Mei 15, 2011

PARANOID DI RUMAH SENDIRI

Saturday, March 12, 2011

Saking sudah lamanya tinggal di kost, kami sudah menganggap kost sebagai rumah sendiri, karena itu kami lebih sering menyebut kost dengan rumah. Pulang ke rumah maksud kami pulang ke kost.
Belakangan ini kami sering merasa paranoid di rumah sendiri. Bukan karena hantu, bukan karena kebanyakan nonton film horror, juga bukan karena ulah preman yang keterlaluan. Ini semua dikarenakan rasa ketakutan dan tidak aman sebagai akibat kejadian beberapa waktu kemarin.

Beberapa kali di pagi hari sering ada orang mencoba masuk ke rumah. Sepertinya orang luar yang berniat tidak baik. Terjadi sekitar pukul 06.00 – 07.00 pagi. Ketahuan masuk ke rumah, orang ini berpura-pura mencari seseorang dengan menyebut sebuah nama, kalau tidak berpura-pura mencarikan kost untuk saudaranya atau pura2 sebagai sales yang menawarkan produk door to door. Dulu2 pernah kejadian beberapa kali, sandal, sepatu ber-merk teman cowok yang datang bertamu selalu ilang diambil orang. Juga beberapa kali handphone penghuni kost. Sepertinya pelaku orang luar yang sengaja mencari kesempatan di pagi hari saat nyawa orang masih belum 100% kembali.

Dan kejadian yang paling membuat kami paranoid terjadi di akhir Februari. Masih pagi2 buta buat kami yang terbiasa bangun matahari sudah lumayan tinggi, sekitar pk. 04.30 WIB, tiba2 terdengar suara ketokan pintu. Saking kencengnya ketokan boleh dibilang itu bunyi gedoran pintu. Suaranya terdengar deket banget, aku mendengar antara sadar dan tidak. Tidak tahu suara itu dari pintu kami atau pintu tetangga. Tak kudengar suara satu pun dari kami bangun membukakan pintu dan aku pun enggan bangun untuk memeriksa. Kalau benar memang bertamu ke tempat kami, ga sopan amat bertamu pagi2 buta gini. Huwwfffh....
Cukup lama suara ketukan itu dan akhirnya karena tidak ada yang membukakan pintu, ketukan itu berhenti dengan sendirinya.

Pk. 06.00, hebohlah kostku. Yang tadinya masih pada tidur terpaksa harus bangun terganggu oleh kehebohan cerita2 kami. Ternyata kami semua mendengar suara ketukan pintu itu. Antara takut dan enggan bangun, tak ada satu pun yang mau dan berani membukakan pintu. Dan memang benar suara ketukan itu berasal dari pintu kami. Menurut Etil dan Dewot yang kamarnya paling depan, mereka mendengar ada orang yang melompati pagar masuk ke teras rumah. Ada dua orang. Terdengar percakapan mereka,’Sudah ada yang bangun kok. Itu sudah mulai terdengar suara2!’
Hohoho... ternyata benar mereka memang bermaksud tidak baik. Melompati pagar yang tingginya hampir sama dengan tinggi badan kami. Huwfffh... sungguh keterlaluan. Kalau memang merupakan tamu dari salah satu anak kost pastilah akan menelepon yang bersangkutan dulu mengabarkan kalau akan datang. Atau paling ga sambil mengetuk bisa menyebut salah satu nama kami. Untunglah tak ada satu pun di antara kami yang membukakan pintu. Dikhawatirkan orang itu memang benar bermaksud tidak baik dan membawa senjata. Ya, apa salahnya kami berjaga-jaga apalagi kami cewek semua.

Ketika bercerita kepada tetangga, Ibu warung dan Aak depan rumah membagi no hp-nya dengan pesan besok lagi kalau ada apa2 sms saja, nanti dipanggilin orang. Terimakasih. Kalau ada kejadian seperti ini benar2 terasa ada gunanya hidup bertetangga dengan baik. Kita tidak bisa hidup sendiri, sewaktu-waktu kita tetap butuh orang lain.

Sejak kejadian itu kita otomatis jadi paranoid dan jadi ekstra hati2. Gerbang depan dan belakang selalu dikunci, pk. 22.00 semua pintu sudah dikunci. Dan tidak bisa disalahkan jika beberapa hari kemudian pk.23.00 ada orang yang berkali-kali menggedor-gedor gerbang dan tidak ada salah satu di antara kami yang mau membukakan pintu. Konjet sudah siap2 dengan sapu di tangannya. Aku mencoba mengintip dari kaca nako kamar Etil tapi tanpa hasil, sama sekali tidak kelihatan siapakah sosok itu. Etil yang mencoba mengintip lewat lubang anak kunci juga tidak bisa melihat apa2. Mencoba memanggil,’Siapa?’. Tetap tidak ada sahutan, yang ada bunyi gedoran pintu gerbang yang semakin kencang.
Akhirnya diketoklah pintu kamar Dewot yang kaca nakonya pas mengarah ke pintu gerbang.
Dewot yang terbangun dengan kaget, berjalan sempoyongan keluar dari kamar sambil memegang hp, katanya,’Itu suamiku. Tolong bukakan!’
Hohohohoho.... maaph tidak tahu.
Kami semua tertawa.

Dan kejadia terakhir yang membuat kami benar2 gerah, terjadi lagi tindakan yang tidak bisa ditolerir yang beberapa tahun yang lalu pernah terjadi. Ada orang gila yang dengan sengaja memasukkan hp-nya lewat celah ventilasi di atas kamar mandi ketika ada salah seorang di antara kami yang sedang mandi. Berusaha merekam video. Sungguh keterlaluan. Untung cepat ketahuan. Sejak awal aku sudah tahu kemungkinan itu bisa terjadi lagi so sengaja kututup lubang kaca ventilasi dengan kertas kado. Tapi beberapa hari kemudia kudapati kertas kado diganti plastik tipis berornamen bungkus kado oleh Tiut, ‘Lebih bagus,’ katanya. Buatku bukan masalah bagus atau tidak bagus tapi masalah ‘safe’ atau tidak. Akhirnya sekarang lubang ventilasi ditutup kembali dengan kertas kado dan di bagian luar di-protect dengan kawat nyamuk tebal biar tidak ada tangan jahil yang bisa masuk.

Mengingat begitu banyak hal yang terjadi, membuatku jadi berpikir ulang. Sudah siapkah aku pindah.
Sampai sekarang oleh seseorang yang sudah kuanggap seperti ibuku sendiri, aku belum diperbolehkan pindah, ‘Belum aman,’ katanya. Instingnya sangat kuat dan boleh dibilang dia memiliki indera keenam. Aku jadi tahu apa alasannya kenapa aku belum boleh pindah. Jujur aku memang lebih takut dengan orang2 yang bermaksud tidak baik daripada hantu. Apalagi beberapa kali aku mendapat teror dari orang tak kukenal yang ada di sana. Salahku juga dulu membagi no-ku ke salah seorang di sana yang tadinya kupikir bisa kupercaya membantu menjaga tempat itu.
Ditambah lagi kemarin nonton ‘Paranormal Activity’. Hohoho.... hantu juga sama menakutkannya dengan orang...
Yayaya.... buat orang penakut seperti aku memang harus punya kesiapan mental yang besar jika memutuskan untuk tinggal sendiri, apalagi jauh dari keluarga begini. Hmmmmm...........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar