Februari 17, 2012

KEBAIKAN – KEBAIKAN YANG TAK AKAN PERNAH BISA KULUPAKAN


Aku sering kali mendapatkan pertolongan dari orang2 yang baik, bahkan dari orang yang sama sekali tidak kukenal. Seorang malaikat yang memang dikirimkan oleh Tuhan untuk menolongku.
Aku percaya masih ada banyak orang baik di dunia ini. Aku suka heran mendapati ternyata ada orang yang merasa di dunia ini sudah tidak ada lagi orang baik, orang yang bisa dipercaya. Aku pernah berdebat lama dengan orang seperti ini. Sebuah perdebatan yang ga kunjung berakhir dan akhirnya berakhir menggantung coz dia tetap keras kepala dengan pendiriannya bahwa di dunia ini sudah tidak ada lagi orang yang baik.
Mungkin orang itu pernah dikecewakan oleh orang lain atau pernah saat dia benar2 butuh pertolongan, tidak ada satu pun pertolongan yang datang. Atau barangkali dia kebanyakan baca, nonton ato browsing pas kebeneran kebagian acara kriminal semua.

Seharusnya jangan sampai tindak kejahatan yang memang terlalu banyak diekspos jangan sampai menutup mata kita akan kebaikan2 yang jarang sekali diekspos. Mungkin karena liputan kriminal lebih bisa dijual jadi lebih banyak diulas. Sebenarnya kita harus percaya bahwa di dunia ini masih ada begitu banyak orang baik, hanya saja orang baik tidak suka menngembar-nggemborkan kebaikannya. Mereka menolong dengan tulus, tidak mengharapkan pujian ataupun imbalan. Jangan sampai kita menutup mata bahwa mereka2 yang paling sering menolong kita adalah mereka2 yang berada di sekeliling kita. Yang karena saking seringnya menolong dan memberi perhatian kepada kita, akhirnya itu kita anggap sebagai sebuah rutinitas yang memang sudah sepantasnya dilakukan dan kita terima.

Beberapa kali aku mendapatkan pertolongan yang aku sama sekali tidak tahu bagaimana aku harus membalasnya. Aku tidak tahu penolongku itu orang mana, namanya siapa, bahkan kalau ketemu lagi mungkin aku tidak akan ingat coz waktu itu sudah malam.

Ketika aku masih duduk di bangku SMA, suatu ketika aku pernah pulang kemalaman, naik motor melewati Jl. Wates, Yogyakarta. Waktu itu jalan belum ramai seperti sekarang. Jalan masih gelap di beberapa ruas jalan. Di Rewulu, tiba2 saja motorku mogok kehabisan bensin. Pom bensin waktu itu belum banyak seperti sekarang. Sudah malam penjual bensin eceran juga sudah pada tutup. Aku ingat masih pk. 7 malam tapi jalan sudah gelap banget. Tidak banyak orang berlalu-lalang. Aku mendorong motor sendirian dan tidak tahu harus minta tolong kepada siapa. Menelepon rumah juga tidak mungkin coz waktu itu handphone belum marak seperti sekarang. Aku belum punya handphone dan di rumah juga tidak ada telepon rumah. Benar2 takut klo2 aku ketemu orang yang berniat tidak baik.

Di kejauhan kulihat seorang Bapak sedang berdiri di pinggir jalan. Berharap, mudah2an Bapak ini orang yang baik.
Kuhampiri Bapak itu dan kutanyakan di mana aku bisa mendapatkan bensin.
Bapak itu mengajakku memasuki sebuah jalan kecil, melewati beberapa rumah. Suasana gelap jadi aku tidak ingat seperti apakah rumahnya. Aku pasrah saja, muda2an Bapak ini benar2 orang yang baik.
Bapak itu masuk ke dalam rumah, berbicara dengan orang yang berada di dalam rumah, kemudian keluar membawa jerigen beserta corong plastik.
‘Mau berapa liter?’
‘Dua liter Pak.’
Ternyata Bapak ini benar2 mempunyai bensin.
‘Berapa Pak?’
‘Sudah ga usah.’

Ya ampun. Aku sungguh terharu dengan kebaikannya. Aku orang yang sama sekali tidak dikenalnya. Bapak ini benar2 tulus menolongku. Aku tidak bisa membalas apa2 selain mengucapkan terimakasih.

Dan sebuah kebaikan lagi yang kualami di Bandung.

Tahun kedua aku berada di Bandung. Waktu itu motorku memang masih memakai kunci rahasia. Tidak tahu kenapa motorku jadi bermasalah. Sering tiba2 saja mogok. Dan saat itu, hari sudah malam, sekitar pk.19.30. Motorku mogok di Jl. Cijagra. Dalam hujan gerimis, aku mendorong motorku. Badanku basah campuran antara hujan dan keringat. Dua kali melewati Bapak2 yang lagi nongkrong di depan rumah yang sepertinya itu bengkel.
‘Sudah tutup.’
Bapak2 yang nongkrong itu sama sekali tidak ada niat untuk menolong. Mereka tidak peduli dan terus saja mengobrol.
Huehue... tegaaa.....

Akhirnya kuputuskan untuk terus mendorong motorku sampai ke bengkel di Jl. Buah Batu. Sesampaiku di depan bengkel, kudapati bengkel sudah tutup.
Deeeuh.... Pasrah. Tidak tahu harus bagaimana. Sedang saat itu aku sama sekali tidak membawa uang coz lupa belum ambil uang di ATM. Di seberang jalan ada kantor polisi. Pilihan terakhirku saat itu, kuputuskan untuk menitipkan saja motor ke kantor polisi, besok klo bengkel sudah buka, kuambil motor dan langsung memasukkan ke bengkel.

Sambil mengutak-atik motor, mencoba men-slah dan men-starter, aku berdoa tak henti2. Meminta supaya hujan turun dengan deras supaya ada orang yang sama2 berteduh di bengkel dan bisa menolongku.

Pertama berhenti sepasang suami-istri yang sudah separuh baya. Melihatku sibuk dengan motorku, mereka hanya melihat sekilas tak peduli. Juga beberapa orang kemudian yang ikut berteduh. Mereka akhirnya memutuskan untuk segera berlalu setelah memakai jas hujan.

Pada akhirnya ketika hujan ga berhenti2 juga, ada seorang cowok berkacamata yang juga berteduh. Kelihatan orang yang baik.
Aku menanyakan pada Aak ini, klo motor mogok harus diapain. Aak ini kemudian sibuk membersihkan busi, memeriksa kabel, dsb. Tapi motorku tak kunjung bisa menyala juga.

Saat aku menanyakan apakah ada kemungkinan kunci rahasia berpengaruh pada mogoknya motor, dia bilang mungkin karena itu penyebabnya. Dia mencabut kabel kunci rahasia di bawah jok motor dan menyarankanku besok ke bengkel untuk mengganti kunci rahasia.

Hujan segera reda. Dan Aak yang begitu baik ini, yang sepertinya baru pulang dari kerja, dia tidak meninggalkanku begitu saja. Dia menanyakan rumahku di mana dan bersedia mengantar. Aku dimintanya menaruh kakiku di pijakan kaki motornya supaya aku bisa lebih cepat sampai rumah. Mendorong motor hanya akan terlalu menguras energi dan terlalu riskan. Karena aku tidak punya cukup nyali untuk memijakkan kakiku di pijakan motornya coz takut jatuh, akhirnya dia mendorong motorku dari belakang di bagian pijakan motorku sambil mengemudikan motornya. Aku tinggal jalan saja coz didorong dari belakang olehnya.

Untung hujan sudah reda, untung jalan tidak terlalu ramai. Dia mengantarku sampai dekat kost. Aku tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikannya. Aku yakin pasti dia kecapean. Dia juga terpaksa harus pulang lebih malam karena menolongku.
Saat itu aku sedang tidak memegang uang sama sekali jadi tidak bisa memberinya uang lelah.
‘Makasih Ak.’
Cuma itu yang bisa kukatakan.
Aak itu mengangguk dan sambil tersenyum dia berlalu.

Aku hanya berharap mereka akan mendapatkan banyak kebaikan dan kehidupan yang baik.
Aku percaya Tuhan yang akan membalas kebaikan2 mereka.
Semoga aku bisa mencontoh mereka dengan menularkan kebaikan2 mereka kepada orang2 yang kutemui.
‘Pay it forward’.

     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar