Meja
kerja siapa yang berantakan?
Deeeuuuh...
ga usah ngomongin orang lain, tentu saja meja kerjaku. Hahahaha.....
Sudah
bertahun-tahun beginilah keadaannya. Dulu di awal2 ada banyak orang yang
berkomentar. Sekarang lama2 saking udah terbiasa melihat, ga ada lagi yang
berkomentar. Mungkin orang2 yang baru datang ke ruanganku aja yang berkomentar
dalam hati.
Ah...
bodo amat. Yang penting kerjaanku bisa kubereskan semua.
Aku
akan sangat kesulitan klo ada orang yang membantuku merapikan berkas2 di
mejaku. Akan butuh waktu yang lama untukku mencari berkas2 yang kuperlukan
karena aku sudah hafal di mana aku harus mencari berkas yang kuperlukan. Klo ga
di tumpukan meja sebelah kanan ya di sebelah kiri. Klo ga di belakang kursiku ya
di atas container kecil di mejaku. Hahahaha......
Pernah
aku membaca sebuah artikel (aku lupa di mana), tentang jangan malu dengan meja
kerja yang berantakan, karena dari meja kerja yang berantakan itulah akan lahir
ide2 briliant. Terbukti dari meja2 kerja ilmuwan terkenal seperti Albert
Einstein, meja kerjanya sangat berantakan. Tumpukan2 di mejanya itu sudah ada
skala prioritas, mana yang harus dikerjakan dulu mana yang harus dikerjakan
kemudian.
Yiiiieeeey....
merasa ada balad dan ada pembelaan.
Mejaku
biarpun berantakan, aku tahu mana yang harus kukerjakan dulu, yaitu yang berada
di tumpukan atas. Klo yang di tumpukan atas itu sudah beres kukerjakan, segera
kuarsipkan ke lemari bersama arsip2 yang lain. Terkecuali aku tahu dalam waktu
dekat aku masih membutuhkan berkas itu, berkas itu kemudian kutaruh di tumpukan
yang lebih bawah yang masih dengan gampang bisa kutemukan.
Soooo.....
jangan malu lagi punya meja berantakan ya. Karena dari meja berantakan ini
pulalah lahir tulisan2 ga pentingku ini. Hehehehe......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar