Mei 15, 2011

KETEMU SUSTER CARLA

Tuesday, March 10, 2011

Dua minggu kemarin tepatnya tanggal 27 Februari, ketika kelompok koor-ku sedang bertugas koor, kulihat ada seorang suster di tengah-tengah kelompor koor kami. Siapa ya? Wajahnya kayak sudah familier banget.
Ternyata suster cantik itu Suster Carla, dulunya aktivis di gereja kami. Pantes kok sudah lama sekali tidak melihat cici ini..
Sejak dulu cici yang satu ini pintar bernyanyi dan bermain piano. Lama tidak nampak ternyata cici ini terpanggil menjadi seorang biarawati.
Suster Carla ikut membantu tugas koor kami dari awal sampai akhir. Ya, dia sama sekali tidak kesulitan dengan lagu2 kami coz sejak dulu dia selalu terlibat dalam kelompok koor. Terimakasih sudah membantu sopran suster. Hehe...

Saat komuni, Suster Carla menyanyi solo dengan diiringi piano yang dimainkannya sendiri. Menyanyikan sebuah lagu rohani. Suaranya bagus sekali. Nyanyiannya terdengar jauh lebih indah dan menyentuh dibandingkan dulu sebelum dia menjadi biarawati. Menyanyi dengan penuh penghayatan membuat kami dan segenap umat yang hadir terhanyut. Aku benar2 merasa merinding berdoa usai komuni diiringi alunan suaranya.
Selesai menyanyi terdengar suara tepuk tangan sebagai tanda apresiasi umat yang terpukau oleh nyanyian Suster Carla.
‘Lagiii... lagiii...’
Tapi Suster Carla tidak berkenan menyanyi lagi dan menyerahkan lagu selanjutnya dibawakan oleh kelompok koor kami. Dan segera mengalunlah ‘Diantara Bintang’.

Suster Carla bertandang ke gereja kami bersama beberapa suster lain yang masih dalam satu konggregasi dalam rangka menggalang dana untuk karya misionaris mereka. Umat diharapkan kerelaannya memberikan sumbangan dengan membeli CD lagu hasil karya suster2 ini termasuk di dalamnya sebuah lagu yang dinyanyikan Suster Carla, lagu yang sama yang dinyanyikannya sewaktu misa.

Salut dengan Suster Carla. Dia rela meninggalkan semua demi panggilan imannya. Suster yang cantik, ramah dan energik. Semoga banyak generasi muda yang terpanggil untuk mengikuti jejakmu.

Dulu waktu masih kecil, tepatnya ketika masih TK, aku pernah bercita-cita menjadi seorang suster. Suster yang dekat dengan anak-anak kecil. Ya, dulu waktu kecil, ibuku dekat banget dengan suster2. Aku dulu sering banget diajak main ke Susteran. Bahkan aku pun dulu dilahirkan di kompleks Susteran yang di sana memang ada klinik bersalinnya.
Rasanya nyaman banget tiap berada di sana.
Ruang dalam yang asri dan hijau. Ada kolam ikan dengan air mancur yang airnya selalu bergemericik dan ikan warna-warni yang hilir-mudik ke sana ke mari, banyak tanaman serba hijau, lingkungan yang bersih, goa Maria yang tertata apik. Benar2 merasa adem, damai dan tentram. Halaman depan yang penuh dengan bunga2 bermekaran. Ada gladiol, ada krisan, ada mawar. Dan bunga yang paling kusuka waktu itu aku ingat banget krisan merah. Rasanya pengin kupetik kubawa pulang.

Suster2 yang baik dan ramah. Dulu ibuku suka mengajar sekolah minggu. Otomatis aku rajin datang sekolah minggu, kadang bareng ibu tapi lebih sering berangkat berjalan kaki bersama teman2ku. Kadang2 suster diundang untuk membantu mengajar. Suster selalu mengajar kami menyanyi dan punya cerita2 menarik untuk diperdengarkan ke aku dan teman2ku.
Ya itulah yang dulu mendorongku pengin jadi suster.

Kangen dengan suster2 sahabatku waktu masih kecil. Yang aku ingat namanya Suster Lydia, Suster Georgia. Aku tidak tahu sekarang mereka bertugas di mana. Masih di Jawa ataukah ke luar Jawa? Masih di Indonesia ataukah ke luar negeri? Aku benar2 tidak tahu. Sejak susteran diambil alih oleh konggregasi dari Filipina aku sudah tidak pernah main ke susteran lagi dan kehilangan jejak dengan suster2 sahabatku. Bahkan wajahnya pun sekarang aku sudah tidak ingat. Hanya Suster Georgia yang aku sekilas masih ingat. Dulu jadi pendamping putra-putri altar. Aku masih bersamanya sampai aku duduk di kelas 4 SD.
Berharap suatu saat nanti aku bisa bertemu lagi dengan suster2 di masa kecilku itu.

Seiring waktu keinginan menjadi suster berangsur-angsur mengendur karena aku tidak suka dengan ibuku yang selalu saja membicarakan ke suster2 yang ditemuinya kalau aku bercita-cita menjadi seorang suster. Huehuehue.... Padahal sebenarnya ga ada yang salah dengan itu ya. Mungkin ibuku bangga dengan cita2ku dan memang benar dalam hati kecilnya pengin salah satu anaknya menjadi seorang suster.

Dan sekarang. Aku ga tahu apakah aku masih punya keinginan untuk menjadi seorang suster.
Kadang2 terbersit keinginan untuk tinggal menyepi membaktikan diri ke sebuah panti asuhan. Panti asuhan yang jauh dari keramaian yang berada di daerah pegunungan, perkebunan atau pedesaan. Rasanya hidup bakal benar2 tenang dan damai.
Rasanya cape melihat begitu banyak orang yang berlomba-lomba mengejar materi dan dengan teganya mengorbankan orang2 kecil bahkan teman sendiri demi memperkaya diri.
Ya, banyak yang harus kurenungkan sebenarnya aku terpanggil menjadi apa. Biarlah semua berjalan sesuai apa yang direncanakan-Nya untukku.
Lihat saja nanti....... ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar