Aku
belakangan ini memang suka banget dengan warna ungu. Bahkan tanpa sengaja
sebelum kuproklamirkan klo aku suka warna ungu, barang2ku saat kuamati
kebanyakan memang berwarna ungu. Dan jadilah mpe sekarang banyak
pernak-pernikku yang bernuansa ungu.
Entah
kenapa banyak yang beranggapan ungu itu warna janda, warna para jomblo.
Tiap
aku memilih sesuatu dengan warna ungu, kadang ada yang berkomentar, “Jangan
ungu! Ijo atau biru aja biar cepet. Klo ungu nti tambah lama.’
Maksudnya
semakin jauh jodoh. Hadeeeeuuuh.....
Aku
memang suka ungu dan ga pernah mengait-ngaitkan warna ungu dengan banyak mitos
yang beredar. Soal aku masih juga sendiri mpe saat ini itu memang pilihanku.
Maunya
sih pengin memiliki keluargaku sendiri. Pengin punya baby kecil yang lucu kayak
dedeku n temen2ku juga. Tapi ga bisa terus memaksakan diri kan klo memang belum
waktunya.
Menemukan
seseorang yang akan menjadi pendamping kita kelak itu tidak mudah. Seseorang
yang bisa membuat kita merasa nyaman, nyambung klo ngobrol, itu tidak gampang. Memaksa
mencocokkan diri juga hasilnya tidak bagus, malah akan membebani salah satu
pihak.
Aku
percaya semua sudah ada yang mengatur.
Seperti
kata Pak Mario Teguh:
‘Kalau
beli mobil baru, bagasi dan isi mobil lama jangan dipindahkan ke mobil baru.
Masa
depan itu gaib dan tidak jelas. Jangan lagi memboroskan waktu untuk
mengharapkan kejelasan masa depan. Terima saja, selesaikan saja. Hari ini masa
depan memang tidak jelas.’
Melihat
seorang temanku yang terlihat begitu bahagia di hari pernikahannya. Aura
kebahagiaan jelas terpancar dari raut muka dan bola mata pasangan pengantin.
Rasanya pengin seperti itu. Menikah dengan seseorang yang kita memang sama2
pengin bersama.
Tidak
seperti salah seorang temanku yang coz mengingat faktor usia lantas memutuskan
untuk segera menikah meskipun sebenarnya dia sendiri belum yakin. Melihatnya
begitu galau dengan keputusannya malah melihatnya tampak begitu menyedihkan.
Mau mengucapkan selamat juga rasa gimana.
Memilih
seseorang buat menjadi pendamping kita memang tidak mudah. Mencari seseorang
yang sudah mapan, seseorang yang sudah siap secara finansial, seseorang yang
dewasa, seseorang yang ganteng. Bukan... bukan itu.
Jika
kita sudah merasa klick dengan seseorang walaupun banyak hal yang kita tidak
sepaham dengannya, walaupun secara finansial pun belum siap, walaupun jauh dari
ganteng, walaupun banyak kebiasaannya yang kita tidak suka, buat kita itu tidak
akan menjadi masalah. Justru sebuah tantangan untuk bisa berjuang demi masa
depan bersama.
Ketemu
seseorang yang sudah matang secara finansial yang kata temanku ‘eligible’ pun terkadang
belum cukup. Ketika beberapa kali berhadapan dengan seseorang yang memang boleh
dibilang sudah sukses, klo mau kita tinggal menjadi nyonya rumah saja, ongkang2
di rumah dengan segala kebutuhan terjamin akan terpenuhi tanpa kita harus berhemat
banyak. Rasanya itu bukan yang aku mau. Melihat seseorang yang mungkin tidak
bermaksud memamerkan segala kemewahan yang ia punya, mungkin ia hanya bermaksud
pengin berbagi kebahagiaan bahwa perjuangannya membuahkan hasil, sudah sukses.
Entah kenapa malah membuatku ilfil dan sama sekali tidak ada rasa tertarik.
Ketemu
seseorang yang sangat baik bahkan tidak perlu diragukan lagi bahwa dia benar2
bertanggungjawab dan bisa dipercaya pun entah kenapa tidak bisa membuatku
tergerak untuk mau membuka hati dengannya.
Ya,
perasaan memang tidak bisa dipaksa. Mungkin aku sudah cukup banyak melewatkan
orang yang begitu baik. Tapi aku tidak pernah menyesal karena itu memang
pilihanku. Rasanya orang itu terlalu baik untuk disakiti. Akan sungguh tidak
menyenangkan jika aku hanya bersikap pura2 padanya. Dan benar saja, ketika
akhirnya mereka menikah dan menemukan seorang pendamping yang begitu baik,
kulihat keluarga mereka begitu bahagia. Aku turut senang melihat keluarga kecil
yang berbahagia itu. Jika bersamaku belum tentu dia akan bahagia. ^_^
Dan
mungkin aku memang sungguh bodoh, melewatkan begitu banyak orang baik demi
mepertahankan perasaanku yang entah kenapa malah lebih menyukai seseorang yang
memang berbeda jalan dan tidak bisa disatukan. Klo kata temanku, ‘cinta
terlarang’. Atau klo ga malah menyukai seseorang yang tidak kumengerti jalan
pikirannya. Orang yang keras kepala ketemu orang yang keras kepala. Dan akhirnya
ketika bubar jalan malah membuat kita merasa nyaman walaupun sesaat ada rasa
menyedihkan juga.
Yeeeeah.
Semua ada waktunya. Ikhlaskan yang sudah2. Hidup terus berjalan. Mungkin yang
kemarin2 memang bukan jodoh. Klo tidak jodoh mau bagaimana pun berusaha tidak
akan jadi.
Di
saat yang tepat nanti pasti akan ketemu dengan seseorang yang tepat.
Yeaaaah...
Just let it flow.
Bagaimana
dengan ungu?
Aku
akan tetap suka warna ungu.
Bukan
karena dulu waktu SMP pernah suka ama kakak kelas yang sepedanya warna ungu.
Juga bukan karena waktu kuliah menyukai kakak angkatan yang motornya warna
ungu. Hahahaha.....
Tapi
aku memang benar2 menyukai warna ungu.
Karena
buatku ungu itu warna yang lembut dan kalem. Hehehehe....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar