Mei 17, 2011

MUDIK LEBARANKU TAHUN 2010

Sunday, May 15, 2011

Sebenarnya ini kejadian tahun lalu, tapi buatku ini merupakan hal seru yang kualami tahun kemarin dan kurasa wajib kuabadikan lewat tulisanku supaya di masa tua nanti aku bisa tertawa saat membacanya.

Flash back ke bulan September tahun 2010.

Aku sebelumnya memutuskan tidak akan mudik saat Lebaran, selain berhemat juga untuk menemani etil yang terpaksa merayakan Lebaran di kost karena tidak libur. Di saat2 terakhir waktu tahu ternyata liburku diperpanjang 1 hari, membuatku berubah pikiran. ‘Harus pulang.’
Hari Selasa tgl 7 September, 1 hari sebelum kepulanganku aku sibuk telepon sana-sini mencari tiket Bandung-Yogya. Tiket Yogya-Bandung aku tidak terlalu khawatir. Temanku yang kerja di PJKA bisa mengusahakannya. Hehe terimakasih.
Menelepon ke stasiun dan agen kereta, semua menyatakan semua tiket jurusan Yogya dan Surabaya sudah habis. Hohoho... really not like this!!!
Menelepon ke agen pesawat. Tiket pesawat dijual hampir satu juta. Hohoho... pemborosan.
Akhirnya aku beralih ke bus. Tiket Kramat Jati sudah habis, tinggal yang kelas ekonomi. Kelas ekonomi di saat Lebaran? Mending tidak usah. Dan beruntunglah aku akhirnya bisa mendapatkan tiket Pahala Kencana berangkat pk.15.00 dari Bandung. Aku minta tolong ke temanku yang menuju kantor pusat dan kebetulan melewatinya untuk membelikan tiket lebih dahulu. Kami berbeda bus coz dia naik Jackal Holiday yang aku sudah tidak kebagian tiket lagi.

Dengan minta izin pulang 1 jam lebih awal, pk.14.00 aku meninggalkan kantor menuju pool Pahala Kencana. Seperti biasa jelang Lebaran, di mana2 pasti macet. Apalagi pool-nya berada di Jl. Riau Junction yang memang pusatnya FO. Mencari taxi tidak ada. Becak yang tadinya da di gerbang luar kantorku pun tidak ada. Akhirnya dalam kondisi gerimis kuputuskan naik angkot. Asal naik angkot yang ke arah timur nti nyambung angkot nanya2. Pas nunggu angkot di pinggir jalan, di seberang jalan kulihat ada taxi yang berhenti coz lampu merah. Kuhampiri taxi itu dan untunglah bapak itu mau mengantarku. Legaaaa....
Memilih lewat Jalan Aceh supaya tidak terkena macet, akhirnya pk.14.45 aku sudah sampai di pool. Benar2 crowded dengan calon penumpang. Tak ada tempat duduk, akhirnya terpaksa menunggu sambil berdiri. Di sebelahku ada seorang bule cewek, tinggi, berambut pirang keriting. Dia sendirian. Salut aku.
Kasihan, siapa tahu dia perlu teman bicara akhirnya kuajak ngobrol.
Dia benar2 tidak tahu bus-nya yang mana? Sebelumnya dia mau naik kereta tapi ternyata kehabisan tiket. Tujuannya mau ke Yogya sama denganku. Waktu kutanya dia bilang bus-nya berbeda denganku. Dia menunjukkan tiketnya. Ketika kutanyakan ke petugas, petugas bilang bus-nya sama denganku. Kujelaskan ke dia klo busnya sama denganku. Untung kutanyakan ke petugas, klo tidak dia bisa naik bus yang salah.

Salut dengannya. Namanya Corina. Dia berasal dari Inggris. Mahasiswi yang bikin janji dengan teman2nya melakukan tour ke berbagai negara selepas kuliah. Berangkat sendiri2 sebagai backpaker dengan bekal buku saku yang di situ tertulis nama2 hotel, tempat wisata, stasiun dan rumah sakit. Waktu aku tanya tujuannya di Yogya dia menunjukkan nama sebuah hotel di dekat2 Jl. Malioboro.
Keterbatasan vocabulary sungguh membatasi percakapanku dengannya coz dia sama sekali tidak bisa berbahasa Indonesia. Tapi sedkit2 meskipun dengan bahasaku yang kacau balau, kami terlibat percakapan.

Dia dan teman2nya merencanakan 7 bulan tour keliling Asia. Dia sendiri sudah berkunjung ke Cina selama 3 bulan, ke India selama 1 bulan, ke Malaysia, Thailand, Vietnam dan Singapura. Tujuan terakhirnya ke Indonesia. Dia sudah mengunjungi Jakarta dan Medan lanjut ke Bandung. Dari Bandung dia akan ke Yogya kemudian lanjut ke Bali. Dia saling sharing pengalaman dengan teman2nya yang sudah lebih dulu berkunjung ke negara2 tujuan via e-mail. Ya, dia sama sekali tidak memegang handpone. Memanfaatkan internet yang disediakan hotel. Hebat ya. Berani amat. Cewek, sendirian di negeri orang.

Diantara sekian negara yang dikunjunginya, dia paling mengalami kendala bahasa di Cina coz di sana jarang yang bisa berbahasa Inggris. Makanan yang dia merasa tidak cocok, di India coz sangat berempah. ‘So spicy....’, katanya.
Ketika kutanya antara Thailand dan Vietnam lebih bagus mana, dia bilang lebih bagus Vietnam coz ada lebih banyak bangunan bersejarah. Dan wisata di Vietnam jauh lebih murah daripada di Thailand coz di sana apa2 masih murah. Tapi wisata laut lebih bagus di Thailand. Soal bahasa meskipun di sana jarang penduduk lokal yang bisa berbahasa Inggris, tapi dia tidak mengalami kendala yang berarti coz banyak turis yang bisa berbahasa Inggris di sana.

Soal masakan Indonesia, dia merasa lidahnya cocok dengan masakan Indonesia. Dia suka masakan Padang. Hehehehe.....

Akhirnya pk.15.30 bus kami datang. Aku duduk sejalur dengan Corina tapi berbeda kursi. Perjalanan diwarnai dengan hujan gerimis. Dari arah Bandung tidak terlalu macet, mungkin karena hujan jadi intensitas kendaraan rada berkurang. Sampai di Nagreg, Garut. Olalala.... macet 1 jam lebih. Aku yang mulai merasa bosan akhirnya update status,’Berdiri, melihat ke depan mobil, ke kanan dan ke kiri juga mobil. Semuanya diam, lagi di-pause. Ayo donk buruan di-play. Pengin cepat the end neee.....’

Sebelahku seorang cewek berkerudung, anak SMA yang mudik ke Purworejo. Dia bersama ayah dan ibunya yang duduk di belakangnya. Untuk mengurangi bosan kami banyak menngobrol ngalor-ngidul sampai akhirnya kami merasa mengantuk dan tertidur.

Dan aku baru tahu, ternyata tiket bisa digunakan sekaligus sebagai voucher makan di sebuah rumah makan di Tasik. Hohoho... free makan malam. Makan tengah malam tepatnya coz kami kemalaman mpe sana. Pk.23.30 kami baru makan. Corina yang ga tahu klo tiketnya yang digunakan untuk membayar, akhirnya naik ke bus dulu mengambil tiketnya yang tidak dibawa serta. Di kasir tiket makan yang sudah digunakan akan disobek. Dihitung jika makanan yang kita ambil melebihi budget akan diminta biaya tambahan. Dan untunglah harga makanan prasmanan yang kuambil masih sesuai budget, so aku tidak perlu membayar ekstra.

Aku memilih semeja dengan Corina. Dia duduk semeja dengan teman sebelahnya di bus, seorang cowok. Untunglah cowok itu bisa berbahasa Inggris. Bahasa Inggrisnya tidak begitu lancar tapi kurasa jauh lebih baik dariku. Hehehehe... Aku baru berani mengajak ngobrol Corina setelah cowok itu pamit mau ke wc. Malu dengan bahasa Inggrisku yang berlepotan.
Kulihat Corina cuma mengambil lauk sedikit sekali. Nasi, cap cay dan 1 bh perkedel. Itu pun tidak habis dimakannya.
Ketika kutanya soal makanannya, dia bilang masih kenyang dan tidak mau masakan yang pedas. Lho katanya suka masakan padang. Hehehe... mungkin sudah kelewat malam, nafsu makan sudah hilang.
Aku biarpun sudah terlalu malam, waktu itu cukup menikmati makananku. Kuhabiskan semuanya. Lapeeer.

Ketika kutanya, perihal dia menghabiskan begitu banyak uang dengan tour Asia-nya ini, dia bilang gapapa. Setelah ini dia akan bekerja untuk mengganti uang yang telah dihabiskannya. Habis banyak gapapa ya, tapi begitu banyak pengalaman berharga yang kamu dapatkan. Great Corina!!! Kamu hebat....

Ternyata macet yang amat sangat harus kurasakan. Mana handpone-ku sudah mulai lowbat. Kuiri-irit untuk menghubungi rumah minta dijemput adikku. Ya, aku memang tidak bilang ke orangtuaku kalau mau pulang coz memang sejak awal memang berniat tidak pulang. Mau kasih surprise. So cuma dedeku yang di Papua dan Nick yang bertugas menjemputku yang tahu.

Karena bosan, akhirnya aku buka fb. Ketika banyak yang nanyain sudah sampe mana, kujawab masih ada di Kebumen. Emang Kebumen tu seluas apa sih. Lihat jam pk.07.00 masih di kebumen. Lihat jam lagi pk.09.00 masih di Kebumen juga. Hohoho....

Saking lamanya di bus, aku mpe apal ma penumpang2nya. Kita saling ngobrol. Ada dua bayi di bus, dan untungnya sama sekali tidak rewel. Ya, AC-nya lumayan dingin sehingga tidak berasa gerah sama sekali.
Teteh yang disampingku dia bersama dua anaknya. Yang satu masih bayi. Anak yang lebih gedhe duduk bersama suaminya. Dia bercerita klo terpaksa harus merelakan 4 tiket Kramat jati 1 hari sebelumnya coz ternyata tidak bisa dikembalikan. Suaminya di hari keberangkatan ternyata ada tugas dadakan jadi terpaksa tiket diundur sehari. Rp.800.000,- melayang begitu saja. Teteh ini tujuannya ke Malang, memang aku naik bus jurusan Malang. Hohoho... ke Malang bakal nyampe jam berapa.

Akhirnya pk.10.30 sampailah aku di Yogya. Legaaa.... 18 jam bo. Kapoook..... Ga akan mudik Lebaran naik bus lagi.
Pamitan ma penumpang2 yang lain, berterimaksih dengan sopir dan kenek yang semuanya ramah dan baik hati, akhirnya aku turun. Menunggu dijemput Nick di perempatan. Aku tidak keburu berpamitan dengan Corina coz dia masih tidur, tidak enak mau membangunkan.

Ayah dan ibu, terutama ibu sangat surprise dengan kepulanganku. Nick menemui ibu yang lagi memasak di dapur dan bilang klo ada tamu penting. Aku segera menyusul ke dapur, berdiri membelakangi ibu. Ketika melihatku, ibu shock, ga bisa berkata apa2, terbengong-bengong. ‘Lho, katanya tidak pulang?’
Hehehehe... surprise!!!!

Ketika aku bercerita ke Nick tentang pertemuanku dengan Corina, Nick menyayangkan kenapa Corina tidak diajak serta ke rumah. Kasihan. Nick mau mengantar jalan2 sekalian untuk memperlancar bahasa Inggrisnya.
Mendengar niatnya, akhirnya kukirimkan email ke Corina, bahwa aku dan adikku bersedia mengantar jalan2 di Yogya. Corina membalas dengan mengundang kita minum kopi di sebuah cafe, tapi kemudian sorenya dia batalkan coz ada perubahan rencana, bersama teman2nya dia berangkat ke Malang, climb the mountain. Heheehe... ke Bromo rupanya. Dia lebih tertarik naik gunung. Mungkin sehari sebelumnya ketika dia mendaki Merapi, kemudian diceritain tentang Bromo, dia menjadi tertarik dan antusias banget pengin ke Bromo.
Have fun Corina.....

Dan yang lebih membuatku tertawa. Temanku yang naik Jackal Holiday, baru mpe Yogya pk.16.00. Hohoho... 22 jam di bus. Untung aku ga kebagian tiket bus yang sama dengannya.
Hehehehe.... pengalaman mudik yang tak kan terlupakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar