Oktober 01, 2012

KENAPA DENGAN UNGU?

Aku belakangan ini memang suka banget dengan warna ungu. Bahkan tanpa sengaja sebelum kuproklamirkan klo aku suka warna ungu, barang2ku saat kuamati kebanyakan memang berwarna ungu. Dan jadilah mpe sekarang banyak pernak-pernikku yang bernuansa ungu.
Entah kenapa banyak yang beranggapan ungu itu warna janda, warna para jomblo.
Tiap aku memilih sesuatu dengan warna ungu, kadang ada yang berkomentar, “Jangan ungu! Ijo atau biru aja biar cepet. Klo ungu nti tambah lama.’
Maksudnya semakin jauh jodoh. Hadeeeeuuuh.....

Aku memang suka ungu dan ga pernah mengait-ngaitkan warna ungu dengan banyak mitos yang beredar. Soal aku masih juga sendiri mpe saat ini itu memang pilihanku.
Maunya sih pengin memiliki keluargaku sendiri. Pengin punya baby kecil yang lucu kayak dedeku n temen2ku juga. Tapi ga bisa terus memaksakan diri kan klo memang belum waktunya.

Menemukan seseorang yang akan menjadi pendamping kita kelak itu tidak mudah. Seseorang yang bisa membuat kita merasa nyaman, nyambung klo ngobrol, itu tidak gampang. Memaksa mencocokkan diri juga hasilnya tidak bagus, malah akan membebani salah satu pihak.
Aku percaya semua sudah ada yang mengatur.
Seperti kata Pak Mario Teguh:
‘Kalau beli mobil baru, bagasi dan isi mobil lama jangan dipindahkan ke mobil baru.
Masa depan itu gaib dan tidak jelas. Jangan lagi memboroskan waktu untuk mengharapkan kejelasan masa depan. Terima saja, selesaikan saja. Hari ini masa depan memang tidak jelas.’

Melihat seorang temanku yang terlihat begitu bahagia di hari pernikahannya. Aura kebahagiaan jelas terpancar dari raut muka dan bola mata pasangan pengantin. Rasanya pengin seperti itu. Menikah dengan seseorang yang kita memang sama2 pengin bersama.
Tidak seperti salah seorang temanku yang coz mengingat faktor usia lantas memutuskan untuk segera menikah meskipun sebenarnya dia sendiri belum yakin. Melihatnya begitu galau dengan keputusannya malah melihatnya tampak begitu menyedihkan. Mau mengucapkan selamat juga rasa gimana.

Memilih seseorang buat menjadi pendamping kita memang tidak mudah. Mencari seseorang yang sudah mapan, seseorang yang sudah siap secara finansial, seseorang yang dewasa, seseorang yang ganteng. Bukan... bukan itu.
Jika kita sudah merasa klick dengan seseorang walaupun banyak hal yang kita tidak sepaham dengannya, walaupun secara finansial pun belum siap, walaupun jauh dari ganteng, walaupun banyak kebiasaannya yang kita tidak suka, buat kita itu tidak akan menjadi masalah. Justru sebuah tantangan untuk bisa berjuang demi masa depan bersama.

Ketemu seseorang yang sudah matang secara finansial yang kata temanku ‘eligible’ pun terkadang belum cukup. Ketika beberapa kali berhadapan dengan seseorang yang memang boleh dibilang sudah sukses, klo mau kita tinggal menjadi nyonya rumah saja, ongkang2 di rumah dengan segala kebutuhan terjamin akan terpenuhi tanpa kita harus berhemat banyak. Rasanya itu bukan yang aku mau. Melihat seseorang yang mungkin tidak bermaksud memamerkan segala kemewahan yang ia punya, mungkin ia hanya bermaksud pengin berbagi kebahagiaan bahwa perjuangannya membuahkan hasil, sudah sukses. Entah kenapa malah membuatku ilfil dan sama sekali tidak ada rasa tertarik. 

Ketemu seseorang yang sangat baik bahkan tidak perlu diragukan lagi bahwa dia benar2 bertanggungjawab dan bisa dipercaya pun entah kenapa tidak bisa membuatku tergerak untuk mau membuka hati dengannya.

Ya, perasaan memang tidak bisa dipaksa. Mungkin aku sudah cukup banyak melewatkan orang yang begitu baik. Tapi aku tidak pernah menyesal karena itu memang pilihanku. Rasanya orang itu terlalu baik untuk disakiti. Akan sungguh tidak menyenangkan jika aku hanya bersikap pura2 padanya. Dan benar saja, ketika akhirnya mereka menikah dan menemukan seorang pendamping yang begitu baik, kulihat keluarga mereka begitu bahagia. Aku turut senang melihat keluarga kecil yang berbahagia itu. Jika bersamaku belum tentu dia akan bahagia. ^_^

Dan mungkin aku memang sungguh bodoh, melewatkan begitu banyak orang baik demi mepertahankan perasaanku yang entah kenapa malah lebih menyukai seseorang yang memang berbeda jalan dan tidak bisa disatukan. Klo kata temanku, ‘cinta terlarang’. Atau klo ga malah menyukai seseorang yang tidak kumengerti jalan pikirannya. Orang yang keras kepala ketemu orang yang keras kepala. Dan akhirnya ketika bubar jalan malah membuat kita merasa nyaman walaupun sesaat ada rasa menyedihkan juga.

Yeeeeah. Semua ada waktunya. Ikhlaskan yang sudah2. Hidup terus berjalan. Mungkin yang kemarin2 memang bukan jodoh. Klo tidak jodoh mau bagaimana pun berusaha tidak akan jadi.
Di saat yang tepat nanti pasti akan ketemu dengan seseorang yang tepat.
Yeaaaah... Just let it flow.

Bagaimana dengan ungu?
Aku akan tetap suka warna ungu.
Bukan karena dulu waktu SMP pernah suka ama kakak kelas yang sepedanya warna ungu. Juga bukan karena waktu kuliah menyukai kakak angkatan yang motornya warna ungu. Hahahaha.....
Tapi aku memang benar2 menyukai warna ungu.
Karena buatku ungu itu warna yang lembut dan kalem. Hehehehe....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar