Februari 26, 2012

KANGEN SIARAN TIVI ZAMAN DULU.......


Entah kenapa, sekarang2 ini yang jadul2 jadi amat ngangenin.
Siaran tv yang meskipun sekarang ini ada banyak pilihan, tapi rasa antusias untuk menontonnya tidak lagi kayak zaman dulu waktu tv cuma ada 1 siaran, TVRI. Zaman belum ada iklan, zaman siaran tv cuma sore mpe jam 12 malam kecuali hari minggu siaran sejak pagi. Siaran tv benar2 ditunggu-tunggu waktu itu. Mungkin karena ga ada pilihan lain juga hingga waktu itu bisa apal acara tv di luar kepala dan hampir semua acara ditonton.

Sekarang2 ini sudah mulai bosan dengan sinetron2 yang bila diikuti bagus di awal, kemudian coz rating tinggi, cerita diperpanjang mpe melenceng dari alur cerita, mpe muter2 ga karuan, membuat jenuh yang menonton. Coba klo cerita terus di-stop aja dengan cerita dan ending yang masuk akal, pasti akan lebih membekas di hati pemirsa dan tidak akan ditinggalkan oleh pemirsanya.

Ceita sinetron yang kemudian pasti ada kisah amnesia, bayinya ditukar, operasi wajah coz ada penggantian pemain, tindak kriminal yang tak henti2 yang lama2 cenderung sadis, ini benar2 tidak mendidik. Kejahatan kok dilakukan bertubi-tubi dan lama2 semakin menjadi. Pihak yang ditindas semakin tertindas dan teraniaya. Yang jahat berjaya dan saat ending terlihat ada pemaksaan ending dengan tokoh yang super jahat meninggal dalam kecelakaan atau bencana alam, tokoh yang kejahatannya bisa dimaafkan kemudian bertobat dan pihak2 yang teraniaya kemudian hidup bahagia bersama keluarganya.

Meskipun aku ga benar2 menonton coz remote tivi-ku ga lagi berfungsi jadi kadang2 mpe malam tivi-ku menayangkan channel tivi yang sama mpe aku jadi mau ga mau tahu jalan cerita dan penasaran. Biarpun kadang ga nonton ending-nya, selalu tanya ke temanku yang menonton, ‘Bagaimana ending-nya?’

Melihat sinetron2 yang seperti ini, jadi kangen drama2 seri zaman aku kecil dulu.
Aku Cinta Indonesia (ACI), Losmen, Jendela Rumah Kita, Rumah Masa Depan, Keluarga Cemara. Cerita2nya sederhana tentang kehidupan sehari-hari, tapi benar2 sarat nilai2 moral. Tidak menampilkan kehidupan glamour seperti sekarang2 ini yang terlalu banyak diekspos. Kehidupan di pedesaan yang menyenangkan, kehidupan bertetangga yang baik, alam yang hijau belum banyak polusi. Bahkan kejahatan2 pun paling2 orang mencuri, pertengkaran dengan tetangga, pedagang yang mencurangi timbangan. Tidak sampai fitnah yang keji, usaha mencelakai orang dan pembunuhan2 yang begitu gampang dilakukan dengan pembunuh bayaran. Sepertinya uanglah yang berkuasa. Kalau ada uang, dunia pun bisa kita kuasai. Benar2 tidak mendidik.

Kangen Bu Broto dan Pak Broto, Bu Subangun yang galak dengan matanya yang gemar melotot, Jeng Sri dan banyak tokoh lain yang aku sudah lupa siapa namanya.

Juga kangen Mbangun Desa dan Kethoprak sayembara yang dulu ditayangkan di TVRI Yogyakarta. Tiap acara ini mulai, satu keluarga sudah duduk manis di depan tivi dan tidak akan beranjak sampai acara selesai. Den Bagusing Ngarso, Sronto, Pak Bina, ke mana engkau sekarang? Juga ‘Opak2 kali Gawe’, ‘Kasaputing Pedhut’, dan apa lagi ya, judul Kethoprak sayembara waktu itu, yang aku rajin mengirim kartu pos tapi sekali pun belum pernah dapat hadiahnya. Hehehehe......

Kangen Tebak Tepat atau Cerdas Cermat antar sekolah yang dulu tayang tiap sore seminggu 2 kali di TVRI Yogyakarta. Adikku, Week, dulu pernah ikut menjadi peserta waktu SD. Jadi ingat, tetangga2 pada ikut nonton ngumpul di rumah, di ruang tengah, sedang ayah-ibu nonton langsung di stasiun tivi. Rame banget. Tetangga2 pada gemes dan sibuk teriak2 menyemangati Week n friends. Andai waktu itu sudah bisa merekam Week kecil n friends yang akhirnya bisa menang berkat Pak Bingkas yang rajin menggembleng, bahkan mpe secara khusus diajak ke tempat ahli wayang supaya Week n friends bisa mengenal tokoh2 wayang di sana.

Panggung Gembira anak2. Acara ini dulu yang kutunggu-tunggu tiap minggu pagi pk.10.00. Lagu2 anak2 yang mendidik dan bagus2. Dulu pencipta lagu anak2 amat produktif. Banyak lagu anak2 dan penyanyi anak2 pun juga banyak. Tidak seperti sekarang yang begitu minim lagu anak2 mpe anak2 kecil banyak yang menyanyikan lagu2 dewasa, lagu cinta2an yang seharusnya bukan menjadi konsumsi mereka. Menyedihkan.

Si Unyil. Dulu juga pernah absen kutonton. Pak Raden, Pak Ogah, Unyil, Usrok, Ucrit. Kenapa sekarang jadi ilang dan kalah oleh Upin-Ipin, Shaunt the Sheep, Doraemon, Crayon Shincan. Padahal nilai2 moralnya sangat banyak.

Acara menggambar Pak Tino Sidin. Hmmmm..... Tiap minggu sore sudah siap dengan kertas gambar dan pensil, mengikuti petunjuk Pak Tino Sidin yang ga bisa lepas dari topi pet dan kacamatanya.
Menggambar lingkaran kecil, lingkaran besar, dihubungkan, dikasih mata, dikasih paruh, dikasih kaki, dikasih ekor, dan jadilah ayam. Hehehe.... really full of fun.

Yah, kita2 yang harus bisa mem-filter, mana siaran yang pas untuk kita mana yang tidak. Mana yang pas untuk anak2, mana yang tidak. Jangan sampai anak2 kita begitu terpengaruh oleh sinetron hingga dengan begitu gampang mengeluarkan kata2 umpatan yang ditirunya dari menonton tivi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar