ada di sana. Jadi parno sendiri.

Setelah 3 tahun berlalu akhirnya benar2 diputuskan untuk pindah.
Sebenarnya masih ada banyak ketakutan. Pindah membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Belum aku masih harus membeli barang2 yang tidak sedikit jumlahnya seperti ember, gordyn, kompor gas, tabung gas, dll. Uang sebanyak itu aku bisa dapat dari mana coba. Belum nanti biaya untuk pemberkatan rumah. Rasanya masih belum merasa damai klo rumah belum diberkati.

Ternyata aku tidak perlu khawatir. Semuanya sudah disediakan oleh-Nya. Begitu banyak bala bantuan untukku. Begitu banyak sumbangan untukku. Semuanya dari keluargaku, sahabat2ku yang memang selalu ada untukku dan selalu mengulurkan tangannya untukku tanpa pernah kuminta.
Aku tidak perlu khawatir bakal ga betah di rumah. Semua yang aku perlukan sudah disediakan, semuanya sumbangan dari keluargaku - ayah, ibu, dede2ku, semuanya patungan membantuku. Makasih semuanya.
Bahkan teman kantorku yang tahu aku belum punya kursi pun ikut menyumbang kursi2 plastik. Terimakasih. Sungguh membuatku terharu.

Ukuran kasurku yang sekarang lebih besar dari ukuran kasurku di kost membuat sprei-ku jadi tidak muat. Ibuku datang ke Bandung membawakanku sprei titipan dedeku yang ukurannya pas dengan kasurku. Jadi ga malu2in waktu pemberkatan rumah.
Dan salah satu teman kantorku ada yang membelikanku bedcover. Bedcover lamaku kekecilan klo dipake. Makasih semuanya.

Di rumah pun aku merasa aman dan nyaman. Ketakutanku tinggal sendiri ternyata sangat tidak beralasan. Aku sama sekali tidak merasa takut. Bahkan pulang sampai pk.10 malam pun aku masih berani coz ternyata jalan masih cukup ramai. Aku tahu jalan tembus yang lebih aman dan nyaman buatku. Tetangga2 sudah banyak dan mereka orangnya sangat care. Orang2 di lingkungan semuanya juga care dan sangat dekat satu sama lain. Aku yang notabene orang baru sama sekali ga merasa asing di sana. Jadi merasa memiliki keluarga baru di sana. Terimakasih sudah menerimaku dengan baik.

Tempat belanja ada banyak meskipun harganya lebih mahal. Orang jualan makanan ada banyak. Beli air mineral isi ulang, gas, listrik token, beras, bahkan air mineral cup, semuanya bisa diantar tinggal telepon ato sms. Air bersih saban hari ada yang berkeliling menjajakan. Ya, aku tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyesuaikan diri di sana.
Aku tahu, saat ini memang saat yang tepat untuk pindah.

Notebookku yang ilang aku sudah mengikhlaskan. Klo pengin punya lagi, pelan2 nabung dulu, klo sudah cukup nanti baru beli lagi. Ternyata Tuhan memiliki rencana lain. Tuhan menggantinya dengan cara-Nya sendiri yang ga pernah kuduga, yang sungguh membuatku shock. Aku hanya bisa bersyukur dan bersyukur.

Ya, saat ini aku membutuhkan alat pencatat untuk menyelesaikan makalahku. Ternyata Tuhan memberikan jalan keluar tanpa pernah kuminta.

Ya, yang aku terima belakangan ini memang semuanya ada di list-ku. Tapi aku ga pernah memintanya kepada Tuhan. Aku bikin plan untuk pelan2 membelinya saat uangku sudah cukup.
Ternyata Tuhan benar2 tahu klo aku sedang membutuhkannya. Dia menyediakannya bagiku melalui keluargaku dan orang2 di sekelilingku. Dia memberiku melebihi apa yang kuminta.
Terimakasih Tuhan. Terimakasih.
Aku berjanji akan menularkan kebaikan2 yang kuterima ini ke orang2 yang kutemui semampuku.
Tuhan jadikan aku sebagai alatmu untuk mengamalkan kasih-Mu kepada sesamaku.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar