Memfoto
dan difoto aku suka. Tapi klo disuruh jadi obyek foto untuk tujuan tertentu aku
ogah. Foto untuk koleksi pribadi aku baru mau. Aku memang ga bakat jadi foto
model sih, cuma bakal malu2in aja nti hasilnya.
Ke
mana2 aku selalu bawa pocket camera. Bukan apa2. Aku ga mau kehilangan moment2
indah yang barangkali akan kutemui di jalan. Siapa tahu di jalan bakal ketemu
Lee Byung Hyun atau Lee Dong Wook yang lagi liburan ke Indonesia, kan rugi klo
ga dapet gambarnya. Hahahaha...
Dan
karena hobiku yang suka bawa2 kamera ini menyelamatkan kameraku dari maling
yang masuk ke kamar kostku. Syukur dah kau selamat....... ^_^
Kamera
SLR, aku sebenernya suka dan pengin punya, tapi buatku bukan must have coz aku
ga telaten membawanya ke mana2. Selain berat, ribet, juga memakan tempat. Belum
lagi kelengkapan tripot dan lensa bongkar-pasangnya. Tapi tiap kali liburan
selalu berharap ada yang membawa kamera SLR, biar bisa numpang foto, kan
hasilnya lebih maksimal tuh. Tapi kadang kasihan juga ama yang bawa kamera ini,
foto2nya sendiri bakal cuma sedikit coz banyakan si empunya yang bakal banyak
jadi tukang fotonya, yang lain ga bisa make n ga mau berusaha untuk bisa make.
Hahahaha....
Kemarin
aku membaca artikel di Kompas bulan Juli th.2009 tentang memahami filter
digital (basi banget yak, maklum baca dari koran pembungkus laporan). Di situ
diulas tentang komunitas ‘purist’, yaitu komunitas yang tidak menyukai olah
digital sama sekali walau telah hidup di dunia digital. Bagi komunitas ini,
proses pembuatan sebuah foto harus usai saat rana selesai dijepretkan. Tidak
boleh ada upaya apa pun setelah itu. Foto yang diolah digital setelah
pemotretan bukanlah fotografi di mata kelompok ini.
Mungkin
aku sendiri lebih condong masuk ke komunitas purist biarpun aku awam banget
soal motret-memotret. Aku memang ga suka ribet n ga mau ribet. Kameraku sendiri
kuset ISO auto dan flash juga auto. Biar pencahayaan menyesuaikan sendiri. Cuma
kadang2 saja flash sengaja ga kunyalain saat memfoto cahaya di tempat gelap biar
hasil foto terlihat lebih exotic.
Aku
lebih suka hasil foto yang natural. Hasil pengolahan foto secara digital aku
bukannya menolak. Kalau memang hasilnya bagus aku akan bilang bagus, tapi aku
akan lebih menghargai hasil foto asli dari jepretan kamera tanpa polesan olah
digital sama sekali. Kalaupun ada proses olah digital, aku lebih suka melihat
foto yang masih terlihat natural tanpa perubahan yang ekstrem.
Aku
memang sama sekali tidak menguasai pengolahan foto dan tidak berusaha untuk
mendalami coz aku memang tidak punya banyak waktu untuk itu dan memang tidak
berusaha meluangkan waktu untuk itu. Kadang2 saja aku sedikit mengutak-atik
foto, itu pun cuma main crop n mengatur
gelap-terang warna aja.
Foto
yang terlalu banyak ornamen kayak dibingkai, dikasih warna blink2, bintang2
atau bunga2 aku malah kurang suka. Jadi tak seindah warna aslinya.
Hahahaha.....
Tentang
hobi fotografi pun, aku cuma sekedar hobi. Kegiatan yang harus ada saat piknik
ato kumpul bareng temen2. Bernarsis ria ini bener2 bisa menghilangkan stress.
Saat2 melihat hasil foto itu adalah saat2 yang sangat menyenangkan, terutama
untuk dikenang di masa2 mendatang.
Dalam
hal ini sayangnya aku kurang apik dalam menyimpan koleksi foto. Foto2ku dari
zaman bayi sampai SMP sudah tidak ada sama sekali. Foto2 zaman SMA sampai beberapa
tahun kemarin pun banyak yang ilang akibat harddisk rusak juga akibat
dokumentasiku ikut digondol maling sedangkan aku sama sekali belum mem-back
up-nya. Tapi aku masih punya harapan, foto2 di harddiskku yang rusak barangkali
masih bisa diselamatkan dengan membawanya ke dokter harddisk. Tapi sayangnya
untuk saat ini aku masih belum punya budget ekstra untuk itu.
Aku
kurang suka menghabiskan waktu ber-jam2 hanya untuk sebuah obyek. Lebih baik
segera beralih ke tempat lain biar bisa ganti suasana. Aku juga bukan tipe
orang yang mpe rela menunggu ber-jam2 demi bisa mengabadikan sebuah moment,
semisal kayak temanku yang mau menunggu dalam ketidakpastian sampai awan2
beranjak meninggalkan puncak gunung demi mendapatkan foto gunung yang apik.
Maaf, aku pulang duluan ya. Panas. Hehehehe....
Aku
juga kurang setuju saat kakakku yang sangat hobi fotografi mpe bikin istrinya
yang tengah hamil menangis coz mati bosan menunggunya yang sibuk motret2 candi
mpe ber-jam2. Mengambil gambar dengan berbagai posisi tubuh baik sambil
berdiri, jongkok ataupun tiduran. Ini mah keterlaluan.
Makanya
mpe sekarang aku masih kurang bisa memahami orang2 yang saking hobinya mpe rela
menghabiskan waktu berjam-jam untuk memotret, ngolah foto, mancing, melukis,
sampai melupakan orang2 di sekelilingnya yang sebenarnya sangat butuh
perhatiannya. Yah, itu bukan duniaku, jadi sampai kapan pun aku tidak akan bisa
mengerti dunia mereka.
Mari
kita jalani dunia kita sendiri2.
Aku
punya duniaku sendiri dan orang lain pun punya dunianya sendiri.
Yang
penting kita tidak saling mengganggu dunia masing2.
Duniaku
adalah duniaku, duniamu adalah duniamu.
Jangan
coba2 masuk ke duniaku kalau kau sama sekali tak memahami duniaku.
Hahahaha.....